WB01042_.GIF (955 bytes) QUDWAH


Pasukan Islam Unjuk Kekuatan

Rosulullah saw terpaksa  melakukan perang. Musuh-musuh         Islam tidak lagi sekadar melawan kaum muslimin dengan mulut. Mereka menentang ajaran Islam dengan kekuatan senjata. Islam, bukan saja memberikan peluang untuk membalas dengan balasan yang setimpal. Tapi lebih dari itu Islam juga mewajibkan pemeluknya untuk mempertahankan agamanya dari serangan musuh.
       Kecaman dan cercaan musuh bisa dilawan dengan dalil dan argumentasi, tapi serangan senjata harus diselesaikan lewat pertempuran. Dan kaum muslimin tak sedikitpun gentar untuk menghadang. Rosulullah selalu siaga menyongsong perlawanan musuh, termasuk dengan membentuk pasukan mujahidin. Perintah memelihara agama Allah ini adalah tugas besar, dan Allah SWT menjanjikan pahala yang sangat agung dengan istilah mati syahid. Ampunan dan jaminan masuk surga bagi mereka yang gugur di jalan Allah.
      Ter-usirnya bani Nadhir dari Madinah, dalam kisah yang lalu, membuat posisi umat Islam makin kuat di mata musuh-musuhnya. Kelahan bani Nadhir setidaknya menunjukkan pasukan muslimin telah bangkit dari kekalahannya di medan Uhud beberapa waktu yang telah lalu. Karena itulah, Rosulullah segera memanfaatkan momentum, dan memberikan semangat pada pasukan muslim untuk menghancurkan kembali musuh-musuh Islam di sekeliling Madinah yang selalu mengganggu kehidupan kaum muslimin. Permusuhan kaum kafir telah pada puncaknya, mereka telah membunuh para kader dakwah Islam, mengkhianati perjanjian, bahkan berupaya menyerang Madinah.
       Perlawanan juga datang dari orang-orang Baduiyang ada di sekeliling Madinah. Padahal sebenarnya mereka tak memiliki nyali cukup besar untuk melawan pasukan kaum muslimin. Mereka hanya bisa melampiaskan kebenciannya pada kaum muslimin dengan menyerang sejumlah utusan dakwah Islam melintasi daerah mereka. Dan tentu saja rombongan-rombongan dakwah itu bisa dengan mudah dikalahkan, karena jumlah kekuatan yang tak seimbang. Terbunuhnya sejumlah kaum muslimin secara biadab di tangan suku badui, membuat mereka kian ngelunjak dan berani.

       Mereka mengira sudah cukup kuat berhadapan dengan kaum muslimin. Itulah yang mendorong beberapa kabilah badui membuat persekongkolan melakukan serangan besar-besaran ke Madinah.
Segera setelah menerima informasi dari para intelejen Madinah, bahwa orang-orang Arab Badui dari Bani Muharib, Bani Tsa’labah dan Ghathafan telah berkomplot akan menyerang Madinah.

      Rosulullah dan kaum muslimin melakukan perhitungan dan mencermati seberapa besar kekuatan gabungan para kabilah Badui yang ingin menyerang Madinah. Ternyata kekuatan kabilah-kabilah itu tidak terlalu besar. Dengan kata lain, kaum muslimin dengan izin Allah pasti mampu mematahkan serangan mereka. Apalagi kaum muslimin tahu, sebenarnya orang-orang Arab Badui masih menyimpan ketakutan terhadap pasukan Islam.
      Maka disusunlah strategi menghadapi mereka. Agar tidak pecah peperangan di dalam kota Madinah, Rosulullah memerintahkan pasukannya untuk keluar dan menyambut pasukan musuh di daerah sahara sekitar Najd sebagai langkah show of force alias unjuk gigi. Ribuan sahabat segera berangakat memenuhi perintah Rosulullah. Mereka berangkat dengan membawa perlengkapan perang lengkap. Sebenarnya ini dilakukan hanya untuk menakut-nakuti kaum musuh, sehingga mereka tidak berani melakukan konspirasi menyerang kaum muslimin.
      Ternyata strategi brillian Rasulullah tepat sasaran. Mendengar pasukan Islam akan menyambut kabilah Badui di dekat Najd, mereka yang mulanya ingin menyerang Madinah menjadi sangat ketakutan. Mereka lari dan bersembunyi di puncak-puncak gunung. Keberingasan yang sebelum peristiwa itu mereka lakukan terhadap sejumlah sahabat utusan dakwah Rosulullah, berkurang dan akhirnya hilang. Berkat izin Allah menanamkan rasa takut di hati mereka setelah melihat jumlah pasukan muslim yang begitu besar.
      Unjuk kekuatan itu tidak lama. Setelah yakin kehadiran kaum muslimin telah membuat takut kalangan suku Badui, Rosulullah saw memerintahkan pasukannya kembali ke Madinah dengan aman. Tak ada peperangan. Alhamdulillah, pamor dan keberadaan Islam kian disegani lawan-lawannya. Musuh-musuh Islam makin ketar-ketir, dan berpikir panjang bila mereka membuat masalah dengan kaum muslimin.
n

Hawari Aulia


HAK CIPTA © PT. BINA MEDIA SABILI 1999
JL. Cipinang Cempedak II/16 Polonia, Jakarta Timur 13340 INDONESIA
Design by : CYBERNEWS SABILI