Republika Online edisi:
13 Oct 1999

Amien Rais Berjanji Upayakan Tap MPR Khusus bagi Aceh

JAKARTA -- Ketua MPR Amien Rais berjanji akan mengupayakan Ketetapan (Tap) MPR Khusus bagi Aceh. Ia menyampaikan tekadnya itu saat menerima delegasi Paguyuban Masyarakat Aceh menjelang Maghrib di Gedung MPR, Jakarta, Selasa (12/10).

Tuntutan Tap khusus untuk Aceh itu disampaikan Ketua Umum Taman Iskandar Muda, Mustofa Abubakar. Ia mengatakan, agar persoalan kasus Aceh tidak semakin bertambah ruwet maka SU MPR 1999 ini mestinya mengeluarkan TAP khusus untuk Aceh. Dengan demikian, lanjutnya, bila hal ini dapat dipenuhi maka cukup besar harapannya kasus Aceh dapat diselesaikan.

''Kami mengimbau agar SU MPR kali ini bisa mengakomodir adanya TAP Khusus untuk membahas persoalan Aceh. Adanya tindakan ini sekarang memang sangat ditunggu utamnya agar masalah Aceh bisa diselesaikan secara cepat dan tuntas,'' kata Mustofa.

Hadir dalam kesempatan itu beberapa tokoh Aceh misalnya, Fachrul R Tunggung, Hasballah M Saad, Nur Balkis, Nur Dahri Ibrahim, Mawardi Abdullah, T Saiful Ahmad, Tgk Nasaruddin Daud, dan Prof Baehaqi AK.

Dikatakan Mustofa, bila nanti tuntutannya dipenuhi maka hendakaya Tap Khusus untuk Aceh itu dapat menampung tiga aspirasi pokok. Pertama, pengaturan yang jelas tentang persoalan munculnya ketidakadilan politik di Aceh. Kedua, persoalan ketimpangan ekonomi rakyat Aceh. Dan ketiga, tentang jaminan penegakan hukum dan HAM untuk Aceh.

''Tap MPR khusus ini memang sangat penting. Sebab, semua orang Aceh paham bahwa tuntutan referendum di Aceh kini seperti bola salju. Dan bila hal ini dibiarkan tuntutannya nanti akan lebih 'gawat' lagi: rakyat Aceh meminta merdeka,'' kata Mustofa.

Menanggapi pernyataan tersebut, Ketua MPR Amien Rais, mengatakan, adanya tuntutan itu pihaknya memang telah merencanakan akan memenuhinya. Aceh, ujar Amien, bagi Indonesia adalah segala-galanya. Sebab, bila Aceh telah lepas dari Indonesia maka itu berarti negara Indonesia sudah tidak ada lagi.

''Aceh tanpa Indonesia itu sangat mungkin. Dan kenyataan ini tidak bisa dibalik. Negara Indonesia berdiri dengan fundamen Aceh. Dengan begitu posisi Aceh bagi kita adalah esensial. Nilai strategisnya sudah tidak bisa terbantahkan lagi,'' kata Amien Rais.

Amien berpendapat, adanya tuntutan agar MPR membuat Tap Khusus untuk Aceh memang perlu disambut dengan hati yang lapang. Persoalan di sana kini sudah sangat akut. Rakyat sudah tak sungkan lagi membicarakan mengenai referendum.

''Saya sudah lihat sendiri persoalan itu. Bukan hanya mahasiswa atau rakyat saja yang menuntut referendum kini para ulama pun sudah tergerak untuk ikut menuntutnya. Bahkan spanduk itu sudah di bentangkan di depan Masjid Baiturrahman di Banda Aceh,'' tegas Amien Rais.

Menyinggung mengenai suasana Aceh sekarang ini, Mustofa Abubakar lebih lanjut mengatakan, setelah pengungsi kembali pulang ke rumahnya masing-masing, di pelosok wilayah Aceh muncul persoalan baru. Dan persoalan itu adalah munculnya teror yang dilakuakn oleh pihak-pihak yang tidak dikenal.

''Suasana teror kini muncul dipelosok Aceh. Aksi kejahatan tiba-tiba meruyak. Bahkan sedihnya lagi, kegiatan penduduk untuk mencari nafkah sehari-hari kini pun sudah mulai diganggu. Anehnya pelakunya itu tidak bisa kami kenali,'' kata Mustofa Abubakar.

Diterbitkan oleh Republika Online
Hak Cipta © PT Abdi Bangsa 1999