WB01042_.GIF (955 bytes) INDONESIA KITA

Maju Terus FPI !
Sarang kemaksiatan terus diobrak-abrik dalam bulan
Ramadhan. Cukupkah?

Pendudukan Kantor Balaikota  DKI Jakarta oleh Laskar Pembela Islam (LPI, sayap Front Pembela Islam) Senin Subuh (13/12), bisa jadi merupakan puncak kekesalan FPI terhadap kelambanan Pemda DKI dalam memerangi tempat-tempat maksiat. Betapa tidak, sudah berkali-kali FPI maupun ormas Islam lainnya menuntut Pemda DKI agar sesegera mungkin memberantas tempat-tempat maksiat di Ibukota. Namun Pemda DKI agaknya kurang tanggap.
         Sebelumnya, hari Rabu (1/12) delegasi FPI mendatangi Pemda DKI, menuntut agar Pemda bersikap tegas terhadap tempat maksiat yang menurut data kepolisian saja ada sekitar 120 titik di Jakarta. “Sebelas bulan Jakarta penuh dengan maksiat, masa sebulan saja tidak bisa berubah jadi kota taat?” ujar Reza Pahlevi, Kastaf LPI pada SABILI. Akhirnya delegasi FPI pimpinan Ust. Oman Syahroni itu diterima oleh Wagub Bidang Pemerintahan Abdul Kahfi. “Saya berdiri di pihak anda,” ujar Abdul Kahfi manis seraya tak lupa berpelukan dengan para delegasi FPI ketika mereka meninggalkan Balaikota.
         Namun setelah delegasi FPI pulang, para wartawan mendesak Abdul Kahfi dan menanyakan kembali apakah Pemda DKI akan segera menutup tempat-tempat maksiat seperti yang dituntut FPI? Wagub DKI Bidang Kepemerintahan ini langsung berubah sikap. “Itu tidak mungkin. Bagaimana dengan mata pencaharian mereka. Mereka kan butuh itu untuk hidup. Kita paling bisa meminta para pengelola tempat-tempat hiburan itu untuk tidak beroperasi secara mencolok selama bulan Ramadhan,” kilah Abdul Kahfi. Jelas, FPI dongkol. Akhirnya pada Senin Subuh (13/12) terjadilah aksi pendudukan Balaikota hingga siang hari. “Dengan cara seperti inilah FPI menjawab sikap Pemda,” cetus Slamet Ma’arif, Pengurus FPI Jakarta Timur.
        Lambannya Pemda DKI dalam memberantas tempat maksiat patut dipertanyakan, jangan-jangan ada usaha Pemda DKI yang sangat rentan dipergunakan sebagai tempat maksiat. Hotel Cempaka Dua yang berdiri di daerah Pulomas-Jakarta Timur, misalnya. Hotel milik PD. Wisata Niaga Jaya, sebuah BUMD yang berada di bawah Pemda DKI, ternyata telah berubah jadi motel tempat orang bermesum ria. Di sini pasangan-pasangan haram bebas melakukan apa saja tanpa harus takut tercatat identitasnya. Maklum, mobil-mobil pasangan haram itu langsung masuk ke garasi yang terletak persis di samping kamar.   Pembayaran cukup dilakukan via petugas yang mengantarkan makanan atau minuman. Kapolda Metro Jaya, Mayjen (Pol) Noegroho Djajoesman di Balaikota (13/12) mengemukakan, “Saya sudah punya datanya. Banyak tempat hiburan yang menyeleweng. Mungkin lebih dari 50 persen dan itu semua harus ditertibkan.” Adakah hotel tersebut masuk dalam kategori 50 persen itu?
        Bulan suci Ramadhan adalah saat yang tepat untuk memerangi segala bentuk kemaksiatan. Sekarang baru tempat kemaksiatan yang kecil-kecil saja yang diobrak-abrik warga. Esok bukan tidak mungkin, pabrik minuman keras dan tempat-tempat maksiat yang lebih besar lagi yang akan menjalani pengadilan rakyat. Umat Islam patut bersyukur punya FPI, yang berani mengambil inisiatif dalam menegakkan kebenaran—walau pahit—dan membuat pengusaha bisnis haram ketar-ketir.
         KH. A. Kholil Ridwan sendiri menyatakan salut terhadap FPI. “Sebagai Ketua BKSPPI, saya amat salut dan angkat topi terhadap gerakan amar ma’ruf nahi munkar oleh FPI. Mestinya gerakan Islam gabung dengan FPI, karena mereka berani dan tidak anarkis. KISDI aja kalah, karena yang biasanya berani mengatakan kulli haqo wala muron itu KISDI, tapi KISDI tidak pernah seperti itu. Ini satu sejarah baru dalam gerakan amar ma’ruf nahi munkar.” Maju terus FPI! Rasulul SAW telah bersabda, “Sungguh, Surga berada di bawah kilatan pedang!”
n


Rizki Ridyasmara
Laporan: Eman.


HAK CIPTA © PT. BINA MEDIA SABILI 1999
JL. Cipinang Cempedak II/16 Polonia, Jakarta Timur 13340 INDONESIA
Design by : CYBERNEWS SABILI