Republika Online edisi:
24 May 2000

Komunis Mengail di Air Keruh

MANILA -- Menhan Filipina Orlando Mercado kemarin menuding Front Demokratik Nasional (NDF) yang berhaluan komunis berada di balik serangkaian aksi pemboman di Manila. Menurut Mercado, komunis berupaya mengambil keuntungan dari krisis sandera di Filipina selatan. Komunis melakukan itu untuk mendongkrak posisi tawar mereka dalam menghadapi pemerintah.

Melalui aksinya, NDF telah membuat kian berat beban rakyat Filipina, yang belakangan sedang dihadapkan pada soal penyanderaan di Pulau Jolo dan Basilan. Selain menebar teror bom, komunis juga telah menculik dan menyekap beberapa personel militer serta polisi. n afp/pra

Dari Timtim ke Filipina Selatan

MANILA -- Sekitar 200 personel militer Filipina yang bertugas di bawah PBB di Timtim akan ditarik pulang Juni nanti. Menurut jubir militer Manila, Kol Rafael Romero, mereka akan ditugas menghadapi gerilyawan Muslim di Filipina Selatan yang tergabung dalam Front Pembebasan Islam Moro (MILF).

Dalam setahun berperang dengan MILF, militer Manila telah kehilangan 131 personelnya yang tewas, dan 539 lainnya terluka. Dengan misi mendirikan negara Islam di Moro, MILF diperkuat sekitar 15 ribu personel bersenjata. Mereka juga didukung kelompok lain yang lebih kecil, Abu Sayyaf. n afp/pra

Saudi Impor Pengacara

RIYADH -- Arab Saudi berencana membuka pintu bagi para pengacara asing untuk buka praktek di kerajaan tersebut. Menurut Menkeh Abdullah Mohammad al-Sheikh, itu sebagai langkah mengangkat bobot profesi legal di Saudi, yang secara ketat menerapkan syariah Islam.

Negara-negara Barat, terutama lembaga Amnesti Internasional, pernah mengritik syariah. Tapi Menkeh Abdullah bersikukuh, hukum Islam merupakan yang terbaik dan sangat menghargai HAM. Soal HAM inilah yang selama ini dijadikan Barat untuk 'menyerang' Saudi serta negara-negara Asia lainnya yang mayoritas warganya Muslim. n afp/pra

Provokator SARA di Nigeria

LAGOS -- Untuk kesekian kalinya, bentrok berdarah berlatar SARA antara warga Kristen dan Muslim terjadi di Nigeria. Insiden terakhir meledak di Kaduna, Nigeria utara, Ahad lalu. Akibatnya, beberapa nyawa melayang dan gedung-gedung hancur -- termasuk gereja dan masjid.

Komandan polisi Kaduna, Mohammed Shehu, sementara hanya mendata satu tewas dalam insiden tadi. Tapi ia tak menutup kemungkinan masih ada korban tewas lainnya.

Asosiasi Kristen Nigeria dan organisasi Islam Jamarat Nasir Isalamiyat, telah sepakat mengeluarkan pernyataan bersama mengutuk pertumpahan darah itu. Menurut mereka, itu ulah provokator yang ingin mengacaukan Kaduna yang warganya multiagama.

Diterbitkan oleh Republika Online
Hak Cipta © PT Abdi Bangsa 2000