Jum'at, 02 Juni 2000, @11:26 WIB
detikcom - Jakarta, Hari pertama pemberlakuan MoU Jeda Kemanusiaan untuk Aceh, suasana Ibukota Tanah Rencong sedikit mencekam. Sehari sebelumnya, beberapa kali teror bom dan rentetan senjata api menggusik ketenangan warga. Namun aktifitas masyarakat sejak pagi hingga petang berjalan lancar dan tidak ada korban jiwa atas peristiwa itu.
Pimpinan biro penerangan ASNLF/GAM di Denmark, Tengku Yusra Habib Abdul Gani mengeluarkan peringatan keras kepada Presiden Gus Dur melalui suratnya, seperti diterima Radio Nikoya FM, Aceh, Kamis (1/6/2000) malam. Peringatan keras itu berkaitan dengan isu rencana Jakarta untuk memekarkan wilayah Aceh menjadi empat propinsi. Rencana yang konon diprakarsai Sekneg dan Dephan itu dinilai sebagai aksi adu domba Jakarta untuk mengoyang persatuan rakyat Aceh.
Itulah untuk pertama kalinya Pimpinan GAM di Denmark mengeluarkan pernyataan sejak MOU RI-GAM ditandatangani Jumat (12/5/2000) lalu di Davos, Swiss. Sejak itu, situasi Aceh justru memanas, setiap hari terjadi teror pembunuhan dan penculikan oleh sekelompok sipil bersenjata terhadap aparat keamanan. Terhitung mulai pukul 00.00 WIB Jumat (2/6/2000) hari ini, Mou tersebut mulai berlaku efektif.
Dalam surat peringatannya itu GAM Pusat mengatakan, kekuatan sipil yang diciptakan Jakarta itu diberi tugas untuk menggoyang integritas bangsa Acheh yang kini sudah bersatu tekad untuk merdeka. Segelintir putera daerah, menurut Yusra Habib, masing-masing dari daerah Gayo (Aceh Tengah), Alas-Gayo Lues (Aceh Tenggara) dan Singkil, sedang dipicu oleh rezim Gus Dur untuk menyuarakan aspirasi rakyat di daerah yang bernuansa politik nasional di bawah sandi "Galaksi", singkatan dari (Gayo-Alas-Lukup-Singkil).
Ketiga kabupaten tersebut memang dikenal memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda dengan daerah-daerah lain di pesisir Aceh. “Perbedaan itu telah dijadikan modal utama rezim Gus Dur untuk menyulut api permusuhan, agar dalam waktu dekat ini muncul gejolak 'perang saudara' di Aceh,” kata Yusra Habib yang menyebutkan diri pernah menjadi salah seorang perancang KUHAP sewaktu masih setia dengan NKRI dahulu.
Yusra Habib menambahkan, "Sebagai langkah pertama, Sekneg sedang menyusun proposal mengenai peningkatkan status ketiga Kabupaten Aceh Tengah, Aceh Tenggara dan Aceh Singkil itu menjadi Propinsi. Beberapa politisi lokal yang berasal dari ketiga daerah ini sedang dilatih dan rakyat yang hidup 'senin-kamis' dibiayai dengan harga murah, supaya menyuarakan pro integrasi 'Indonesia'.
“Ini gambaran dari kekalutan politik rezim Gus Dur," sebut Yusra Habib, yang mengklaim pihak GAM telah memiliki daftar nama-nama tokoh Aceh, dari Blang Kejren-Aceh Tenggara, Takengon-Aceh Tengah dan Aceh Singkil, yang terlibat dalam usaha pecah-belah di Aceh. (smu)
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh