Wina, Juni 2000
Jumat minggu kemarin. Jumatan di Masjid
Ash-Shahaba. Seperti biasa, hanya
terdiri dari 3 shaf, tapi multiras. Ada
Arab, Pakistan, Afrika, Bule, dan
Indonesia. Setahu saya, di Wina hanya di
sini khotbah Jumatnya al. membahas
Soekarno, Soeharto, atau gejolak di
Lombok beberapa waktu lalu.
Selesai jumatan, di lantai bawah --o ya
mesjidnya berada di lantai 2 sebuah
rumah susun-- ada seorang berjanggut
lebat membagi-bagikan selebaran dalam
bhs Arab. Janggutnya mirip janggut boss
FIS, Madani. Bedanya: pirang.
Saya sangka dia dari Mesir, karena
tampangnya memang khas "fundamentalis"
Mesir. Cuma dia pakai T-Shirt putih,
celana sepanjang betis warna krem, dan
sendal santai. Selain janggutnya, dia
persis anak muda Eropa.
Dan memang iya. Kami pun terlibat
obrolan santai sambil berdiri, sementara
dia terus menyapa jemaah mesjid yg
pulang. Dengan bhs Arab tentu. Dan tentu
dia juga menawarkan selebaran yg dia
bawa.
Namanya Besim. Nama belakangnya saya
lupa, susah mengucapkannya soalnya.
Bapaknya seorang guru besar sejarah di
Bosnia. Ibunya dari Kosovo. Keluarga dia
menetap di Kosovo, dan dia pun
menganggap dirinya orang Albania Kosovo,
meski ada darah Bosnianya.
Setelah bertanya-tanya siapa saya dan
dari mana --sebagai orang bermuka Asia
Timur, saya hampir selalu jadi bahan
tontonan di mesjid-mesjid, terutama
untuk anak2 Turki atau Bosnia-- dia
mulai sedikit bercerita ttg dirinya dan
tanah airnya. Dia rupanya pernah
"berguru" di Mesir. Ah rupanya dari sana
janggutnya, dan kefasihan bhs Arabnya.
Dia pernah tinggal juga di Malaysia, dan
ingin sekali menetap dan berjuang utk
Islam di Malaysia atau ... Indonesia! Lo
kok tidak di Kosovo? Dia rupanya kecewa,
bagi dia orang Kosovo hanya KTP-nya saja
yg Islam, praktek hidup sehari-harinya
jauh dari Islam.
Ya memang ini sudah banyak saya dengar,
dan juga sedikit2 perhatikan. Tapi baru
kali ini saya dengar langsung dari
muslim Kosovo sendiri. Bagi dia,
penindasan oleh Serbia adalah hukuman
Allah utk mengingatkan Kosovo akan jati
dirinya.
Ucapan yg sama pernah saya dengar ttg
muslim Bosnia. Tak bisa dibantah, Bosnia
atau Kosovo bukanlah Malaysia. Sebelum
perang Bosnia, muslim Bosnia sempat
disebut-sebut sbg pemakan daging babi,
peminum alkohol, dan tidak pusing kalau
ada lelaki Serbia menikahi wanita
Muslim. Tentu hal ini tidak bisa
digeneralisasikan. Masih banyak muslim
Bosnia yg jauh dari dosa2 di atas. Tapi
itulah yg disebut orang ketika perang di
Bosnia pecah. Orang menyebutnya sbg cara
Tuhan utk mengingatkan muslim Bosnia
akan keislamannya. Wallahu'alam.
Kembali ke sahabat kita Besim. Begitu
tema Bosnia disinggung, dia langsung
berkata: "Sekarang di Bosnia
menggembirakan, terutama anak2 mudanya."
Maksud dia, ghirah generasi muda muslim
di Bosnia meningkat tinggi. Mereka bukan
cuma berstatus muslim, tapi juga bangga
sbg muslim, dan menunjukkan
kemuslimannya.
Tapi kemudian dia berbicara datar lagi
ttg Kosovo: "Sayang, di Kosovo tidak
seperti itu."
Saya tanya dia ttg UCK (KLA, Kosovo
Liberation Army). Pendapatnya mendua. Di
satu sisi, dia akui bahwa mereka adalah
orang2 yg berjuang membela diri,
keluarga, dan tanah airnya. Di sisi
lain, tak ada detak Islam di dalamnya.
Bagi dia, semua pemimpin UCK, termasuk
Hashim Thaci, tidak berjuang utk Islam.
Saya tidak tahu apa yg telah menimpa
atau dialami dia di Kosovo, sehingga dia
lebih suka menetap di tempat lain. Dia
hanya tertarik sekali ingin tinggal di
Asia Tenggara, suasana Islamnya lebih
terasa, katanya. Ketika saya tanya "Lo,
kalau begitu, mengapa kamu tidak
mengembangkan Islam saja di Kosovo,
bukankah itu malah sebuah tantangan?"
dia cuma tersenyum.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh