Injusticed People [injusticedpeople@yahoo.com]
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh
Polda Sulteng Gagalkan Penyelundupan Senjata Api ke Poso
Selasa, 06 Juni 2000, @16:27 WIB
Palu -- Sebanyak 56 pucuk senjata api (senpi) jenis Pistol Mirtraliur (PM1) kaliber 9x21 dan 4 karton amunisi, saat ini ditahan Polda Sulteng. Senpi yang dikirim melalui perusahaan pengiriman barang Mega Cargo itu tidak dilengkapi dengan dokumen resmi dan menyalahi prosedur pengiriman senjata. Demikian Keterangan Kapolda Sulteng Kolonel Pol. H. Soeroso, di ruang kerjanya.
Inar Yotolembah, pemilik Mega Cargo, seperti pengakuannya pada Juru Bicara Pemda Sulteng, Drs. Longki Djanggola, curiga saat melihat paket kiriman agak lain bentuknya dan tak beridentitas. Kecurigaannya bertambah sebab sudah sampai tiga hari paket itu sampai di kantornya, namun tak ada seorang pun yang menjemputnya. Karenanya dia berusaha melaporkannya pada Longki Djanggola.
"Saya curiga setelah melihat paket itu. Apalagi waktu itu saya mendapat telepon dari Jakarta, bahwa barang itu akan dijemput seseorang bernama Luky dari Poso. Orang di telepon itu mengatakan bahwa paket kiriman itu berjumlah 20 koli dan setiap satu koli berisi 10 pucuk senpi ditambah satu koli amunisi," aku Inar, seperti yang ditirukan Longki.
Namun menurut Soersoso, senjata-senjata itu dikirim atas permintaan Kanwil Dephutbun Sulteng, untuk Polisi Kehutanan (Jagawana). Dia hanya mengatakan bahwa dalam proses pengiriman terjadi misprosedur. "Kasus ini akan kami telusuri dan jika pihak Dephutbun sudah memenuhi dokumen, barang tersebut akan segera diserahkan ke Kanwil Dephutbun. Kami juga akan mengkomplain Mabes Polri yang mengirimkan senjata tanpa pemberitahuan pada kami di Polda," janjinya.
Soeroso mengaku heran mengapa pengiriman senpi itu dilakukan tanpa pengawalan dari Polri. Karenanya, dia akan mengkomplain Mabes Polri yang mengirimkan senjata tanpa pemberitahuan sebelumnya. Apalagi pengirimannya sengaja disesuaikan dengan kedatangan Presiden, Jumat (2/6). Belum lagi pada hari itu, konsentrasi aparat keamanan sedang diarahkan pada pengamanan Presiden, yang akan membuka MTQ Nasional XIX.
Yang aneh dari kasus pertama kalinya di Sulawesi Tengah ini, semestinya yang lebih dulu mengetahui adanya sejumlah senjata yang dikirim dari luar secara ilegal itu, adalah pihak Bandara. Tapi pihak Polisilah kemudian yang lebih dahulu mendeteksinya.
Berbeda dengan itu, di tempat terpisah Kadit IPP Polda Sulteng Letkol Pol. Jhony Siahaan mengatakan bahwa pengiriman senjata itu dilengkapi dokumen serta alamat dan tujuan yang sangat jelas. Menurutnya, senjata tersebut hanya ditahan sementara. "Kami tahan karena prosedur pengiriman barang seperti senjata, selayaknya memakai dokumen dan disertai pengawalan," jelasnya.
Hanya saja, banyak keganjilan yang ditemukan dari dokumen yang menyertai pengiriman senpi itu. Bagaimana tidak, jika pada dokumen yang terkirim dengan No Pol SI/751/III/2000, sudah disebutkan alamat pengirimnya atas nama Drs. Widodo S. Ramono beralamat di Jl. Manggala Wanabakti Jakarta, tapi pada peti paket yang terkirim tertulis dengan jelas barang tersebut dikirim dari Surabaya dengan SMU. 302 834-44, ke alamat Kanwil Dephutbun Sulteng, Jl. M. Yamin No. 34 Palu.
Ganjilnya lagi, Kepala Dinas Kehutanan Sulteng, Ir Suhariyanto sebagai pihak yang berkepentingan juga tak tahu menahu kalau senjata untuk Jagawana sudah dikirimkan. Dan yang menjadi persoalan bagi dia, "Kenapa pengiriman senjata-senjata itu bertepatan dengan kasus kerusuhan Poso. Tapi yang pasti kami pemakai tak tahu menahu soal senjata itu. Lagi pula senjata otomatis seperti PM1, bukan bukan senjata standar untuk Polisi Kehutanan," tekannya.
Senada dengan itu Kakanwil Dephutbun Ir. M. Ridwan Ishak, saat dikonfirmasi di kediamannya Jl. Thamrin, juga mengatakan tidak tahu menahu dengan adanya kiriman senjata itu. Namun diakuinya, pihaknya pernah mengusulkan senjata untuk Jagawana Sulteng. Tapi, "Usulan itu kami ajukan setahun silam. Sementara pengiriman senjata yang anda tanyakan itu, saya tak tahu menahu," aku Ridwan.
Dan lagi-lagi itu kian memperbesar kecurigaan orang banyak bahwa senjata-senjata api tersebut memang akan dikirimkan ke Poso. Maka bertambah pesimislah masyarakat Sulawesi Tengah kalau kasus Poso bisa selesai secepatnya. Belum lagi isu yang beredar di Palu, jika istri seorang konglomerat kesohor di Indonesia yang memang berasal dari Poso diduga mendanai kerusuhan Poso. Termasuk kabar burung sebelumnya yang menyebut-nyebut akan ada pengiriman senjata dari Jakarta. *** (far)
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh
Source: Berpolitik.com
|