Republika Online edisi:
16 May 2000

Laporan 'X File' Perang Teluk: Pasukan AS Bantai Tentara Irak

WASHINGTON -- Sebuah dokumen militer menyebutkan, pasukan AS yang dikomandani Jendral Barry McCaffrey telah membantai pasukan Irak yang tengah tak bersenjata di akhir Perang Teluk 1991. Bila benar apa yang termuat dalam laporan terbaru ini, maka pasukan AS telah melakukan tindakan keji.

Adalah majalah The New Yorker yang bakal memuat laporan itu dalam edisi terbarunya, 22 Mei mendatang. Dalam laporan itu, muncul beberapa pernyataan dari sejumlah kolega militer McCaffrey.

Dan di antara mereka, mempertanyakan ulah McCaffrey yang berlaku berlebihan setidaknya pada tiga kali kesempatan di akhir Perang Teluk 1991. Saat itu, Jendral yang kini memimpin dinas anti-obat bius di Gedung Putih tersebut mengomandani Divisi Infanteri ke-24.

Pihak militer AS belakangan menyelidiki hal tersebut. Setelah diselidiki disimpulkan bahwa tidak ada sesuatu yang salah pada tiga kesempatan tersebut. Hanya saja, The New Yorker dalam laporan itu mengklaim, penyelidikan itu kurang sempurna. Sebab, ada informasi dan saksi kunci yang diabaikan.

Pada kasus pertama, 27 Februari 1991, pasukan McCaffrey memberondong tembakan ke arah 382 tentara Irak yang luka-luka dan semuanya tak bersenjata. Sejumlah besar dari mereka muncul dari sebuah bus rumah sakit sembari melambaikan kain putih tanda menyerah. Tak diketahui jumlah tentara Irak yang tewas akibat berondongan itu.

Serangan lain terjadi sehari setelah gencatan senjata 28 Februari 1991. Itu terjadi menyusul ditemukannya gudang senjata di sebuah gedung sekolah yang kosong. Kala itu, tentara McCaffrey mengamuk dan membabi buta menembaki warga Irak di dekat tempat tersebut. Menurut saksi mata, 15 hingga 20 warga sipil roboh bermandi darah.

Insiden terakhir terjadi pada 2 Maret 1991, sehari sebelum perundingan damai dimulai. Saat itu, McCaffrey melaporkan bahwa divisinya mendapat serangan hebat. Karena itu, ia pun melancarkan serangan habis-habisan yang digambarkan oleh laporan di The New Yorker sebagai salah satu serangan terbesar dalam Perang Teluk.

Berapa jumlah korban, sejauh ini juga tak diketahui. Tapi tertulis dalam laporan itu, sedikitnya 700 tank, kendaraan lapis baja dan truk Irak hancur.

Benarkah laporan ini? Memang masih perlu pembuktian lebih lanjut. Dan sudah jamak, bila muncul laporan-laporan seperti ini, maka akan ada pihak yang pro dan kontra. Salah seorang yang tak yakin dengan kebenaran laporan ini adalah Patrick Lamar, direktur operasi McCaffrey.

Ia mengatakan, semua laporan soal insiden-insiden tersebut hanyalah omong kosong. Dan kepada para penyelidik militer, Lamar juga mengemukakan pendapatnya bahwa apa yang dilakukan McCaffrey dalam Perang Teluk itu memang perlu.

Selain itu, ada pula yang benci berat dengan McCaffrey. Karena itu tak mengherankan bila kemudian muncul satu surat kaleng yang menuntut McCaffrey diadili sebagai penjahat perang lantaran apa yang dilakukannya selama Perang Teluk. Gara-gara surat kaleng itulah, Pentagon lalu melakukan pemeriksaan terhadap apa yang dilakukan divisi pimpinan McCaffrey selama Perang Teluk.

Bagaimana komentar McCaffrey? Ia menolak berbicara sepatah kata pun seputar laporan tadi.

Diterbitkan oleh Republika Online
Hak Cipta © PT Abdi Bangsa 2000