Empat Mayat Tewas Di depan kantor Camat

CONTENTS

Update: 00.30 Wib Minggu, 22 Agustus 1999
_________________________________________________________________

Empat Mayat Tewas Di depan kantor Camat

Serambi-Bireuen
Warga Bireuen, Aceh Utara dibuat geger, menyusul ditemukan empat mayat lelaki yang ditumpuk di Jalan Negara, depan Kantor Camat Jeumpa, Aceh Utara dengan leher yang tergorok, Sabtu (21/8) pagi. Masyarakat Bireuen yang baru bebas dari aksi mogok massal, kemarin, kembali dikejutkan dengan ditemukan empat mayat berkelamin laki-laki, sekitar pukul 07.00 WIB. Tiga, dari empat mayat itu, tewas menggenaskan, setelah lehernya digorok orang tak dikenal. Satu mayat lagi, juga dalam kondisi menyedihkan dengan usus terburai, yang diduga dibacok dengan golok, di bagian perutnya.

Mayat-mayat tersebut ditumpuk di pinggir jalan negara, yang satu sama lainnya saling bertindihan, yang diatas tubuhnya itu, bertebaran jerami (jumpung). Ditemukannya mayat lelaki muda itu, begitu cepat menyebar, sampai ke Kota Matanggeulumpang Dua, dan ratusan warga berdatangan untuk melihat. Sekitar pukul 08.30 WIB, petugas dari RSU Bireuen menjemput mayat-mayat tersebut, dengan mengunakan dua unit ambulance.

Keiingintahuan masyarakat berlanjut sampai ke RSU, sehingga rumah sakit kebanggaan warga Bireuen itu, dipenuhi orang-orang yang ingin melihat, sekaligus ingin tahu identitas mayat tergorok itu. Dari empat mayat tersebut, hanya satu mayat yang di saku celana pemuda berambut pendek itu, ditemukan kartu tanda penduduk (KTP), selainnya tanpa identitas. Dalam KTP tertera nama Muhammaddan (29), dengan alamat Desa Simpang Jernih, Lokop, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur. Keterangan yang dihimpun Serambi memprediksikan, korban dihabisi, sekitar pukul 24.00 WIB-03.00 dinihari. Karena darah yang membasahi leher yang ternganga, akibat gorokan, belum begitu kering dan masih mengeluarkan bau anyir. Korban ditumpuk di satu tempat di berem jalan, dengan tubuh bertindihan, dengan posisi tidak beraturan. Satu diantara korban yang ususnya terburai, tampak kain warna merah --seperti pengikat kepala--yang melingkar di bawah hidung yang simpulnya di bagian belakang kepala. Ciri-ciri para korban yang masih belum diketahui identitas adalah; dua orang berambut pendek, tinggi 163 CM-165 CM, umur diperkirakan 27 tahun-28 tahun. Baju-baju yang digunakan berwarna coklat lengan panjang, dan T-Shirt bergaris-garis. Satunya lagi, rambut agak panjang, dengan tinggi 164 CM, memakai baju warna biru terong berlengan panjang, dengan celana Jean biru dongker, umur diperkirakan 26 tahun. Sampai kemarin malam, ke empat korban masih terbaring di salah satu ruangan UGD RSU Bireuen.

Bireuen Pulih

Kota Bireuen yang sempat mencekam selama berlangsungnya aksi mogok massal, sejak 14 Agustus lalu, mulai menunjukkan warna aslinya. Sebagian besar toko, termasuk warung kopi sudah buka kembali, bahkan sektor transportasi sudah pulih, dengan aktifnya kenderaan angkutan umum.

Kondisi yang sama juga terlihat di Kota Matanggeulumpang Dua, Aceh Utara. Bahkan, para pemilik pertokoan maupun pengusaha warung kopi, sudah membuka usahanya, dan mulai marak, sejak 20 Agustus 1999. Hanya saja, baik di Bireuen maupun di Peusanga, perkantoran pemerintah masih tutup total, termasuk belum pulihnya pusat pendidikan, mengingat anak-anak sekolah, belum lagi belajar sampai, Sabtu (21/8).(tim)
_________________________________________________________________

Di Pidie: Pasar Normal, Pegawai dan Siswa Masih Mogok
* Angkutan Umum Mulai Pulih

Serambi-Banda Aceh
Aktivitas kegiatan masyarakat di Kabupaten Pidie, Sabtu (21/8), mulai normal setelah hampir sepekan terhenti akibat isu mogok 16 sampai 20 Agustus. Pusat-pusat perbelanjaan, baik di ibukota kabupaten maupun kecamatan, bergairah seperti biasanya. Namun, hingga kemarin, kantor-kantor pemerintah dan sekolahan masih sepi akibat banyak pegawai dan siswa yang "meliburkan" diri.

Sementara itu, arus transportasi angkutan umum, baik lokal maupun antarpropinsi, berangsur pulih. Dari Medan dilaporkan, beberapa perusahaan bus mulai melayani penumpang tujuan Lhokseumawe dan Banda Aceh. "Gairah" yang sama juga diperlihatkan bus antarpropinsi yang berangkat dari Banda Aceh.

Enggan

Kakandepdikbud Pidie, Drs Salman Ishak melalui Kasubag Tata Usaha Drs Muhammad Yusuf kepada Serambi membenarkan hanya sekitar 30 persen dari jumlah 54.000 pelajar di sana yang datang ke sekolah. "Kami baru saja menerima laporan dari masing-masing kepala sekolah yang melaporkan, banyak siswa masih enggan ke sekolah. Sehingga, kegiatan belajar mengajar belum terlaksana dengan lancar. Dan, sebagian sekolah di kecamatan-kecamatan terpencil masih tutup," sebut Muhammad Yusuf. Berdasarkan laporan para Kasek tersebut, menurut Muhammad Yusuf, kegiatan belajar mengajar akan merata sepenuhnya pada Senin (23/8). "Sangat dimungkinkan, mereka siswa akan belajar sepenuhnya pada hari tersebut, karena semua angkutan umum akan berjalan normal," sebutnya. Pantauan Serambi, tidak hanya puluhan ribu siswa masih enggan belajar, tapi juga terlalu banyak pegawai negeri sipil (PNS) dari berbagai dinas/instansi di Pidie, masih ikut-ikutan malas ke kantor. Padahal, sarana angkutan umum sudah berjalan normal seperti sediakala.

Pasar Diserbu

Terbebasnya masyarakat dari aksi mogok massal selama sepekan, membuat suasana ibukota kabupaten dan sejumlah kota kecamatan dibanjiri manusia. Sehingga melahirkan kesan, masyarakat sedang menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri (Lebaran).

Pusat-pusat perbelanjaan yang menjual kebutuhan dapur, terlihat menjadi sasaran utama dari pembeli. Jalan-jalan protokol yang sepekan sebelumnya sepi, kini hiruk pikuk dengan suara klakson angkutan umum, mobil, dan kendaraan roda dua. Bahkan, sejumlah jalan protokol di Kota Sigli sempat macet.

Terminal bus jarak dekat dan jarak jauh di Sigli yang sebelumnya sempat dijadikan lokasi perlombaan layang-layang, pagi kemarin, mulai dipadati angkutan. Di sejumlah kota kecamatan, seperti Padang Tiji, Simpang Tiga, Kembang Tanjong, Beureunuen, Kota Bakti, Indrajaya, pemilik toko mulai membuka tempat usahanya.

Kendati nadi perekonomian mulai sembuh, hasil usaha petani seperti cabai merah, bawang merah, tomat, pisang, dan lainnya, harganya masih anjlok. Harga tomat Rp 500 per-kilogram, cabai merah Rp 2.300 per kilogram, dan bawang Rp 2.500 hingga Rp 2.800 perkilogram.

Beroperasi

Kecuali perusahaan bus CV Kurnia Grup, mulai Sabtu, belasan bus trayek antarpropinsi CV Pelangi jurusan Medan-Banda Aceh mulai beroperasi kembali untuk perjalanan siang. Selain itu perusahaan bus PMTOH juga membuka kembali trayek Medan -Banda Aceh, namun hanya mengoperasikan satu sampai dua bus saja sehari.

Dari stasiun perusahaan CV Pelangi, Sabtu, terlihat penumpang berjubel mengambil tiket untuk jurusan Banda Aceh dan Lhokseumawe. Beberapa penumpang untuk jurusan Banda Aceh dan Lhokseumawe mengatakan mereka telah sepuluh hari terperangkap di Medan karena tidak satupun ada bus ke Aceh. Selama di Medan mereka menumpang di rumah-rumah kenalan atau famili.

Menurut seorang karyawan perusahaan bus CV Pelangi, perusahaan itu setiap hari mulai Sabtu (21/8) mengoperasikan empat bus untuk jurusan Medan-Banda Aceh, dan tujuh bus yang sama untuk jurusan Lhokseumawe dan Sigli.

Mahasiswa baru

Sementara itu di Medan, Rektor Universitas Sumatra Utara (USU), Prof Dr Chairuddin P Lubis DTMH SpAK, Sabtu kemarin, menyatakan memberi kelonggaran batas pendaftaran terhadap sekitar 100 mahahsiswa baru lulusan UMPTN 1999-2000 asal Aceh sampai Sabtu (4/9). Ke 100 mahasiswa baru asal Aceh itu hingga Sabtu kemarin belum mendaftar ke USU. Chairuddin mengatakan dapat memaklumi kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa baru asal Aceh dan karena itu USU memberi kelonggaran dan memperpanjang masa pendaftaran. Dikatakan dari 4.000 mahasiswa baru yang diterima USU, sebanyak 3.371 telah mendaftar, sisanya dari daerah-daerah termasuk Aceh. Mahasiswa baru asal Aceh lulus UMPTN untuk jurusan ilimuilmu eksakta dan sosial.

Rektor berharap dengan beroperasinya kembali angkutan umum, mahasiswa baru asal Aceh yang akan mengikuti kuliah untuk berbagai jurusan dapat memenuhi jadwal pendaftaran yang telah diulur waktunya selama tujuh hari itu.(da/bas)
_________________________________________________________________

Dua Polisi Korban Kekerasan, 1 Tewas

Serambi-Lhokseumawe
Dua anggota polisi Polda Aceh, Sabtu (21/8), menjadi korban tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang tak dikenal. Seorang tewas dengan kondisi leher digorok, dan seorang lagi cedera serius akibat ditembak dengan senjata laras panjang.

Kopral Kepala (Kopka) Ali Rahman Siregar (42), anggota Polsek Dewantara, Aceh Utara, ditemukan sudah tak bernyawa dengan leher berlumur darah tak jauh dari pabrik kertas PT KKA, Kecamatan Nisam. Sedangkan Sersan Mayor (Serma) Sofyan Hasan, Kepala Unit (Kanit) Polsek Nurussalam, Aceh Timur, mengalami luka serius setelah dua butir peluru menembus tubuhnya. Korban kini dirawat di RSU Langsa. Kapolres Aceh Utara Letkol Pol Drs Syafei Aksal melalui wakilnya Kapten Pol Drs Eko Para, kemarin, menjelaskan, jenazah Ali Rahman ditemukan oleh masyarakat Kecamatan Nisam. Ia memperkirakan, korban telah meninggal dunia 10 jam sebelum ditemukan.

Sejauh ini, pihak Polres Aceh Utara belum mengetahui motif di balik pembunuhan tersebut. Menurut Kapolres, selama ini almarhum mempunyai hubungan baik dengan masyarakat sekitar. "Kita tak tahu kenapa almarhum dihabisi," kata Wakapolres mengutip pernyataan Kapolres. Alamarhum Ali Rahman, menurut Kapolres, telah 20 tahun bertugas di kepolisian. Pukul 10.00 WIB Sabtu kemarin, jenazah korban dievakuasi ke Medan untuk dikebumikan.

Sekarat

Sementara itu, Serma Sofyan Hasan ditembak oleh orang-orang tak dikenal di jalan negara Banda Aceh-Medan, persis di kawasan perbatasan Kecamatan Nurussalam dan Kecamatan Julok, Sabtu (20/8) siang. Hingga berita ini diturunkan, Sofyan Hasan masih dalam kondisi sekarat di ruang operasi RSU Langsa. Istri korban, Hasidah Nur (36) terus mendampingi sang suami, sambil tak henti menangis.

Kapolres Aceh Timur Letkol Pol Drs Abdullah Hayati yang melihat korban di RSU, kepada Serambi menjelaskan, pada tubuh korban ditemukan dua lubang tembus peluru. "Pelurunya tidak ditemukan lagi dalam tubuh korban," katanya.

Abdullah Hayati mengatakan, setelah terjadi penembakan tersebut, sejumlah anggota polisi langsung dikerahkan melacak jejak para penembak yang mengendarai sepeda motor itu. "Sampai malam ini (tadi malam -Red) kita masih mencari pelakunya," tambah Kapolres. Keterangan yang dihimpun Serambi dari pihak kepolisian maupun dari istri korban, menyebutkan peristiwa itu terjadi ketika Sofyan Hasan dan istri pulang berbelanja dari pasar Kutabinje, Kecamatan Julok, Sabtu siang sekitar pukul 11.30 Wib.

Meski tinggal di Bagok, kecamatan Nurussalam, pasangan suami istri ini memang kerap pergi berbelanja dengan sepeda motor ke Kutabinje, yang berjarak sekitar 3 km dari rumah mereka. Dalam perjalanan pulang, mereka berhenti sejenak di sebuah kios penjual minyak untuk membeli minyak tanah di kawasan Desa Keudeu Jurong, Kecamatan Julok. Sementara Hasidah membeli minyak, Sofyan menunggu di atas sepeda motor.

Waktu itulah, muncul dua orang bersepeda motor berboncengan. Dari jarak sekitar 20 meter, salah seorang di antaranya mengeluarkan senjata laras panjang dan mengarahkan tembakan, pada awalnya ke bawah/tanah --dekat kaki-- suaminya. Kontan saja, Hasidah buru-buru kembali masuk ke kios minyak. Suaminya pun langsung tancap gas. Ketika melarikan diri inilah, Sofyan Hasan diberondong peluru. Disaksikan banyak orang di depan kedai-kedai yang berdekatan. Hasidah jelas sekali mendengar suara serentetan tembakan. "Saya panik dan takut sekali," kenangnya.

Berselang beberapa menit, Hasidah keluar dari tempat persembunyiannya, dan mencari-tahu keadaan suaminya. Sekitar 100 meter dari kios minyak itu, terlihat tubuh suaminya sudah bersimbah darah dan menggelepar di pinggir jalan negara. Para penembak tak dikenal itu ternyata telah pergi entah ke arah mana.

Sebuah mobil ambulan yang kebetulan lewat di kawasan itu distop Hasidah, dan kemudian membawa suaminya ke Puskesmas Kecamatan Julok. Karena cukup kritis dan perlu operasi khusus, korban kemudian dilarikan ke RSU Langsa. "Korban mengalami pendarahan berat," kata salah seorang tim medis yang menangani Sofyan di UGD.(tim)