JAKARTA -- Keluarga korban Tanjung Priok hingga kini tetap
merasa bingung mengapa Komisi Penyelidikan dan Pemeriksaan Pelanggaran
HAM Tanjung Priok (KP3T Priok) tetap tidak bisa menunjukkan di mana
letak korban dimakamkan. Dan mereka pun merasa semakin hari kerja KP3T
kian tidak profesional serta sepertinya mempunyai grand stretegi
tertentu.
''Saya lihat KP3T kebingungan menunjukkan makam korban Priok. Hal ini
makin meneguhkan saya bahwa kerja mereka tak profesional. Sepertinya ada
desain tertentu. Dan ke depan saya percaya kesimpulan akhir kerja KP3T
akan menganggap peristiwa Priok hanya sekadar insiden belaka,'' kata
Beni Muchtar Biki, di Jakarta, kemarin (24/5).
Sejak pukul 08.20 WIB, beberapa anggota KP3T Priok yang dipimpin oleh
BN Marbun dan Syafruddin Bahar bersama puluhan wartawan media cetak dan
elektronik serta korban Priok, mencoba mencari lokasi makam para korban
Priok. Dan makam yang sempat dikunjungi sepanjang hari kemarin itu
adalah TPU Sukapura, pemakaman wakaf Pondok Rangon, dan makam Amir Biki.
Selain itu, pada awal kunjungan di depan Polres Jakarta Utara sempat
juga dilakukan rekonstruksi singkat mengenai tempat di mana 'bentrokan'
berdarah itu pernah terjadi. Dan melalui keterangan seorang korban
Priok, Musolih, dinyatakan bahwa antara massa dan aparat militer tidak
pernah konflik secara langsung.
''Tidak pernah kami saling melakukan secara langsung. Jarak aparat
dengan saya yang saat itu berada di rombongan terdepan massa pengajian
terpisahkan sekitar 20 meter. Dan tak ada aksi rebut senjata,'' kata
Musolih.
Setelah rekonstruksi di tempat bentrokan, rombongan kemudian pergi
mengunjungi markas Arhanud I Kodam Jaya. Di tempat itu anggota KP3T
mengecek data serta rekonstruksi mengenai jenis senjata yang dipakai
oleh aparat keamanan dan truk untuk mengangkut jenazah korban Priok.
Hasilnya, Kasi Intel Resimen Arhanud I Kodam Jaya Mayor TNI Subagyo
di depan anggota KP3T Priok mengatakan untuk jenis senjata SSK pihaknya
tidak pernah mengetahuinya. Sedangkan untuk truk pengangkut pasukan ia
mengatakan Arhanud semenjak dahulu hanya menggunakan jenis Reo.
Dan setelah itu, rombongan kemudian pergi ke TPU Mengkok, Sukapura.
Melalui keterangan Try Sutrisno ketika dimintai keterangan oleh anggota
KP3T Priok, di pemakaman itu memang telah dikubur delapan jenazah korban
Priok. Namun, ketika sampai di tempat itu, ditemukan fakta yang berbeda.
Dari catatan pemakaman, di TPU itu dimakamkam delapan jenazah korban
Priok. Tapi ketika dicek ke lapangan, hanya ditemukan lima nisan saja,
yakni Romli,Tukimin, Zaianal Amran, Asmoro, dan Andi Samsi. Sedangkan
tiga sisa korban lainnya tidak jelas dikuburkan di mana.
Suasana kunjungan ke makam korban Priok yang berlangsung hingga pukul
15.30 WIB sendiri berlangsung cukup panas. Keluarga dan korban Priok
terus saja merasa tidak puas dengan melihat sikap KP3T yang tetap saja
tidak bersedia melakukan penggalian kuburan.
Sebagai puncak suasana 'panas' itu meledak ketika romongan sampai ke
Pemakaman Pondok Rangon, Jakarta Timur. Pihak korban dengan anggota KP3T
Priok, BN MArbun terlibat dalam 'perang mulut'. Korban menginginkan agar
KP3T segera saja menunjuk tempat pemakaman dan melakukan bongkar
kuburan. Dan oleh Marbun keinginan ini kemudian ditolaknya
mentah-mentah. n uba