|
|
|
|
TELAAH
KHUSUS
|
Ketika Allah Menyertai
Mujahidin Pertolongan
Allah selalu datang dari arah yang tak terduga. Dalam sebuah
haditsnya Rosulullah pernah bersabda, “Jika seorang muslim
telah dalam keadaan terdesak, itu adalah sebuah tanda
pertolongan Allah akan segera tiba.” Dan sejarah telah memberi
bukti, banyak riwayat para sahabat yang mengisahkan
keajaiban-keajaiban yang diturunkan Allah kala mereka dalam
kondisi yang terjepit hampir tak
berdaya.
|
Al Baihaqi
meriwayatkan sebuah hadits tentang keluh kesah pasukan kafir
saat menghadapi tentara-tentara Islam. Mereka mengatakan,
“Ketika kami bertempur dengan pasukan Muhammad, dan telah
kami hunus pedang untuk menyerangnya, tiba-tiba muncul
orang-orang berwajah tampan. Mereka kemudian berkata pada
kami: “Kalian orang-orang buruk rupa, menyingkirlah.”
Setelah itu kamipun mengalami kekalahan yang telak dari
pasukan
Muhammad.”
Mungkinkah orang-orang tampan dalam riwayat Al Baihaqi itu
malaikat yang turun dan diperintah Allah untuk membantu
tegaknya Islam? Kenapa tidak. Tak ada yang tak mungkin bagi
Allah. Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang Maha Menepati Janji
untuk menolong agama-Nya. Dan pertolongan Allah turun dengan
banyak cara. Ath
Thabrani juga mengeluarkan riwayat lain tentang karomah yang
dialami para sahabat. Ia mendengar Ibnu Mas’ud berkata tentang
jumlah musuh yang tampak sedikit di mata pasukan Islam dalam
perang Badar. Karena kurang yakin, ia kemudian bertanya pada
seorang sahabat yang ada disampingnya, “Apakah engkau juga
melihat, jumlah mereka yang hanya tinggal tujuh puluh orang
saja?” “Jumlah mereka kira-kira sekitar seratus orang,”
jawab sahabat itu. Karena mereka saling berselisih tentang
jumlah musuh yang dihadapinya, maka dicarilah seorang tawanan
kafir dan ditanya perihal jumlah pasukan musuh yang dibawa.
“Jumlah kami seribu orang,” jawab tawanan
itu.
Subhanallah, Allah menanamkan keberanian dalam dada pasukan
Islam dengan cara yang ajaib, tak terduga. Coba bayangkan,
dalam pandangan pasukan Islam Allah menjadikan pasukan musuh
yang jumlahnya hampir ribuan menjadi hanya tujuh puluh orang
saja. Pasukan mana yang tak berkobar semangatnya jika
menghadapi musuh yang jumlahnya cuma dalam hitungan
puluhan. Tak cuma cara
seperti itu. Riwayat berikut ini juga membuktikan bahwa Allah
senantiasa bersama hamba-hamba-Nya yang berjuang di jalan-Nya.
Ketika perang Khandaq, penduduk Madinah hampir-hampir saja
gugur karena kelaparan. Pasukan kafir Quraisy yang mengepung
Madinah membloklir jalur distribusi makanan untuk penduduk
Madinah. Bahkan ada di antara penduduk Madinah yang telah
memasak terompahnya sendiri untuk dimakan, hal yang sama juga
terjadi pada pasukan muslim dan
Rosulullah.
Suatu ketika salah seorang sahabat merasa iba pada keadaan
Rosulullah yang kelaparan dan berinisiatif menyembelih seekor
kambing muda. Dengan sembunyi-sembunyi kambing muda itu
dimasaknya dan dengan sembunyi-sembunyi pula ia mengundang
Rosulullah untuk menyantap gulai kambing muda itu. Tapi apa
yang terjadi, Rosulullah justru memanggil seluruh pasukan
muslim dan orang yang ada untuk ikut menikmati bersama-sama.
Kontan saja tuan rumah diserang kekhawatiran yang luar biasa.
“Mana cukup makanan ini untuk orang seluruh Madinah,”
demikian gelisahnya dalam
hati. Kemudian setelah
semua orang berbaris dan berkumpul, Rosulullah di depan bejana
masakan mengangkat tangan dan berdoa. Maka satu lagi mukjizat
diperlihatkan Allah pada hamba-Nya. Makanan itu cukup untuk
seluruh orang di Madinah dan masih meninggalkan
sisa. Cerita sejenis
juga pernah diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jabir bin
Abdulllah ra. Kala itu orang-orang muslim mengadukan pada
Rosulullah bahwa mereka dalam keadaan kekurangan dan
kelaparan. Kemudian Rosulullah bersabda, “Semoga Allah
menganugerahkan makanan pada kalian.” Tiba-tiba setelah
kami tiba di pinggir pantai air laut pasang dan ikan-ikan
besar keluar seakan dilemparkan ke daratan. “Kami mengambil
separuh dari badan ikan itu membakarnya sampai kami kenyang,”
tutur Jabir ra.
Cerita yang tak kurang dahsyat juga pernah terjadi ketika
Rosulullah dalam medan peperangan Hunain. Ath Thabrani
meriwayatkan, Al Harits pernah berkata, “Pada waktu perang
Hunain aku melihat Rosulullah ditinggalkan para sahabat
kecuali al Abbas bin Abdul Muthalib dan Abu Sufyan bin Al
Harits. Kemudian Rosulullah menaburkan debu ke muka
orang-orang musyrik dan karena itu mereka kalah. Yang terlihat
oleh orang-orang musyrik saat itu bukan segenggam tanah atau
debu, melainkan batu-batu dan pepohonan yang berlari
memburu.”
Kisah yang agak unik terjadi pada Hanzalah, salah seorang
sahabat Rosulullah. Dalam perang Uhud Hanzalah berhadapan
dengan Abu Sufyan, ketika Hanzalah hampir memenangkan
pertempurannya dengan Abu Sufyan, tiba-tiba datang Syaddad bin
Al Aswad yang datang membantu Abu Sufyan. Akhirnya Hanzalah
pun gugur sebagai seorang
syahid. Ketika
pertempuran usai Rosulullah memeriksa barisan pasukannya.
Mengecek siapa yang gugur dan siapa pula yang terluka, sampai
beliau tiba pada tempat tergeletaknya jenazah Hanzalah. Ada
yang aneh pada jenazah Hanzalah, sekujur tubuh jenazah itu
basah kuyup seperti habis dimandikan. “Rekan kalian ini
dimandikan oleh para malaikat,” sabda Rosulullah ketika
menemui hal itu. Kemudian Rosulullah memerintahkan salah
seorang sahabatnya datang ke rumah Hanzalah untuk mencari tahu
apa yang terjadi sebelum Hanzalah berangkat ke medan
jihad. Ketika
istri Hanzalah diberitahu perihal suami dan menanyakan apa
yang sebelumnya terjadi, istri Hanzalah menjawab, “Ia langsung
pergi ketika ketika mendegar seruan jihad dikumandangkan,
padahal ia dalam keadaan junub.” Mendengar hal itu
Rosulullah pun bersabda, “Karena itulah ia dimandikan
oleh para
malaikat.”
Berbagai karomah yang terjadi pada zaman sahabat dan tabi’in
juga dialami para mujahidin setelah mereka. Jihad Afghanistan
mengusir beruang merah komunis Uni Soviet mencatat banyak
peristiwa karomah yang dialami para mujahidin. Satu contoh
kecil, Dr. Abdullah Azzam, salah seorang panglima mujahidin
Afghan yang terkenal, menulis sebuah buku khusus berjudul
“Ayatur Rahman fi Jihadil Afghan” (Tanda-tanda Kekuasaan Allah
dalam Jihad
Afghanistan).
Ragam keajaiban banyak terjadi dan dialami mujahidin Afghan.
Seorang mujahidin bernama Abdulmannan menceritakan pengalaman
yang dialami salah seorang rekannya. “Dalam sebuah pertempuran
di batas desa, seorang mujahid bernama Amirjan dan musuh
berhasil menghalau pasukan mujahid dan memasuki desa. Kemudian
putra Amirjan yang masih berumur tiga tahun keluar rumahnya
dengan membawa korek api lalu menghadap tank musuh yang sedang
berjalan. Komandan pasukan musuh bertanya apa maksud anak
kecil itu menghadap tanknya. “Si kecil ini hendak membakar
tank kita dengan korek apinya,” kata sang bawahan.
Subhanllah, anak sekecil itu diberikan keberanian yang luar
biasa menghadapi
musuh. Bentuk
keberanian lain yang dikaruniakan Allah pada para mujahidin
Afghan juga tercermin pada kisah di bawah ini. Ketika pasukan
musuh dengan persenjataan lengkap dan tank-tanknya mengepung
sebuah masjid yang dijadikan tempat berlindung para mujahidin.
Kemudian datanglah seorang wanita ke depan masjid dan berdoa,
“Ya Allah, apabila Engkau akan memberikan kekalahan pada
para mujahidin yang ada di dalam sana. Maka jadikanlah aku
sebagai tumbal untuk menyelamatkan mereka,” tutur wanita
dengan berani, padahal dua hari lagi ia akan melangsungkan
pernikahannya. Benar saja, wanita itu tewas diberondong peluru
tentara musuh dan para mujahidin bisa menyelamatkan
diri. Zaman
berkembang begitu pula dengan keajaiban yang Allah turunkan.
Kalau di zaman sahabat pasukan musuh bisa dikalahkan dengan
lemparan tanah dan debu, bentuk keajaiban yang dialami
mujahidin Afghan berbeda lagi.
Maulawi salah
seorang komandan mujahidin Afghan menuturkan keajaiban yang
dialaminya. Suatu ketika di daerah Syathura, mujahidin yang
hanya berkekuatan 25 orang digempur oleh musuh yang berjumlah
2000 orang. Pertempuran sengit terjadi selama empat jam,
dengan kemenangan di pihak mujahidin. Musuh yang tewas
sebanyak 80 orang dan 26 tertawan. Pada salah seorang tawanan
Maulawi bertanya, “Kenapa kalian cepat sekali menyerah?”
Kemudian sang tawanan itu berkata, “Pasukan tuan dengan
senapan mesin buatan Amerika menghujani kami dari empat
penjuru mata angin, bagaimana kami bisa menang dalam
pertempuran.”
Padahal yang terjadi adalah, Maulawi dan pasukannya hanya
memakai senapan sederhana, bukan meriam apalagi senapan mesin
buatan Amerika. Dan ia hanya menyerang dari satu arah, bukan
empat arah.
Jauh-jauh hari sebelum tragedi Afghan terjadi, Allah telah
berjanji dalam Al Qur’an, bahwa malaikat akan datang membantu
kaum muslimin, seperti yang telah diturunkan Allah dalam
perang Badar dan diabadikan dalam Al Qur’an. “Ingatlah
(Muhammad) tatkala Tuhanmu mewahyukan kepada malaikat,
“Sesungguhnya Aku bersama dengan kalian, karenanya,
tabahkanlah (hati/semangat) orang-orang yang beriman. Aku akan
letakkan di hati orng-orang yang kafir itu rasa takut (ngeri),
pancunglah leher-leher mereka dan pukul persendiannya (tangan
dan kaki) mereka.” (QS. Al-Anfal:
12) Kisah lain
dituturkan langsung oleh mujahid muslim asal Waihahu, Muhammad
Banda. Mujahid yang kini tergolek di RS Cipto Mangunkusumo itu
mengaku pernah menghadapi pasukan merah yang memberondong
tubuhnya. “Saya ditembak pakai senjata rentetan. Udah
tujuh tembakan tapi saya tidak apa-apa.” Menurut Banda,
para mujahidin umumnya memang tidak mudah ditembak dan dilukai
oleh musuh. Tapi bila mereka sudah emosi, lalu memaki
mengeluarkan kata-kata kotor, ia menjadi lemah. Hal ini juga
diketahui oleh pasukan merah. Sehingga menurut Banda,
“Mereka memancing kita dengan kata-kata kotor, menghina
agama, nabi kita dihina, supaya kita emosi, lalu kita marah
dan kita balas
memaki.”
Banda punya pengalaman menarik, ketika ia dikepung di sebuah
masjid. Pasukan merah melemparkan bom rakitan dalam jarak
dekat. Waktu itu, Banda hanya berlindung di balik drum. Ketika
bom meledak, drum itu terlempar tinggi dan hancur berkeping.
Tapi anehnya, tak secuilpun tubuhnya terluka.
“Alhamdulillah tak apa-apa, cuma tanda titik-titik merah
pada badan,” kenang
Banda. Yang
diceritakan Banda juga disaksikan oleh dr. Andhika Rachman,
salah seorang relawan tim medis MER-C yang bertugas di Maluku
Utara. Selama bertugas, dr. Andhika banyak menyaksikan
kejadian luar biasa yang tak bisa dinalar dengan akal manusia.
Salah satunya, ketika ia mengobati seorang pasien yang terluka
akibat panah di tubuhnya. Belum selesai diobati, sang pasien
sudah memaksa untuk turun lagi ke medan jihad. “Ayo dok,
tolong sembuhkan saya segera. Biar saya balik lagi ke
sana...” ujar sang pasien.
Yang
lebih hebat lagi, kisah Andhika, ada seorang anak perempuan
berusia 11 tahun. Dia sampai mengancam orang tuanya, ketika
tidak mengizinkan dia untuk berjihad. “Dia ngomong, kalau
Bapak Ibu tidak mengizinkan saya berjihad saya akan bunuh
diri. Sekarang dia menjadi salah satu pemimpin pasukan jihad,
kalau tidak salah, pasukan Jailolo,” ujar Andhika.
Kisah lain juga
dituturkan oleh seorang mujahidin Maluku bernama Bakrie
Ohorella (27) yang kini dirawat di Rumah Sakit Islam Jakarta.
Bagian dada dan lambungnya tertembus peluru pasukan merah.
Tapi dengan ringan ia berkomentar, “Hasil operasi ini saya
serahkan pada Allah. Kalau memang ajal saya tiba, saya
ikhlas.” Ia seperti tak terluka parah. Hanya terkadang
mengeluh napasnya menjadi sesak akibat luka di dadanya.
Bakrie juga
bercerita bagaimana Allah sering kali menurunkan pertolongan
berupa kekuatan dan keberanian pada dirinya. Tak jarang ia
turun ke medan tanpa membawa sepucuk senjatapun. “Saya sedang
duduk-duduk di rumah lalu mendengar Ahuru diserang, tanpa
pikir panjang saya langsung berangkat. Allah panggil saya
untuk jihad,” tandasnya.
Masih menurut
Bakri, pasukan merah sering kali merasa gentar jika telah
mendengar kaum muslim sudah mengumandangkan takbir dengan
lantang. “Rata-rata mereka takut kalau mendengar kita
takbir. Mereka gemetar, tapi kalau lihat TNI mereka
berani.”
Kini Bakrie terbaring di ranjang rumah sakit yang bersih, di
saat-saat ia sendiri dadanya sering dihunjam rasa kerinduan
untuk terjun lagi berjihad bersama saudara-saudaranya di
Ambon. “Kita mau pergi perang lagi, tapi orang banyak bilang
jangan. Saya nggak tahan, sepertinya mau aja ke medan
pertempuran. Saya rindu, seakan-akan jihad itu istri saya,”
tutur Bakrie berkaca-kaca. Benarlah apa yang dijanjikan
Allah SWT, bahwa tak ada yang bisa menundukkan hamba-Nya yang
bersungguh-sungguh berjihad. “Jika kalian sabar dan taqwa,
walaupun mereka (pasukan musuh) datang pada kalian secara
tiba-tiba sekarang juga, Tuhan kalian akan mengirim bala
bantuan kepada kalian dengan lima ribu (pasukan) malaikat
penyerbu.” (QS. Ali Imran:
125) Al-Qurthubi
menafsirkan Ali Imran ayat 125 tersebut, “Bahwa tiap pasukan
muslimin yang sabar dan pasrah pada Allah SWT akan mendapat
bantuan pasukan malaikat, yang akan berjihad bersama mereka.
Karena Allah SWT telah menetapkan malaikat sebagai pasukan
mujahidin sampai hari kiamat.” Al-Hasan berkata, “Lima
ribu pasukan malaikat itu bagian tak terpisahkan dari pasukan
mujahidin sampai hari kiamat.” (Al-Qurthubi,
IV/194) Berbelas abad kemudian keajaiban berulang di Maluku
Utara, di Ternate tepatnya. Setelah dengan biadab pasukan
merah membantai dan membumihangus kaum muslimin dan
perkampungannya, banyak saksi mata bercerita tentang sebuah
keajaiban. Terlihat dua orang wanita berwajah bersih berjilbab
rapi memimpin sepasukan untuk balas menyerang. Mereka
mengobarkan semangat kaum muslimin untuk
berjuang.
Alhasil, perkampungan pasukan merah dan rumah salah seorang
pemimpinnya dapat direbut oleh kaum muslim. Pertempuran pun
usai, anehnya saat semua telah reda dua orang wanita dan
pasukannya yang terlihat memimpin tadi tak ditemukan. Inikah
pasukan malaikat yang Allah janjikan?n
M. Lili NA/Herry
N
|
HAK CIPTA ©
PT. BINA MEDIA SABILI
1999 JL.
Cipinang Cempedak II/16 Polonia, Jakarta Timur 13340 INDONESIA
Design by :
CYBERNEWS
SABILI
| |
|