PALU -- Tiga batalyon TNI bantuan dari Kodam Wirabuana Makassar,
lengkap dengan armada tank hari ini akan diterjunkan ke Poso, Sulteng.
Target utama operasi bersama bantuan Korps Brimob yang tiba di Palu
adalah memukul mundur 'Pasukan Merah' yang dinilai aktif melakukan aksi
penyerangan terhadap 'Pasukan Putih' dalam kerusuhan di kota itu sejak
bulan lalu.
Danrem Wirabuana Palu, Kolonel Hamdan Z Nasution, mengemukakan
rencana itu dalam forum dialog tokoh agama dan masyarakat yang dipimpin
oleh Gubernur Sulteng HB Paliudju di Asrama Haji Palu kemarin. Hadir
dalam pertemuan yag diprakarsai Kanwil Depag Palu, Kapolda Sulteng
Kolonel Polisi H Soeroso MSi.
''Pasukan Merah inilah yang selama ini aktif melakukan serangan.
Sedangkan Pasukan Putih hanya bertahan menghadapi gempuran mereka,''
ujar Danrem.
Hamdan menyebut kelompok yang aktif melakukan penyerangan adalah
Pasukan Merah yang didanai oleh Advent Lateka. Kelompok yang pasif
disebut Pasukan Putih.
''Di sana ada dua pasukan, yang Pasukan Merah aktif, dan Pasukan
Putih pasif. Kami akan menghalau dan membersihkan yang aktif melakukan
perusakan dan kerusuhan. Itulah target utama pasukan yang akan
diturunkan,'' ujar Danrem.
Dari pasukan yang aktif inilah, kata Danrem, yang mempunyai motivasi
politis. ''Misalnya, ketika mereka diminta menyerahkan senjata, malah
mereka melakukan negosiasi-negosiasi yang berkaitan masalah politis.
Berarti mereka aktif melakukan penyerangan karena ada tujuan politis.''
Danrem menyatakan perlunya pelurusan masalah oleh para tokoh agama
agar masyarakat di Poso tidak termakan oleh isu-isu serta mampu menahan
diri agar tidak terlibat konflik untuk kepentingan politis di Poso.
Sementara itu Kapolda Sulteng Soeroso menyatakan bantuan pasukan dari
Korps Brimob Jakarta telah tiba di Palu. Dalam satu hari ini
diistirahatkan. ''Baru besok (hari ini) mereka diberangkatkan ke lokasi
kerusuhan,'' katanya.
Tentang keadaan kota Poso sendiri hingga kemarin, menurut Kapolda
dalam kondisi aman, tidak lagi ada letupan-letupan kecil pertikaian.
Setidaknya dalam tiga hari ini tidak terjadi perkelahian.
Kapolda juga mengakui, kelompok perusuh itu terdiri atas orang-orang
militan yang terlatih, dan pandai membaur dengan masyarakat. Bahkan
dengan cara mereka sendiri juga mampu mengajak masyarakat untuk
bersama-sama mereka melakukan aksi penyerangan.
Edi, salah seorang peserta pada kesempatan itu meminta kapada aparat
untuk mensosialisasikan rencana mengatasi masalah di Poso, yang
melibatkan pasukan TNI serta Brimob yang jumlahnya besar dan dilengkapi
dengan senjata.
Pasalnya, lanjutnya, yang berkembang di sana adalah isu bahwa TNI
serta aparat akan memerangi masyarakat. Dampaknya mereka sekarang
melakukan aksi utuk menghalangi agar pasukan tidak sampai bisa masuk ke
lokasi dengan caranya sendiri, seperti menumbangkan pohon-pohon ke jalan
raya serta merusak jembatan.
Beberapa tokoh agama dalam acara tersebut bersepakat untuk lebih
mengutamakan perdamaian dengan membentuk Tim Rekonsiliasi Poso. Menurut
rencana, tim tersebut akan melibatkan pejabat serta aparat serta
masyarakat di daerah tersebut.
Menurut Kakandepag Poso Drs H Musyafa Murtadho, letupan-letupan kecil
masih terjadi. Bahkan, menurut dia, seluruh karyawan Depag dan instasi
lain, kecuali pemda sudah beberapa minggu lalu mengungsi ke Palu
sehingga menyebabkan kota Poso nyaris lumpuh total.
Di Jakarta, Panglima TNI Laksamana Widodo mengatakan penerjunan
pasukan TNI ke Poso untuk membantu Polri. ''Karena memang Polri yang
meminta bantuan ke TNI. Jadi harus diberi bantuan,'' kata Widodo AS,
usai mendampingi Menko Polkam Surjadi Soedirdja menghadap Presiden
Abdurrahman Wahid di Istana Merdeka kemarin.
Menurut Panglima, masalah keamanan dan stabilitas sangat dibutuhkan
dalam upaya untuk mewujudkan economic recovery yang merupakan
prioritas utama pemerintah ini. Hal ini, lanjutnya, menjadi sangat
penting karena dalam economic revovery butuh investor asing. n
ms/dam/ban/nar