Rabu, 13 Oktober 1999
Guru di Ambon Butuh Buku Pegangan Mengajar
Ambon, Kompas
Untuk memulai mengajar setelah mengalami kevakuman akibat kerusuhan,
sejumlah guru Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) di Ambon kesulitan memperoleh buku pegangan sesuai
kurikulum. Toko buku yang menyediakan kebutuhan untuk belajar mengajar
ini masih tutup dan belum berani buka kembali.
Hal itu dikemukakan Mashud Watihelu, penanggung jawab sekolah SMU dan
SMK Negeri Alternatif di Ambon, Selasa (12/10). "Kesulitan itu bukan
saja dialami para guru, siswa juga merasakan nasib serupa. Mereka
kehilangan buku pelajaran, terutama yang rumahya nusnah terbakar
akibat kerusuhan," tambah Mashud Watihelu.
Proses belajar mengajar untuk sekolah SMU dan SMK Negeri di Ambon
untuk kelompok warga tertentu mulai dilaksanakan sejak beberapa pekan
lalu. Untuk menjaga keamanan dan keselamatan siswa dan guru,
sekolah-sekolah dipisah sesuai dengan situasi serta kondisi
lingkungan. Maka siswa dan guru bisa kembali melanjutkan proses
belajar dan mengajar setelah sejumlah sekolah menengah umum dan
kejuruan negeri digabung jadi satu dan membentuk kelas SMU dan SMK
Alternatif.
Kelas SMU dan SMK Alternatif di Galunggung ini gabungan dari beberapa
SMU dan SMK Negeri di Ambon. Setelah digabung dan ditempatkan di
daerah yang lebih aman, proses belajar dan mengajar sudah mulai aktif
sejak beberapa pekan lalu.
Koordinator Komite Penanggulangan Krisis (Kompak) Sulawesi Selatan
Agus Dwikarna ketika mengunjung lokasi SMU dan SMK Altenartif di
Galunggung mengatakan, pihaknya akan membantu kebutuhan sejumlah guru
demi kelangsungan pendidikan di Ambon. "Kami juga mengetuk hati
dermawan untuk juga memikirkan nasib para pengungsi yang rumahnya
terbakar akibat kerusuhan ini," katanya.
Untuk meringankan beban penderitaan para pengungsi maupun korban luka
yang masih dirawat ini di rumah sakit, maka Kompak pada hari itu
menyerahkan bantuan berupa obat-obatan senilai Rp 60 juta ke RS Al
Fatah di Ambon. Persediaan obat di rumah sakit ini, kata dokter Paing
Suriaman, hanya tersedia untuk jangka waktu sekitar 3-4 bulan. (sir)
|