BANDA ACEH -- Seorang saksi, Kopda Jhoni Efendi, menyatakan
dirinya mendengar Tengku Bantaqiyah memerintahkan pengikutnya untuk
menyerbu pasukan TNI yang akan memeriksa mereka.
''Pada saat anggota TNI ingin memeriksa KTP, tiba-tiba saya mendengar
Bantaqiyah berteriak, pai (pasukan TNI) serbu,'' kata Jhoni
ketika memberikan kesaksiannya pada sidang lanjutan perkara koneksitas
kasus pembunuhan Bantaqiyah dan pengikutnya di Pengadilan Negeri Banda
Aceh, Rabu (3/5).
Dalam sidang yang dipimpin Ruslan Dahlan SH, itu saksi Jhoni
mengatakan setelah Bantaqiyah menyerukan pai (serbu, Red), maka
puluhan pengikutnya menyerang anggota TNI dengan menggunakan benda
tajam.
Pada waktu itu, saksi melihat terdakwa Kapten AY dikejar oleh tiga
orang pengikut Bantaqiyah dengan menggunakan rencong yang jaraknya
sekitar tiga meter. Pada saat korban berada sekitar satu meter dari
terdakwa, maka, Kapten AY menembak korban dan terjatuh. Setelah itu
saksi Jhoni tidak melihat kejadian berikutnya terhadap dua korban
lainnya.
Pada saat bersamaan terdengar suara tembakan beruntun, namun saksi
tidak melihat siapa-siapa yang melepaskan tembakan. Tak lama kemudian,
saksi Jhoni yang bertugas sebagai Tamtama pelayan radio mendengar
informasi di radio telah tewas sebanyak 31 orang, Bantaqiyah dan
pengikutnya. Pada hari itu juga seluruh korban dikembumikan.
Hal yang sama juga dikemukan dua saksilainnya, Lettu Inf Heri R Morin
yang bertindak sebagai Komandan Pleton dan Pratu Suwenda. Tim jaksa
penuntut umum pada sidang ke-6 menghadirkan tiga saksi.
Sebelumnya, setelah berada di lokasi dayah, saksi melihat Komandan
Kompi, Kapten AY dan Komandan Pleton Letda Inf MA bersalaman dengan
Bantaqiyah. Kemudian saksi melihat sejumlah pemuda turun dari balai
setelah mendapat perintah dari anggota TNI. ''Saya melihat ada
pemeriksaan KTP. Dan tidak lama kemudian saya mendengar letusan
bersamaan dengan peristiwa pengejaran Kapten AY,'' ujar Lettu HR Morin.
Lettu Morin dan dua saksi lainnya juga mengaku melihat Letkol Sudjono di
lokasi.
Morin mengaku tidak melihat anggota TNI menembak pengikut Bantaqiyah,
ia baru tahu 31 orang tewas dan dikubur di sekitar lokasi lewat radio.