Republika Online edisi:
07 Jun 2000

Tiga Batalyon TNI Diterjunkan ke Poso

PALU -- Tiga batalyon TNI bantuan dari Kodam Wirabuana Makassar, lengkap dengan armada tank hari ini akan diterjunkan ke Poso, Sulteng. Target utama operasi bersama bantuan Korps Brimob yang tiba di Palu adalah memukul mundur 'Pasukan Merah' yang dinilai aktif melakukan aksi penyerangan terhadap 'Pasukan Putih' dalam kerusuhan di kota itu sejak bulan lalu.

Danrem Wirabuana Palu, Kolonel Hamdan Z Nasution, mengemukakan rencana itu dalam forum dialog tokoh agama dan masyarakat yang dipimpin oleh Gubernur Sulteng HB Paliudju di Asrama Haji Palu kemarin. Hadir dalam pertemuan yag diprakarsai Kanwil Depag Palu, Kapolda Sulteng Kolonel Polisi H Soeroso MSi.

''Pasukan Merah inilah yang selama ini aktif melakukan serangan. Sedangkan Pasukan Putih hanya bertahan menghadapi gempuran mereka,'' ujar Danrem.

Hamdan menyebut kelompok yang aktif melakukan penyerangan adalah Pasukan Merah yang didanai oleh Advent Lateka. Kelompok yang pasif disebut Pasukan Putih.

''Di sana ada dua pasukan, yang Pasukan Merah aktif, dan Pasukan Putih pasif. Kami akan menghalau dan membersihkan yang aktif melakukan perusakan dan kerusuhan. Itulah target utama pasukan yang akan diturunkan,'' ujar Danrem.

Dari pasukan yang aktif inilah, kata Danrem, yang mempunyai motivasi politis. ''Misalnya, ketika mereka diminta menyerahkan senjata, malah mereka melakukan negosiasi-negosiasi yang berkaitan masalah politis. Berarti mereka aktif melakukan penyerangan karena ada tujuan politis.''

Danrem menyatakan perlunya pelurusan masalah oleh para tokoh agama agar masyarakat di Poso tidak termakan oleh isu-isu serta mampu menahan diri agar tidak terlibat konflik untuk kepentingan politis di Poso.

Sementara itu Kapolda Sulteng Soeroso menyatakan bantuan pasukan dari Korps Brimob Jakarta telah tiba di Palu. Dalam satu hari ini diistirahatkan. ''Baru besok (hari ini) mereka diberangkatkan ke lokasi kerusuhan,'' katanya.

Tentang keadaan kota Poso sendiri hingga kemarin, menurut Kapolda dalam kondisi aman, tidak lagi ada letupan-letupan kecil pertikaian. Setidaknya dalam tiga hari ini tidak terjadi perkelahian.

Kapolda juga mengakui, kelompok perusuh itu terdiri atas orang-orang militan yang terlatih, dan pandai membaur dengan masyarakat. Bahkan dengan cara mereka sendiri juga mampu mengajak masyarakat untuk bersama-sama mereka melakukan aksi penyerangan.

Edi, salah seorang peserta pada kesempatan itu meminta kapada aparat untuk mensosialisasikan rencana mengatasi masalah di Poso, yang melibatkan pasukan TNI serta Brimob yang jumlahnya besar dan dilengkapi dengan senjata.

Pasalnya, lanjutnya, yang berkembang di sana adalah isu bahwa TNI serta aparat akan memerangi masyarakat. Dampaknya mereka sekarang melakukan aksi utuk menghalangi agar pasukan tidak sampai bisa masuk ke lokasi dengan caranya sendiri, seperti menumbangkan pohon-pohon ke jalan raya serta merusak jembatan.

Beberapa tokoh agama dalam acara tersebut bersepakat untuk lebih mengutamakan perdamaian dengan membentuk Tim Rekonsiliasi Poso. Menurut rencana, tim tersebut akan melibatkan pejabat serta aparat serta masyarakat di daerah tersebut.

Menurut Kakandepag Poso Drs H Musyafa Murtadho, letupan-letupan kecil masih terjadi. Bahkan, menurut dia, seluruh karyawan Depag dan instasi lain, kecuali pemda sudah beberapa minggu lalu mengungsi ke Palu sehingga menyebabkan kota Poso nyaris lumpuh total.

Di Jakarta, Panglima TNI Laksamana Widodo mengatakan penerjunan pasukan TNI ke Poso untuk membantu Polri. ''Karena memang Polri yang meminta bantuan ke TNI. Jadi harus diberi bantuan,'' kata Widodo AS, usai mendampingi Menko Polkam Surjadi Soedirdja menghadap Presiden Abdurrahman Wahid di Istana Merdeka kemarin.

Menurut Panglima, masalah keamanan dan stabilitas sangat dibutuhkan dalam upaya untuk mewujudkan economic recovery yang merupakan prioritas utama pemerintah ini. Hal ini, lanjutnya, menjadi sangat penting karena dalam economic revovery butuh investor asing. n ms/dam/ban/nar

Diterbitkan oleh Republika Online
Hak Cipta © PT Abdi Bangsa 2000