Republika Online edisi:
05 Nov 1999

Al Hambra Puncak Arsitektur Islam di Andalusia

''Wahai Al Hambra! Wahai Al Hambra!

Wahai istana yang dihias oleh malaikat seperti kehendak khayalan, dan jadi lambang keserasian!

Wahai benteng yang memiliki kemuliaan, yang dihias dengan ukiran dan lukisan, bak bunga-bunga dan ranting-ranting yang rindang menggelantung! Tatkala sinar rembulan yang keperak-perakan memantul pada dinding-dindingmu, dari sela-sela bangunan arabmu, terdengar bagimu di malam hari suara yang menyihir akal.''

Victor Hugo [Penyair Perancis]

Al Hambra adalah sebuah istana merah yang merupakan lambang kemajuan dan kebesaran kota Andalusia dengan puluhan menara pengawas yang menjulang tinggi, didirikan di atas bukit kecil bernama Asabica yang berada di atas ketinggian 150m dari kota Granada (Spanyol). Di bawahnya terdapat pucuk kayu yang menghijau rindang. Jalan menuju kompleks Al Hambra dipenuhi oleh pohon-pohon yang tumbuh secara teratur ditambah dengan sayup-sayup desiran air yang memancar dari pancuran yang terdapat di sepanjang jalan tersebut.

Jika kita melihat dari atas laksana hamparan ladang yang luas dan subur. Sebuah bangunan yang merupakan tempat terindah di dunia dan mencengangkan setiap orang yang melihatnya, menjadi pusat perhatian para wisatawan yang datang silih berganti dari zaman ke zaman, dan banyak memberi inspirasi para arsitek. Di dalamnya terdapat ruang yang sangat banyak dan indah. Subhanallah!!

Nama Al Hambra mengandung suatu arti tertentu. Ada yang berpendapat bahwa Al Hambra berasal dari Al qal'a al hamra, yang artinya istana merah, karena istana ini dibangun dari tanah liat berwarna merah dan berdiri di atas tanah yang berwarna merah. Sedangkan pendapat yang satu lagi berasal dari nama seorang sultan yang mendirikan Al Hambra pada abad ke-13 yaitu Sultan Muhammad bin Al-Ahmar!

Proses pembangunan kompleks Al-Hambra dilakukan secara bertahap. Bangunan tersebut ditambah dan diperluas oleh sultan-sultan yang memerintah sesudah Sultan Muhammad bin Al-Ahmar 1, seperti halnya masjid Al Mulk. Masjid ini didirikan oleh Sultan Muhammad II sehingga disebut Masjid Sultan. Masjid ini akan terlihat ketika kita berada di hadapan gerbang Al-Hambra. Di atas pintu gerbang masjid ini terdapat tulisan arab berbunyi: 'izza Maulana Al Sultan Abdillah' sedangkan di bagian bawahnya terdapat sebuah syair berbunyi:

''Maha suci Allah Yang telah menjadi pelindung bagi setiap hambanya.

Yang telah memberi Islam sebagai karunia dan nikmat.

Yang telah dimenangkan atas apa yang dikehendakinya.

Hanya Islam yang akan menjadikan kamu hidup selamat dan bahagia''. Mihrab masjid ini sangat indah dan menakjubkan berhias berbagai ukiran yang sangat halus. Kabarnya, dulu hiasan tersebut bertatahkan permata zamrud dan zakut. Namun kini permata itu tidak dijumpai lagi. Pada dinding dan langit-langit masjid ini terdapat ukiran yang diselingi dengan tulisan arab berbunyi: Al qudratu billah (kekuasaan ada di tangan Allah), Al mulku lillah (kerajaan itu adalah milik Allah), La ghalibah illallah (tiada yang menang selain Allah) dan sebagainya.

Selain Masjid Sultan terdapat pula ruangan lain yang didirikan oleh Sultan Yousuf I pada akhir abad ke-14. Namanya Qa'atu Hukmi, yaitu ruang pengadilan berbentuk bujur sangkar berukuran 15x15 m2 dengan tinggi 20m. Di dalamnya terdapat lambang yang menggambarkan tangan tertadah ke langit dan di sampingnya terdapat gambar anak kunci, maksud dari gambar ini adalah keadilan membuka jalan kebahagiaan dunia dan akhirat. Interior ruangan ini juga dipenuhi oleh ukiran. Pada bagian terasnya terdapat deretan tiang dipenuhi ukuran yang sangat indah. Tiang tersebut sekaligus berfungsi sebagai pengokoh. Ruangan ini biasanya digunakan Sultan untuk bersidang.

Sebelah Barat Qa'atu Hukmi, terdapat sebuah taman yang bernama 'Hausyus Siba' yaitu taman singa. Lantai taman ini terbuat dari marmer, dan di tengahnya terdapat sebuah pancuran air berbentuk segi enam. Pancuran ini bertingkat dua, dengan 12 patung singa yang berdiri tegak dan kokoh. Dari mulut patung singa tersebut terpancar air yang memberi rasa keteduhan.

Di bagian timur dan barat taman ini, terdapat bangunan yang saling berhadapan. Bangunan di bagian timur bernama Qa'atu Bani Siraj dan di sebelah baratnya bernama Qa'atu Al-Ukhtain. Bentuk bangunan Qa'atu Bani Siraj adalah bujur sangkar yang di bagian tengahnya terdapat pancuran air yang terbuat dari batu pualam. Dinding ruangan ini didominasi oleh ukiran berwarna keemasan dipadukan dengan huruf Arab yang dijalin sangat indah. Sedangkan bangunan Qa'atu Al Ukhtain atau ruang perempuan bersaudara merupakan ruangan yang disediakan untuk dua orang saudara perempuan Sultan Al Ahmar. Ruangan ini berhubungan langsung dengan Qa'atu Al Mulk, ruangan Sultan. Ruangan ini tak kalah bagusnya dengan ruangan yang lain.

Selain taman singa atau 'Hausyus Siba' terdapat taman lain bernama 'Hausy Ar Raihan'. Berbentuk persegi panjang dengan panjang 36,60 m dan lebar 23,40 m. Di bagian tengah taman tersebut terdapat kolam besar yang airnya sangat jernih, kolam tersebut bernama Al Birkah. Sementara di bagian kiri dan kanan bagian yang memanjang terdapat sebuah taman bunga yang di setiap ujungnya terdapat teras yang ditopang dengan deretan tiang marmer yang sangat indah.

Dari keseluruhan ruang yang ada di kompleks Al Hambra, maka ruangan yang terbesar dan terindah adalah ruangan Qa'at as Safira. Ruangan ini terletak di tingkat atas dan berwarna kuning. Atapnya berbentuk kubah dengan langit-langit melengkung dan dihiasi dengan berbagai macam ukiran yang dengan motif 126 macam ..! Namun karena sangat halusnya ukiran tersebut, maka motif ukiran yang terlihat seolah hanya semacam saja. Dinding ruangan ini dipenuhi hiasan yang sangat indah dan dirangkai dengan tulisan arab berbunyi: 'Kemuliaan dan kemenangan untuk pemimpin kami Abi Al Hujaj raja yang adil dan satria'. Sedangkan di sebelah kanan pintu masuk terdapat tulisan 'Kemenangan yang nyata bagi pemimpin kami Abi Al Hujaj Amir Mu'minin'. Sebenarnya masih banyak ruangan lainnya lagi, namun karena terlalu banyak tak mungkin untuk menceritakan segala kemewahan dan kemegahannya dari setiap ruangan satu per satu. Secara garis besar Al Hambra dihiasi dengan beragam karya seni yang halus khususnya seni kaligrafi yang menghiasi sebagian besar dindingnya. Berbagai motif kaligrafi Lailaha illallah dominan menghiasi setiap dinding Al Hambra tersebut. Sedangkan sejumlah pancuran yang terdapat di istana ini bersumber dari mata air pegunungan Sierva Nevada. Oleh karena itu, Machado melukiskan Al Hambra sebagai Aqua oculta que llora (mata air tersembunyi yang senantiasa menangis). Ya, itulah Al Hambra, lambang keemasan arsitektur Islam.

Diterbitkan oleh Republika Online
Hak Cipta © PT Abdi Bangsa 1999