From: "RADIO NIKOYA 106.15 FM" [nikoyafm@aceh.wasantara.net.id]
Date: Tue, 3 Aug 1999 19:16:00 +0700
Mogok Massal Di Aceh Siap Di Laksanakan.
LBH Banda Aceh bentuk Tim Advokasi Korban Kekerasan Aparat.
BANDA ACEH, Radio Nikoya FM (Rabu, 4/8). Pro dan Kontra terhadap
pelaksanaan Mogok Massal di Daerah Istimewa Aceh sebagai aksi protes
diam masyarakat terhadap tindak kekerasan yang terjadi selama ini di
Serambi Mekkah masih terus saja terjadi, ketegangan semakin miningkat
dirasakan mulai hari Selasa (3/8), tampaknya Pemda Aceh pun berusaha
keras menggagalkan kegiatan Mogok Massal yang diprakarsai oleh Mahasiswa
dan LSM di Aceh itu melalui Himbauan/Seruan di media massa lokal serta
selebaran yang menyebutkan aksi mogok itu dibatalkan. Namun masyarakat
di Kodya Banda Aceh sendiri terlihat tetap melakukan persiapan menyambut
aksi itu dengan berbelanja lebih banyak dari yang biasanya, karena isu
yang berkembang bahwa para pedagang di Banda Aceh tidak akan berdagang
selama dua hari itu. Menurut Aguswandy, Sekretaris Jenderal Solidaritas
Mahasiswa Untuk Rakyat (SMUR) Aceh, aksi protes diam masyarakat Aceh
yang akan dilaksanakan hari Rabu ini, tidak ada unsur paksaan kepada
masyarakat, karena tujuan aksi mogok itu yang ingin dicapai adalah untuk
meningkatkan rasa solidaritas masyarakat terhadap warga masyarakat lain
yang telah menjadi korban tindak kekerasan serta sebagai renungan
bersama terhadap kondisi Aceh selama ini.
LBH Banda Aceh Bentuk Tim Advokasi Korban Kekerasan.
Aksi Mogok Massal 4-5 Agustus 1999 di Daerah Istimewa Aceh itu tampaknya
pasti digelar pada hari Rabu ini, karena hingga batas waktu tanggal 3
Agustus 1999 tidak ada tanda-tanda pemerintah pusat menarik pasukan PPRM
dan Non-Organiknya dari Aceh sesuai tuntutan Mahasiswa dan LSM Aceh
beberapa pekan lalu, bahkan semakin ditingkatkan lagi dengan mengirimkan
sebanyak 7000 pasukan tambahan dari Kepolisian dan TNI untuk melancarkan
kegiatan Kantibmas di Banda Aceh, Pidie, Aceh Utara dan Aceh Timur.
Melihat penambahan kekuatan militer yang sangat besar ini serta kondisi
keselamatan rakyat sipil yang semakin tidak terjamin telah melahirkan
seruan dari komponen mahasiswa dan LSM Aceh serta masyarakat untuk
melakukan Mogok Massal selama 2 hari, maka Lembaga Bantuan Hukum (LBH)
Banda Aceh mengkhawatirkan pada pelaksanaan mogok itu akan melahirkan
kekerasan-kekerasan baru yang dilakukan oleh aparat sipil dan militer
terhadap rakyat sipil, telah mengupayakan memberikan perlindungan hukum
terhadap korban kekerasan tersebut. Syarifah Murlina. SH, Kepala
Operasional LBH Banda Aceh dan Rufriadi. SH selaku Ka.Div.Sipol dalam
Siaran Pers-nya menyebutkan LBH Banda Aceh bersama pengacara-pengacara
di Banda Aceh, Pidie dan Aceh Utara, sepakat membentuk "Tim Advokasi
Korban Kekerasan Aparat Publik" di tiga kawasan daerah tingkat II di
Aceh itu.
Jika terjadi tindak kekerasan, Rufriadi. SH kepada reporter Radio Nikoya
FM Banda Aceh melalui telepon kemarin, menyebutkan agar masyarakat Aceh
dapat meminta perlindungan kepada Tim Advokasi Korban Kekerasan Publik
tersebut, untuk warga Kodya Banda Aceh dan Kab.Aceh Besar melalui LBH
Banda Aceh di Jalan Teuku Umar-Setui, dan masyarakar di Kabupaten Pidie
melalui LBH Seuramo Mekkah, Sigli, sedangkan untuk masyarakat di Kab.
Aceh Utara dapat meminta perlindungan melalui LBH Medan Pos Lhokseumawe,
di kawasan Cunda, Kotif Lhokseumawe, Kab. Aceh Utara.
Team Reporter Radio Nikoya FM, Melaporkan dari Banda Aceh.
News Devision
RADIO NIKOYA 106.15 FM
Banda Aceh Hit Radio Station
|