Republika Online edisi:
02 Jun 2000

'Bom Mobil' Meledak di Nganjuk,, Dua Tewas Satu Luka Berat

NGANJUK -- Sebuah mobil Suzuki Carry Futura warna merah hati dengan muatan penuh amunisi meledak di Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (30/5), sekitar pukul 11.30. Musibah meledaknya bom mobil di jalan Gatot Subroto sekitar 50 meter dari terminal baru Nganjuk, menyebabkan dua orang meninggal dunia di tempat kejadian, seorang korban menderita luka berat dan saat ini dirawat di RSI Nganjuk. Sedangkan penumpang lainnya melarikan diri.

Di dalam mobil bernopol AB-7224-FA ditemukan ribuan peluru tajam -- sebagian peluru dalam format terangkai -- di antaranya berukuran kaliber 38, sejumlah granat tangan, buku-buku agama dan buku petunjuk merakit senjata, sebuah dokumen berisi pengumpulan dana laskar jihad untuk Maluku, tabungan BCA dan BNI Yogyakarta atas nama Rifzikka Helta, serta sebuah kotak uang berisi lembaran uang kertas Rp 50 ribuan dan Rp 20 ribuan.

Seorang warga Nganjuk yang dihubungi Republika kemarin, mengisahkan mobil tersebut melintas dari arah timur (arah Surabaya) menuju ke barat (arah Madiun).

''Semula, ada suara ledakan-ledakan kecil dari dalam mobil itu. Kemudian, mobilnya berhenti menepi di dekat toko Mapan, jalan Kauman. Tak berapa lama, tiba-tiba ada suara ledakan keras. Sebelum mobil terbakar, saya lihat ada dua orang penumpangnya di depan keluar dan melarikan diri,'' kata warga Nganjuk yang tak mau disebut jati dirinya.

Ledakan keras dari mobil tersebut menimbulkan kobaran api yang dengan cepat membesar dan menyebabkan sebagian badan mobil terkoyak akibat meledaknya bahan amunisi.

''Saya lihat memang ada serpihan granat yang tercerai berai. Juga ada buku-buku agama dan ratusan peluru tajam dan dokumen-dokumen di dalam mobil itu,'' lanjut sumber Republika yang rumah tinggalnya tak jauh dari lokasi kejadian.

Kadit Serse Polda Jatim, Kol Pol Suharto, ketika dihubungi membenarkan adanya kejadian tersebut. ''Kita masih melakukan pemeriksaan secara intensif, penyebab kejadiannya. Apakah, meledaknya mobil disebabkan granat atau sebab lain,'' katanya.

''Saat ini, petugas masih konsentrasi di lokasi kejadian, dari mana asal amunisi tersebut serta akan dikirim ke mana, karena jumlah pelurunya cukup banyak dan ada granat tangannya yang masih aktif dan belum meledak. Ini pasti ada maksud tertentu,'' papar Kadit Serse.

Menurutnya, petugas dari Polres Nganjuk belum berhasil menemukan identitas korban yang meninggal dunia, karena kondisi tubuhnya hangus terbakar. Sedangkan korban yang kini dirawat di RSI Nganjuk bernama Asmi Ishaq (32) semula mengaku sebagai santri dari pondok pesantren Al-Ikhlas, Jember.

Namun menurut pengasuh Pondok Pesantren Al-Ikhlas Jember KH Ahmad Amar, bahwa Asmi Ishaq hanya menantu, bukan warga pesantren Al-Ikhlas. ''Jadi tidak benar kalau dia itu penghuni pondok sini, saya tegaskan sekali lagi bahwa dia itu sekadar menantu dan tinggalnya pun tidak satu kompleks dengan saya,'' tegasnya.

Kadit Serse berharap keterangan dari Asmi akan bisa membeberkan peristiwa peledakan dan asal usul amunisi tadi. Diakuinya, dari catatan Polres Nganjuk menyebutkan salah seorang dari penumpang mobil berhasil melarikan diri.

''Kemungkinan dia masih berada di sekitar Nganjuk. Petugas sudah siaga di stasiun kereta api dan terminal antarkota, siapa tahu dia melarikan diri,'' ujarnya.

Polda Jatim, tambah Suharto, kemarin meluncurkan empat anggota Brimob, empat anggota tim Jihandak, dua petugas dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Polda Jatim, dan sebuah kendaraan taktis (rantis) penjinak bom.

Diterbitkan oleh Republika Online
Hak Cipta © PT Abdi Bangsa 2000