PANJUT / PANJI NO. 06 TH IV - 31 MEI 2000
Abdul Chaliq Ahmad
Siapa Pun Akan Dilibas
Wawancara:
Fraksi PKB akan melakukan klarifikasi mengenai kasus Bulog. Mereka bertekad membersihkan Gus Dur dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.Fraksi PKB di DPR bagaikan kebakaran jenggot mendengar orang bernama Soewondo yang mengaku atas suruhan Gus Dur menilep uang dari Bulog Rp35 miliar. Mereka langsung mengambil langkah. Satu tim, yang beranggotakan tujuh orang--disebut Tim 7--langsung dibentuk. Tujuannya adalah melacak bagaimana kasus itu sebenarnya. Jumat ini, tim yang diketuai Abdul Chaliq Ahmad itu akan diumumkan. Wartawan Panji Akmal Stanzah mewawancarai Abdul Chaliq seputar skandal tersebut dan mekanisme kerja Tim 7 yang diketuainya. Petikannya.
Fraksi PKB membentuk tim untuk melakukan investigasi mengenai kasus Bulog, khususnya soal Soewondo. Bagaimana sebenarnya?
Tim ini baru akan diumumkan pada Jumat. Tim ini merupakan lembaga yang ada dalam internal PKB saja. Tim akan mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan termasuk Bulog dan lembaga yang terkait lainnya. Tim ini terkait dengan dua posisi, selain PKB juga presiden.
Kaitannya dengan presiden maksudnya apa?
Begini. Di sekitar presiden banyak orang yang mengaku PKB. Orang-orangnya sampai sekarang kami belum bisa menduga. Di sinilah tugas Tim 7 mencari tahu siapa-siapa orang itu.
Tim 7 sudah mendapat restu dari Gus Dur?
Kami tidak perlu meminta sowan atau petunjuk kepada Gus Dur. Ini semua merupakan inisiatif murni Fraksi PKB. Dalam kasus seperti ini Tim 7 akan tetap memegang teguh independensinya.
Sebenarnya, kedekatan Soewondo dengan Gus Dur itu seberapa jauh?
Yang bisa saya ketahui, Soewondo itu tukang pijit Gus Dur sejak beliau masih menjabat ketua umum PBNU. Menjelang pemilihan presiden, keduanya sudah lama tidak bertemu. Sekarang setelah menjadi presiden mereka bertemu kembali.
Kabarnya menjadi orang yang sangat dekat dengan Gus Dur?
Tidak, dia bukan sekretaris pribadi Gus Dur. Tidak lebih hanya sebagai tukang pijit ketika Gus Dur ngobrol.
Tapi, ketika datang ke Bulog, kenapa dia begitu berani mengatasnamakan presiden dan Istana sehingga Sapuan mengeluarkan uang dalam jumlah besar?
Ya, karena Sapuan berharap bisa menjadi kabulog. Itulah kompensasi yang dijanjikan Soewondo. Sapuan pun begitu percaya, hebat sekali Soewondo ini sehingga bisa mengeruk uang Rp35 miliar tanpa jaminan.
Dia sendiri mengaku atas suruhan Gus Dur? Ini bagaimana?
Kesalahan di sini terletak pada dua pihak. Kesalahan Sapuan itu kok percaya ada orang yang punya hubungan dengan Gus Dur. Nah, di sini saya menilai bukan salahnya Soewondo. Sapuan yang salah kenapa percaya dengan orang kayak begitu.
Kedatangan Soewondo ke Bulog kan tidak hanya sekali, bahkan ketika Jusuf Kalla masih menjabat Menperindag dia juga datang?
Betul, tapi Pak Jusuf Kalla menolak. Sikap yang seperti itu sudah betul. Sementara Sapuan karena punya interes pribadi ingin menjadi kabulog makanya ia mengucurkan uang itu. Bagi dia itu merupakan celah yang harus dimanfaatkannya. Kami menilai tindakan Rizal Ramli untuk mencopot Sapuan sudah betul.
Bila Soewondo mengaku benar-benar disuruh Gus Dur bagaimana?
Ya, harus dipertanggungjawabkan di muka hukum. Tidak ada kecuali. Apakah dia jauh atau dekat dengan presiden, semua harus dipertanggungjawabkan. Bagi PKB siapa pun di republik ini yang melanggar hukum harus ditindak tanpa kecuali.
Tapi, masyarakat kan menilainya ulah Soewondo punya kaitan dengan Gus Dur dan NU?
Nah, salah satu tugas tim ini adalah mengklarifikasi hal-hal seperti itu.
Bagaimana dengan presiden?
Dari sisi Presiden Gus Dur ini yang akan kami bela. Kami ingin membersihkan Gus Dur dari orang-orang seperti itu. Tidak hanya Soewondo saja.
Banyak dong orang yang akan kena?
Ya, kami tidak peduli. Siapa pun akan dilibas. Sekalipun orang kepercayaan Gus Dur tidak ada soal. Bila benar Soewondo sudah ditangkap harus cepat diproses.