Update: 01.30 Wib Jum'at, 08 Oktober 1999
M Daud Tewas Dibunuh
* Lhoknibong Mencekam
Serambi-Lhokseumawe
M Daud (55), warga Desa Pante Bahagia Kecamatan Kuta Makmur Aceh Utara,
ditemukan meninggal di Desa Mane Kareng Kecamatan Blang Mangat, Kamis
kemarin. Sehari sebelumnya, anak korban melaporkan ayahnya diambil
sekelompok orang yang mengendarai mobil warna biru Toyota Kijang di Desa Cot
Meureubo kecamatan sama.
Keterangan yang dihimpun Serambi dari berbagai sumber menyebutkan, jenazah
Daud ditemukan pukul 09.00 WIB. Korban mengalami luka tembus seperti terkena
terjangan peluru di bagian kepala. Sementara di kedua pipinya, ditemukan
luka tersayat senjata tajam. Saat ditemukan, korban yang berkulit sawo
matang dan postur setinggi 165 cm itu memakai celana panjang warna krem.
Jenazah korban tiba di RSU Cut Meutia Lhokseumawe sekitar pukul 10.00 WIB
kemarin. Warga Lhokseumawe dan sekitarnya berbondong- bondong mendatangi
kamar mayat RSU setelah mengetahui ada jenazah yang masuk. Hal ini berkaitan
dengan ramainya warga yang kehilangan anggota keluarganya. Apalagi dalam
pekan ini RSU Cut Meutia menerima tiga mayat. Dua mayat sebelumnya
masing-masing ditemukan di Krueng Tingkuem Kecamatan Gandapura pada hari
Minggu (3/10) dan di Kuta Krueng Kecamatan Samudera, Rabu (6/10).
Lapor ke LPLHA
Lembaga Pembelaan Lingkungan Hidup dan Hak Azasi Manusia (LPLHA) Aceh, Rabu
(6/10) sore, menerima pengaduan saksi yang dikabarkan bersama Daud ketika
pencidukan berlangsung. Dalam laporan tersebut, dikatakan Daud Kamra diambil
sekitar delapan orang yang mengendarai Kijang biru di Desa Cot Meurubo
Kecamatan Kuta Makmur. Hari Rabu sekitar pukul 12.00 WIB itu, saksi dan Daud
Kamra berpapasan dengan mobil Kijang yang meluncur dari Simpang Kramat.
Dikatakan, penumpang mobil itu memaksa Daud Kamra naik ke dalamnya. Pada
saat itu, saksi sempat melihat salah seorang penumpang mobil itu ternyata
oknum aparat. Saksi mengaku tidak ikut diciduk karena sempat melarikan diri.
Sedangkan menurut putra Daud Kamra, Hn (21), pada Rabu siang itu sekitar
pukul 10.00 WIB, satu unit mobil Kijang melaju kencang di Desa Pante
Bahagia. Daud kemudian menghardik pengendara mobil agar berhati-hati. Karena
tidak diindahkan, ia bersama seorang warga mengejar dengan menggunakan
sepeda motor, ujar Hn kepada Serambi, Rabu sore.
Sesampainya di Cot Meureubo--lebih kurang 1 Km dari Pante Bahagia-- Kijang
itu berhenti dan terjadilah peristiwa seperti yang digambarkan saksi dalam
laporannya kepada LPLHA Aceh.
Daud Kamra meninggalkan lima putra dan satu putri. Anaknya yang paling kecil
berusia 10 tahun. Sumber di Pante Bahagia menyebutkan, selama hidupnya Daud
dikenal sebagai petugas pengaman di desanya dan banyak membantu warga dalam
berbagai masalah.
Lhoknibong mencekam
Dari Lhoknibong, Aceh Timur dilaporkan, warga sekitar itu kemarin kebanyakan
meninggalkan desa menyusul gencarnya operasi yang dilancarkan aparat
kepolisian. Dalam penyisiran untuk mencari dua anggota polisi yang hilang
sejak enam hari lalu itu, menurut warga desa, aparat bersikap sangat kesar
terhadap warga. "Beberapa warga ditangkap dan dipukuli. Bahkan, di antaranya
kemungkinan ada yang meninggal akibat pukulan," kata sumber.
Penyisiran oleh aparat bukan hanya di kawasan Blang Seunong, tapi juga
menjalar ke kawasan Kecamatan Tanah Jambo Aye. Kamis (7/10) kemarin, suasana
di daerah itu semakin mencekam setelah 12 unit mobil aparat masuk ke kawasan
Blang Seunong.
Karena rasa takut dengan sikap aparat, ratusan warga kawasan itu, seperti
warga Desa Pante Labu dan Alue Ie Mirah serta desa lainnya turun ke kota
Lhoknibong. Sejak pukul 08.30 WIB, Kota Lhoknibong ramai dengan masyarakat.
Sedangkan aparat keamanan memblokir dan menyisir hutan mencari jejak dua
anggota Polri yang diduga diculik kelompok pria tak dikenal di kawasan itu.
Di Desa Matang Reubek, Kecamatan Tanah Jambo Aye Aceh Utara, aparat
dikabarkan membakar satu balai yang diduga sebagai "camp" anggota GAM. Tapi,
menurut warga itu merupakan balai pengajian anak-anak. Tidak ada sangkut
paut dengan GAM. "Karenanya, harus dibangun kembali," kata seorang tokoh
masyarakat setempat.
Masih di desa itu, aparat dikabarkan juga menangkap M Isa. Setelah dimintai
keterangan Rabu (6/10) dilepaskan. Tidak jelas apa yang dituduhkan kepada
lelaki warga Matang Reubek itu.
Seorang anggota GAM di kawasan Peureulak, melalui telepon kepada tadi malam
mengaku pihaknya tidak pernah menculik dua anggota Polri. "Jadi, kenapa
polisi harus mencari ke daerah itu. Bahkan, beberapa warga di Teupin Batee
Lhok Nibong, dipukuli aparat ketika menyisir kawasan itu. Seharusnya penegak
hukum tidak menyiksa rakyat," katanya.
DPRD mundur
Sedangkan Abu Said, pimpinan GAM Wilayah Pase, meminta calon Anggota DPRD
Tk-II Aceh Utara, dari berbagai fraksi agar segera mengundurkan diri. Selain
itu, diimbau pula semua kantor instansi pemerintah ditutup, kecuali
Telekomunikasi, rumah sakit, PDAM, PLN, guru sekolah, dan wartawan.
Lebih lanjut ayah delapan anak yang mengaku telah 15 tahun bergerilya di
hutan Pase mengatakan, jika ada pihak-pihak yang melanggar ketentuan itu,
akan merasakan akibatnya.
Selain itu Abu Said juga meminta rakyat Aceh, meningkatkan aktivitas
keagamaan. Tiap waktu maghrib semua toko dan warung harus ditutup sampai
usai shalat. (tim)
----------end----------
PMTOH dan Tronton Berlaga
Dua Supir Tewas, 40 Penumpang Luka
Serambi-Langsa
Sedikitnya dua korban tewas, 7 mengalami luka parah, dan 33 lainnya
luka-luka, dalam tabrakan antara bus PMTOH dengan sebuah truk barang di
jalan Banda Aceh-Medan di kawasan Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur, sekitar
75 Km dari Langsa, Kamis (7/10) sekitar pukul 17.00 Wib.
Tabrakan "laga kambing" itu menewaskan kedua supir. Masing-masing Rusli
(38), warga Peukan Bada, Aceh Besar, yang pengemudi truk tewas di tempat
akibat terjepit kemudi. Sedangkan Muchtar, penduduk Binjai, Sumatera Utara,
yang supir PMTOH meninggal dalam perjalanan ke RSU Langsa.
Sejumlah tujuh penumpang yang luka berat/parah, satu di antaranya Effendi,
kernet PMTOH, juga warga Binjai akan dioperasi di RSU Langsa. Enam korban
luka berat lainnya, satu di RSU Langsa dan lima di RSU Lhokseumawe hingga
tadi malam belum diketahui identitas mereka.
Korban-korban tabrakan maut itu dirawat bertebaran. Sebagian dilarikan ke
RSU Lhokseumawe, puluhan di Puskesmas Julok (termasuk korban Rusli), satu di
Puskesmas Idi Rayeuk, dan sebagian lainnya dirawat di RSU Langsa.
Keterangan yang dihimpun Serambi dari sejumlah saksi mata dari kalangan
penumpang dan masyarakat sekitar TKP menyebutkan, awalnya bus PMTOH jurusan
Banda Aceh-Medan melaju beriringan dengan bus Anugerah. PMTOH BL 7358 A itu
berada di belakang Anugerah dalam jarak yang relatif dekat. Tiba-tiba,
Anugerah berhenti mendadak, diduga karena akan mengambil penumpang di
pinggir jalan.
Secara mendadak pula, pengemudi PMTOH membanting setir ke jalur kanan jalan
guna menghindari tabrakan dengan Anugerah. Celakanya, dari arah depan,
muncul sebuah truk besar, dan seketika terjadilah tabrakan "laga kambing"
yang tak mungkin dihindari keduanya.
Akibatnya, bagian depan bus maupun truk ringsek total. Diduga, tewasnya
kedua pengemudi tersebut akibat terjepit antara kedua kendaraan yang
berlaga. Para penumpang yang luka parah umumnya penumpang yang duduk di
deretan depan.
Begitu terjadi kecelakaan yang cukup mengejutkan masyarakat sekitarnya itu,
sejumlah polisi dari Polsek Nurussalam dibantu anggota Polsek Julok segera
turun ke TKP. Kasus tabrakan maut itu kini ditangani Sat Lantas Polres Aceh
Timur. "Kasus ini masih dalam penyidikan. Kita belum tahu pihak mana yang
bersalah," kata Kasat Lantas Polres Aceh Timur Kapten Pol RA Kasenda
mewakili Kapolres. (non/an)
----------end----------
Hari Ini, Anggota DPRD Disumpah
* 10 Muka Lama
Serambi-Banda Aceh
Hari ini, 54 dari 55 anggota DPRD I Aceh hasil pemilu 1999, secara resmi
akan diambil sumpah oleh Ketua Pengadilan Tinggi Aceh, di Banda Aceh.
Kepastian itu diketahui setelah Kamis (7/10) sore, sekitar pukul 15.00 WIB,
PPD-I Aceh menerima Surat Keputusan Mendagri.
SK Mendagri No 161.21 - 1121 itu berisi peresmian pengangkatan anggota DPRD
yang baru, dan pemberhentian anggota DPRD-I Aceh hasil Pemilu 1997. SK
anggota DPRD-I Aceh masa keanggotaan 1999-2004 itu, mulai berlaku sejak
tanggal pengucapan sumpah.
Dengan terbitnya SK itu, maka anggota DPRD-I Aceh masa keanggotaan 1997-1999
akan mengakhiri masa jabatannya. Sepuluh dari 45 anggota DPRD Tk I Aceh yang
lalu, terpilih lagi pada masa keanggotaan baru.
Kesepuluh "muka lama" yang masih berada dalam komposi anggota dewan sekarang
adalah dari PPP terdiri dari Drs Mustafa A Glanggang, Murhaban Makam, dan
Drs M Munir Aziz. Dari Partai Golkar, HT Darwin, Drs H Azhari Basar, Dra Cut
Cayarani Bitai, dan Ir H Taufiq MS SU. Sedangkan dari TNI/Polri, Kol Inf
Muhammad Hadis, Kol Mar Yusri Hajerat SE, dan Kol Pol T Zulkifli Asiah.
Sedangkan 44 lainnya merupakan wajah baru di DPRD-I Aceh.
Sejak sore kemarin, suasana menyambut pelantikan anggota dewan itu sudah
terasa. Para anggota dewan itu mengikuti acara gladi bersih di gedung DPRD-I
Aceh. Kegiatan singkat itu turut dihadiri sejumlah tokoh politik.
Ketua DPRD Aceh, HT Djohan kemarin tampak mengikuti seluruh proses gladi,
termasuk acara penyerahan palu pimpian dewan kepada dua pimpinan sementara
DPRD Aceh, OK Ibrahim (PDI-P) anggota tertua dan Drs M Nasir Djamil (PK)
sebagai anggota termuda.
Meskipun calon anggota DPRD Aceh sejak pukul 16.15 sudah mulai hadir ke
Gedung DPRD, namun acara gladi baru dimulai sekitar pukul 17.00 WIB. Sebelum
cara gladi dimulai, baik calon anggota dewan maupun panitia harap-harap
cemas, karena mereka belum menerima teleks dari Depdagri mengenai pengukuhan
calon anggota legislatif itu.
"Telek dari Jakarta baru kita terima sekitar pukul 15.00 WIB," kata Ketua
PPD-I Aceh, Dr Achmad Farhan Hamid yang namanya tak tercantum baik di DPR-RI
maupun DPRD Tingkat-I Aceh.
Para hadirin yang ikut gladi dan hadirin yang ingin menyaksikannya, baru
lega setelah Farhan memberitahukan, bahwa SK pengukuhan sudah turun,
pelantikannya dipastikan dapat dilaksanakan Jumat (8/10) pagi.
Calon pimpinan sementara DPRD Aceh, OK Ibrahim yang memimpin gladi sempat
membuat hadirin ketawa, ketika ia mengetuk palu penutupan sidang, bukan pada
tempat yang telah disediakan, tapi di atas daun meja.
Setelah pelantikan, hari ini kemungkinan DPRD Aceh akan melanjutkan
sidang-sidang penetapan tata tertib, pembentukan fraksi, dan kemungkinan
dilanjutkan dengan pemilihan lima anggota MPR utusan daerah Aceh.
Namun, sidang paripurna pemilihan anggota MPR UD Aceh itu belum tentu dapat
dilaksanakan hari ini.
Sedangkan nama-nama calon anggota MPR utusan Aceh yang sudah beredar antara
lain HT Djohan, Achmad Farhan Hamid, Abdullah Ali, Kaoysyah, dan Abdul
Ghafur. Yang sangat mengejutkan, ada isu menyebutkan PPP akan mengajukan
nama Agsuwandi (Sekjen SMUR) untuk anggota MPR utusan Aceh.
Aguswandi yang dihubungi tadi malam mengatakan, kemungkinan pengajuan
namanya itu bisa jadi ada kaitan dengan polling yang dilakukan Walhi Aceh.
Hasil polling dari publik itu menempatkan Aguswandi di urutan atas.
Kemungkinan itulah yang ditindaklanjuti oleh parpol. (ism/ed)
----------end----------
Dipastikan Seluruh Fraksi tak Setuju Kabupaten Meureudu
Serambi-Sigli
Wakil Ketua DPRD Pidie, HM Nurdin Amien memperkirakanseluruh fraksi yang
bersidang Senin (11/10) mendatang akan menolak rencana pembentukan kabupaten
Meureudu. Karena proposal yang diajukan panitia pemekaran terlalu muluk dan
kurang menyentuh. Selain itu, kondisi daerah dibidang keamanan masih kurang
mendukung.
"Kami dan seluruh anggota dewan sudah melihat proposal yang diajukan panitia
pemekaran. Dalam proposal yang diajukan itu, ditulis asset pemasukan asli
daerah (PAD) mencapai Rp 2 milyar. Pemasukan itu, terlalu besar dan tak
masuk akal," sebut Nurdin Amien kepada Serambi, seusai persidangan lanjutan
antara dewan dengan panitia pemekaran pembentukan kabupaten Meureudu, Kamis
(7/10).
Dikatakan, Kabupaten Pidie saja dengan 23 kecamatan sampai saat ini sulit
mendapat pemasukan sebanyak itu. Konon lagi, dibandingkan dengan kabupaten
Meureudu yang hanya akan dinaungi tujuh kecamatan. "Darimana sumber dana PAD
sebesar Rp 2 milyar. Bukankah ini, proposal yang direkayasa."
Mantan Ketua PPP Pidie itu menambahkan, dewan lewat sidang lanjutan kemarin
menilai, konsep rencana pembentukan kabupaten Meureudu, adalah program
ikut-ikutan tanpa memikir untung ruginya, baik dari kekompakan masyarakat
Pidie yang sudah terbina sekian lama maupun dipandang dari segi kecemburuan
sosial yang bisa saja timbul.
Seharusnya, kata Nurdin Amien, pihak panitia pemekaran jangan melihat
Singkil dan Simeulue. Karena Singkil, dilihat budayanya saja sudah agak
berbeda dengan Tapaktuan. Sedangkan Simeulue, merupakan sebuah pulau yang
jauh dan sangat terisolir. Sehingga patut dan memenuhi syarat untuk
dikembangkan.
Begitupun diakuinya, jika Meureudu yang mempunyai historis sejarah di zaman
Sultan Iskandar Muda dan penjajahan kolonial Belanda, kini sangat
ketinggalan pembangunannya. Untuk itu, diharap semua warga Meureudu, baik
yang telah menjadi pejabat maupun rakyat biasa harus memikirkan bagaimana
memajukan daerahnya bukan untuk memecahkan yang sudah terbina.
Terserah rakyat
Bupati Pidie Drs M Djakfar Is ketika diminta komentarnya, siang kemarin
menyangkut rencana pembentukan kabupaten Meureudu mengatakan, semua itu
terserah kepada rakyat banyak. "Kalau mereka menginginkan, akan
diperjuangkan. Tapi jika tidak mau, tak jadi masalah," katanya.
Disebutkannya, rencana pembentukan kabupaten Meureudu, tidak lepas untuk
mengejar ketinggalan kecamatan-kecamatan yang belum tersentuh banyak
pembangunanya, terutama di Wilayah III Pembantu Bupati Pidie. Selain itu,
untuk meningkatkan perekonomian rakyat dan membuka lapangan kerja bagi
pengangguran, disamping mempercepat pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat
banyak.
Ditanyai jika keinginan panitia pemekaran ditolak dewan, Senin mendatang,
dan apakah Meureudu dan sejumlah kecamatan lain akan terus ketinggalan
dengan pembangunan fisik dan pelayanan pemerintah terhadap rakyat, Djakfar
Is mengatakan, itu tergantung dewan. Sedangkan masalah pembangunan di daerah
tersebut, ia akan berjuang semaksimal mungkin.
Untuk itu, bupati mengimbau seluruh komponen masyarakat untuk selalu
menciptakan suasana aman. Disisi lain, terus berusaha keras di bidang
pertanian, perkebunan, peternakan, dan tambak. Jika ini diabaikan, semua
kita akan mengalami kerugian dan menderita, sebut Djakfar Is. (da)
----------end----------
|