Gereja Khatolik Berjaya di Kenya

CONTENTS

Suara Hidayatullah:
Oktober 1999/Jumadil Akhir-Rajab 1420

Gereja Berjaya di Kenya

Bukan hanya di Timtim, Katolik Roma menang. Di Kenya, negara sampai harus memfasilitasi Kristenisasi di masyarakat Islam


Hanya sepekan setelah Uskup Nairobi Ndingi Mwana a'Nzeki mengunjungi Presiden Daniel Arap Moi, sebuah kebijakan berbahaya diambil di Kenya. Yakni pemerintah menyetujui konsep pencerahan Gereja Katolik diajarkan dan dimasyarakatkan ke seluruh penjuru negeri. Ndingi saat itu menyatakan kepada Moi, bahwa rakyat harus dilibatkan dalam proses perubahan di Kenya. Sebab bila tidak, masa depan negaranya malah suram. Sementara, baru separuh saja rakyat Kenya yang bisa disebut terpelajar. Jadi, segera harus dilakukan 'pencerahan' terhadap mereka.

Kenya saat ini sedang meninjau ulang Konstitusi. Amandemen akan dilakukan untuk mengubah susunan parlemen, sistem pemerintahan, dan banyak hal lain. Repotnya, selama 7 bulan terakhir, perdebatan tak kunjung usai di parlemen, menyangkut posisi dan komposisi wakil rakyat.

Uskup Ndingi kemudian mendesak pemerintah untuk mengambil langkah. Menurut Ndingi, sebelum rakyat ditanyai, maka perubahan apapun tidak akan efektif. Jadi draft konstitusi yang baru harus disosialisasikan, untuk dikoreksi di mana perlu, oleh mayoritas rakyat.

Sebuah ide yang bagus dan masuk akal. Tetapi karena dilakukan oleh pihak gereja, maka patut dicurigai kepentingan di baliknya. Persis dengan yang terjadi di Timtim, di mana 'proses menanyai' rakyat itu kemudian dipelintir sesuai keinginan hasilnya. Apalagi separuh rakyat Kenya adalah Muslim, sampai negara itu punya sebutan lain, Jamhuriya Kenya. Dokumen gereja itu diberi judul 'Demokrasi dan Pembentukan Konstitusi: Sebuah Pedoman untuk Partisipasi Masyarakat', diterbitkan dalam bahasa Inggris maupun bahasa resmi Kenya, Swahili. Buku yang disiapkan oleh Komisi Hukum dan Peradilan Katolik dan disponsori Dan Church Aid ini disebarluaskan ke seluruh penjuru Kenya, dan diajarkan oleh para tutor hingga ke desa-desa. Menurut Ndingi, tutor-tutor itu akan menjelaskan kepada rakyat mengapa mereka perlu ikut ambil bagian dalam proses penyusunan konstitusi.

Dalam proses pengajaran itulah nampaknya gereja akan memiliki peran sangat menentukan. Karena mereka sendiri yang akan memilih aktivis untuk diterjunkan selama maksimal 2 tahun. Di tengah masyarakat awam, yang sepertiganya masih buta huruf, penerjunan misionaris akan sangat berarti. Terlebih bila pemerintah ikut memobilisasi massa dan dananya.

Salah satu dari pesan inti yang dibawa para tutor itu menurut pihak gereja, adalah imbauan agar rakyat memilih partai sesuai aspirasinya sendiri. Mereka harus melihat apakah yang ditawarkan partai itu realistis, bisa dilakukan atau hanya janji kosong. "Pemimpin masa depan harus bisa membuktikan janjinya menjadi kenyataan," kata Ndingi. Pesan ini seperti mengingatkan agar partai yang mendasarkan pada sentimen ideologi ditinggalkan saja. Padahal, ideologi itulah yang mendasari pertarungan antar partai di Kenya, sebagaimana penduduknya yang terbagi dalam kelompok Muslim, Animis, dan Kristen Katolik.

Pemerintahan Presiden Daniel Arap Moi tidak mampu menutupi kedekatannya terhadap kelompok Kristen. Bagi pemerintah, seruan gereja itu memang bisa disebut tidak bermasalah. Tetapi bagi ummat Islam, yang menjadi bahan kekhawatiran adalah fasilitas dari pemerintah untuk proses pendidikan yang dilakukan para aktivis gereja.

Berkelit

Kalangan politisi sebenarnya menolak langkah Uskup dengan Gereja Katolik Roma-nya. Karena hal itu berlawanan dengan doktrin gereja yang terlepas dari urusan politik. Tetapi Ndingi mempunyai alasan ampuh, bahwa politik itu urusan hidup-mati manusia, dan sangat sulit memisahkan seseorang dari keyakinannya, sekalipun dalam kancah politik. "Anda tidak akan bisa mengajari orang lapar," katanya seperti dikutip Africanews. Karena itu pekerjaan penting yang paling prioritas adalah menyelesaikan kebutuhan perut rakyat melarat.

Ndingi juga menambahkan beberapa alasan lain, di antaranya anggota gereja adalah juga rakyat. Apa salah bila gereja memberi pedoman kepada anggotanya? Berikutnya, sudah menjadi komitmen gereja untuk mendakwahkan keadilan dan kedamaian. Anjuran dari gerejanya itu, menurut Ndingi untuk mengurangi dan mengantisipasi tindak kekerasan. Karena orang yang sadar dan terdidik, niscaya tidak lebih gampang mengamuk.

Ditambahkannya, gereja juga harus punya kepedulian mendalam atas layanan kesehatan dan pendidikan bagi jemaatnya. Dan untuk melaksanakan misi mulia ini, gereja harus dan biasa bekerja sama dengan pemerintah. Jadi dukungan pemerintah dalam proyek ini dikatakannya, wajar saja.

Pada saat yang sama, gereja dari Diosis lain, wilayah Ngong juga meluncurkan program pendidikan semesta bagi rakyat. Koordinatornya, Godfrey Lemiso mengatakan, target dari kegiatan mendidik rakyat itu adalah pemahahan atas konsep perbaikan Konstitusi. "Mereka harus mengerti lebih banyak tentang segala hal yang menyangkut hidup dan kehidupan mereka sendiri," kata Godfrey.

Bikin Konstitusi pro-gereja

Mengapa gereja Kenya demikian serius menyorot perubahan konstitusi, ternyata disebabkan pada Undang-undang Dasar yang masih berlaku, posisi gereja tidak cukup kuat. Rupanya para peletak dasar negeri itu sejak mula lebih terpengaruh Islam ketimbang Kristen.

Perubahan Konstitusi sendiri sudah menjadi kesepakatan umum. Pada pemilihan presiden 2002, Konstitusi itu sudah akan digunakan. Bagi gereja, ini adalah kesempatan emas, untuk memasukkan kepentingan gereja dalam UUD. Setidaknya, kepentingan gereja akan bisa menjadi perdebatan di legislatif, yang sangat bagus dari segi promosi.

Kenya, yang berbatasan dengan Somalia, Sudan, Uganda, dan Tanzania, semula adalah wilayah Islam, di bawah Kesultanan Zanzibar, alias Tanzania. Inggris membeli kawasan Mombasa pada 1887, lalu mendirikan pangkalan militer. Pada 1920 Mombasa menjadi koloni resmi. Perjuangan rakyat di bawah pimpinan Yomo Kenyatta berhasil mengusir Inggris pada 1963. Mombasa menjadi bagian dari Kenya baru yang beribukota Nairobi.

Kenya adalah kawasan yang unik, karena sekalipun berada di Khatulistiwa, tiga puncak gunungnya bersalju secara permanen. Salah satu puncaknya termasuk yang tertinggi di Afrika, Kilimanjaro. Hutannya yang luas dan lebat laris 'diperdagangkan' untuk safari. Kenya juga menjadi salah satu negara yang kesulitan mengendalikan populasi gajah yang demikian banyak hingga menghabiskan pepohonan.

Bila proyek Gereja Katolik Roma di Kenya sukses, abad 21 akan mengubah wajah negeri itu. Mungkin akan semakin kehilangan warna Islam, atau sebaliknya justru terjadi perpecahan, sebagaimana yang menimpa Timor Timur.


* Penyair, tinggal di Madura
Copyright© Suara Hidayatullah, 1999