''Wahai Al Hambra! Wahai Al Hambra!
Wahai istana yang dihias oleh malaikat seperti kehendak khayalan, dan
jadi lambang keserasian!
Wahai benteng yang memiliki kemuliaan, yang dihias dengan ukiran dan
lukisan, bak bunga-bunga dan ranting-ranting yang rindang menggelantung!
Tatkala sinar rembulan yang keperak-perakan memantul pada
dinding-dindingmu, dari sela-sela bangunan arabmu, terdengar bagimu di
malam hari suara yang menyihir akal.''
Victor Hugo [Penyair Perancis]
Al Hambra adalah sebuah istana merah yang merupakan lambang kemajuan
dan kebesaran kota Andalusia dengan puluhan menara pengawas yang
menjulang tinggi, didirikan di atas bukit kecil bernama Asabica yang
berada di atas ketinggian 150m dari kota Granada (Spanyol). Di bawahnya
terdapat pucuk kayu yang menghijau rindang. Jalan menuju kompleks Al
Hambra dipenuhi oleh pohon-pohon yang tumbuh secara teratur ditambah
dengan sayup-sayup desiran air yang memancar dari pancuran yang terdapat
di sepanjang jalan tersebut.
Jika kita melihat dari atas laksana hamparan ladang yang luas dan
subur. Sebuah bangunan yang merupakan tempat terindah di dunia dan
mencengangkan setiap orang yang melihatnya, menjadi pusat perhatian para
wisatawan yang datang silih berganti dari zaman ke zaman, dan banyak
memberi inspirasi para arsitek. Di dalamnya terdapat ruang yang sangat
banyak dan indah. Subhanallah!!
Nama Al Hambra mengandung suatu arti tertentu. Ada yang berpendapat
bahwa Al Hambra berasal dari Al qal'a al hamra, yang artinya istana
merah, karena istana ini dibangun dari tanah liat berwarna merah dan
berdiri di atas tanah yang berwarna merah. Sedangkan pendapat yang satu
lagi berasal dari nama seorang sultan yang mendirikan Al Hambra pada
abad ke-13 yaitu Sultan Muhammad bin Al-Ahmar!
Proses pembangunan kompleks Al-Hambra dilakukan secara bertahap.
Bangunan tersebut ditambah dan diperluas oleh sultan-sultan yang
memerintah sesudah Sultan Muhammad bin Al-Ahmar 1, seperti halnya masjid
Al Mulk. Masjid ini didirikan oleh Sultan Muhammad II sehingga disebut
Masjid Sultan. Masjid ini akan terlihat ketika kita berada di hadapan
gerbang Al-Hambra. Di atas pintu gerbang masjid ini terdapat tulisan
arab berbunyi: 'izza Maulana Al Sultan Abdillah' sedangkan di
bagian bawahnya terdapat sebuah syair berbunyi:
''Maha suci Allah Yang telah menjadi pelindung bagi setiap
hambanya.
Yang telah memberi Islam sebagai karunia dan nikmat.
Yang telah dimenangkan atas apa yang dikehendakinya.
Hanya Islam yang akan menjadikan kamu hidup selamat dan
bahagia''. Mihrab masjid ini sangat indah dan menakjubkan berhias
berbagai ukiran yang sangat halus. Kabarnya, dulu hiasan tersebut
bertatahkan permata zamrud dan zakut. Namun kini permata itu tidak
dijumpai lagi. Pada dinding dan langit-langit masjid ini terdapat ukiran
yang diselingi dengan tulisan arab berbunyi: Al qudratu billah
(kekuasaan ada di tangan Allah), Al mulku lillah (kerajaan itu
adalah milik Allah), La ghalibah illallah (tiada yang menang
selain Allah) dan sebagainya.
Selain Masjid Sultan terdapat pula ruangan lain yang didirikan oleh
Sultan Yousuf I pada akhir abad ke-14. Namanya Qa'atu Hukmi, yaitu ruang
pengadilan berbentuk bujur sangkar berukuran 15x15 m2 dengan tinggi 20m.
Di dalamnya terdapat lambang yang menggambarkan tangan tertadah ke
langit dan di sampingnya terdapat gambar anak kunci, maksud dari gambar
ini adalah keadilan membuka jalan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Interior ruangan ini juga dipenuhi oleh ukiran. Pada bagian terasnya
terdapat deretan tiang dipenuhi ukuran yang sangat indah. Tiang tersebut
sekaligus berfungsi sebagai pengokoh. Ruangan ini biasanya digunakan
Sultan untuk bersidang.
Sebelah Barat Qa'atu Hukmi, terdapat sebuah taman yang bernama
'Hausyus Siba' yaitu taman singa. Lantai taman ini terbuat dari
marmer, dan di tengahnya terdapat sebuah pancuran air berbentuk segi
enam. Pancuran ini bertingkat dua, dengan 12 patung singa yang berdiri
tegak dan kokoh. Dari mulut patung singa tersebut terpancar air yang
memberi rasa keteduhan.
Di bagian timur dan barat taman ini, terdapat bangunan yang saling
berhadapan. Bangunan di bagian timur bernama Qa'atu Bani Siraj dan di
sebelah baratnya bernama Qa'atu Al-Ukhtain. Bentuk bangunan Qa'atu Bani
Siraj adalah bujur sangkar yang di bagian tengahnya terdapat pancuran
air yang terbuat dari batu pualam. Dinding ruangan ini didominasi oleh
ukiran berwarna keemasan dipadukan dengan huruf Arab yang dijalin sangat
indah. Sedangkan bangunan Qa'atu Al Ukhtain atau ruang perempuan
bersaudara merupakan ruangan yang disediakan untuk dua orang saudara
perempuan Sultan Al Ahmar. Ruangan ini berhubungan langsung dengan
Qa'atu Al Mulk, ruangan Sultan. Ruangan ini tak kalah bagusnya dengan
ruangan yang lain.
Selain taman singa atau 'Hausyus Siba' terdapat taman lain
bernama 'Hausy Ar Raihan'. Berbentuk persegi panjang dengan
panjang 36,60 m dan lebar 23,40 m. Di bagian tengah taman tersebut
terdapat kolam besar yang airnya sangat jernih, kolam tersebut bernama
Al Birkah. Sementara di bagian kiri dan kanan bagian yang
memanjang terdapat sebuah taman bunga yang di setiap ujungnya terdapat
teras yang ditopang dengan deretan tiang marmer yang sangat indah.
Dari keseluruhan ruang yang ada di kompleks Al Hambra, maka ruangan
yang terbesar dan terindah adalah ruangan Qa'at as Safira.
Ruangan ini terletak di tingkat atas dan berwarna kuning. Atapnya
berbentuk kubah dengan langit-langit melengkung dan dihiasi dengan
berbagai macam ukiran yang dengan motif 126 macam ..! Namun karena
sangat halusnya ukiran tersebut, maka motif ukiran yang terlihat seolah
hanya semacam saja. Dinding ruangan ini dipenuhi hiasan yang sangat
indah dan dirangkai dengan tulisan arab berbunyi: 'Kemuliaan dan
kemenangan untuk pemimpin kami Abi Al Hujaj raja yang adil dan
satria'. Sedangkan di sebelah kanan pintu masuk terdapat tulisan
'Kemenangan yang nyata bagi pemimpin kami Abi Al Hujaj Amir
Mu'minin'. Sebenarnya masih banyak ruangan lainnya lagi, namun
karena terlalu banyak tak mungkin untuk menceritakan segala kemewahan
dan kemegahannya dari setiap ruangan satu per satu. Secara garis besar
Al Hambra dihiasi dengan beragam karya seni yang halus khususnya seni
kaligrafi yang menghiasi sebagian besar dindingnya. Berbagai motif
kaligrafi Lailaha illallah dominan menghiasi setiap dinding Al Hambra
tersebut. Sedangkan sejumlah pancuran yang terdapat di istana ini
bersumber dari mata air pegunungan Sierva Nevada. Oleh karena itu,
Machado melukiskan Al Hambra sebagai Aqua oculta que llora (mata air
tersembunyi yang senantiasa menangis). Ya, itulah Al Hambra, lambang
keemasan arsitektur Islam.