Republika Online edisi:
22 Oct 1999

Pertikaian di Saparua, Lima Tewas dan Lima Terluka

AMBON -- Pertikaian massa bernuansa SARA di kawasan Desa Sirisori, Ulath dan Ouw, Pulau Saparua, Maluku Tengah, sejak Rabu malam (20/10) hingga Kamis malam (21/10) mengakibatkan lima orang meninggal dunia dan lima lainnya luka berat/ringan.

Data yang dihimpun dari masyarakat di Desa Sirisori, Desa Ouw, Desa Ulath, Polsek Saparua, RSU Saparua, dan Puskodalops Polres P Ambon dan PP Lease, Kamis malam, mengatakan korban meninggal maupun luka berat/ringan sebagian besar terkena peluru tajam, di samping serpihan bom rakitan dan senjata tajam (Sajam).

Kapolsek Saparua, Lettu Pol A Tatuh, ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. Sementara data Puskodalops P Ambon dan PP Lease, membenarkan Zet Lumalesil meninggal, seorang luka berat serta empat lainnya luka ringan.

Data dari masyarakat Desa Ouw dan Ulath menyebutkan lima orang yang tewas dalam kerusuhan itu yakni Butje Latul, Benny Latul, Pai Parinussa, Zet Lumalesil, dan Thos Sinanu.

Sedangkan Sekretaris Posko MUI Daerah Maluku, Malik Selang, membenarkan pertikaian massa di Saparua. Namun, data korban masih dicek kebenarannya.

Sementara itu Kapolda Maluku, Kolonel Pol Bugis Saman, selaku pemegang Komando Pengendali (Kodal), juga membenarkan peristiwa yang saat ini mulai dikendalikan aparat Brimob Parepare dan Lintas Udara 733/BS.

''Saya belum bisa merinci data resminya karena masih menunggu laporan dari Kapolsek Saparua maupun Polres P Ambon dan PP Lease,'' katanya.

Situasi di kota Ambon, Kamis malam (21/10) sekitar pukul 20.20 WIT, cukup tenang, tidak terpengaruh dengan pertikaian massa di Saparua karena sebagian besar masyarakat terpaku di depan pesawat TV untuk mengikuti jalannya pemilihan wapres.

Pada kesempatan lain, Gubernur Maluku Saleh Latuconsina mengharapkan terpilihnya Gus Dur sebagai Presiden ke-4 RI, dapat menyelesaikan kerusuhan bernuansa SARA di daerah ini yang peristiwanya berawal 19 Januari lalu.

''Kami mengharapkan dengan terpilihnya Gus Dur sebagai Kepala Negara, maka ia bisa menentukan kebijakan bagi penghentian pertikaian, termasuk berbagai macam bentuk provokasi sehingga dapat membangun kehidupan lebih baik,'' katanya di Ambon, Kamis.

Gubernur Latuconsina yang didampingi Pangdam XVI/Pattimura Brigjen TNI Max Tamaela, Kapolda Kolonel Pol Bugis Saman, dan Kahumas Pemda setempat Drs Cak Saimima, itu mengharapkan Kepala Negara bisa berkunjung ke Maluku dalam waktu dekat sebagaimana pernah dijanjikannya.

''Kepala Negara tahu banyak tentang perkembangan kerusuhan di Maluku. Jadi beliau diharapkan bisa berkunjung ke daerah ini sesegera mungkin,'' katanya.

Selanjutnya, Gubernur atas nama Pemerintah dan masyarakat Maluku mengucapkan selamat atas terpilihnya Gus Dur sebagai Presiden di era reformasi.

''Yang pasti diharapkan tidak terjadi munculnya hal-hal yang macam-macam sebagaimana diduga sebelumnya sehingga bisa merambah ke Maluku karena kondisi keamanan di daerah ini berangsur-angsur membaik,'' ujar Gubernur Latuconsina.

Sementara itu, Uskup Diosis Amboina Mgr Mandagi MSc, secara terpisah mengharapkan Presiden memenuhi janji di Jakarta sebulan lalu untuk berkunjung ke Maluku guna membantu menyelesaikan kerusuhan berkepanjangan.

''Bapak Uskup, saya akan ke Ambon dalam waktu dekat sebagai tanda perhatian bagi masyarakat Maluku yang mengalami keadaan memilukan atau tidak mengenakkan,'' katanya mengutip dialognya dengan Gus Dur.

Ia melihat Presiden Gus Dur merupakan tokoh nasional yang tidak membedakan ras dan latar belakang. ''Terpenting dari Presiden baru adalah penghargaannya terhadap manusia sebagai makhluk Allah,'' kata Uskup Amboina.

Ia juga menyoroti peranan Presiden Gus Dur dan Megawati Soerkanoputri sebagai dua tokoh nasional yang memiliki rasa kemanusiaan tinggi. ''Keduanya memiliki moralitas tinggi, bukan pembohong, pendusta, dan mau mencelakakan bangsa sebagaimana pandangan oknum-oknum tertentu akhir-akhir ini. Jadi, pantas bila keduanya dipercayakan memimpim bangsa Indonesia baru,'' kata Uskup Mandagi.

Diterbitkan oleh Republika Online
Hak Cipta © PT Abdi Bangsa 1999