Rampok Bersenjata Beraksi di Blangpidie dan Baktiya

CONTENTS

Update: 00.30 Wib Kamis, 02 September 1999

_________________________________________________________________

Rampok Bersenjata Beraksidi Blangpidie dan Baktiya
_________________________________________________________________

* Rp 224 Juta Ludes

_________________________________________________________________

* Pensiunan Menangis
_________________________________________________________________

* Dua Sekolah Dibakar Serambi-Lhokseumawe
Aksi perampokan bersenjata terjadi di dua tempat terpisah, Rabu (1/9) pagi. Di Aceh Selatan, Dinas P dan K Perwakilan Blangpidie menjadi sasaran perampokan. Rp 174 juta uang yang seyogianya akan dibayarkan untuk gaji guru SD di sana, berhasil digondol. Sementara, Kantor PT Pos Indonesia Alue Ie Puteh, Aceh Utara, juga mengalami nasib yang sama. Perampok berhasil menyikat Rp 50 juta uang gaji pensiunan PNS/TNI di Kecamatan Baktiya.

Aksi perampokan di siang bolong juga terjadi di Krueng Geukueh, Rabu kemarin. Satu unit mobil Toyota Kijang minibus warna biru BL 921 KS milik PT PIM yang dikemudi seorang pejabat penting pabrik pupuk itu, dirampas empat pria bersepeda motor ketika sedang melintas di depan Masjid Al-Muntaha, komplek perumahan PT PIM. "Tindakan kelompok sipil bersenjata di Aceh Utara kelihatannya semakin brutal saja," kata Kapolres Aceh Utara Syafei Aksal berkenaan dengan perampokan mobil pukul 11.30 WIB itu.

Bertopeng

Perampokan di Blangpidie dilakoni empat pria bertopeng dengan menggunakan senjata laras panjang. Menurut keterangan, aksi itu terjadi sekitar pukul 09:30 WIB, saat kantor sedang ramai didatangi puluhan kepala sekolah yang akan mengambil gaji guru. Para saksi mata mengungkapkan, aksi tersebut berlangsung begitu cepat. Hanya dalam tempo sekitar lima menit, perampok "sukses" menggondol Rp 174 juta gaji yang akan dibayar kepada ratusan guru SD di Kecamatan Susoh, Blangpidie, dan Tangan-Tangan.

Kawanan tersebut dilengkapi tiga senjata laras panjang. Ketika akan memulai aksinya, dua di antara mereka siaga di pintu pagar dengan senjata terkokang. Sedang dua lagi --satu tanpa senjata-- masuk ke ruangan kantor. Puluhan orang yang ada di sekitar kantor --para kepala sekolah dan pegawai Dinas P dan K -- terperangah menyaksikan kejadian tersebut. Sebagian mereka ketakutan, dan langsung tiarap. Mendengar ada kokangan senjata, Kepala Perwakilan Dinas P dan K, Zaini Ismail, keluar dari ruangannya. Tapi salah seorang perampok memerintahkan Zaini kembali masuk ke ruangan.

Dalam tempo singkat, kabel telepon diputuskan, dan salah satu kawanan memasuki ruang bendaharawan gaji seraya menodongkan senjata. Rp 174 juta uang yang baru beberapa saat dicairkan dari BPD Blangpidie berhasil dirampas.

Menurut bendaharawan gaji, Hamdi, pagi kemarin ia mencairkan uang sekitar Rp 186 juta (gaji 403 guru di 53 SD di Kecamatan Susoh, Blangpidie, dan Tangan-Tangan). Sebelum naas tiba, Rp 12 juta di antaranya telah diserahkan kepada tiga kepala sekolah (SD 3 Susoh, SD Lang Suak, dan SD Sua Nibong).

Keterangan yang diperoleh di Kantor Dinas P dan K Cabang VII Tapaktuan, di Wilayah Blangpidie yang meliputi 5 kecamatan (Kuala Batee, Susoh, Blangpidie, Tangan-Tangan, Manggeng) terdapat 100 buah SD dengan jumlah guru 656 orang. Penyerahan gaji dilakukan bertahap dalam dua hari. Rabu kemarin, akan dibayarkan untuk 53 SD di Susoh, Blangpidie, dan Tangan-Tangan. Sedang Manggeng dan Kuala Batee direncanakan Kamis ini.

Selama menjalankan aksinya, perampok tak sekalipun meletuskan senjata. Tembakan baru dilepaskan ketika hendak keluar dari kantor. Saat itu uang sudah berhasil diraup. Tiga tembakan diarahkan ke atas menembus plafon kantor. Setiba di luar, serentetan tembakan kembali terdengar, di antaranya ada diarahkan ke atas. Satu tembakan yang diarahkan ke ban mobil milik Zaini Ismail hanya mengenai velg. Setelah itu, keempat kawanan langsung kabur ke arah Kecamatan Tangan-Tangan (arah lintas Tapaktuan). Menyusul peristiwa ini, pihak keamanan segera melakukan sweeping di sejumlah Mapolsek.

Kapolres Aceh Selatan, Letkol Pol Drs Gator Subroto didampingi Wakapolres, Mayor Pol Edi Rianto yang dihubungi kemarin menjelaskan, dalam aksinya, empat kawanan bertopeng menggunakan dua unit sepeda motor--Astrea Supra dan Yamaha Post One--tanpa nomor polisi. Menurut Kapolres, keempat kawanan menggunakan tiga pucuk senjata api laras panjang jenis AK. Di lokasi kejadian, ditemukan enam selongsong peluru yang kini sudah diamankan sebagai barang bukti. Dalam upaya penyelidikan, sejumlah personil sudah dikerahkan untuk mengejar para tersangka.

Di depan pintu

Sedangkan perampokan di Aceh Utara didahului dengan upaya penembakan terhadap kepala Kantor PT Pos Indonesia Alue Ie Puteh dan seorang karyawan bank yang membawa uang Rp 50 juta untuk gaji pensiunan PNS/TNI. Aksi berlangsung sekitar pukul 11.00 WIB dengan menggunakan dua senjata jenis pistol.

Akibat perampokan di depan pintu kantor PT Pos itu, ratusan pensiunan dan janda pensiunan menangis pilu karena gagal menerima gaji bulan Agustus tersebut, kemarin. Mereka terpaksa pulang dengan tangan hampa setelah selama beberapa jam menangis sambil menunggu di depan kantor PT Pos yang berlokasi di Desa Cot Kumbang, sekitar 100 meter belakang Keudee Alue Ie Puteh atau arah kiri Jalan Banda Aceh menuju Medan. Menurut keterangan yang dikumpulkan Serambi, peristiwa perampokan itu sempat diwarnai dengan aksi tarik menarik karung uang antara kepala kantor pos dengan seorang perampok sebelum akhirnya karung uang itu berhasil direbut dan dilarikan perampok dengan menggunakan sepeda motor ke arah utara Keude Alue Ie Puteh.

Kapolres Aceh Utara Letkol Pol Drs Syafei Aksal ketika dikonfirmasi Serambi kemarin petang, mengatakan perampokan itu dilakukan oleh penjahat yang selama ini mengaku diri sebagai anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM). "Mereka mengaku GAM, tapi sebenarnya penjahat atau perampok," jelas Syafei Aksal.

Menurutnya, ciri-ciri atau identitas kedua pelaku perampokan uang gaji pensiunan Kecamatan Baktiya tersebut sudah diketahui polisi. "Kita terus mengejar mereka. Sesuai harapan masyarakat, polisi akan bekerja maksimal untuk meringkus perampok tersebut. Berdoa dan bantulah upaya kami, agar keresahan masyarakat akibat perbuatan brutal kelompok bersenjata seperti perampokan ini tidak terulang lagi di tengah-tengah masyarakat," harapnya.

Keterangan yang dihimpun Serambi di lokasi kejadian menyebutkan, sekitar pukul 11.00 WIB Kepala Kantor PT Pos Indonesia Alue Ie Puteh, Al-Mahdi, dengan ditemani seorang karyawan BRI Unit Desa setempat membawa pulang uang tunai Rp 50 juta yang rencananya akan dibayarkan kepada ratusan pensiunan dan janda pensiunan sebagai gaji bulan Agustus.

Namun, setiba di pekarangan kantor PT Pos Indonesia di Desa Cot Kumbang yang berjarak sekitar 150 meter dari BRI, dua pria yang sepertinya sudah menunggu kepulangan Al-Mahdi dari BRI meminta uang itu diserahkan kepada mereka. Namun, kepala kantor pos itu sambil tertawa terus melangkahkan kakinya ke arah ruangan kantor pos. Tiba-tiba satu dari dua pria yang sebelumnya berdiri di bawah sebatang pohon rindang depan kantor pos mendekati Al-Mahdi seraya menodongkan pistol ke arah kepala Mahdi. Melihat situasi itu, karyawan BRI yang mendampingi kepala kantor pos menendang Al-Mahdi yang memegang karung uang ke arah dalam ruangan kantor pos. Dengan tujuan untuk menyelamatkan uang tersebut.

Mendadak, perampok itu melepaskan tembakan pistolnya ke arah Mahdi dan karyawan BRI. Namun, tidak mengenai sasaran karena Mahdi dan rekannya mengelak. Sampai akhirnya perampok itu melepaskan tiga tembakan beruntun lainnya sambil terus merebut kantung berisikan uang. Melihat situasi itu, seorang rekan perampok langsung menstarter sepeda motor dengan posisi siap tancap gas. Sementara ratusan pensiunan dan janda pensiunan yang tengah menanti pembayaran gaji secara spontanitas langsung melakukan gerakan tiarap di tempat begitu mendengar suara letusan senjata api.

Di bawah letusan senjata api, perampok itu akhirnya berhasil merebut kantung uang yang terus diupayakan penyelamatannya oleh Al Mahdi walaupun ia dalam posisi terjerembab di lantai. Bersama kantung uang, sang perampok meloncat ke atas sadal sepeda motor yang ditunggui rekannya dan langsung tancap gas. Sumpah serapah terhadap aksi dan pelaku perampokan itu kemudian terdengar dari mulut para pensiunan yang kecewa dan sempat ketakutan.

Menyusul perampokan itu, suasana Keudee Alue Ie Puteh, ibukota Kecamatan Baktiya, mendadak mencekam. Apalagi, setelah itu aparat kepolisian datang ke lokasi kejadian sekaligus melakukan tindakan pengejaran pelaku perampokan tersebut dengan menyisir beberapa desa di kawasan yang dicurigai. Namun, sampai berita ini dilaporkan, pelakunya belum berhasil ditangkap. Sejauh ini, belum diperoleh konfirmasi tentang nasib gaji para pensiunan dan janda pensiunan. Apakah akan dibayar kembali dengan uang lain atau bagaimana.

Dibakar

Selain perampokan di Aceh Selatan juga terjadi pembakaran oleh orang tak dikenal terhadap dua sekolah, SD Simpang Gadeng (Kecamatan Kuala Batee) dan SLTP 2 Meukek. Peristiwa itu terjadi Rabu (1/9) dinihari, dan Selasa (31/8) malam.

Dalam laporannya, Kepala SD Simpang Gadeng, Zakaria mengatakan, keempat ruang belajar yang terbakar merupakan bagian dari tujuh ruangan yang dimiliki sekolah itu. Akibat kebakaran itu, sebanyak 80 murid kehilangan tempat belajar berikut meja kursi serta peralatan mobiler. Sedangkan di SLTP 2 Meukek api menghanguskan tiga ruang belajar berikut seluruh isinya. Camat Meukek, Drs Macrivai Syaf MSi bersama aparat keamanan turun ke lokasi untuk memadamkan api yang mulai merambat pada pukul 23.00 WIB. Dengan aksi pembakaran gedung tersebut, tercatat dua SLTP di Kecamatan Meukek yang dibakar orang tak dikenal. Delapan ruang SLTP 1 Meukek rata dengan tanah setelah dibakar, Jumat (20/8) dini hari lalu.(tim)
_________________________________________________________________

Anggota Koramil Jeunib Dibunuh

Serambi-Lhokseumawe
Anggota Koramil kembali menjadi korban pembunuhan orang tak dikenal. Kali ini menimpa anggota Koramil Jeunib Aceh Utara, Sertu Ali Imran, yang diclurit orang tak dikenal di depan rumahnya, kawasan Desa Reuleut Kecamatan Jeumpa, Selasa (31/8) sekitar pukul 22.00 WIB. Menurut Kapenrem 011/Lilawangsa, Letda Eddy Haryanto, Rabu kemarin, korban dibunuh saat duduk bersama keluarga di teras rumahnya. Seketika muncul delapan pria yang mengendarai empat unit Astrea Grand. "Satu di antaranya mengenakan seragam loreng seperti TNI," katanya. Korban Sertu Ali langsung dipukuli dengan benda tumpul serta senjata tajam. Kapolres Aceh Utara Letkol Pol Drs Syafei Aksal yang menyaksikan tubuh korban di Lhokseumawe, menduga perut korban disayat dengan menggunakan clurit.

Hal ini tergambar jelas pada mayat korban yang cukup mengenaskan. Sekujur tubuhnya dipenuhi luka-luka dan ususnya sampai terburai ke luar. Diduga korban meninggal dunia karena terlalu banyak menghabiskan darah.

Kapolres Aceh Utara sangat menyesalkan peristiwa pembunuhan yang merenggut nyawa anggota Koramil Jeunib itu, apalagi korban dihabisi saat sedang berkumpul dengan keluarganya. Keterangan serupa juga diberikan Kapenrem Eddy Haryanto. Menurutnya, korban dipukuli dengan benda tumpul sebelum kemudian ditusuk dengan senjata tajam. Korban dibawa ke RS Kesrem Lhokseumawe sekitar pukul 03.00 WIB pagi dinihari tadi. Dan pada pukul 07.00 pagi, korban dimandikan untuk dikebumikan di desanya. Sedangkan dari sumber-sumber di Bireuen menjelaskan, tragedi itu, berawal ketika rumah korban digedor dari luar. Di rumah, kebetulan ada istrinya, Ny Mega, dan saudaranya, T Anwar (30) yang minta Ali Imran untuk tidak membuka pintu. Meski sudah diingatkan, korban tetap membuka dan melihat ada seorang pemuda di depannya.

Korban sempat berdialog beberapa saat di teras rumah seterusnya berlanjut dengan suara gaduh. T Anwar mencoba melerai, namun dalam waktu bersamaan beberapa pemuda lainnya segera melumpuhkan T Anwar, sampai-sampai keningnya robek, disabet parang panjang.

Istri korban, Mega yang ikut melihat kejadian itu, berusaha minta pertolongan warga setempat, dengan berteriak, tapi usahanya gagal. Akhirnya, Ali Imran bersimbah darah, dan tewas dekat pagar rumah. Sedangkan T Anwar hanya dilukai keningnya, karena coba melerai, dan kemudian tidak berkutik lagi. Jadinya, T Anwar hanya dapat menyaksikan pembacokan terhadap Ali Imran. Beberapa lama kemudian, kelompok pemuda tak dikenal itu, buru-buru meninggalkan TKP, setelah melihat Ali Imran, roboh bersimbah darah.(tim)

_________________________________________________________________

Orang tak Dikenal Tembaki Penjudi
_________________________________________________________________

*Satu Tewas

Serambi-Meulaboh
Sekelompok orang tak dikenal menembaki kawanan penjudi dadu yang menggelar lapak di kawasan Gunung Mata Ie, Desa Tumpok Ladang, Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat, Selasa (31/8) petang. Akibatnya, seorang di antara penjudi tewas setelah tertembus tiga peluru. Tapi, Aliong --korban yang tewas itu-- penduduk Jl T Umar Meulaboh, sempat dibiarkan selama 18 jam di lokasi kejadian. Masyarakat baru berani menuju TKP setelah Camat Kaway XVI, Drs Marisi AH, dan sejumlah aparat kepolisian, tiba di Desa Tumpok Ladang, Rabu. Disaksikan kades setempat, Usman, mayat korban dievakuasi untuk selanjutnya dibawa ke RSU Tjut Nja' Dhien Meulaboh. Setelah proses divisum selesai, siang kemarin, korban diserahkan kepada keluarganya untuk dikebumikan. Sewaktu ditemukan, posisi korban dalam keadaan terlentang. Di dada kiri ditemukan satu titik tembakan yang tembus ke dada kanan. Pada perut bagian atas dan paha kiri juga ditemukan dua titik tembakan. Camat Kaway XVI, Drs Marisi AH dalam kesempatan itu mengatakan masyarakat jangan trauma dengan kejadian itu dan tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa. "Mari kita serahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa," imbaunya.

Kapolres Aceh Barat, Letkol Pol Her Aris Sumarman kepada Serambi mengatakan pihaknya sudah menurunkan tim gabungan ke lokasi untuk melakukan proses penyelidikan terhadap kasus penembakan itu. "Bagaimana kejadian yang sebenarnya masih kita tunggu hasil penyelidikan," katanya singkat.

Sumber dari masyarakat mengatakan, peristiwa pemberondongan itu terjadi sekitar pukul 16.30 WIB, Selasa (31/8). Masyarakat memperkirakan ada sekitar 20-an penjudi dadu berkumpul di kawasan Gunung Mata Ie. Namun, ketika proses "transaksi" bisnis haram itu hampir usai, tiba-tiba muncul sejumlah orang tak dikenal ke lokasi itu dan langsung melepaskan tembakan dan mengena Aliong. Akibatnya, korban yang sedang asyik mempermainkan dadu jatuh tersungkur dan diperkirakan langsung tewas di tempat. Mendengar suara tembakan, para penjudi lain lari tunggang-langgang menyelamatkan diri. Hingga kemarin dilaporkan di antara mereka yang lolos dari insiden itu masih ada yang belum kembali ke rumahnya.

Setelah arena perjudian itu kosong, penembak tak dikenal itu meninggalkan lokasi. Sementara mayat Aliong dibiarkan terlentang di situ dan baru dievakuasi Rabu (1/9) siang. Menurut masyarakat, lapak judi dadu itu mulai dimanfaatkan sekitar beberapa bulan lalu. Lokasinya persis di lereng pegunungan yang ditutupi dengan pepohonan yang rindang. Sedangkan pemain judi datang ke lokasi melewati ruas jalan HPH dengan menggunakan sepeda motor. Mereka berasal dari sejumlah kecamatan di Aceh Barat.(tim)