BERITA UTAMA WASPADA
KAMIS, 7 OKTOBER 1999
Ratusan Warga Lhokseumawe Serbu
Kamar Mayat RSU Tjoet Meutia
LHOKSEUMAWE (Waspada): Ratusan warga kota Lhokseumawe dan sekitarnya Rabu (6/10) sore menyerbu kamar mayat Rumah Sakit Umum Tjoet Meutia sehubungan masuknya jenazah seorang pria tanpa identitas.
Warga masyarakat yang menyerbu ke kamar mayat RSU Tjoet Meutia itu, bertujuan melihat secara dekat apakah jenazah Mr X termasuk anggota keluarga mereka yang hilang selama ini akibat korban penculikan.
Antusias warga masyarakat yang ingin mengetahui setiap mayat yang masuk ke RSU itu disebabkan adanya orang-orang yang hilang sejak dua bulan terakhir ini.
Keterangan yang diperoleh Waspada Rabu (6/10) kemarin di RSU itu menyebutkan, jenazah Mr X ditemukan di salah satu Desa Kuta Krueng, Kecamatan Samudera Geudong, Aceh Utara. Mayat korban diantarkan oleh aparat kepolisian ke rumah sakit itu sekitar pk. 16:00 dengan mobil ambulans guna untuk divisum, kata seorang petugas medis itu.
Kondisi mayat sudah sangat memprihatinkan. Wajahnya tidak dapat dikenal lagi. Seluruh tubuh korban remuk, diduga akibat dipukul dengan benda tumpul. Bagian leher korban terikat dengan baju warna hijau dan dengan celana panjang warna hitam. Ciri-cirinya antara lain tinggi badan 1,67 m, postur tubuh sedang dan memakai celana dalam warna biru. (b17/b12)
----------end----------
4 Bangunan Dibakar Di Aceh Selatan
BANDA ACEH (Waspada): Empat bangunan di Aceh Selatan masing-masing bangunan milik pemerintah, satu camp dan rumah mantan Danramil di Aceh Selatan musnah dibakar orang tak dikenal, Rabu (6/10) dinihari. Kerugian akibat pembakaran dalam waktu bersamaan itu ditaksir mencapai Rp 300 juta lebih.
Dua bangunan milik pemerintah yang dibakar sekitar pukul 01:00 dinihari, menurut keterangan yang Waspada himpun hari itu, berupa bangunan Lembaga Pemasyarakatan (LP) dan Kantor Balai Penyuluhan Pertanian. Kedua bangunan yang letaknya saling berhadapan di lintasan Jalan negara Tapaktuan-Medan itu berada di Desa Pajar Harapan Kecama-tan Kluet Utara, sekitar 25 km dari ibukota Aceh Selatan.
LP permanen yang dibangun untuk pengganti rumah tahanan Tapaktuan ini saat dibakar belum ditempati para napinya, namun mengakibatkan 15 pintu bangunan dalam LP itu musnah. Begitu juga Kantor BPP yang berhadapan dengan LP hanya tinggal puing setelah dilalap si jago merah.
Kerugian yang diderita akibat pembakaran LP ditaksir mencapai Rp 250 juta, sedangkan kerugian diderita Kantor BPP mencapai Rp 50 juta lebih.
Sementara satu camp yang hari itu ikut musnah dibakar orang tak dikenal itu, milik PT. Marjaya yang terletak di Desa Seuneubok kecamatan yang sama. Menurut keterangan warga sekitar, camp tersebut sering dijadikan tempat bermain judi.
Sedangkan rumah mantan Danramil yang dibakar terletak di Desa Ladang Tuha Kecamatan Kluet Utara. Ketika dibakar, rumah Serma Sukarno, mantan Danramil itu sudah dikosongkan pemiliknya. Belum diketahui kerugian akibat pembakaran camp dan rumah mantan Danramil itu.
Wakapolres Aceh Selatan Mayor Pol. Tasyar saat Waspada hubungi Rabu (6/10), membenarkan kejadian itu. Pihaknya, menurut Wakapolres, sedang melakukan pengusutan siapa pelakunya pembakaran itu. (tim)
----------end----------
Komandan Operasi AGAM Wilayah Batee Iliek:
PNS Agar Kembalikan SK Kepada Atasan
LHOKSEUMAWE (Waspada): Komandan Operasi Wilayah Batee Iliek Angkatan Gerakan Atjeh Sumatera Merdeka (AGAM) mengeluarkan amaran kepada seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Neugara Atjeh Sumatera untuk tidak melakukan aktivitas apapun yang berhubungan dengan pemerintah Indonesia Jawa.
Amaran (Instruksi) tersebut yang diketik dengan komputer di atas kertas berkop Neugara Atjeh Sumatera Wilayah Batee Iliek itu, juga memerintahkan kepada seluruh PNS untuk menutup kantor. "Kepada saudara, kami harap untuk mengundurkan diri dari jabatan, serta mengembalikan SK pengangkatan kepada atasan saudara masing-masing, terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1999," bunyi amaran itu.
Kecuali yang boleh melaksanakan kegiatan adalah rumah sekolah/pendidikan, rumah sakit/kesehatan, pers, telkom, PLN serta pelayanan vital masyarakat. Selebaran amaran yang telah beredar luas di tengah-tengah masyarakat ini, diterima Waspada Rabu (6/10) di Lhokseumawe.
Dalam selebaran itu juga dituliskan kepada seluruh perangkat desa, mukim dan camat untuk mengembalikan stempel dan SK masing-masing sesuai dengan jabatan kepada atasan masing-masing.
Jangan ada lagi yang menerima uang atau bantuan dalam bentuk apapun seperti PMD, PKK, PPK, UED-SP, PDM-DKE, P3DT, Koperasi dan lain-lain sejenisnya dari penjajah Indonesia Jawa. Larangan ini berlaku kepada masyarakat umum, korban DOM, janda miskin, fakir miskin, korban bencana alam dan lain-lain, demikian tulis selebaran itu.
Lebih lanjut tulis selebaran amaran tersebut, kepada seluruh Bangsa Atjeh untuk tidak lagi mematuhi dan menerima perintah dari penjajah Indonesia Jawa. Jika keberatan untuk menerima instruksi ini kami persilahkan saudara pergi dari Bumi Atjeh Sumatera dengan membawa semua perbekalan untuk hidup di negeri Djawa, kami beri waktu relatif singkat.
"Jika amaran ini tidak diindahkan berarti saudaralah sebagai penghalang cita-cita Bangsa Atjeh untuk melepaskan diri dari cengkraman kolonial penjajah Indonesia Jawa. Demikianlah amaran ini untuk dituruti dan diindahkan serta atas kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih".
Di bawah surat tertulis Wilayah Meudelat, 28 September 1999, Komandan Operasi Wilayah Batee Iliek dan tertera stempel Neugara Atjeh Sumatera Wilayah Batee Iliek, ditandatangani oleh Darwis Djeunieb.(tim)
----------end----------
800 Kepala Desa Mundur Aktivitas Pemerintahan Pidie Lumpuh
SIGLI (Waspada): Aktivitas pemerintahan di Kabupaten Pidie sejak 1 hingga 5 Oktober 1999 lumpuh total, menyusul mundunya 800 dari 948 Kepala Desa (Kades) serta mogok kerjanya hampir seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tutupnya sejumlah kantor dinas/instansi mulai tingkat desa hingga kabupaten.
Menyangkut mundurnya 800 dari 948 Kades yang ada di Kabupaten Pidie di tandai dengan pengembalian stempel pemerintahan desa yang dilakukan secara diam-diam oleh 800 Kades kepada camat masing-masing sekaligus menyatakan meletakkan jabatannya.
Pengembalian stempel desa sekaligus peletakan jabatan sebagai Kades itu terpaksa mereka lakukan karena tak sanggup lagi memimpin desa dalam kondisi dan situasi keamanan yang tidak menentu, bahkan semakin runyam akhir-akhir ini, kata seorang Kades, Selasa (5/10).
"Kami benar-benar tak sanggup lagi memimpin desa dalam situasi keamanan yang serba tidak menentu dan penuh ancaman, intimidasi serta teror. "Jangankan untuk memberikan pengamanan kepada masyarakat yang dipimpin, untuk diri sendiri sangat susah," ujar beberapa Kades secara terpisah.
Sejumlah camat yang dihubungi mengakui, pihaknya telah menerima sejumlah stempel serta pernyataan mundur diri secara lisan. Namun hingga kini, belum ada satu pun Kades yang membuat pernyataan secara tertulis, tambah camat.
Menurut sumber yang dihimpun Waspada, dari 23 kecamatan yang ada di Pidie, camat masing-masing sudah menerima titipan stempel pemerintahan desa dan pengunduran diri sebagian besar Kadesnya. Kecuali Kecamatan Kota Sigli di ibukota kabupaten yang hingga kini masih bertahan untuk tidak mengembalikan stempel, karena di wilayah ini seluruh pemerintahan desa dipimpin lurah atau Pegawai Negeri Sipil (PNS), kata sumber di Kantor Camat Kota Sigli.
Mengenai adanya selebaran yang dikeluarkan kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang meminta seluruh PNS mundur (mogok kerja) dari pemerintah Indonesia dan tutup semua kantor dinas/instansi sejak 1 Oktober 1999 dan tanpa batas waktu kapan akan berakhir, juga tampaknya mendapat dukungan dari semua PNS, kecuali lembaga pendidikan, kesehatan dan wartawan yang dibenarkan tetap melakukan aktivitasnya.
Pantauan Waspada hingga, Selasa (5/10), sejumlah kantor pemerintahan di daerah lumbung beras Aceh itu tampak masih tutup, menyusul para PNS tidak berani masuk kantor.
Namun sebagian camat menyebutkan, solusi yang diambil untuk melayani berbagai kepentingan masyarakat banyak, pihaknya terpaksa berkantor di rumah dan warung-warung kopi. "Ini pun dilakukan dengan penuh kewaspadaan dan rasa was-was, takut ada pihak lain yang melihat/memantau," ujar seorang camat yang enggan disebutkan nama.
Asisten I Setwilda Pidie Drs Abdullah Daud, yang nampaknya tetap hadir di Kantor Bupati bersama puluhan staf lainnya mengatakan, pihaknya tetap membuka kantor meski hanya ngobrol di luar, karena tak ada warga yang datang melakukan aktivitas mereka. (b18)
----------end----------
Buntut Unjuk Rasa Siswa SMK Cot Ba'u, Masyarakat Cekik Leher Siswa
SABANG (Waspada): Unjuk rasa siswa-siswi SMK Cot Ba'u Sabang berbuntut panjang, masyarakat sewenang-wenang masuk dalam lokal dan mencekik leher siswa.
Peristiwa yang sempat menggegerkan masyarakat Sabang berawal dari unjuk rasa yang dilakukan sekitar 200 siswa SMK Cot Ba'u Sabang ke Kandepdikbud Sabang Senin (4/10) lalu. Masyarakat yang berdomisili di sekitar sekolah SMK merasa keberatan atas unjuk rasa yang menuntut agar Kepala SMK tersebut di copot dari jabatannya.
Keterangan dari Rahardi, Nasrul dan Afriza semuanya duduk di Kelas II/MB yang sekaligus sebagai saksi mata atas peristiwa itu mengungkapkan, sekitar pukul 10.00 Selasa (5/10), beberapa masyarakat Bay Pass Cot Ba'u Sabang memasuki perkarangan sekolah SMK dan menuju ke dalam lokal kelas II/MB. Seseorang bernama Tekwin mencari Faizal yang membacakan surat pernyataan dalam orasinya pada waktu unjuk rasa di kandepdikbud Sabang Senin (4/10).
Tekwin langsung mencekik leher Faisal hingga berbekas di bagian lehernya, pada waktu temannya mencoba melerai, Takwin mencoba memukulnya, akhirnya salah seorang temannya Tendi lari ke Kantor Polres Sabang minta perlindungan.
Menurut keterangan Rahardi, siswa kelas II/MB, menyebutkan tanggal 4/10 malam, dia pernah dipanggil Ketua Pemuda Bay Pass Cot Ba'u berinitial R di depan warung kopi Bay Pass. Ketua Pemuda itu meminta surat pernyataan yang dibacakan Faizal pada waktu unjuk rasa di kantor PK Sabang. Dia mengancam apabila tidak mau menyerahkan, Rahardi akan diusir dari tempat tinggalnya di Perumnas Cot Ba'u Sabang.
Adnan Hasyim yang juga pengurus BP-3 SMK Cot BaĠu Sabang mengatakan, akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab itu, anak-anak kelas II/MB tidak berani lagi masuk sekolah sebagaimana biasanya, karena takut diancam.
Dia juga heran mengapa masyarakat di sekitar itu tidak senang unjuk rasa yang dilakukan para siswa SMK. Peristiwa yang hampir menelan korban jiwa itu diduga keras diprovokasi seorang oknum guru.
Untuk menyelesaikan kejadian yang memalukan itu, pengurus BP-3 SMK mengadakan rapat dengan wali murid, Rabu (6/10).
Peristiwa itu sudah ditangani pihak Polres Sabang dan komplek SMK Cot Ba'u Sabang terpaksa dikawal anggota Polres untuk menjaga kemungkinan berbuntut lebih panjang lagi.
Kepala SMK Cot Ba'u Sabang, Mursahid pada waktu dihubungi Waspada via telefon ke kantornya tidak berada di tempat, menurut informasi dari Kasibag Tata Usaha M Yahya dai sedang dinas ke Banda Aceh. (b05)
----------end----------
19 Rumah Musnah Terbakar Di Kualasimpang
KUALASIMPANG (Waspada): 19 Rumah penduduk desa Perdamaian Kualasimpang Aceh Timur musnah terbakar. 11 Rumah lainnya dirusak masyarakat agar api tidak menjalar ke seluruh pelosok desa, Selasa (5/10). Informasi diperoleh di kantor camat Kualasimpang menyebutkan asal api bermula dari rumah Juarni yang pada saat itu ditinggalkan pemiliknya.
Selanjutnya api menjalar ke rumah sebelah yang selama ini menyimpan minyak tanah, bensin serta gas untuk memasak. Akibatnya api semakin membesar serta mengeluarkan ledakan dahsyat dan menyemburkan api yang cukup tinggi ke udara. Melihat kejadian itu masyarakat segera memberikan bantuan dengan merobohkan 11 rumah yang ada di sekitar kebakaran guna menghindari kebakaran yang lebih parah lagi.
Sesuai data yang diperoleh di kantor Camat Kualasimpang menyebutkan rumah yang musnah terbakar itu milik Dirham, Hartono, Luthan, Ju Tjin Seng, Suardi, Liong Tak Thoi, Nuraini, Praktek dr Sukmawati, Ritawati, A Gani, M Isa, Ibrahim, Indra, Mariani, Hanafiah, Samarda, Juarni, Yusni dan Syahruddin.
Sedangkan 11 rumah yang dirusak itu milik M Thayib, Kaharuddin, M Hasan, Buhari Tammat, Nuraini, M Husin, Mariam, Roni, Monyok dan Aseng. Menurut saksi mata menyebutkan, hampir seluruh rumah yang terbakar itu rata-rata harta bendanya tidak berhasil diselamatkan. Mengingat api membesar dengan seketika. Dikarenakan seluruh rumah itu terbuat dari kayu, serta adanya bahan bakar milik Ibrahim menambah maraknya kebakaran itu.
Persoalan tersebut kini sudah ditangani pihak berwajib di Kualasimpang. Sementara beberapa orang pemilik rumah yang terbakar itu sudah dimintai keterangannya untuk pengusutan lebih lanjut sebab terjadinya kebakaran yang menghanguskan 19 rumah serta 11 lainnya di rusak. (b20).
----------end----------
Tokoh Masyarakat Peusijuk Pihak Bertikai
SABANG (Waspada) : Tokoh masyarakat Balohan Sabang melakukan acara perdamaian secara adat Aceh bagi pihak yang bertikai dalam kerusuhan penyerangan kantor Polsek Sukajaya Jumat (24/9).
Upacara pesijuk (tepung tawar) berlangsung di dalam Masjid Jamik Balohan Sabang Selasa (5/10) siang dihadiri sekitar 250 tokoh dan masyarakat serta unsur Muspida dan Muspika.
Nahkoda KM Sumber Bangka Harun Saleh, atas nama masyarakat Balohan Hanafiah dan Serka Pol Bustam atas nama anggota Polsek Sukajaya Sabang dipesijuk secara bergiliran oleh tokoh masyarakat dan pemuka adat Haji Umar Ali, Tgk Adnan dan Tgk Ramli Yus.
Setelah upacara adat dilanjutkan dengan penandatanganan naskah perdamian dan disaksikan Walikotamadya Sabang yang diwakili M Yusuf Kasem SE, Kapolres Sabang Letkol Pol Marhaban Yusuf dan Camat Sukajaya Derryansyah K, BA.
Acara yang berlangsung secara kekeluargaan itu berjalan tertib dan lancar.
Kapolres Sabang Letkol Pol Marhaban Yusuf dalam sambutannya mengatakan, apa yang terjadi beberapa waktu lalu menjadi pengalaman untuk masa datang.
Walikotamadya Sabang yang diwakili Asisten II Sekwilda TK II Sabang M Yusuf Kasem SE dalam sambutannya mengatakan seharusnya dalam kondisi sangat memprihatinkan saat ini, semua pihak berhati-hati dalam mengambil kebijaksanaan, terutama dikaitkan dengan situasi masyarakat yang sangat riskan.
Dia minta seluruh keluarga besar ABK KMP Sumber Bangka lebih arif dan bijaksana dalam setiap tindakannya, sehingga tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat. "Mari kita pedomani pepatah, dimana bumi berpijak di situ langit dijunjung," kata Walikota.
Kepada masyarakat dia mengajak bila terjadi sesuatu yang melanggar hukum adat, agama, negara dan kondisi sosial masyarakat, hendaknya diselesaikan secara musyawarah dan tidak main hakim sendiri.
Peristiwa yang menjadi pusat perhatian masyarakat Balohan itu bermula karena pasangan Pomy ABK KMP Sumber Bangka dengan Dewi, sedang duduk-duduk di rumah Nahkoda KMP Sumber Bangka sampai pukul 24.00 WIB. Masyarakat mencurigai tingkah laku kedua insan berlainan jenis ini dan di gerebek malam itu juga. Persitiwa itu ditangani anggota Polsek Sukajaya Balohan, masyarakat tidak bisa menerima dan membakar kendaraan roda dua dan melempari kaca kantor Polsek hingga pecah (Waspada 25/9). (b05)
----------end----------
Tersangka Pembawa Ganja Di Peudada Belum Jelas
PEUDADA (Waspada): AMA, 31, warga Desa Lhok Kulam Kecamatan Jeunib, Aceh Utara yang ditangkap aparat PPRM membawa satu ons daun ganja kering dalam suatu sweeping di depan Polsek Peudada pertengahan Agustus lalu kasusnya masih belum jelas.
Kepala Kejaksaan Negeri Bireuen Anwar Wahab SH yang dikonfirmasi Waspada di kediamannya mengatakan, kasus penangkapan satu ons ganja dari tersangka AMA itu belum dilimpahkan ke Kejaksaan.
Sumber yang diperoleh Waspada di Polsek Peudada menyebutkan tersangka AMA ditangkap aparat PPRM saat menumpang mobil Pusling Puskesmas Peudada (15/8).
dli, petugas Puskesmas Peudada saat itu mendapat izin dari Kepala Puskesmas Peudada dr Iskandar memakai mobil Pusling untuk menjenguk ibunya yang sedang sakit di Samalanga.
Saat itu sedang berlaku aksi mogok massal kedua 14-20 Agustus, seluruh transportasi umum antar desa, Kecamatan, kabupaten dan antar propinsi lumpuh total.
Sekembalinya dari Samalanga mengemudi mobil Pusling, setiba di Simpang Nalan distop tiga lelaki. Mereka minta numpang salah seorang temannya berinitial AMA. Secara kemanusiaan Adli mengizinkan.
Dalam perjalanan kembali ke Peudada, aparat PPRM sedang melakukan sweeping di depan Polsek Peudada. AMA ditangkap aparat PPRM karena saat digeledah aparat dalam bajunya ditemui satu ons daun ganja kering.
Kasus tersangka AMA kelihatannya sudah mengambang, hingga saat ini sudah dau bulan belum dilimpahkan ke kejaksaan. (char).
----------end----------
|