Bismillahirrohmaanirrohim
Ambon, 25 '09 '1999
AMBON : WAJAH PENDIDIKAN UMAT ISLAM
Pasca kerusuhan kedua bulan Juli - September 1999, pendidikan yang dirasakan oleh generasi muda Islam sangat memprihatinkan. Dari data Sentra Informasi dan Gerakan Mahasiswa Muslim (SIGMA) dan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Univ. Pattimura, sejak Agustus hingga hari ini telah lebih dari 1000 mahasiswa muslim yang selama ini mengenyam pendidikan di kampus Universitas Pattimura (UNPATTI) Ambon ikut eksodus dan mencari universitas baru untuk melanjutkan kuliahnya. Praktis sudah tidak ada seorangpun mahasiswa muslim yang melanjutkan kuliah di Unpatti.
Padahal sebelumnya, jumlah mahasiswa muslim di kampus ini hampir 3000 orang dari 9000 mahasiswa Unpatti. Hal serupa juga dilakukan oleh dosen muslim. Beberapa dosen muslim yang ditemui menyatakan bahwa mereka sudah tidak mungkin kembali ke kampus Unpatti.
Aktifitas di Kampus Swasta juga macet. Universitas Darusalam (Universitas Islam) misalnya, hingga hari ini belum melaksanakan aktifitas kuliah. Kampus yang berada di desa Tulehu (23 km) dari pusat kota Ambon ini sunyi. Tidak ada aktifitas apa-apa.
Sebagian besar mahasiswa yang tinggal di Ambon tidak dapat menuju ke kampus ini. Dari pusat kota Ambon untuk sampai ke Univ Darusalam, harus melewati daerah-daerah basis merah (kristen) seperti Galala, Lateri, Passo dan Suli. Dan itu sangat membahayakan. Telah terjadi beberapa kasus, mobil milik muslim dihadang dan dilempari oleh massa kristen di desa Passo.
SMU ALTERNATIF
Sebagian besar SMU dan SMK di Kodya Ambon berada di daerah-daerah basis kristen. SMUN 1, SMUN 2, SMUN 3, SMUN 4, SMUN 5, SMUN 6, SMUN 7, SMK 1, SMK 2, SMK 4, SMK 5, dan SMU PGRI 1 adalah contohnya. Akibatnya tidak ada seorangpun siswa muslim yang mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah tsb.
Terpaksa, gedung SD digunakan untuk tempat belajar siswa SMU yang muslim. Dua gedung SD yang berlokasi di Galunggung Desa Batu Merah dimanfaatkan. Seluruh siswa muslim yang masih berada di Ambon ditampung untuk belajar di sana. Siswa kelas II dan Kelas III yang berasal dari berbagai sekolah (SMU dan SMK) disatukan di SMU Alternatif ini. Kelas I terdiri atas 5 kelas, kelas II terdapat 5 kelas dan kelas III terdapat 5 kelas.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Suhfi di Ambon
|