Ternate PKPU- Suasana kota Ternate benar-benar berubah. Kerusuhan yang
menganiaya umat Islam membuat masyarakat menjadi dewasa. Meskipun dengan
pengungsi yang jumlahnya masih sekitar 70 ribuan, namun kebersamaan antara
kaum anshor (pemukim) dan muhajirin (pengungsi) sangat kental. Terbukti
ketika kedatangan korban dari Galela, kemarin (30/05) langsung disambut
oleh masyarakat bak pahlawan. Masyarakat berbondong-bondong ingin melihat
keharuman nama sang Syuhada. Laki-laki, perempuan, tua maupun muda ikut
ambil bagian. Bahkan anak-anak kecil berkumpul menyanyikan Mars Jihad "Aku
Harus Kembali", karyanya Izzatul Islam. Memang inginnya mereka kembali ke
kampung halaman di Halmahera sana. Belum lagi pasukan ojeg yang jumlahnya
400-an ikut mengiringi dengan rapi tanpa bunyian knalpot yang memekakkan
telinga. Setiap orang yang melihat akan sangat terharu melihat penyambutan
syuhada tersebut.
Kemudian pasukan jihad yang mengantar korban dari Galela itu ada yang
langsung ke Rumah Sakit Umum untuk yang luka-luka dan ada yang langsung ke
Masjid Al-fajri. Setelah melihat begitu banyak pasukan jihad baik yang baru
datang dari Galela maupun yang akan berangkat, langsung pengurus Posko
Al-Fajri mengumumkan melalui Sound system Masjid kepada masyarakat untuk
menyediakan minuman dan makanan ala kadarnya. Tanpa hitungan jam mereka
yang umumnya ibu-ibu berbondong-bondong berebut dulu untuk memberikan yang
diminta tadi. Subhanallah.
Sepertinya sekarang masyarakat Ternate -Tidore khususnya dan Maluku Utara
pada umumnya sudah menyatu dengan jihad. Terbukti waktu peristiwa
penembakan aparat kepada massa tanggal 3-4 Mei lalu, ketika aparat
memberikan tembakan peringatan, massa bukannya mundur malahan maju.
Sampai-sampai ada aparat yang menembakan senjatanya dengan tangan bergetar.
Hari-hari sekarang sangat hangat di telinga mereka cerita tentang jihad.
Ketika ditanya mengenai tanggapan pernyataan Pangdam Pattimura, Max Tamaela
akan tembak ditempat bagi para perusuh, mereka menjawab: Tanpa diumumkan
oleh si Max pun sudah hari-hari aparat menembaki kami pasukan jihad, kata
salah seorang mereka tanpa mimik takut sedikitpun.
Bukti lain keterlibatan masyarakat dalam jihad ini adalah hampir setiap
masjid ada Posko Jihadnya. Mereka berlomba-lomba mengirimkan personil
sebanyak-banyaknya. Masing-masing posko mendanai sendiri untuk
aktifitasnya. Tentu dengan mengingatkan para masyarakat di sekitarnya.
Bukankah ini merupakan indikasi perpecahan umat di Ternate ? Ketua Posko
Induk Al-Ishlah, Habib Muhammad menampiknya: sama sekali tidak, mereka
masih tetap terkendali dibawah Posko Al-Ishlah untuk Ternate dan Posko
Tomolou untuk Tidore.
Gelombang Pasukan Jihad ke Galela masih terus berlangsung
Sementara itu, si malam harinya masih terus berlangsung pengiriman pasukan
jihad ke Galela melalui pantai Toboko. Sekitar pukul 22.00 pasukan yang
sebagian dibonceng oleh pasukan ojeg dibelakang, dengan gagah menyandang
pakaian jihad berikut senjata rakitan dan pedang. Laksana pawai takbir di
setiap malam hari raya. Sungguh menakjubkan. Sepertinya keberhasilan
membebaskan Galela, menyulut lagi semangat pasukan jihad untuk ingin
mengulang sukses di Tobelo.
Mari kita doakan mereka. Hidup Mulia atau Mati Syahid
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh
(DI-31/05/00)