Republika Online edisi:
24 May 2000

Jejak Berdarah Israel di Lebanon Selatan

1978:

14 Maret: 25 ribu tentara Israel menginvasi Lebanon Selatan dan menewaskan antara 200 hingga 400 orang. Sementara 400 ribu orang mengungsi ke Beirut.

19 Maret: Keluar Resolusi 325 DK PBB, menuntut Israel menarik tentaranya. DK PBB menempatkan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL). Namun Israel menolak, dan PBB diam saja.

1982:

6 Juni: Israel menggasak Lebanon, menyusul serangan PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) ke Israel utara.

1 Agustus: Israel menduduki bandara Beirut, dan dua bulan mengepung Beirut.

17-18 September: 1.500 warga Palestina di kamp pengungsi Sabra dan Shatila dibantai oleh milisi Kristen dukungan Israel. Kasusnya menguap.

1984:

5 Januari: Pesawat Israel menyerang Baalbek, menewaskan 100 orang.

1987:

5 September: Israel menggempur kamp pengungsi Palestina Ain Helweh di Lebanon Selatan. Sebanyak 46 orang tewas.

1992:

16 Februari: Sekjen Hizbullah Abbas Musawi dibunuh Israel di Lebanon Selatan.

1993:

25-31 Juli: Israel menyerang Hizbullah, 130 orang -- kebanyakan warga sipil Lebanon -- tewas dalam serangan yang berlangsung sepekan itu.

1996:

11 April: Israel kembali menyerang Hizbullah, 175 orang tewas dan 351 lainnya luka-luka. Salah satu aksi paling biadab yang dilakukan Israel waktu itu adalah membombardir sebuah pos PBB di Cana, yang menjadi tempat perlindungan warga sipil. Akibat serangan di Cana itu, 105 masyarakat sipil tewas.

1997:

5 September: 12 tentara elite Israel mati dalam serangan yang gagal. Waktu itu, 73 tentara Israel tewas akibat helikopter tempur mereka bertabrakan di udara dalam perjalanan menuju Lebanon Selatan.

2000:

Januari-Februari: Deputi komandan SLA dan lima tentara Israel tewas dalam serangan Hizbullah.

5 Maret: Kabinet Israel setuju rencana Barak untuk menarik pasukan dari Lebanon Selatan pada Juli 2000. Menurut Israel, akan lebih baik jika penarikan mundur ini dilakukan lewat perjanjian damai dengan Suriah dan Lebanon.

9 Mei: Israel dan SLA angkat kaki dari Aarmata, desa pertama yang mereka tinggalkan. Pemerintah Lebanon menolak memberikan amnesti (pengampunan) pada para anggota SLA.

21-22 Mei: Ratusan anggota SLA kabur ke Israel, sebagian menyerahkan diri pada Hizbullah dan tentara Lebanon.

Diterbitkan oleh Republika Online
Hak Cipta © PT Abdi Bangsa 2000