Nasib Dua Polisi Dan Supir Mobil Kas BNI Belum Diketahui

CONTENTS

BERITA ACEH WASPADA
SELASA, 4 OKTOBER 1999


Nasib Dua Polisi Dan Supir Mobil
Kas BNI Belum Diketahui

LANGSA (Waspada): Dua anggota polisi pengawal mobil Kas BNI Cabang Langsa Serda Samiran dan Kopka T Zulkarnain dan supirnya Zulkifli yang diculik kelompok bersenjata, hingga Senin (4/10) belum diketahui nasibnya. Petugas dari kepolisian Aceh Timur terus memburu dengan melakukan penyisiran ke sejumlah lokasi yang dicurigai bisa digunakan sebagai tempat persembunyian kelompok bersenjata tersebut.

Dua anggota polisi itu diculik saat mengawal mobil kas BNI Cabang Langsa yang sedang membawa uang Rp 1,2 miliar pembayar gaji karyawan PT Mapoli Raya di kawasan jalan leter S Desa Sukaramai, Sriwijaya, Kecamatan Perwakilan Rantau, Sabtu (2/10).

Kelompok bersenjata yang diperkirakan berjumlah 10 orang menculik dua anggota polisi itu bersama supir mobil kas BNI setelah menyikat uang yang mereka bawa. Sedangkan karyawati BNI Diah Widiawati dan Erdawati setelah diculik dilepaskan dengan mata tertutup bersama mobilnya, tapi setelah dibawa ke tempat lain yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Keterangan yang berhasil Waspada peroleh dari jajaran Polres Aceh Timur menyebutkan, setelah menerima laporan kejadian itu pihak aparat terus melakukan pemburuan mencari jejak komplotan perampok dan penculik itu. Tetapi hingga Senin (5/10) pelaku tindak kejahatan tersebut belum diketemukan. Demikian juga uang yang dirampok dan orang yang diculik belum diketemukan di mana mereka berada.

Sekarang kawasan pencarian sudah diperluas tidak hanya terpaku pada lokasi kejadian perkara. Dari hasil monitoring Waspada, pihak Polres Aceh Timur yakin masalah itu akan dapat diungkapkan karena sejumlah petunjuk ke arah itu sudah ditemukan.

Cuma mereka masih merahasiakan hasil pengembangannya karena sasaran akhir yang dicari belum dapat. (tim)

----------end----------


170 Rumah Transmigran Terbakar

SAMALANGA (Waspada): Sekitar 170 rumah milik warga transmigrasi di Krueng Meuseugop dan Desa Bukit Ceurana, Kec. Samalanga, Aceh Utara Minggu (3/10) malam musnah terbakar.

Keterangan yang Waspada peroleh dari warga masyarakat setempat, Senin (4/10) api terlihat jelas dalam radius 2 km sejak Minggu sore sekitar pukul 18:30. Diduga rumah-rumah itu dibakar oleh oknum yang tidak bertanggung-jawab. Rumah-rumah tersebut sudah sebulan lebih ditinggal oleh pemiliknya, yang eksodus ke tempat lain. Tidak ada yang berani pergi ke dua lokasi itu, karena selama ini ditempati oleh pihak keamanan dari TNI, ujar seorang warga.

Jumlah rumah warga di lokasi Krueng Meuseugob 100 unit, di lokasi Bukit Ceurana 70 unit, kesemuanya tidak berpenghuni lagi, baik milik warga transmigrasi lokal maupun transmigrasi asal Jawa. (tim)

----------end----------


Aceh Temukan Jati Diri
Dengan Syariat Islam

BANDA ACEH (Waspada): Dengan pemberlakuan syariat Islam di Aceh, berarti kita kembali menemukan jati diri keIslamannya. Karena itu, Òaktualisasikanlah dan jagalah citra Serambi Mekkah dan masyarakat muslim Aceh sebagai masyarakat yang cinta damai dan benci kekerasan,Ó ucap Syamsuddin.

Demikian dinyatakan Gubernur Syamsuddin Mahmud pada acara pelantikan 38 pejabat eselon II b dan III b di lantai dasar Kantor Gubernur Aceh Sabtu (2/10).

Menurut Syamsuddin, sebagai masyarakat beriman dan percaya pada kehendak Allah SWT, sepatutnya bersyukur, karena atas kehendak Nyalah Aceh mendapat hikmah di balik berbagai musibah.

Menyinggung tentang Aceh ikut menerima imbas gelombang yang sedang bergejolak secara nasional, untuk tahuntahun mendatang Aceh diharapkan keluar dari deraan kesulitan. Apalagi dengan lahirnya UU 22 tentang pemerintah daerah dan UU 25 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.

Implimentasi kedua UU ini, akan membuka peluang bagi daerah untuk memberdayakan dirinya sendiri, ungkap Syamsuddin di hadapan 38 pejabat eselon III b dan II b serta instansi terkait.

Di antara pejabat eselon II b dan III b yang dilantik, Ir H Usman Budiman sebagai Kadis PU Pengairan, Ir H Hasbi Musa sebagai Kadis PU Bina Marga, Ir H Surya Hasjmy sebagai Kadis PU Cipta Karya, Ir Hj Arsiah Kadis Perindustrian.

Lemah

Sementara, Rektor IAIN Ar Raniry, Prof Dr H Safwan Idris MA mengatakan "Identitas syariat Islam di kalangan generasi muda di Aceh, melemah.

Kenapa? Karena begitu lama tak berlanjutnya identitas syariat Islam, ditambah globalisasi komunikasi yang luar biasa, dan kurang terjamahnya generasi muda oleh lembaga-lembaga pendidikan yang berkualitas. Mungkin ini dapat menimbulkan nuansa pesimisme di kalangan sebagian anak-anak muda terhadap UU Penyelenggaraan Keistimewaan Aceh (UPKA), tambah Safwan Idris ketika membuka Seminar Nasional Syariat Islam di Aceh, yang berlangsung di Auditorium IAIN, Senin (4/10).(b02/b03/cik)

----------end----------


SIRA Sosialisasikan
Pelanggaran HAM Di Jawa

BANDA ACEH (Waspada): Sentral Informasi Referendum Aceh (SIRA) mensosialisasikan segala bentuk pelanggaran HAM yang terjadi di Aceh kepada para pejabat dan masyarakat pro demokrasi di Pulau Jawa, khususnya para mahasiswa yang merupakan ujung tombak perjuangan reformasi.

Dalam forum Rembuk Bangsa Untuk Aceh di Kampus ITB Bandung, delegasi SIRA yang terdiri dari Zukhri MS Adan (Div Finansial) dan Sayuthi Malik (Div Investigasi dan Data), berkesempatan menyampaikan makalah berjudul Referendum Untuk Aceh, Solusi Damai Dan Demokratis Atas Gagalnya Nasionalisme Indonesia.

Menurut Zukhri MS Adan yang melaporkan kegiatan mereka selama di Jawa kepada wartawan di Banda Aceh, Senin (4/10), kegiatan itu merupakan kerjasama Kabinet Mahasiswa ITB (KM-ITB) dengan Forum Komunikasi Mahasiswa Aceh Bandung (FK-MAB) yang bertujuan mendiskusikan solusi terbaik bagi penyelesaian kasus Aceh.

Dalam forum itu, turut hadir utusan lima Parpol pemenang Pemilu, delegasi mahasiswa seluruh Indonesia serta mahasiswa Aceh dengan jumlah personil paling banyak. "Di forum itu, SIRA merupakan tamu kehormatan dan termasuk salah seorang pemakalah," jelas Zukhri.

Usai kegiatan di Kampus ITB itu, lanjut Sayuthi Malik, delegasi SIRA ini kembali diundang mengikuti acara Meusapat Uerueng Muda Aceh di Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) di Ciburial, yang diprakarsai FK-MAB. Berdasarkan kenyataan di lapangan, baik Zukhri MS Adan maupun Sayuthi Malik berkesimpulan bahwa kasus Aceh tidak hanya persoalan orang Aceh saja, tetapi merupakan permasalahan seluruh rakyat Indonesia.

"Hal ini dapat kami lihat dari reaksi positif yang diberikan mahasiwa dan masyarakat setelah mendengar kejahatan kemanusiaan yang terjadi di Bumi Iskandar Muda secara langsung dari rakyat Aceh yang menyaksikan langsung terjadinya peristiwa demi peristiwa," papar Zukhri.(b07)

----------end----------