Date: 02 Agustus 1999 13:28
Saudara-saudara muslim...hellip....hellip.....hellip.....hellip.....Yang dirahmati
Allah SWT.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Kerusuhan Ambon, menyisakan begitu banyak kenyataan pahit yang diderita
oleh umat Islam. Khusus kami aktifis Lembaga Dakwah Kampus Unpatti, kebrutalan yang dilakukan
oleh warga kristen Ambon terhadap warga muslim lebih khusus lagi mahasiswa dan dosen muslim begitu
menyedihkan. Setelah warga kristen ini membakar dan merusak dosen muslim kami, (tercatat 5
dosen muslim terbakar rumahnya - semuanya adalah pembina kami di LDK Unpatti, dan 7 orang dosen
dirusak rumah), kini mereka melakukan pembantaian terhadap dosen muslim.
KRONOLOGIS PEMBANTAIAN DOSEN, ASISTEN DOSEN DAN MAHASISWA
DI KAMPUS UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
SAAT KERUSUHAN DI AMBON
Kisah Pembantaian dosen dan pembunuhan mahasiswa serta asisten dosen yang
terjadi di kampus Universitas Pattimura Ambon begitu tragis dan menyayat hati. Bagaimana tindakan kita
mensikapi ini ???
Apa kita hanya diam seribu bahasa, tanpa melakukan apa-apa….? Kami menuturkan untuk
anda kisah ini.
Saat kerusuhan terjadi hari Senin pagi, 26 Juli 1999 salah seorang dosen Fak. Pertanian UNPATTI (Ir. Husen Salampessy) berada di rumahnya yang terletak di perumahan dosen bersama beberapa orang mahasiswa dan
seorang asisten dosen yang letaknya di lokasi Kampus UNPATTI. Saat mereka
berada di dalam rumah tiba-tiba pintu rumah digedor, namun melihat gelagat para gerombolan pemuda itu,
pak dosen akhirnya mengambil jalan untuk harus menyelamatkan diri segera. Akhirnya bersama 3 orang mahasiswa
dan 2 orang saudaranya keluar melalui pintu belakang untuk menyelamatkan diri.
Mereka lari menuju Denzipur, yang melewati jalan kampus dengan prediksi bahwa didaerah kampus aman.
Ditengah perjalanan mereka bertemu dengan beberapa orang pemuda Nashrani. Mereka sempat bersalaman
dengan gerombolan itu. Namun tak jauh dari situ mereka berpapasan dengan salah seorang dosen nashrani dan
menyalami sang dosen. Dengan tidak berbasa-basi si dosen nashrani memberi isyarat dengan kedipan mata
kepada gerombolan tadi untuk menghajar pak Ir. H. Salampessy.
Gerombolan kristen akhirnya mengejar pak dosen dan mengepung mereka diantara Fakultas Teknik dan Fakultas
Pertanian UNPATTI. Akhirnya pak dosen di hajar gerombolan biadab itu. Awalnya pedang dihunus ke perut pak
dosen tetapi mental, terkena ikat pinggang. Pedang dihembuskan lagi ke arah kepala namun pak dosen menunduk
dan melukai salah seorang dari gerombolan mereka. Belum sempat beliau berdiri pada posisi normal parang
kembali melayang dan menebas telinga kiri hampir putus, salah seorang memeukul mata kiri beliau dengan gagang
parang. Beliau disiksa sampai babak belur.
Dengan sekuat tenaga beliau berusaha menyelamatkan diri dengan sekujur badan yang penuh dengan luka dan
darah. Pak dosen lari keluar kampus melalui pintu kampus dan disergap gerombolan lain yang berada di sekitar
kampus. Tak lama kemudian muncul aparat keamanan dari Pasukan Huru Hara (PHH) dan beliau berhasil
diselamatkan. Beliau dibawa ke tempat pengungsian Denzipur asrama tentara Poka. Beliau kemudian dibawa ke
Rumah sakit bersalin Al-fatah Ambon yang selama kerusuhan difungsikan menjadi rumah sakit umum. Beliau masih
terbaring dirumah sakit dan belum bisa memberikan keterangan karena kondisi yang masih lemah dan tak berdaya.
Bersama dengan Bapak dosen terdapat 2 orang saudara perempuannya (Nur dan Hawa). mereka dibiarkan lari
meloloskan diri tanpa diganggu sedikitpun juga. mereka inilah yang menjadi saksi mata atas penganiayaan Bapak
Dosen Fak. Pertanian UNPATTI dan UNIDAR (Ir. Husen Salampessy), Pelemesen Latuconsian (mahasiswa
Fak. Pertanian Kehutanan UNPATTI) dan Rajab La Idi, SP (Asisten Dosen Fak. Pertanian). Setelah 2 hari
kejadian kabar tentang berita tersebut terungkap/terdengar. Akhirnya aparat keamanan mencari mahasiswa dan
asisten dosen tersebut. Dan mereka menemukan Teddi panggilan akrab Pelemesen Latuconsina dalam keadaan
tergantung di pohon akasia bersama dua buah ban mobil yang dibakar didepan BRI Universitas Patimura.
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Pattimura itu ternyata telah syahid, dalam keadaan yang sangat tragis.
Dia hampir tidak dikenal. Setelah dibawa ke Rumah sakit Al Fatah. Keluarganya sempat mengenali 2 ujung
kakinya yang tidak terbakar. Kabar tentang Rajab La Idi, SP sampai sekarang belum di temukan. Entah
bagaimana khabarnya sekarang. Kalaupun beliau tidak ditemukan mudah-mudahan beliau menjadi syahid dan
diurus para malaikat Allah. Amin.
Diceritakan oleh saksi mata : Nur dan Hawa T.
Ancaman keselamatan jiwa dan kampus yang telah dikuasai oleh orang kristen dan kehilangan tempat tinggal
menyebabkan 35 persen mahasiswa muslim Unpatti dari kurang lebih 9.000 mahasiswanya terancam kuliahnya.
Sementara puluhan mahasiswa yang tidak mungkin akan kembali ke kampus Universitas Pattimura berusaha untuk
mencari kampus (Universitas Negeri) yang siap menampung mereka. Bantuan dari ikhwan - akhwat tentang
informasi ini sangat kami butuhkan untuk kelanjutan studi saudara muslim mahasiswa Ambon. Mari kita selamatkan
generasi muslim intelektual ini hellip....hellip...hellip...hellip.
Hingga kini tercacat rekan kami mahasiswa muslim meninggal dalam korban
kerusuhan ini ada 4 orang, a. l. :
1.Jamrah (Mahasiswa Fakultas Hukum, angkatan 95) "aktifis LDK yang meninggal kena tembak peluru
aparat di Poka"
2.Teddy Salampessy (Mahasiswa Fak. Pertanian Jurusan Kehutanan yang telah menyelesaikan ujian
skripsinya, tinggal diwisuda) "dipotong, digantung kemudian dibakar jasadnya".
Korban luka dari mahasiswa muslim yang tercacat oleh Tim LDK Peduli 15 muslim dan ratusan mahasiswa
rumahnya terbakar. Sebagian besar mahasiswa ini mengungsi bersama ribuan pengungsi lainnya di Masjid Al Fatah
Ambon, Lantamal Halong dan Denzipur Rumah Tiga daam kondisi yang cukup memprihatinkan, karena
kekurangan bahan pangan.
Selamat jalan sahabat-sahabat kami, kalian adalah syuhadah-syuhadah muda yang menyemangati kami untuk
membela agama ini. Jiwa yang telah kalian korbankan akan menjadi penyemai semangat jihad kami
....hellip.........hellip......hellip.....hellip.......hellip.......hellip.
Ali Husni
Ketua Pos LDK Peduli
Lembaga Dakwah Kampus Al Ikhwan
Universitas Pattimura Ambon
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
dan yang ini :
POS KEADILAN PEDULI UMMAT
DPD PARTAI KEADILAN KOTAMADYA AMBON
E-mail : ikhwan@ambon.wasantara.net.id
Jl. Sultan Babullah SK E/XI/1 Ambon, Telp/Fax. (0911) 342593
TIM PENCARI FAKTA (INFORMASI DAN INVESTIGASI)
AHAD, 1 AGUSTUS 1999
Poka, Ambon
Kondisi desa poka, perumnas Poka, Waelela yang berdekatan dengan kampus
Universitas Pattimura Ambon sangat parah. Sebagian besar rumah-rumah warga
muslim yang ada di sekitar desa ini telah habis terbakar. Bila tidak, isinya
dijarah kemudian rumahnya dirusak. Hampir semua warga muslim, termasuk
semua mahasiswa muslim Universitas Pattimura yang kost di sekitar ketiga
lokasi di atas sudah pindah dan mengungsi. Hampir semua mahasiswa muslim
Unpatti yang bertempat tinggal di daerah sekitar kampus Unpatti Ambon
(a.l. : Poka, Perumnas Poka, Wailela, Rumah Tiga, Wayame, Poka Pantai, Kota
Jawa, Batu Koneng, BTN Poka) telah meninggalkan tempat tinggalnya, baik itu
yang terbakar dan rusak rumahnya (dan ini sebagian besar dialami oleh mereka
- "termasuk penulis") maupun karena ancaman keselamatan jiwa. Kalaupun ada
mahasiswa yang tetap bertahan, itu karena menjaga dan menghadang
penyerangan yang dilakukan oelh warga kristen di sekitarnya.
Sementara di kampus Universitas Pattimura, warga kristen Perumnas Poka dan
BTN Poka (termasuk mahasiswa kristen) mengungsi di Gedung Audotorium Pusat
dan Gedung Fakultas Teknik Universitas Pattimura Ambon. Kampus Unpatti
Ambon telah dikuasai oleh warga kristen ini. Mereka tidak segan-segan untuk
melakukan pembantaian terhadap mahasiswa maupun dosen atau warga muslim yang
masuk ke dalam kampus (seperti dalam kronologis pembantaian mahasiswa dan
dosen muslim di kampus ini). Bagi mahasiswa muslim, kampus ini begitu angker
dan menakutkan. Dari wawancara yang dilakukan terhadap dua puluh mahasiswa
muslim yang mengungsi di Masjid Al Fatah, sudah tidak ada lagi keinginan
untuk kembali ke kampus. Hal yang pertama adalah ancaman penculikan dan
pembantaian oleh warga kristen, atau terkatung-katungnya studi. Karena 90
persen dosen yang mengajar di kampus ini adalah kaum nasrani. Hingga saat
ini mereka masih mencari-cari informasi dari kampus lain tentang kemungkinan
pindah Universitas.
Disamping itu ancaman yang dilakukan terhadap dosen muslim serta pembakaran
dan perusakkan rumah dosen muslim (tercatat 8 rumah dosen muslim terbakar "5
rumah diantaranya tidak terselamatkan isinya, 9 rumah lainnya dirusak)
mengakibatkan munculnya trauma dari dosen muslim untuk kembali mengajar di
kampus.
Dari jumlah mahasiswa Unpatti yang lebih dari 9.000 mahasiswa Unpatti
tersebut , 35 persen (lebih dari 3.000) diantaranya adalah mahasiswa muslim
yang terancam studinya…………….. Efeknya, seluruh kampus dikuasai oleh kaum
nasrani (renungkanlah saudara-saudara kami…………..)
Sementara itu, pada jam 16.00 WIT api kian menjalar di desa Poka, Rumah Tiga
dan Wailela. Dari pusat kota Ambon, nampak asap mengepul hitam begitu tebal.
Dalam kebakaran yang dilakukan ini, tercatat 6 rumah muslim yang pemiliknya
telah mengungsi terbakar.
Di Poka pantai, seorang warga muslim bernama : Ahmad Rabubun, pegawai
kantor BKPI Poka Ambon, dibunuh dengan cara kepala dipisahkan dari
badannya, sementara anggota badan lainnya dibakar oleh massa kristen.
Dilaporkan oleh seorang sumber bahwa kepala saudara muslim tadi kemudian
dibawa ke Gereja Advent Poka Pantai.
GALALA - ASTER , AMBON
Massa kristen di Aster pada jam 15.00 membakar 2 rumah warga muslim di
perbatasan antara perumahan penduduk muslim di hative kecil dengan rumah
penduduk kristen di Aster. Rumah ini telah ditinggalkan oleh penghuninya.
Selain Pos Keadilan Peduli Ummat, nampak Tim LDK Peduli (dari Lembaga
Dakwah Kampus Universitas Pattimura Ambon) yang berusaha memberikan dukungan
moril kepada mahasiswa muslim yang menjadi korban dalam kerusuhan ini. Para
aktifis Lembaga Dakwah Kampus ini, berusaha untuk mengakomodir
keluhan-keluhan mahasiswa muslim. Menurut Ali Husni, Ketua Pos Peduli Ummat
LDK Unpatti yang kegiatannya juga membantu korban kerusuhan, upaya untuk
mengecek informasi Universitas yang menerima mahasiswa pindahan senantiasa
diusahakan.
Dari sebuah sumber, yang terdata meninggal adalah 80 orang, dari kedua
belah pihak. Khusus untuk umat kristen, yang meninggal dan korban terluka
cukup sulit untuk didata dan diidentifikasi.
Sementara untuk warga muslim, yang meninggal kurang lebih 43 orang. Korban
luka-luka 153 orang.
Kondisi pengungsi juga cukup memprihatinkan karena kekurangan makanan dan
obat-obatan. Ada juga sebagian besar penduduk muslim yang pada saat rumahnya
dibakar, tidak dapat menyelamatkan apapun kecuali yang melekat di badannya.
Hasbi M. Albar
Tim Investigasi
Pos Keadilan Peduli Ummat
DPD Partai Keadilan Kodya Ambon