Muslim World News On-line
Date of Publication: May 2000
INDONESIAN MUSLIMS FOR GLOBAL PEACE AND JUSTICE
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh
ANCAMAN NUKLIR ISRAEL
Israel akan membuat sebuah ladang nuklir di Golan. Tapi AS malah
menceramahi Pakistan untuk tidak menggunakan nuklir.
David*s Sling, itu nama proyek pembuatan ladang nuklir milik Israel. Nama
Daud diambil dari cerita Bibel tentang Daud dan Goliath, yang juga menjadi
judul buku karangan Shimon Peres yang disebut sebagai "bapak proyek nuklir
Israel" sekaligus mantan menteri pertahanan dan aktor perdamaian.
Dalam proyek itu, rencananya Israel bakal menanam sejumlah bom-neutron
ukuran kecil yang diletakkan seperti ranjau. Karena kecil, tentu tidak
berat. Hanya dibutuhkan dua tentara untuk mengangkat ranjau itu ke lokasi.
Selain bon neutron, Israel telah mengembangkan bom artileri neutron dan
roket yang dipandu laser dengan kepala nuklir. Rencana gila ini konon
dimunculkan untuk mengantisipasi serangan pasukan dan tank-tank Suriah,
setelah penarikan mundur pasukan Israel dari dataran tinggi Golan yang
dicaplok dari Suriah sejak perang Arab Israel 1967. Lokasi ranjau memang
tidak jauh dari Kibbutz Ein Zivan yang hanya beberapa mil dari perbatasan
Suriah.
Tapi sebenarnya, proyek Daud ini tak murni hanya untuk mempertahankan diri.
Sebabnya, selain untuk ditanam di dekat Golan hanya itu bisa saja sebagai
langkah strategis Zionis untuk memeras dan menekan sejumlah negara tetangga
untuk membatalkan rencana penarikan mundur pasukan Israel dari Golan. Tak
heran, sejak awal rencana Israel untuk mundur itu sudah mengundang curiga.
Suriah menyebutkan, Israel memiliki agenda tersembunyi di balik itu, untuk
mengelabui masyarakat internasional.
Surat kabar Inggris, Sunday Times, mengutip sumber-sumber militer AS
mengatakan bahwa bom-netron portabel milik Zionis telah disempurnakan
selama dua dekade di sebuah pabrik sebelah Barat Israel. Senjata-senjata
nuklir itu menurut sumber militer AS telah diuji dan siap digunakan. Dan
memang, menurut mereka, lokasi ranjau di dekat Golan itu sudah masuk dalam
rencana Zionis sejak tahun 1980 an yang dilakukan unit pasukan khusus,
dengan kata sandi Maitar, bahasa Ibrani yang berarti "rantai" untuk
mengangkut bom.
Tahun 1979, Israel pernah dituduh melakukan pengujian senjata nulir. Saat
itu ada sebuah "kilatan misterius" yang dideteksi berasal dari sebuah
lokasi di lautan India, tidak jauh dari wilayah Afrika Selatan. Rezim
apartheid yang saat itu menguasai Afrika selatan, memang bersekutu dengan
Zionis. Diduga, sejak itu, para ilmuwan Israel mengembangkan "bom neutron
taktis" yang beratnya kurang dari 100 gram. Israel disebutkan memiliki
lebih dari 200 bom nuklir konvensional, yang diproduksi di reaktor nuklir
Dimona di gurun Nejev. Reaktor inilah yang menyuplai tritium yang
dibutuhkan dalam membuat bom-neutron.
Bahwa Israel memiliki senjata nuklir memang bukan rahasia lagi. Hingga
saat ini, Israel tercatat sebagai salah satu dari empat negara yang tak mau
menandatangani perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Selain Israel, tiga
negara lain yang tidak menekan NPT adalah Kuba, India dan Pakistan. Dan
hebatnya, Israel sampai kini kuasa menolak inspeksi dari Badan Energi Atom
Internasional (IAEA) terhadap fasilitas nuklirnya.
Begitupun Tel Aviv secara resmi menyangkal memiliki senjata nuklir.
Washington yang mendanai mesin-perang Israel juga ikut-ikutan menyangkal
setiap informasi tentang kapasitas nuklir Israel. Ketika perang Teluk,
Israel memang pernah mengancam akan menggunakan senjata neutron untuk
melawan senjata misil Scud milik Irak. Dan ketika itu AS berusaha menutupi
informasi nuklir Israel. Media berbahasa Ibrani yang beredar di Israel juga
pernah mengulas kapasitas nuklir negara Zionis itu.
Israel juga telah menggertak negara-negara Arab yang menghalangi
keinginannya, dengan senjata nuklir. Seperti disebutkan Sunday Times, Tel
Aviv mengancam akan menggunakan senjata nuklir bila Suriah mendesak tentara
AS keluar dari Dataran Tinggi Golan selama perang Arab-Israel 1973. Ketika
itu, Mesir merebut kembali Sinai.
Anehnya, di tengah hangatnya isu nuklir Israel, baru-baru ini presiden
Clinton malah menceramahi pemerintah negara Islam Pakistan atas
kekeliruannya menempatkan senjata nuklir mendukung tujuan orang-orang
Kashmir. Pernyataan Clinton untuk menutup program nuklir milik Pakistan
jelas merupakan strategi Barat untuk menghadang akses negara muslim pada
tekhnologi modern, utamanya tekhnologi militer. Toh bersamaan dengan itu,
AS telah berencana mendirikan misil nuklir untuk melindungi warga Amerika
dari serangan Iran dan Irak.
Dan ketika bertemu dengan pemimpin Suriah Hafez Al-Asad di Jenewa, Clinton
juga menyalahkan Suriah karena kurang menyambut usulan PM Israel Ehud Barak
agar Dataran Tinggi Golan tetap berada di bawah keamanan Israel.
Israel sendiri kerap menyebutkan bahwa alasan membangun "pertahanan nuklir"
itu lantaran negaranya dikelilingi oleh serigala muslim Arab. Meski
sebenarnya, ketakutan itu tidak mendasar. Toh, Israel lebih kuat secara
militer ketimbang kelompok negara-negara Arab manapun. Israel menerapkan
wajib militer bagi setiap pemudanya. Dengan alasan mempertahankan diri,
pemilikan senjata api juga dibenarkan bagi penduduk sipil di Israel.
Sementara Pakistan, yang bersebelahan dengan India negara berpenduduk satu
miliar, dianggap tidak membutuhkan pertahanan itu.
Meskipun India juga memiliki proyek senjata nuklir yang tak kalah
dahsyatnya.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh
(DI-12/05/00)
Source : Sabili
|