Kesulitan Hidup, Pengungsi Halmahera Ingin Pulang

CONTENTS

Muslim World News On-line

Date of Publication: April 2000
INDONESIAN MUSLIMS FOR GLOBAL PEACE AND JUSTICE

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

Kesulitan Hidup, Pengungsi Halmahera Ingin Pulang


Ternate -- Ratusan pengungsi muslim asal Pulau Halmahera yang kini hidup di kamp-kamp pengungsian di Ternate, menuntut dikembalikan. Tuntutan itu disampaikan langsung kepada pejabat Gubernur Maluku Utara, A. M. Effendy, dalam acara silaturrahmi Pemda dengan warga pengungsi di Ternate.

Dalam kesempatan itu, M. Natsir Walanda, tokoh masyarakat kecamatan Ibu menegaskan, mereka harus dikembalikan, karena di tanah pengungsian sangat menderita.

Sementara ia juga menuding, harta mereka dengan begitu leluasanya dijarah oleh warga yang telah mengusir mereka. Baginya, jika pemerintah tak hendak mengembalikan mereka dengan segera, maka pihaknya akan mencari jalan sendiri guna membuka jalan pulang.

Senada dengannya, tokoh masyarakat kecamatan Tobelo dan Malifut juga menegaskan, Pulau Halmahera bukan milik satu agama. Maka ia juga menegaskan agar orang-orang yang mengeluarkan pernyataan untuk mengharamkan warga muslim hidup di sana harus diusut pemerintah.

Ia juga menyebutkan beberapa nama yang disebutnya sebagai provokator kerusuhan Halmahera. Warga yang disebut itu umumnya suku Ambon, dan pihaknya meminta agar pemerintah segera menangani hal ini dengan sebaik-baiknya.

Menanggapi hal itu, Effendy hanya berharap agar semua pihak hendaklah berkepala dingin dalam menyelesaikan hal ini. "Kalau kembali ke sana untuk jihad lagi, kan repot. Kapan kita damai kalau terus-terusan begini. Maka tolong, berilah kesempatan kepada pemerintah agar dapat menyelesaikan programnya," katanya kepada warga.

Tokoh masyarakat itu juga menjelaskan tiga rencananya, reevakuasi pengungsi ke tempat asal, rehabilitasi fisik dan mental, dan rekonsiliasi.

Sementara itu, Front Pembela Islam (FPI) Maluku Utara hari ini, hendak menggelar tabliq Akbar di lapangan Ngara Lamo Ternate. Tabliq ini sendiri dikuatirkan banyak kalangan di Ternate akan memicu konflik baru, karena massa kembali berkumpul dalam jumlah yang banyak.

Padahal di Halmahera Utara, utamanya daerah-daerah yang dikuasai kelompok Kristen, kini berangsur tenang, karena tak ada lagi warga muslim yang coba-coba masuk ke daerah asal mereka.

Kini, pengungsi di Ternate yang kembali menderita, karena ketiadaan lahan kerja, sementara hartanya berada di bawah kekuasaan kelompok Kristen, dan menurut informasi, dikelola warga Kristen dan aparat yang bertugas di sana. *** (ais/rus)


Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

(DI-24/04/00)


Source : Berpolitik.com Sabtu, 22 April 2000, @09:48 WIB