MOSKOW -- Pemimpin Rusia meminta militer negara itu untuk terus menekan gerilyawan Islam keluar dari Chechnya. Moskow juga menyatakan akan mengambil kembali Grozny, ibukota Chechnya, republik dalam federasi Rusia yang memisahkan diri melalui perang tahun 1996 lalu.
Pernyataan keras PM Vladimir Putin diungkapkan Ahad (10/10) dalam wawancara dengan televisi Rusia. Menurut para pengamat, sikap Putin itu untuk meningkatkan penampilan publiknya.
Rusia mengatakan serangan udara yang dimulainya lebih dari dua pekan lalu berhasil mengambil lagi sepertiga wilayah Chechnya. Sebelumnya, Moskow menarik pasukan dari wilayah ini tahun 1996, setelah kalah dalam perang dua tahun dengan Chechnya.
Kelompok gerilyawan Islam yang bermarkas di Chechnya dua kali dituduh melakukan invasi ke wilayah tetangganya Dagestan. Selain itu, mereka juga dituduh melakukan serangan bom di Rusia. Gerilyawan dan pejabat Chechen menyangkal tuduhan terlibat dalam serangan bom yang menewaskan sekitar 300 orang.
''Kami akan bertindak untuk menciptakan zona keamanan di bagian Chechnya, tempat pasukan kita sekarang berada,'' kata Putin setelah bertemu dengan para pejabat tinggi Rusia.
Menteri Pertahanan Rusia Igor Sergeyev kepada televisi mengatakan, ''Jika benar Chechen akan meminta bantuan kita untuk melepaskan Grozny, kepada bandit dan warga Chechen di sana, kita akan melakukannya,'' kata Sergeyef yang disetujui Putin.
Para pemimpin Chechen, yang dianggap memiliki kontrol kecil terhadap para panglima perang yang dikejar oleh Moskow, mengusulkan perundingan dengan Kremlin termasuk menghentikan aktifitas gerilyawan. Kantor berita Chechnya, RIA, mengatakan pemimpin Chechen Aslan Maskhadov, yang sejak lama menyerukan pembicaraan dengan Kremlin, mengusulkan pembicaraan dengan Moskow dan rencana perdamaian termasuk tawaran untuk ''mengikat'' kelompok gerilyawan.
Maskhadov juga menyerukan penarikan pasukan Rusia dari wilayah yang didudukinya selama dua pekan dan menghentikan serangan udaranya. Wakil Maskhadov di Moskow, Sharip Yusupov, ragu terhadap kesempatan berunding.
Moskow mengatakan perundingan hanya bisa dilakukan bila Chechnya menentang terorisme. Kepada BBC, Yusupov mengatakan Rusia tak menawarkan kontak.
Sementara itu, Senin kemarin Putin membahas isu ekonomi regional dalam pertemuan di kota Rusia Lipetsk. Presiden Boris Yeltsin, yang merencanakan Putin sebagai penerusnya, tetap menjalani perawatan di rumah sakit atas penyakit flu dan suhu badan tinggi yang dideritanya.
Pejabat Kremlin mengatakan bahwa Yeltsin merasa lebih baik dan bisa menemui para stafnya hari Ahad. Namun spekulasi atas kesehatan Yeltsin terus merebak. Sebuah poling pendapat menunjukan rakyat Rusia memperkirakan Yeltsin akan menyerahkan kekuasaan kepada Putin saat dia sakit.