JAKARTA -- Ketua MPR Amien Rais berjanji akan mengupayakan
Ketetapan (Tap) MPR Khusus bagi Aceh. Ia menyampaikan tekadnya itu saat
menerima delegasi Paguyuban Masyarakat Aceh menjelang Maghrib di Gedung
MPR, Jakarta, Selasa (12/10).
Tuntutan Tap khusus untuk Aceh itu disampaikan Ketua Umum Taman
Iskandar Muda, Mustofa Abubakar. Ia mengatakan, agar persoalan kasus
Aceh tidak semakin bertambah ruwet maka SU MPR 1999 ini mestinya
mengeluarkan TAP khusus untuk Aceh. Dengan demikian, lanjutnya, bila hal
ini dapat dipenuhi maka cukup besar harapannya kasus Aceh dapat
diselesaikan.
''Kami mengimbau agar SU MPR kali ini bisa mengakomodir adanya TAP
Khusus untuk membahas persoalan Aceh. Adanya tindakan ini sekarang
memang sangat ditunggu utamnya agar masalah Aceh bisa diselesaikan
secara cepat dan tuntas,'' kata Mustofa.
Hadir dalam kesempatan itu beberapa tokoh Aceh misalnya, Fachrul R
Tunggung, Hasballah M Saad, Nur Balkis, Nur Dahri Ibrahim, Mawardi
Abdullah, T Saiful Ahmad, Tgk Nasaruddin Daud, dan Prof Baehaqi AK.
Dikatakan Mustofa, bila nanti tuntutannya dipenuhi maka hendakaya Tap
Khusus untuk Aceh itu dapat menampung tiga aspirasi pokok. Pertama,
pengaturan yang jelas tentang persoalan munculnya ketidakadilan politik
di Aceh. Kedua, persoalan ketimpangan ekonomi rakyat Aceh. Dan ketiga,
tentang jaminan penegakan hukum dan HAM untuk Aceh.
''Tap MPR khusus ini memang sangat penting. Sebab, semua orang Aceh
paham bahwa tuntutan referendum di Aceh kini seperti bola salju. Dan
bila hal ini dibiarkan tuntutannya nanti akan lebih 'gawat' lagi: rakyat
Aceh meminta merdeka,'' kata Mustofa.
Menanggapi pernyataan tersebut, Ketua MPR Amien Rais, mengatakan,
adanya tuntutan itu pihaknya memang telah merencanakan akan memenuhinya.
Aceh, ujar Amien, bagi Indonesia adalah segala-galanya. Sebab, bila Aceh
telah lepas dari Indonesia maka itu berarti negara Indonesia sudah tidak
ada lagi.
''Aceh tanpa Indonesia itu sangat mungkin. Dan kenyataan ini tidak
bisa dibalik. Negara Indonesia berdiri dengan fundamen Aceh. Dengan
begitu posisi Aceh bagi kita adalah esensial. Nilai strategisnya sudah
tidak bisa terbantahkan lagi,'' kata Amien Rais.
Amien berpendapat, adanya tuntutan agar MPR membuat Tap Khusus untuk
Aceh memang perlu disambut dengan hati yang lapang. Persoalan di sana
kini sudah sangat akut. Rakyat sudah tak sungkan lagi membicarakan
mengenai referendum.
''Saya sudah lihat sendiri persoalan itu. Bukan hanya mahasiswa atau
rakyat saja yang menuntut referendum kini para ulama pun sudah tergerak
untuk ikut menuntutnya. Bahkan spanduk itu sudah di bentangkan di depan
Masjid Baiturrahman di Banda Aceh,'' tegas Amien Rais.
Menyinggung mengenai suasana Aceh sekarang ini, Mustofa Abubakar
lebih lanjut mengatakan, setelah pengungsi kembali pulang ke rumahnya
masing-masing, di pelosok wilayah Aceh muncul persoalan baru. Dan
persoalan itu adalah munculnya teror yang dilakuakn oleh pihak-pihak
yang tidak dikenal.
''Suasana teror kini muncul dipelosok Aceh. Aksi kejahatan tiba-tiba
meruyak. Bahkan sedihnya lagi, kegiatan penduduk untuk mencari nafkah
sehari-hari kini pun sudah mulai diganggu. Anehnya pelakunya itu tidak
bisa kami kenali,'' kata Mustofa Abubakar.