BERITA UTAMA WASPADA
SELASA, 12 OKTOBER 1999
13 Warga Ditangkap, Puluhan
Rumah Dan Toko Dibakar
TANAH LUAS (Waspada): Gara-gara seorang polisi tewas ditembak oleh orang tak dikenal, aparat mengobrak-abrik enam desa di Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, Senin (11/10) pagi kemarin. Akibatnya, 13 warga ditangkap, 15 pintu toko dan 10 rumah dibakar, sementara rumah yang dirusak 44 unit.
Kejadian itu diawali peristiwa tewasnya Serda Pol. Supriyanto anggota Polsek Tanah Luas, Polres, Aceh Utara, Senin (11/10) pagi, ditembak orang tak dikenal di kawasan Desa Rayuek Kuta, Kecamatan Tanah Luas.
Keterangan Waspada peroleh. korban ditembak ketika pulang mengantarkan isterinya yang mengajar di SD. Negeri Pulo Agam, kecamatan itu. Sebagaimana biasa sejak isterinya mengandung anak kedua, setiap hari korban mengantar jemput isterinya yang hamil tua itu.
Senin pagi kemarin, saat korban melintasi Desa Rayuek Kuta, perbatasan Kecamatan Tanah Luas dengan Kecamatan Matang Kuli, dihadang dan ditembak di kepalanya oleh orang tak dikenal, ujar sumber Waspada di sana.
Tidak seorang pun yang berani mengevakuasi korban yang tergeletak dipinggir jalan. Setelah datang puluhan aparat keamanan baru jenazah korban Senin siang dievakuasi ke RS.Korem Lhokseumawe untuk divisum.
Sementara itu menurut keterangan warga, setelah kejadian tersebut ratusan aparat keamanan melakukan penyisiran sambil melepaskan tembakan ke udara, membuat warga ketakutan.
Akibatnya masyarakat enam desa yang berada disekitar lokasi kejadian masing-masing, Desa Rayuek Kuta, Blang Bidoek, Seupeng, Rayeuk Naleung, Rangkaya, dan Pay bagai terlibat suasana perang.
Hamburan peluru yang bersileweran di udara membuat panik masyarakat yang sedang melaksanakan aktivitasnya. Bahkan, kata salah seorang Kepala Desa di Kecamatan Tanah Luas yang enggan namanya disebutkan, aparat secara membabi buta membakar dan menggobrak-abrik, dengan alasan mencari anggota AGAM yang bersembunyi di sana.
"Bayangkan saja pak, mereka mulai menembak ke udara, mengobrak-abrik dan membakar rumah kami sejak pukul 09:00 hingga pukul 12:00 siang, dengan alasan mencari anggota GAM. Padahal kami tidak kenal dengan anggota GAM dan mereka tidak ada di sini," kata Kepala Desa itu.
Kata dia, setelah aparat keamanan ke luar dari desa, dia langsung melakukan pengecekan ke desa-desa yang baru saja "diluluhlantakkan" itu. Dari data yang berhasil dicatat oleh sang Kepala Desa, 15 pintu toko dan 10 rumah dibakar, sedangkan 44 rumah yang dirusak serta puluhan ton hasil pertanian seperti padi, pinang dan coklat yang disimpan warga di dalam rumah dan tokonya telah musnah jadi arang. Kerugian yang diderita masyarakat mencapai Rp 3 miliar, kata kepala desa itu.
Warga lainnya, Hj.Ny.Abubakar, 55, dengan nada terisak-isak kepada wartawan menceritakan, ketika itu rumahnya terkunci hingga aparat tidak bisa membuka pintu. Kemudian aparat menembak pintu rumahnya hingga jebol, sedangkan saat itu dia sedang tiarap di dalam rumah karena ketakutan dengan desingan suara peluru. Begitu mereka masuk ke dalam rumah, aparat langsung memecahkan televisi dan akuarium ikan.
"Saya kehilangan barang berharga berupa emas 21 gram, uang Rp 85 ribu yang saya ketahui tidak ada lagi ketika saya periksa ditempatnya," kata wanita tua itu sambil menunjuk bekas lubang peluru di pintu rumahnya.
Hj. Ny. Abubakar juga menceritakan, beberapa saat setelah aparat yang memakai baju hitam dan celana loreng yang tidak bersahabat itu meninggalkan rumahnya, datang lagi aparat keamanan yang cukup ramah simpatik menanyakan kenapa dirinya menangis.
Sedangkan warga yang ditangkap, masing-masing bernama, Hanafiah Ismail, Abdul Manaf, M.Yacoub, Munawir Ismail, Ridwan Samid, Aiyub Hasbi, Adami Lidan, A.Syahbuddin, Jamaluddin, Kasem, Amri, Walidin dan Salihin Syamaun.
Kapolres Aceh Utara Letkol.Pol Drs Syafie Aksal, yang dihubungi Waspada berkali-kali untuk dikonfirmasi Senin malam via telepon tidak berhasil. "Bapak sedang rapat," kata salah seorang petugas jaga.
Kepala Biro Penerangan GAM Wilayah Pase, Abu Ismail Syahputra kepada Waspada melalui SLJJ dari tempat persembunyiannya, mengecam keras tindakan yang dilakukan aparat yang melakukan pembakaran rumah penduduk, karena masyarakat itu tidak tahu apa-apa. Kalau berani carilah AGAM yang sebenarnya, dan pihak AGAM akan mengambil tindakan atas perlakuan yang sudah di luar batas terhadap masyarakat seperti itu, katanya. (tim)
----------end----------