Laporan Perkembangan Tragedi Ramadhan Berdarah Halmahera

CONTENTS

Muslim World News On-line

Date of Publication: May 2000
INDONESIAN MUSLIMS FOR GLOBAL PEACE AND JUSTICE

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh


Laporan Perkembangan Tragedi Ramadhan Berdarah Halmahera

Oleh : Tim Investigasi Pos Keadilan Peduli Umat Ternate


PKPU Tte, Rabu, May 3, 2000

Kali ini di tengah laut, 12 tewas

Setelah Wapres Ibu Megawati Sukarno Putri datang ke Galela dan Tobelo tanggal 27/04 silam, praktis tidak ada bekas sama sekali. Buktinya pertikaian kembali terjadi, bahkan di tengah laut. Kali ini memakan korban di pihak merah (obet) sedikitnya 12 orang. Awalnya pasukan putih (acang) yang sedang berangkat dari Ternate (1/05) menuju Galela melihat pasukan merah (obet) yang terletak di desa Limau pesisir Galela dengan dikawal aparat mencoba mensuplai bahan logistik untuk tujuan Tobelo dengan kapal yang lebih kecil. Maka pasukan jihad mengajar hingga jarak kapal saling berdekatan. Terjadilah pertikaian di tengah laut yang akhirnya kapal obet tenggelam. Dari peristiwa itu terdapat 5 orang luka berat, 1 luka ringan, 1 aparat kesatuan 732, 2 ibu selamat. Selain yang tewas, semuanya disandera dan diserahkan ke aparat 512 di galela.


Tokoh Pengkhianat ditangkap

Tokoh pengkhianat yang mencoba berlagak sebagai pahlawan telah ditangkap oleh pasukan jihad. Yaitu Saleh Sibua, pria asal Morotai Selatan kini terpaksa mukanya harus bengkak-bengkak. Begitu juga kawannya bernama Idhar, pria asal Makian telah menodai perjuangan kawannya sendiri. Pasalnya kedua pria tadi mewakili kelompok Islam ikut menghadiri acara rekonsiliasi yang diadakan Manado tanggal 3-4 April lalu. Masyarakat Maluku Utara tidak ada yang tahu rencana rekonsiliasi. Semuanya baru mengetahui setelah salah satu TV swasta menyiarkan acara tersebut. Langsung spontanitas masyarakat yang merasa terwakili terutama orang Morotai dan Makian merusak rumahnya. Kini sudah hampir sebulan peristiwa itu terjadi. Anggapan masalah tersebut sudah selesai sehingga Saleh Sibua dan Idhar perlu datang kembali di tempat tinggalnya. Namun apa yang diduga ternyata meleset, masyarakat masih belum mau menerima kedatangannya. Bahkan sempat di interogasi oleh kawan-kawannya.

Menanggapi utusan rekonsiliasi ini, Ust. Abdul Gani, Lc menyatakan ummat Islam bukan tidak mau rekonsiliasi, tapi tolong hak-hak umat Islam yang selama ini dirampas dikembalikan seperti Malifut, Tobelo harus dikembalikan dulu. Halmahera bukan hanya milik kristen saja. Para penjahat, pembantai, dan provokator harus di tidak tegas dan diadili. Baru umat Islam mau rekonsiliasi. Kalau saya ikut dalam rekonsiliasi sebelum hak-hak dikembalikan berarti saya korban berikutnya. Dan yang seperti itu saya tidak mau, lanjut ustadz sebelum berangkat ke Jakarta.


Ternate Tegang

Keberangkatan pasukan jihad untuk merebut hak-haknya kembali umat Islam ternyata banyak mendapat rintangan. Tidak saja di jawa, di Ternate pun demikian. Padahal pasukan jihad dengan alat yang sederhana yang terdiri dari para pengungsi saat ini terlunta-lunta ibarat pergi untuk mempertahankan daerahnya atau mengambil harta nya kembali yang dijarah obet. Sampai berita ini ditulis masih nyaring terdengar bunyi tiang listrik dan tembakan aparat meletup. Awalnya pasukan jihad yang berjumlah sekitar 300-an akan berangkat jam 20.00 WIT. Namun tempat yang biasanya untuk pemberangkatan banyak dijaga aparat. Jumlahnya 2 truk. Untuk mengelabuhi aparat masyarakat membunyikan tiang listrik sehingga perhatiannya terpecah. Masyarakat panik, maka terdengarlah letupan laras panjang aparat. Lokasi kejadian di kelurahan Toboko, dan Tanah Tinggi.****


Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

(DI-07/05/00)


Source : Pos Keadilan Ternate