BERITA UTAMA WASPADA
SENIN, 11 OKTOBER 1999
Reaksi Pemberondongan Truk Militer:
Aparat Sisir Tujuh Kecamatan Di Pidie
SIGLI (Waspada): Sejumlah aparat keamanan dari TNI dan Polri melakukan penyisiran dan sweeping di tujuh kecamatan sebagai reaksi atas peristiwa pemberondongan dua truk militer, pengeroyokan seorang anggota Koramil di Uleegle, Kecamatan Bandar Dua, dan penculikan seorang anggota Kodim Pidie di Beureunuen, Kecamatan Mutiara, yang diduga dilakukan kelompok (Angkatan Gerakan Aceh Merdeka (AGAM).
Menurut sumber yang berhasil dihimpun Waspada Minggu (10/10), tujuh kecamatan yang menjadi sasaran penyisiran (sweeping) aparat keamanan itu masing-masing Kecamatan Bandar Dua (Uleegle), Meureudu, Tripa, Bandar Baru (Leungputu), Glum-pang Minyeuk (Glumpang Tiga), Beureunuen (Mutiara), dan Padangtiji.
Dalam pelaksanaan penyisiran tersebut, aparat keamanan menangkap lima warga sipil, masing-masing Tgk.Amiruddin, 40, Hamdani Usman, 30, Muhibuddin, 30, Usman M.Thaib, 35, dan Thaib Ali, 14. Nama yang terakhir disebutkan berstatus pelajar di salah satu SLTP. Mereka kini diamankan di Makodim Pidie.
Kelima penduduk yang ditangkap itu semuanya warga Desa Uteuen Bayu, Uleegle, Bandar Dua yang merupakan lokasi pengeroyokan anggota Koramil. "Mereka bukan ditangkap, tapi dibawa ke Makodim untuk dimintai keterangan tentang pengeroyokan seorang anggota TNI," ujar Dandim Pidie Letkol Inf. Iskandar MS.
Menyangkut kasus pengeroyokan anggota Koramil Bandar Dua Sertu Rusdi, 40, yang terjadi Sabtu (9/10) sekitar pukul 07:30 di kawasan Desa Uteuen Bayu, menurut Dandim, dipastikan kerjanya kelompok AGAM yang jumlahnya sekitar empat orang.
Korban pengeroyokan, tambah Dandim, saat itu sedang membantu isterinya mengantar kue ke salah satu warung kopi di kawasan tersebut. Korban kini dirawat di Rumah Sakit Kesrem Lilawangsa, Lhokseumawe dalam kondisi kritis.
Yang Diculik, Belum Diketahui Nasibnya
Sementara Dandim Iskandar mengatakan, seorang anggota Kodim Pidie bernama Kopda Supriadi, 34, yang diculik kelompok AGAM di terminal bus jarak jauh antar kota provinsi Beureunuen, Kecamatan Mutiara, Pidie Sabtu (9/10) sekitar pukul 13:00, hingga kini belum diketahui nasibnya.
Menurut Dandim, korban Kopda Supriadi yang hanya baru beberapa hari ditugaskan ke Makodim Pidie, minta cuti untuk pulang ke kampung halamannya Sumatera Barat (Sumbar). Korban bersama isteri dan anak-anaknya saat itu sedang menunggu bus di terminal Beureunuen, tiba-tiba disergap dan dibawa kabur kelompok tak dikenal. "Saya pastikan ini kerjanya AGAM," tegas Dandim.
Menyangkut kasus penculikan anak buahnya itu, tandas Iskandar, pihaknya terus mencari hingga korban itu ditemukan. "Oleh karena itu masyarakat yang mengetahuinya keberadaan korban agar dapat memberikan informasi," pinta Dandim Iskandar seraya mengatakan pihaknya sudah tahu siapa dan di mana kelompok AGAM bersembunyi selama ini.
AGAM Tidak Tahu Menahu
Sementara juru bicara AGAM Wilayah Pidie Abu Razak mengatakan, tidak tahu menahu dengan peristiwa pengeroyokan dan penculikan dua anggota TNI. "Kalau perisitiwa pemberondongan dua truk TNI jelas memang kerjanya orang kami," ungkap Abu Razak melalui SLJJ dari tempat persembunyiannya.
Sejak Sabtu (9/10) siang, atau beberapa jam setelah tiga tragedi pemberondongan dua truk TNI, pengeroyokan, penculikan anggota Koramil Bandar Dua, dan anggota Kodim Pidie, puluhan aparat keamanan TNI dan Polri menyisir desa-desa dalam kecamatan tersebut. Mereka mencari AGAM yang menembak, mengeroyok, dan menculik anggota TNI itu, namun sampai Minggu (10/10) malam pelakunya belum berhasil ditangkap. Kecuali hanya lima warga sipil yang kini diamankan di Makodim Pidie untuk dimintai keterangan tentang pengeroyokan di Desa Uteuen Bayu, Uleegle. (tim)
----------end----------