WARTA AMBON DALAM CERITA
Kerusuhan kembali berkobar di Ambon saat Ambon dinyatakan pulih setelah tragedi idul fitri berdarah yang menimpa Ambon beberapa bulan yang lalu. Kerusuhan berawal dari Desa sirisori yang diserang oleh gabungan beberapa desa di Saparua dari tanggal 9 - 15 juli 1999. Dan pada tanggal 25 juli 1999 kerusuhan kembali pecah di Desa Poka. Kawasan yang dikenal sebagai daerah pusat studi itu sekarang "menangis". Bagaimana tidak, sebagian besar dosen muslim Universitas Pattimura menjadi korban. Rumahnya dibakar tak tersisa, saat mereka masih terlelap dalam tidurnya.Salah seorang dosen berusaha menyelamatkan diri dengan memakai perahu speed yang bocor. Sementara salah seorang dosen dihadang dengan senjata tajam, sewaktu beliau berusaha menyelamatkan keluarganya. Kini beliau terbaring di salah satu rumah sakit Islam di Ambon, dengan wajah dan badan yang terluka parah.
Di bagian lain daerah poka seperti Perumnas, rumah tiga dan Waelela sebagian dosen dan mahasiswa mengungsi karena rumahnya hancur dan terbakar. Daerah aman pada kerusuhan pertama itu menjadi sulutan api yang imbasnya sampai ke pusat kota Ambon.
Tanggal 28 juli 1999 dari jam 10, Ambon kembali jadi lautan api. Pasukan kaum muslimin yang berada di Batu merah berhadapan dengan nashrani di sekitar pertokoan A.Y. Patty. Para mujahid Waehaong dan Soabali bergerak menuju Talake dalam. Kobaran api dan kepulan asap kembali menyelimuti Ambon. Dalam 8 jam api beraksi, pertokoan A.Y.Patty tinggal puing-puing berserakan.
Perang yang sangat jelas "identitas"nya ini, bagaikan perang Falestina vs Israel. Dari kawasan Al-Fatah dan masjis-masjid sekitarnya terdengar takbiran membahana mengiringi bunyi tembakan dan letupan bom yang terdengar di mana-mana. Warga Ambon kembali panik dan berlari-lari mencari tempat yang aman untuk mengungsi. Tempat-tempat pengungsian kembali dipenuhi oleh para pengungsi. Para pemuda berjaga-jaga dengan membawa parang, tombak dan bom, menjadi sebuah pemandangan yang sudah tak asing lagi bagi warga Ambon.
Para pemuda dengan bangga memakai ikat kepala putih mengangkat senjata sambil berteriak Allahu Akbar. Pengungsi yang memadati 2 mesjid besar Alfatah dan Jami' berzikir tak henti-hentinya menyambut perang yang mempertahankan Islam dan panji-panjinya. Korbanpun berjatuhan di kedua belah pihak. Setiap korban kaum muslimin yang diangkut ke rumah sakit disambut dengan teriakan Allahu Akbar. Dari sekian korban tercatat beberapa pemuda yang Syahid. Dengan wajah tersenyum tergurat pada wajah mereka seakan menyambut para bidadari yang siap menjemput mereka menjemput Rabbnya. Para malaikatpun seakan-akan menyambut mereka sambil berbisik
Diantara orang-orang Mukmin itu terdapat sejumlah laki-laki yang memenuhi janji mereka terhadap Allah. Diantara mereka ada yang memberikan nyawanya, sebagian yang lain sedang menunggu gilirannya. Dan tak pernah mereka merubah pendiriannya sedikitpun juga … !!! (Q.S. Al-Ahzab : 23).
Selamat jalan para tentara Allah.
Salam atasmu sekalian para Syuhada.
Sungguh, Rasulullah akan menjadi saksi nanti di hari kiamat bahwa tuan-tuan semua adalah syuhada di sisi Allah.
Sahid itu indah.
Inilah ladang jihad, disinilah didapati tiket "gratis" ke syurga.
Dari sisi lain satu yang disayangkan adalah bahwa kita masih kekurangn sarana medis maupun apotek. Rumah sakit yang selama ini menjadi tempat bersalin kini berfungsi ganda menjadi rumah sakit umum. Karena rumah sakit umum terletak di kawasan nasrani. Akhirnya korban yang masuk beruntun ditampung di rumah sakit alfatah apa adanya. Persediaan obat-obatan pun terbatas karena kita tidak punya apotek, sementara kebutuhan obat-obatan harus dipenuhi secepatnya. Alhamdulillah dalam situasi ini ketika persedian obat dan cairan infus di rumah sakit habis. Kami dari tim investigasi mengambil inisiatif untuk meminta obat yang ada di Pos keadilan. Menjelang tengah malam permintaan cairan dari rumah sakit terus bertambah sementara persiapan cairan infus dan perlengkapannya habis. Lalu kemana kita mencari ???
Adakah Ikhwan fillah dan akhwat fillah yang masih peduli dengan kami ??? Semoga Allah membalas semua amal kebajikan kita. Dan menguatkan kami di sini. Di Ambon yang sedang berduka.
Diceritakan oleh :
Diah Fajariah
Ketua Departemen Kajian dan Strategi KAMMI Jarda Maluku.
|