Republika Online edisi:
17 May 2000

Dua Tewas, 11 Luka Tembak dalam Kerusuhan Baru di Ambon

AMBON -- Dua orang menjadi korban sia-sia, sementara 10 warga sipil lainnya ditambah satu aparat keamanan menderita luka ringan dan berat dalam kerusuhan baru yang merebak di kawasan perbatasan Batumerah-Mardika, Kecamatan Sirimau (Kodya Ambon), kemarin sore.

Sekretaris Eksekutif Posko Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wilayah Maluku, Malik Selang, yang dikonfirmasi Antara Selasa malam, menjelaskan korban tewas akibat tertembak saat terjadi konflik teridentifikasi bernama Andi (25) dan Hasan (23).

Sementara sembilan korban luka-luka lainnya termasuk Kopka TNI Hasrul Hasanela (38), Anggota Denma Kodam XVI/Pattimura Ambon, tengah dirawat intensif di RS Bersalin Al Fatah Ambon karena terkena tembakan pada bagian perut.

Dua korban luka tembak lainnya, seorang di antaranya bocah berusia lima tahun masih dirawat di RSU Gereja Protestan Maluku (GPM) Ambon bersama Kapten Pol Yoseph Sainyakit yang dilempari massa di kawasan perbatasan Batumerah-Mardika.

Satu korban lemparan massa lainnya, Anthon Patty (50), yang berada bersama tujuh penumpang dalam mobil dinas polisi nomor pol DE 2400 XVI, telah mendapat perawatan intensif di RSUD Dr Haulussy Ambon.

Enam penumpang yang selamat dalam pengepungan itu terdiri atas beberapa anggota polisi, satu perwira Polwan Polda Maluku, serta Pegawai Negeri Sipil (PNS) Polda Maluku yang baru kembali dari Asrama Brimob Tantui.

Aksi konsentrasi massa disertai pelemparan hingga timbul korban luka dan hancurnya mobil dinas itu disebabkan adanya insiden tabrak lari, yang menewaskan Nyong Ferdinandus (18) di Larier, Kecamatan Baguala (Kodya Ambon).

Pelaku penabrak yang menggunakan mobil truk yang belum diketahui nomor polisinya, melaju namun salah satu penumpangnya terjatuh dan sampai saat ini nasibnya belum diketahui.

Hingga berita ini diturunkan, bunyi letusan senapan aparat keamanan masih bersahutan diselingi dentuman bom rakitan milik masyarakat. Namun kondisi dalam kota Ambon kelihatan lengang dan lokasi konflik sangat gelap akibat padamnya aliran listrik.

Ketua Gerakan Ukhuwah Islamiyah Maluku, Faisal Salampessy, juga melaporkan kepada Republika tentang pertikaian di Ambon itu. Menurutnya, pertikaian bermula dari aksi pencegatan kendaraan kaum Muslim oleh pihak Nasrani di sekitar Jalan Mardika.

''Peristiwa itu tak lepas dari kasus pembakaran kendaraan di Paslo pada hari sebelumnya,'' ungkap Faisal. Akibat pertikaian yang berlangsung sejak pukul 15.00 WIT tersebut, menurut Faisal, dua orang kehilangan nyawanya, serta lima orang mengalami luka-luka berat.

Lebih lanjut Faisal meminta agar pemerintah dapat membantu penyelesaian konflik berkepanjangan tersebut. ''Konflik ini sudah terjadi setahun lebih, namun sampai sekarang belum ada titik terang,'' tandas Faisal.

''Kami meminta Gus Dur bersikap arif dan bijak serta menggunakan pikiran yang jernih dalam menyelesaikan konflik antarumat beragama ini,'' tambahnya. Selain itu, pihaknya juga meminta agar wapres Megawati yang diutus oleh Presiden, mengambil langkah-langkah konkret dalam upaya penyelesaian konflik. n ant/osa

Diterbitkan oleh Republika Online
Hak Cipta © PT Abdi Bangsa 2000