SERAMBI: Zainuddin 'Dipetrus'.

CONTENTS

Serambi Indonesia 25 September 1999


Zainuddin "Dipetrus"

* Serda Ridwan Masih Dicari
* Perampasan di Geudong

Serambi-Tapaktuan
Zainuddin (23), warga Desa Keude Baro, Kecamatan Kuala Batee, Aceh Selatan, Kamis (23/9) petang, tewas setelah lima peluru yang dilepaskan penembak mistrius (petrus) menembus tubuhnya. Zainuddin adalah korban ke-12 (sipil/TNI/Polri) yang tewas ditembak orang tak dikenal (nama korban lihat box).

Sementara itu di Aceh Utara, terjadi dua perampasan di kawasan Geudong yakni terhadap mobil dealer rokok PT Wicaksana dan satu unit sepeda motor milik BRI. Kedua peristiwa itu dilakukan oleh sejumlah pria bersenjata. Kembali ke soal Zainuddin. Lajang yang oleh warga kampungnya tidak disenangi itu ditembak sekitar pukul 17.00 WIB ketika melewati jalan Dusun Ujung Krueng. Menurut keterangan, lokasi penembakan merupakan kawasan sepi yang ditumbuhi semak belukar.

Beberapa warga yang berdiam sekitar 150 meter dari TKP mengaku mendengar suara letusan senjata, sekitar pukul 17.00 WIB. Setelah diselediki, warga menemukan Zainuddin terkapar. Menurut keterangan, sedikitnya lima butir peluru menembus kaki kanan kiri, dua tembus di bagian dada, dan satu tembus di leher sebelah kiri. Mayat korban yang tak punya pekerjaan tetap itu sempat dibiarkan di lokasi selama empat jam karena tak ada warga yang berani yang mengangkatnya. Jenazah baru diambil anggota keluarganya sekitar pukul 20.30 WIB (malam), kemudian dikebumikan Jumat (24/9) pagi.

Zainuddin tercatat sebagai korban kedua tewas di tangan petrus selama dua hari berturut-turut di Kecamatan Kuala Batee. Sehari sebelumnya, Rabu (22/9), warga Dusun Lhok Gayo, Desa Pantee Rakyat, Muhammad Nur (50) menghembus napas terakhir setelah diterjang tiga butir peluru.

Kapolres Aceh Selatan, Letkol Pol Drs Gatot Subroto yang dihubungi tadi malam mengaku baru menerima informasi itu Jumat kemarin. "Ironisnya, keluarga korban semula kepada polisi melaporkan bahwa korban tewas, karena kecelakaan lalu lintas," kata Kapolres. "Setelah kita cek, ternyata korban tewas ditembak pelaku tak dikenal," kata Letkol Gatot Subroto. Menyinggung tentang tingkah korban tak disenangi warga setempat, Kapolres Gatot Subrot mengatakan, polisi tak melihat apakah korban disenangi atau tidak. Polisi, tetap mengusut kasus main hakim sendiri. Tapi sulitnya, tak ada diantara warga setempat yang bersedia memberikan informasinya. "Semua pada tutup mulut".

Sementara itu, Serda Ridwan, anggota Koramil Labuhan Haji yang dilaporkan menghilang, Selasa (21/9) lalu, sampai kemarin, menurut Kapolres Gatot Subroto, belum diketahui nasibnya. Anggota TNI itu masih dicari setelah diculik orang tak dikenal. Serda Ridwan yang masih lajang itu dilaporkan hilang sekitar pukul 13.00 WIB setelah makan siang di sebuah warung yang berlokasi di kepala jembatan Krueng Baru (perbatasan Kecamatan Manggeng-Labuhan Haji).

Satu jam.
Dua peristiwa perampasan di Geudong, Aceh Utara, berlangsung hanya berselang satu jam. Kapolres Aceh Utara Letkol Pol Drs Syafei Aksal yang dihubungi Serambi tadi malam menjelaskan, dalam kedua peristiwa itu tidak ada korban jiwa meski aparat kepolisian, dilukiskannya, sempat melakukan pengejaran frontal terhadap pelaku tindak kriminal tersebut.

Menurutnya, peristiwa pertama terjadi di perbatasan Kecamatan Bayu- Samudera. Satu unit sepeda motor yang sedang melaju dari arah Geudong ke Lhokseumawe dihentikan dua pria yang menggunakan satu unit sepeda motor.

Pria yang diilustrasikan menggunakan jaket berukuran besar begitu mendekati pengendara sepeda motor dinas itu langsung menodongkan senjatanya ke arah perut pengendara seraya memerintahkannya turun. Kemudian satu teman pria bersenjata itu mengambil alih sepeda motor dan meninggalkan pegawai bank BRI tersebut di pinggir jalan. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10 WIB.

Sekitar satu jam kemudian, Geudong, ibukota Kecamatan Samudera kembali geger. Satu unit mobil boks milik dealer rokok PT Wicaksana yang sedang melaju ke arah Lhokseumawe dicegat tiga pria berkendaraan dua unit sepeda motor, persis di belokan menuju Jungka Gajah.

Tiga karyawan PT Wicaksana yang ada di dalam mobil itu di bawah todongan senjata api genggam diminta turun. Kemudian kelompok perampas mengambil alih kemudi dan memutar haluan mobil ke arah Medan.

Namun, menjelang Lhoksukon mereka mendapat informasi bahwa di sana ada razia polisi dan mereka mengubah rutenya ke jalan line Mobil Oil. Tim Gegana Polri yang mendapat informasi kemudian melakukan pengejaran sampai akhirnya pelaku meninggalkan mobil tersebut di sebuah kawasan di Kecamatan Meurah Mulia, dan ketiga pelaku kabur. Satu unit brankas kecil berisikan uang sekitar Rp 30 juta raib dilarikan pelaku.

Kapolres mengatakan, mobil boks milik dealer rokok itu saat ini sudah diamankan di Mapolres. Sedangkan tersangka pelakunya masih terus dikejar.

Tersengat listrik
Sementara itu dari Kecamatan Samalanga diperoleh informasi, seorang penduduk tewas mengenaskan setelah tersengat aliran listrik yang dipasang seseorang untuk menjaring babi. Sejauh ini belum diperoleh data detail mengenai nama dan lokasi kejadian. Namun, keterangan di kepolisian membenarkan kejadian itu. (tim)


Daftar Korban Petrus di Aceh Selatan

No. Nama Korban A l a m a t Meninggal 1. Supriyadi (30) Sopir PT PTP-Nusantara Trumon 3-5-99
2. Abdul Gafar (40) Ketua PPK Trumon/Desa Keude Trumon 2-6-99
3. Khairunnas (37) PNS Depdikbudcam/Desa Meuligo, Sawang 22-7-99
4. Hamdan (35) Desa Gunong Pulo, Kluet Utara 29-7-99
5. Saifuddin (40) Kelurahan Kuta Buloh, Meukek 12-8-99
6. Halim (40) Desa Ujung Padang Rasian, Kluet Utara 17-8-99
7. Serda Syamsuddin (36) anggota Koramil Kuala Batee 16-8-99
8. Abdurrahman (37) Desa Gelanggang Gajah, Kuala Batee 23-8-99
9. Kopka Salihin (40) Anggota Polsek Kluet Utara 8-9-99
10. Serda Jamidin (38) Anggota Koramil, Kluet Selatan 12-9-99
11. Muhammad Nur (50) Desa Pantee Rakyat, Kuala Batee 22-9-99
12. Zainuddin (23) Desa Keude Baro, Kuala Batee 23-9-99

------------------------------

Mapolsek Balohan Dihujani Batu

* Satu Sepmor Dibakar

Serambi-Sabang
Ribuan warga Balohan, Sabang, Jumat (24/9) dini hari, menyerbu dan menghujani batu ke Markas Polisi Sektor (Mapolsek) Sukajaya, Kodya Sabang. Massa juga membakar satu unit sepeda motor petugas.

Keberingasan massa itu berawal dari razia yang dilancarkan ratusan pemuda Kelurahan Balohan terhadap "home base" Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Motor (KM) Bangka Ekspres di Balohan Kecamatan Sukajaya, Kodya Sabang. Sebab, kantor kapal cepat yang berada dalam kawasan Pelabuhan Balohan itu, sejak sebulan terakhir ini disinyalir warga telah dimanfaatkan para ABK dan oknum petugas sebagai lokasi praktik maksiat.

Keterangan yang dihimpun Serambi kemarin menyebutkan, dalam razia yang dimulai sekitar pukul 23.30 WIB itu, warga menangkap seorang ABK kapal cepat, berinisial Pomy dan seorang wanita bernama Dewi (25). Massa berencana mengarak dan memandikan ke laut kedua insan berlainan jenis yang bukan suami istri itu. Namun, proses "pengadilan" oleh massa itu batal terlaksana karena Pomy dan Dewi keburu diamankan aparat ke Mapolsek Sukajaya.

Bersamaan gagalnya keinginan ribuan warga "menghakimi" Pomy dan Dewi, suasana mendadak tegang. Warga yang umumnya kawula muda berusaha dan mendesak kepolisian agar menyerahkan kedua insan berlainan jenis yang dituduh telah melanggar adat dan norma agama itu, untuk menjalani "hukuman".

Sejumlah tokoh masyarakat, termasuk Camat, Kapolsek, serta Danramil setempat berusaha menenangkan suasana. Tapi, entah bagaimana belakangan keberingasan warga memuncak menjelang Jumat (24/9) dinihari.

Karenanya, aparat berusaha membubarkan warga, termasuk melepaskan tembakan peringatan. Sehingga, secara spontanitas massa menyerbu dan menghujani batu ke markas polisi itu. Akibatnya, beberapa kaca nako di bagian depan Mapolsek pecah. Tak hanya itu, warga yang semakin kalap kemudian memboyong ke tepi pantai satu unit sepeda motor milik petugas yang diparkir di halaman Mapolsek, kemudian membakarnya. Massa juga merusak kantor KM Bangka Ekspres, yang juga menjadi home base ABK kapal swasta asal Sumsel tersebut.

Dalam kondisi menegangkan itu, petugas kemudian mengamankan Pomy dan Dewi ke Kota Sabang. Sehingga, petugas baru dapat menguasai dan menenangkan warga sekitar pukul 05.00 pagi.

Kecuali itu, aksi spontanitas warga Balohan, telah memaksa KM Bangka Ekspres, membatalkan pelayarannya, dari dan ke Balohan Sabang - Krueng Raya. Bahkan, kapal cepat berkapasitas 72 penumpang itu, Jumat (24/9) pagi telah diungsikan sementara ke Pelabuhan Teluk Sabang.

Kapolres Kota Sabang Letkol Pol Marhaban Yusuf, yang dikonfirmasi Serambi, via telepon, menyatakan penyesalan mendalam atas terjadinya peristiwa yang memalukan warga Pulau Weh Sabang. Bersamaan itu, pihaknya telah meminta keterangan dari oknum ABK berinisial Pomy dan seorang wanita bernama Dewi, termasuk keterangan dari Kapten KM Bangka Ekspres. Selain itu, untuk menenangkan warga sekaligus mendinginkan suasana, Kapolres Sabang Marhaban Yusuf bersama Plt Walikota Drs Sofyan Haroen, mengakui telah memanggil sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda Balohan, guna menyelesaikan persoalan tersebut. (awi)

--------------------------------------------

Selebaran AGAM: Pegawai Mundur, Kantor Tutup

Serambi-Banda Aceh Mulai tanggal 1 Oktober 1999, pukul 0.00 Wib diharapkan semua pegawai/karyawan yang masih bekerja pada pemerintah mundur diri dan semua kantor tutup total. Selebaran itu kini sudah beredar dan ditujukan kepada seluruh masyarakat Aceh. Diharapkan, supaya tetap mematuhi dan menghormati pada keputusan tersebut.

Dalam selebaran itu disebutkan, pihak AGAM memberikan kebebasan kepada sejumlah lembaga yang dibolehkan untuk tetap jalan adalah lembaga pendidikan/sekolah, kesehatan, wartawan, dan sejumlah lembaga lain yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat banyak. "Selain yang kami berikan izin, lainnya semuanya stop," tulis amaran (seruan) tersebut.

Dituliskan pula dalam selebaran itu, bahwa dunia Internasional sedang memantau tentang nasib dan penderitaan yang dialami bangsa Melayu, Malanisia, Mobere. Bangsa-bangsa ini sedang membebaskan diri dari penjajahan. Karena itu, bangsa Sumatera, Timor, Maluku, Papua, Selebes, Borneo, Pasundan sudah saatnya bebas dari penindasan.

Pada akhir kalimat seruan itu dituliskan " Amaran ini kami harap dipatuhi dan dihormati. Bebaskan Tanah persada Aceh-Sumatera, semoga tegaknya kedaulatan dan kemerdekaan yang kita cintai. Kemerdekaan hak milik kita berdaulat di tanah sendiri, inilah yang dikatakan pahlawan bangsa."

Sehubungan dengan selebaran itu, Kepala Biro Penerangan Angkatan Gerakan Aceh Merdeka (AGAM) Wilayah Pidie, Abu Razak lewat saluran telepon ke redaksi Serambi malam tadi mengatakan, selebaran yang sudah disebarkan itu harus dipatuhi dan dihormati oleh bangsa Aceh. "Kami tak main-main, semua dilakukan demi masyarakat banyak dan Aceh yang berdaulat," ungkapnya.

Masyarakat, tambah Abu Razak, tak perlu bingung dengan selebaran tersebut. Karena sifatnya bukan mogok massa seperti yang pernah terjadi. Ini hanya untuk meminta semua kantor pemerintah tutup. Sedangkan bus dan anggkutan umum lainnya, serta toko tetap jalan dan buka seperti biasa. "Selebaran ini hanya menyangkut dengan pegawai dan kantor," tegas Abu Razak. Pada kesempatan itu, Abu Razak, menitip pesan Panglima AGAM Wilayah Pidie, Tgk Abdullah Syafi,ie Dimatang kepada seluruh rakyat Aceh. Kepada semua rakyat untuk memberantas berbagai bentuk maksiat, apakah itu yang namanya perdagangan ganja, narkotika, buntut, dan minum keras. "Bagi kami haram melindungi maksiat," tegas Abu Razak. Panglima, menurut Abu Razak, mengharapkan kepada rakyat untuk menjaga gedung sekolah supaya tidak dibakar oleh provokator. Sebab, kelompok AGAM tak pernah terlibat perbuatan semacam itu. Tapi, selalu dikambinghitamkan oleh pihak yang selama ini bermain dan menggelar berbagai kerusuhan. (tim)


++++++++++++++++++++++++++++++
Campaign & Networking Division
Koalisi N.G.O-HAM Aceh
Telp: 0651 31834
Faxs: 27631
++++++++++++++++++++++++++++++