Banda Aceh Wajib Jilbab

CONTENTS

Update: 00.30 Wib Selasa, 28 September 1999
_________________________________________________________________

64 Keuchik Mundur
* Stempel dan Adm Diserahkan ke Camat

Serambi-Sigli Seluruh atau 64 kepala desa (keuchik) di Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, mengundurkan diri dari jabatannya ditandai penyerahan stempel dan administrasi desa secara serentak ke kantor camat setempat, Senin (27/9). Para keuchik mengaku tak mampu lagi memimpin desa dalam situasi yang sangat tidak kondusif ini.

Para kepala desa itu sejak pagi sudah ramai-ramai mendatangi kantor camat sambil membawa semua administrasi desa masing-masing. Mereka ingin menyerahkan langsung tanda pengunduran diri kepada camat setempat. Tapi, karena camat tak berada di tempat, acara serahterima dilakukan kepada sekwilcam. Camat Pidie dikabarkan sedang mengikuti pendidikan di Banda Aceh.

Kendati datang ke kantor camat pagi hari, namun tak ada pegawai yang berani menerima stempel dari kepala desa. Sekwilcam Pidie Drs Saiful Ifwan juga sedang berada di Sigli (kantor bupati), untuk urusan dinas. Sekitar pukul 12.00 WIB, sekwilcam terpaksa pulang sebentar melayani keuchik.

Saiful Ifwan kepada Serambi mengaku sudah menerima titipan stempel dari sejumlah kepala desa di wilayahnya. Titipan tersebut akan diteruskan kepada camat, selaku atasannya.

Sejumlah kepala desa kepada Serambi mengatakan mereka terpaksa meletakkan jabatan karena tak sanggup lagi memimpin dalam kondisi seperti sekarang ini. "Walau baru tiga hari menjadi keuchik, saya juga terpaksa meletakkan jabatan," kata Kades Seuke, Ilyas.

Menurut keuchik, mereka mundur diri bukan karena adanya paksaaan dari kelompok tertentu atau pengaruh orang lain. Alasan utama karena tak sanggup lagi memimpin desa dengan kondisi daerah yang semakin mencekam. Apa saja yang terjadi, keuchik harus bertanggungjawab. "Dari pada kami stres lebih baik mundur," ungkap Kades Kampung Baro, Idrus. Para kepala desa, ungkap Idrus, sejak pemilu dalam kondisi tak tenteram. Apalagi kalau salah dalam bertindak akan terancam jiwa.

Karena itu, penyerahan stempel sebagai jalan terakhir yang mereka tempuh. Padahal, mereka juga merasa punya tanggungjawab yang lebih besar terhadap rakyatnya.

Sekwilcam Saiful Ifwan mengaku tak tahu langkah apa yang harus diambil, tentang mundurnya para kepala desa. Ia hanya menerima titipan stempel, masalah lanjutannya tergantung kepada atasan. "Saya selaku bawahan tak dapat mengambil sikap dan keputusan, semua ini akan saya laporkan kepada atasan," ungkap Saiful.

Ia mengaku terkejut ketika keuchik ramai-ramai mendatangi kantor camat. Sebab, tak ada informasi sebelumnya mengenai akan adanya penyerahan stempel. Sedangkan para keuchik mengatakan pengunduran diri mereka karena tak sanggup lagi menjadi pemimpin desa, karena kondisi daerah yang belum pulih.(tu)
_________________________________________________________________

Calon Bupati Bireuen dan Simeulue segera Diajukan

Serambi-Banda Aceh
Calon bupati perdana Bireuen dan Simeulue segera diajukan Gubernur Aceh kepada Menteri Dalam Negeri menyusul rencana peresmian kedua kabupaten baru tersebut Oktober mendatang.

Asisten I Bidang Pemerintahan Setwilda Aceh, Thanthawi Ishak SH, yang ditanya Serambi, Senin (27/8) kemarin, mengatakan pihak Depdagri beberapa hari lalu telah menyurati gubernur meminta segera dikirimkan ke Jakarta calon bupati perdana Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue.

Berbeda dengan saat pengajuan calon bupati perdana Kabupaten Aceh Singkil beberapa bulan lalu, kali ini Depdagri meminta agar pengajuan calon bupati Bireuen dan Simeulue disatupaketkan dengan calon Sekwilda. Bupati dan Sekwilda itu nantinya akan dilantik bersamaan pada saat acara peresmian kedua kabupaten tersebut.

Ditanya tentang tanggal peresmian Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue, Thanthawi mengaku belum mendapat pemberitahuan dari Jakarta. Depdagri hanya mengisyaratkan kemungkinan hal itu akan dilakukan dalam bulan Oktober mendatang.

Thanthawi juga mengaku, hingga kemarin, belum ada penetapan tentang siapa saja calon bupati atau Sekwilda Bireuen dan Simeulue yang akan dikirim ke Depdagri. Katanya, kemungkinan hal itu akan dilakukan gubernur dalam beberapa hari mendatang yang kemudian segera dikirim ke Jakarta.

Namun sumber-sumber Serambi menginformasikan, untuk calon bupati perdana Bireuen, beredar tiga nama yang dinilai berpeluang dicalonkan. Yaitu Ir Syukri A Gani (Kadis Pertanian Aceh Utara), Drs Bachtiar Abdullah (Pembantu Bupati Wilayah Bireuen), dan Drs Hamdani Raden (Camat Peusangan, Aceh Utara).

Sedangkan pejabat yang kemungkinan dicalonkan sebagai Sekwilda Bireuen antara lain disebut-sebut nama Drs Yusuf Sulaiman (Kepala Biro Kepegawaian Setwilda Aceh), Amiruddin Thaib (Kabag Tata Pemerintahan Setwilda Aceh Utara), dan Hasan Jalil (Irban di Itwilprop Aceh).

Untuk Simeulue, sumber-sumber Serambi memperkirakan nama TM Yusuf SH yang beberapa waktu dilantik sebagai Bupati Administratif Simeulue bakal diajukan kembali sebagai penjabat bupati perdana wilayah kepulauan tersebut.

Selain nama TM Yusuf, sejumlah putra daerah dari Simeulue juga dinilai berpeluang dikirim gubernur ke Jakarta sebagai calon bupati. Mereka antara lain Ir Amir Hamzah (mantan Kakanwil Kehutanan Aceh), Drs Adriman Kimat (mantan Pembantu Bupati Wilayah Simeulue), dan Drs Syakhiruddin (dosen Fakultas Ekonomi Unsyiah).

Sedangkan nama-nama yang berpeluang diajukan sebagai calon untuk menduduki jabatan Sekwilda Simeulue antara lain Drs Fachri Kasim (Sekretaris Kabupaten Administratif Simeulue), Drs Muhammad Riswan R (Kakan PMD Simeulue), dan Drs Kusmayadi yang juga seorang pamong di lingkungan Pemda Simeulue.

Meski tidak menyebut nama secara konkrit, Thanthawi yang dikonfirmasi kemarin mengaku bahwa saat ini memang beredar sejumlah nama yang digelindingkan masyarakat sebagai kandidat bupati atau Sekwilda Bireuen dan Simeulue.

"Semakin banyak calon tentu semakin bagus," katanya. Begitupun, menurut Thanthawi, dari sekian banyak calon itu nantinya yang bakal ditetapkan gubernur hanya satu orang untuk masing-masing jabatan. "Jadi setelah melalui proses, yang di-SK-kan gubernur untuk dikirim ke Depdagri hanya satu orang," tambahnya.

Dijelaskan, masa tugas bupati perdana tersebut paling lama hanya satu tahun. Ia antara lain bertugas membenahi pemerintahan dan membentuk lembaga-lembaga daerah, serta melaksanakan pemilu lokal guna memilih anggota DPRD Tk II. Anggota dewan inilah yang kemudian akan memilih bupati definitif untuk masa jabatan lima tahun. (rul)
_________________________________________________________________

Anggota Koramil Tewas Ditembak
* Warga Kena Peluru Nyasar

Serambi-Meulaboh
Serda Husaini, anggota Koramil Beutong Aceh Barat tewas ditembak orang tak dikenal ketika duduk di satu warung kawasan Desa Keude Krueng Sabe Kecamatan Krueng Sabe, Senin (27/9) siang.

Menyusul terjadi insiden itu, pasukan TNI yang ditempatkan di Koramil Krueng Sabe bersama anggota Brimob, menyisir lokasi kejadian. Menurut kesaksian masyarakat, sesampai di lokasi pasukan itu langsung melepaskan rentetan tembakan tak terarah hingga mengakibatkan seorang warga setempat terkena peluru nyasar.

Korban yang terkena tembakan itu, menurut masyarakat setempat bernama Heng. Ketika itu, korban sedang berada di rumahnya yang berlokasi di sekitar Keude Krueng Sabe. Peluru yang dimuntahkan aparat mengena leher korban. Tadi malam pemuda itu terpaksa dilarikan ke Banda Aceh untuk mengeluarkan peluru yang masih bersarang di lehernya.

Kapolres Aceh Barat Letkol Pol Her Aris Sumarman yang dihubungi Senin petang mengatakan sudah mendapat laporan dari Kepolsek setempat mengenai kasus penembakan Serda Husaini yang terjadi di Pasar Keude Krueng Sabe. Namun, Kapolres mengaku laporan yang diterimanya belum rinci. Sehingga belum bisa menceritakan kronologi kejadian itu.

Menurut laporan yang disampaikan Kapolsek Krueng Sabe, kata Her Aris Sumarman, penembakan itu terjadi di satu warung Keude Krueng Sabe. Setelah menembak, pelakunya kabur. "Sangat sulit dilacak siapa pelakunya karena ketika pasukan TNI dan Brimob datang masyarakat sudah mengurung diri di dalam rumah," jelasnya.

Informasi yang dihimpun dari masyarakat mengatakan, penembakan anggota Koramil Beutong --yang masih menetap bersama keluarganya di asrama milik TNI di Calang -- itu terjadi sangat cepat. Saat itu, korban sedang bermain catur di sebuah warung, tanpa diduga datang orang tak dikenal dan langsung melepaskan tembakan yang disebut-sebut menggunakan senjata api jenis pistol.

Masih menurut masyarakat, mereka hanya mendengar satu kali tembakan dan mengena bagian dada kiri hingga menembus dada kanan mengakibatkan korban terjatuh dan langsung meninggal di tempat. Setelah itu, masyarakat dan pedagang di Pasar Krueng Sabe langsung menutup usahanya dan mengurung diri di dalam rumah dan toko. Sedangkan mayat korban sempat dibiarkan beberapa jam di lokasi dan baru diambil tim medis dari Puskesmas Calang sekitar pukul 15.00 WIB.

Hasil visum tim medis dari Puskesmas Calang menemukan satu titik tembakan di dada kiri dan tembus ke dada kanan. Setelah divisum korban diserahkan kepada keluarga. Tadi malam, jenazah anggota Koramil Beutong itu dibawa dengan ambulan ke Meulaboh untuk dikebumikan.(tim)
_________________________________________________________________

Lagi, Perampokan di Geudong

Serambi-Lhokseumawe
Geudong, ibukota Kecamatan Samudera, Senin (27/9) siang, kembali geger menyusul terulangnya aksi perampokan mobil boks milik sebuah perusahaan distributor rokok oleh kelompok bersenjata api di lintasan Medan-Banda Aceh kawasan Desa Mancang. Seluruh isi mobil dikuras sementara mobilnya dikembalikan.

Kapolres Aceh Utara Letkol Pol Drs Syafei Aksal ketika dikonfirmasi tadi malam menjelaskan, perampokan yang dilakukan empat pria yang mengendarai dua sepeda motor itu berlangsung sekitar pukul 10.30 WIB. Didampingi Kasat Bimmas, Kapten Pol Ahmad Mustafa Kamal, kapolres menyebutkan, ketika aksi perampokan terjadi mobil boks BL 8379 AP tersebut sedang dalam perjalanan dari Lhokseumawe ke Langsa, Aceh Timur, dengan muatan yang sarat.

Mobil milik distributor rokok PT Atri itu membawa muatan rokok berbagai merek dan permen yang total nilainya Rp 55 juta. Modus operandi perampokan ini, dilukiskan kapolres, terbilang baru dibandingkan beberapa kasus sebelumnya.

Empat pria bersepeda motor setelah memepet mobil itu meminta sopir memberhentikan kenderaan yang dikemudikannya. Lalu, satu dari empat pria itu menodongkan senjata api jenis pistol ke kepala sopir yang bernama Suryadi seraya memintanya diam dan tidak coba-coba melapor ke polisi.

Kemudian, secara cekatan pelaku menutup mata korban dengan secarik kain. Sehingga ia tidak sempat mengenali wajah pelaku. Sementara seorang teman pelaku lainnya membekap mulut dan memiting teman Suryadi, seorang sales PT Atri. Beriringan dengan itu, matanya pun ditutup kain. Dua rekan pelaku lainnya tetap standby di atas sepeda motor.

Selanjutnya, mobil itu dibawa ke suatu tempat yang tidak diketahui oleh kedua karyawan PT Atri. Di tempat tersebut seluruh isi mobil boks dikuras. Yakni, yakni 30 kardus berisi rokok berbagai merek dan 60 kardus berisi permen.

Setelah semua isinya dikuras, mobil tersebut bersama kedua karyawan Atri yang masih tertutup matanya di antar ke sebuah kawasan jalan line MOI yang juga tidak diketahui lokasi persisnya oleh kedua saksi korban. "Menurut pengakuan, mereka dalam keadaan mata tertutup ditinggalkan bersama mobil oleh kawanan perampok tersebut. Menurut saksi korban, mereka hanya dititipi pesan untuk tidak coba- coba mengadukan kejadian itu kepada polisi," urai Letkol Syafei Aksal. Sebelumnya, persinya hari Sabtu (25/9) pekan lalu, sekelompok orang bersenjata juga merampok sebuah mobil milik distributor rokok, di siang bolong. Sebuah brankas kecil berisikan uang kontan sekitar Rp 50 juta dibawa kabur kelompok tersebut.

Kapolres Syafei Aksal, melihat adanya trend baru yang muncul dalam aksi perampokan di Aceh Utara, dalam pekan terakhir ini. "Biasanya perampokan diikuti dengan pembakaran mobil. Kali ini, tidak. Berarti, secara kasat mata ini murni perampokan."

Namun demikian, katanya, pihak kepolisian masih terus menyelidiki berbagai kemungkinan lain di balik kasus ini yang bisa saja terjadi dalam situasi tidak menentu seperti sekarang. "Yang pasti, perampokan ini termasuk bermodus baru. Karenanya, masyarakat diminta untuk lebih mawas diri dan ekstra hati-hati bila berkendaraan atau melakukan perjalanan. Bila ada kejadian segera lapor ke pos-pos polisi terdekat," imbaunya. (tim)
_________________________________________________________________

Soal Kursi DPRD I Aceh
Gurem Jalan Terus, Partai Besar Boikot

Serambi-Banda Aceh
Kalangan partai gurem yang duduk di Panitia Pemilihan Daerah (PPD- I), kemarin mulai memproses kelengkapan administrasi caleg terpilih DPRD-I Aceh. Lebih sepuluh nama yang umumnya dari kalangan partai gurem sudah diajukan ke PPD-I.

Sedangkan tujuh partai besar, tetap dengan komitmen semula memboikot sistem pembagian kursi yang ditetapkan PPI. Karenanya, mereka tidak akan mengirim calegnya untuk diproses oleh PPD-I.

Sekarang PPD-I Aceh dinakhodai oleh wakil ketuanya Jeffrey Yus HKM (MKGR) dan wakil sekretaris Drs Irama Bukit Putra (PDI). Sedangkan ketua Dr Ahmad Farhan Hamid (PAN) dan Sekretris Drs Bustami Usman (PBB) masih di Jakarta menuntut KPU dan PPI untuk membagi kursi DPRD Aceh secara adil.

Jeffrey Yus HKM yang dihubungi Serambi tadi malam, mengaku sudah banyak nama Caleglih yang diusulkan oleh parpol. Nama-nama itu, sebutnya, akan diseleksi dulu sebelum disahkan sebagai anggota DPRD I Aceh. Namun ia tidak mau menyebutkan nama-nama calon wakil rakyat itu. Sementara H Djoni Makmur, wakil sekretaris PPD-I Aceh dari PAY, yang dihubungi terpisah mengatakan khusus PAY, sudah memasukkan nama Drs T Gadung, Caleglih dari Aceh Barat.

Sekretaris DPD PAN Aceh Dr Ahmad Farhan Hamid MS kepada Serambi dari Jakarta, menegaskan ketujuh Parpol besar masih konsekuen dengan keputusan menolak penetapan kursi yang tidak sesuai porsi. Pembagian kursi yang dilakukan PPI melalui SK No. 291, dinilai cenderung menguntungkan partai gurem.

Bagi DPD PAN Aceh sendiri, katanya, mendapat dukungan penuh ketuanya, Amien Rais.

Intinya, kata Farhan, PAN sebagai partai yang reformis tetap memperjuangan kebenaran. "PAN tidak menginginkan suara rakyat dipermainkan," kata Farhan yang juga Ketua PPD-I Aceh.

Sedangkan Wakil Ketua DPW PPP Aceh, Abdullah Saleh SH yang juga berada di Jakarta, menyebutkan pernyataan sikap partainya sudah pernah disampaikan kepada PPD-I Aceh. Ketika itu, PPP memprotes keputusan KPU No 173 tentang penetapan kursi DPRD-I Aceh.

Saat ini, katanya, PPI lewat SK 291 memutuskan lagi keputusan yang substansinya sama dengan SK KPU tersebut. Padahal, KPU sendiri telah membatalkannya setelah mendapat protes.

Karena sudah dibatalkan, maka saat ini PPP tetap menolak keputusan PPI tersebut. "Sebab, isi keputusannya sudah pernah dibatalkan," timpal Drs Mustafa A Glanggang.

Wakil Ketua DPD I Golkar Aceh HT Darwin yang ditemui Serambi di Banda Aceh, kemarin pagi, menegaskan partainya tetap menolak sistem pembagian kursi yang tidak adil itu.

Sedangkan Ketua DPW Partai Keadilan Drs Nasir Djamil yang dihubungi terpisah di Banda Aceh, menjelaskan partainya juga sudah menyepakati untuk menolak keputusan PPI itu. Alasannya, penetapan kursi DPRD-I Aceh tidak sesuai dengan proporsional tingkat I. Selain itu, keputusannya tidak mencerminkan semangat reformasi.(ed/ism)