GAM Rampas Pistol, Aparat Gelar Sweeping

CONTENTS

Update: 00.30 Wib Selasa, 2 November 1999

Bireuen Berkecamuk

* 30 Ruko Dibakar
* 3 TNI Tertembak


Serambi-Bireuen
Kota Juang Bireuen, kemarin berkecamuk sepanjang hari menyusul satu serangan sporadis yang dilakukan pihak Angkatan Gerakan Aceh Merdeka (AGAM) terhadap anggota TNI di kawasan perbatasan Desa Simpang Meujimjim-Juli Tambo Tanjong, Kecamatan Juli, pada pagi hari, menyebabkan jatuhnya korban di pihak TNI. Aparat keamanan kemudian melakukan operasi penyisiran bersamaan hujan tembakan serta hangusnya 30 rumah toko di sekitar lokasi kejadian.

Dikabarkan juga, di KM 35 Bireuen-Takengon, pada hari yang sama terjadi penghadangan terhadap anggota Brimob yang mengawal mobil bank ke Takengon. Belum diperoleh keterangan rinci dan konfirmasi menyangkut penghadangan oleh kelompok bersenjata tak dikenal itu.

Keterangan yang dihimpun Serambi menjelaskan, serangan yang diyakini dilakukan pihak AGAM, terjadi sekitar pukul 07.15 WIB di KM 4 Bireuen-Takengon, atau di kawasan Juli Keude Dua. Serangan itu terjadi ketika anggota Yonif 113/JS, dari arah Bireuen sedang menuju markasnya di KM 7 Bireuen-Takengon. Setiba di KM 4, anggota Yonif yang mengunakan satu unit truk militer --versi lainnya menyebut Panther--, dan satu unit sepeda motor, mendapat serangan dari arah kebun coklat.

Beberapa saat kemudian, aparat keamanan membalas serangan ke arah kebun coklat, yang kemudian memburu kelompok penyerang, yang kemudian terus mundur, di tengah terjadinya kontak senjata. Aparat keamanan mengaku satu anggotanya tewas (Asli Chaniago), satu kritis (Juliar), dan satu luka ringan (Nurdin Juned) akibat tembakan yang mengenai mereka. Sementara pihak AGAM mengklaim tujuh anggota TNI menjadi korban serangan pihaknya.

Beberapa saat setelah terjadinya serangan tersebut, mulai berdatangan pasukan dari Yonif 113/JS yang jarak dari markas ke lokasi penyerangan, hanya sekitar 3 KM. Suara tembakan yang dilepaskan aparat menggema ke berbagai pelosok desa di Juli, berbarengan dengan penyisiran yang dilakukan aparat TNI. Berondongan senjata api ke udara hampir tidak putus-putusnya dan baru berhenti sekitar pukul 13.30 WIB, meski beberapa jam kemudian masih saja terdengar rentetan senjata api. Warga juga melihat adanya helikopter, yang diduga membawa aparat yang kena tembak.

Menurut penuturan masyarakat setempat, dalam penyisiran ke desa-desa, setidaknya telah ditangkap 136 warga sipil, yang kebetulan berada di kedai Juli Keude Dua, maupun mereka yang sedang berada di rumah. Menjelang petang hari, warga yang ditangkap itu dibawa dengan truk tronton ke Mapolsek Jeumpa. Sampai sorenya, baru 35 orang yang sudah dilepas dengan kondisi yang menyedihkan, seperti diakui sejumlah warga setempat.

Bersamaan dengan penyisiran, api membumbung di udara, ternyata 28 rumah toko (Ruko), dan lima bangunan lainnya yang tidak jauh dari lokasi penyerangan, dilalap si "jago merah" bersama isinya. Data sementara ke 28 Ruko yang musnah dilalap api, masing-masing milik Saiful Kaoy, M Saleh, Nana Idris, Aziz, Bangda, Tgk Meulaboh (Tukang Pijat), Alwi, M Nur, Nana Bahrum, Munzir Hasan, Toko Perabot, Yusuf Bali, Toko Langkah Baru, Ibu Anik, Zulkifli, Mahdi, Imum Lah, Hasan, Ridwan, Yusuf Hasyem, Jafar, Sulaiman, Usman Sulaiman, Burhanuddin Ahmad, Hasballah, Saleh, dan A Wahab. Sedangkan lima bangunan lainnya adalah, Depot Minyak milik Idris Ibrahim, Sentra Keramik (Dusun Baru), Pandai Besi, dan Pos Kamling.

Sementara Kota Bireuen mulai terdengar letusan senjata api dari aparat terjadi, beberapa saat setelah ke 136 warga yang ditangkap di kumpulkan di Mapolsek Jeumpa. Berondongan senjata dilepaskan aparat, diduga untuk membubarkan massa yang ada di kawasan Tugu Perjuangan.

Lalu petang harinya, tembakan semakin gencar di Bireuen, ketika ratusan kaum ibu dari Desa Juli yang menggunakan berbagai kendaraan bak terbuka menuju ke arah Mapolsek Jeumpa, tempat ke 136 warga ditahan. "Saya ingin melihat suami, karena ditangkap aparat keamanan," aku salah seorang ibu.

Namun aparat yang sudah siaga di persimpangan Pendopo Pembantu Bupati Bireuen, menyebabkan ratusan kaum ibu gagal memasuki Mapolsek Jeumpa. Akhirnya di tengah rentetan tembakan senjata ke udara, memaksa kaum ibu masuk ke halaman pendopo. Akibatnya, berbagai lokasi jalan di dalam kota Bireuen, bagaikan hujan peluru. Betapa tidak, letusan senjata api meletup di mana-mana. Saat itu pula, masyarakat yang ada dalam kota berlarian ke sana kemari untuk mencari perlindungan, tentu setiap terdengar letusan senjata api. Ada yang masuk ke pertokoan yang kemudian ditutup buru-buru, ada yang ke Klinik Ibnu Sina, maupun ke berbagai lokasi lainnya. Letusan senjata api, baru mereda sekitar pukul 16.00 WIB, menyusul berhasil digiringnya ratusan kaum ibu ke arah Juli (Jalan Gayo). Namun sampai sore, kaum ibu belum kembali ke desanya. Mereka masuk ke Mesjid Jamik Bireuen.

Sedangkan pertokoan di Bireuen setelah terjadinya, hanya beberapa toko yang buka kembali. Selebihnya tutup total, meski warga masih banyak yang bersileweran dalam kota. Arus lalu lintas sempat macet, mengingat banyaknya kenderaan umum, seperti bus, tidak berani masuk kota, ketika aparat berpatroli dalam kota, dengan diwarnai tembakan-tembakan gencar ke udara.

Berkenaan dengan tragedi itu, Mahasiswa Perguruan Tinggi Almuslim Peusangan yang tergabung dalam Gabungan Aksi Mahasiswa Almuslim untuk Rakyat (Gamaur) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), telah mendirikan posko kemanusian di Juli. "Kami sangat prihatin dengan aksi penyisiran dan penangkapan itu. Jika pun yang dilepas sampai sore, baru 35 orang dari 136 lebih warga yang ditangkap petugas. Itupun, kondisi ke 35 orang itu, cukup menyedihkan," ujar salah seorang aktifis mahasiswa.

Anggota PMI tertembak Sementara itu, dua anggota Satgana Palang Merah Indonesia (PMI) Bireuen dan Lhokseumawe menjadi korban berondongan peluru aparat keamanan. Mereka yang kena tembak adalah, Burhanuddin (PMI Bireuen), dan Mawardi (PMI Lhokseumawe), yang terkena tembakan di bagian pahanya, dan kemarin masih dirawat di RSU Bireuen.

Keterangan yang diperoleh Serambi di Posko Satgana PMI Bireuen, ke dua anggota PMI itu tertembak, ketika satu unit truk militer yang sarat aparat keamanan dari arah Lhokseumawe memberondong ke arah Losmen Murni Bireuen. Kebetulan Posko Satgana berlokasi di kamar paling ujung Losmen Murni.

Beberapa anggota PMI yang baru saja menjalankan tugas kemanusian baru turun dari mobil ambulance. Mendadak dari arah jalan raya, terdengar berondongan peluru yang mengarah ke Losmen Murni. Ke duanya tidak sempat tiarap, sehingga dua peluru mengenai paha anggota PMI itu. Burhanuddin mengalami luka parah di bagian paha kanan, dan Mawardi hanya luka ringan di bagian paha kiri. Keduanya, masih di rawat di RSU Bireuen.

Korban dari kalangan sipil lainnya yang juga mengalami luka tembak, dan dioperasi di RSU Bireuen adalah Anwar, guru ngaji di Teupin Mane. Keluarganya mengatakan, Anwar ditembak aparat yang yang mengendarai mobil pikap yang sedang meluncur ke arah Takengon. Anwar kena tembak, ketika akan ke kebunnya di KM 11 Teupin Mane, untuk memberi minum ternaknya. Namun belum sempat turun dari sepeda motornya, sebutir peluru bersarang di perutnya, dan jatuh bersama sepeda motor. Keluarganya segera melarikan ke RSU Bireuen menggunakan ambulans dari Aceh Tengah, yang kebetulan lewat di kawasan itu. Saat dijenguk Serambi, korban berada di ruang OK, karena sedang dioperasi, dan kondisinya cukup kritis.

Sedangkan korban sipil lainnya, Yasin, warga Blok PJKA Bireuen, juga berlepotan darah di bagian tengkuk. Pemuda itu, terkena lemparan bungkahan semen padat, saat petugas membubarkan massa di Jalan Gayo Bireuen, namun luka yang dideritanya tidak begitu serius.

Komandan Operasi Angkatan Prang Wilayah Batee Iliek, Tgk Darwis Djeunieb kepada Serambi via telepon tadi malam mengatakan, penyerangan itu dilakukan pihak AGAM yang berlangsung selama 15 menit. Pihaknya menggunakan senjata laras panjang dan GLM untuk menyerang kenderaan aparat tersebut, yang membuat tujuh aparat keamanan, roboh di tempat.

Dikatakan, serangan itu sudah direncanakan untuk memberi pelajaran kepada aparat tersebut yang selama ini dinilai telah menyakiti rakyat. "Kami sudah peringatkan berulang-ulang, tapi tidak digubris, sehingga harus diberi pelajaran," ujar Tgk Darwis Djeunieb.(tim)

_______________________________________________

Dandim: Kami Diserang Dua Kali


Serambi-Lhokseumawe
Dandim 0103 Aceh Utara, Letkol Inf Suyatno di Lhokseumawe, menyatakan, kemarin pihaknya dua kali mendapat serangan. Yakni, setelah pemberondongan di KM 5 yang menewaskan Asli Chaniago, lalu pada pukul 15.30 WIB serombongan anggota TNI kembali diserang di tengah Kota Bireuen.

Sedangkan pihak AGAM mengaku hanya sekali melakukan serangan di KM 5. "Tak ada serangan terhadap TNI di dalam Kota Bireuen. Itu mengada-ada," kata pihak AGAM.

Namun, Dandim Aceh Utara menjelaskan, serangan kedua itu terjadi saat beberapa truk anggota TNI dari berbagai Koramil wilayah barat, baru saja pulang mengikuti briefing di Makodim. Namun setibanya di Simpang Empat, persisnya di depan Losmen Murni, truk TNI itu diberondong. Namun dalam peristiwa ini tidak jatuh korban. Pihak TNI beberapa kali terpaksa melepaskan tembakan ke udara. Ditanya mengenai pembakaran rumah warga yang disebutkan dilakukan aparat TNI, Dandim mengaku belum menerima laporannya. "Barangkali itu dilakukan anak-anak yang emosi," sebutnya.

Dandim memprediksikan, kedua penghadangan itu sengaja dilakukan kelompok bersenjata untuk memancing suasana keruh. Menurutnya hal itu sudah dirancang sedemikian rupa dengan mempelajari mobilitas anggota TNI di jalanan. Dalam kesempatan itu, ia menyesalkan pemberondongan terhadap anggota TNI yang menimbulkan korban nyawa dan kekisruhan di Kota Juang Bireuen yang selama ini dikenal sangat aman, terlebih penghadangan itu dilakukan di pusat kota yang bisa menimbulkan korban masyarakat tak bersalah.

Mengenai kejadian di KM 5, Danrem 011/Lilawangsa Kolonel Inf Syafnil Armen melalui Kapenrem Lettu Eddy Heriyanto di Lhokseumawe menjelaskan, rombongan TNI AD dari jajaran Yonif 113/Jaya Sakti Bireuen, diberondong sekelompok lelaki bersenjata. Akibat pemberondongan itu, satu anggota TNI meninggal dan dua lainnya mengalami luka tembak.

Rombongan TNI itu katanya berangkat dengan sepeda motor Yamaha RX King, satu unit mobil Kijang, dan Isuzu Bison yang berisikan 20-an prajurit TNI. Rombongan tersebut dalam perjalanan menuju Markas Yonif 133/JS untuk mengikuti apel rutin setiap awal bulan. Namun sesampainya di KM 5 di kawasan Juli sekitar pukul 06.30 WIB, seketika mobil Isuzu yang berada paling belakang, diberondong sekelompok lelaki dari balik perbukitan--sekitar 100 meter dari jalan raya. Dalam keadaan panik, anggota TNI dalam mobil tersebut berupaya menyelamatkan diri. Namun tiga di antaranya sempat terkena peluru.

Dirincikan, korban yang meninggal di tempat bernama Kopda Asli Chaniago setelah beberapa butir peluru bersarang di tubuhnya. Sementara yang mengalami luka tembak Praka Yuliar dan Praka Nurdin. Pelaku penembakan yang diduga berjumlah sekitar 10 orang, segera melarikan diri setelah beberapa menit melakukan pemberondongan. Kapenrem menduga pelaku penembakan menggunakan senjata laras panjang jenis AK 47.

Sumber Serambi di RSU Kesrem yang dihubungi pukul 14.00 WIB kemarin menyebutkan, pihaknya menerima tiga korban berluka tembak dalam peristiwa pemberondongan di Bireuen. Mereka masing-masing Asli Chaniago yang meninggal akibat luka tembak di dada kanan dan bokong kiri, Nurdin Juned luka tembak di paha kiri, dan Yuliar di rahang dan lengan atas. (tim)

_______________________________________________

SD 4 Taman Siswa PT Arun Dibakar


Serambi-Lhokseumawe
SD 4 Taman Siswa PT Arun yang berada di komplek perumahan Batuphat, Minggu malam (31/10) dibakar orang tak dikenal. Dalam kejadian tersebut, tujuh ruangan bersama isinya ludes hingga menimbulkan kerugian ratusan juta rupiah.

Keterangan yang dihimpun Serambi di sekitar lokasi menyebutkan, aksi pembakaran SD tersebut terjadi sekitar pukul 23.30 WIB. Sebelum api membubung tinggi, sempat terdengar beberapa tembakan dari arah perbukitan yang bersebelahan dengan sekolah. Suasana sekitar dilukiskan sangat mencekam.

Para petugas pengamanan yang sering meronda di sekitar komplek, mengaku tidak berani mendekati lokasi kejadian. Beberapa menit setelah api membubung tinggi, baru datang dua unit pemadam kebakaran. "Terlambatnya bantuan pemadam kebakaran muncul di lokasi, karena semua armada sedang berada di plant side PT Arun," ujar sebuah sumber di sekolah yang terbakar tersebut.

Api baru berhasil dipadamkan pukul 00.15 WIB setelah dua unit mobil pemadam dari PT Arun meluncur ke lokasi. Namun api sempat memberangus tujuh ruangan masing-masing ruang belajar kelas lima dan enam. Kemudian ruang perpustakaan berikut ribuan ekslemplar buku, ruang laboratorium IPA, ruang hasta karya/PKK, ruang unit kesehatan gigi sekolah/klinik gigi, dan ruang usaha kesehatan sekolah. Sumber di SD 4 Taman Siswa menyebutkan, musibah itu menimbulkan kerugian ratusan juta rupiah. Apalagi di laboratotium IPA dan klinik gigi, terdapat peralatan medis canggih yang bernilai puluhan juta. Belum lagi ribuan eks buku yang terdapat di perpustakaan. Hangusnya SD 4 Taman Siswa PT Arun, mengherankan banyak pihak karena pengamanan di lingkungan tersebut cukup ketat. Selain dijaga Satpam, Pam provit juga ikut mengamankan kawasan itu. Namun menurut seorang petugas pengaman, mereka keteteran mengamankan komplek perumahan yang demikian luas.

Kepala SDN 4 M Yusuf Abdullah yang ditemui di lokasi kejadian pagi kemarin menyebutkan, jumlah murid di sekolah tersebut mencapai 220 orang. Musibah itu mengakibatkan kegiatan belajar mengajar kemarin ditiadakan. "Anak-anak kami minta belajar di rumah," kata Yusuf. (tim)

_______________________________________________

AGAM: Provokator dan Perampok Masuk Aceh


Serambi-Banda Aceh
Mukhtar yang mengaku anggota AGAM wilayah Pasee, Aceh Utara, mengingatkan, semua pihak kini banyak provokator dan perampok sudah masuk Aceh, terutama Aceh Utara. Untuk itu para pimpinan bank di Aceh Utara diingatkannya supaya menghentikan sementara aktivitas guna menghindari jatuh korban serta kerugian harta benda.

Pihak AGAM wilayah Pasee mengatakan, untuk sementara yang boleh operasional adalah Telkom, PLN, dan sekolah-sekolah. Yang lain sebaiknya berhenti dulu. "Ini kami minta diindahkan. Sebab, selama ini setiap terjadinya perampokan atau kasus-kasus lain, selalu pihak AGAM yang disalahkan," katanya.

Sedangkan Tgk Hamdani Musbar yang mengaku Komandan Prang AGAM wilayah Barat-Selatan meminta aparat mengembalikan lima sepeda motor milik masyarakat yang diambil ketika menyisir kawasan Pante Cermen Kecamatan Kaway XVI belum lama ini. "Kelima sepeda motor tersebut harus dikembalikan kepada masyarakat," tandasnya.

Melalui juru bicaranya Tgk Teuku Hana Lud yang menelepon Serambi Senin (1/11), Hamdani menyatakan kelima unit sepeda motor itu yang dianggap aparat milik anggota AGAM diambil di dalam rumah penduduk di kawasan Pante Cermen. Selain mempersoalkan masalah penangkapan kelima unit sepeda motor milik masyarakat, Hamdani melalui juru bicaranya Tgk Teuku Hana Lud juga mengutuk semua aparat yang mendalangi praktek maksiat di Aceh Barat seperti judi buntut dan KIM. Sedangkan Abu Marwan dari AGAM wilayah Batee Iliek tadi malam mengecam tindakan aparat yang semena-mena terhadap masyarakat, seperti pembakaran rumah serta penjarahan harta benda.

Tgk Ibrahim Syafie Aqsal, Panglima AGAM wilayah Meulaboh yang juga menelepon Serambi mengecam pelaksanaan TNI Manunggal Masuk Desa (MMD) di Desa Blang Muko Kecamatan Kuala, karena program itu hanyalah sebuah sandiwara yang membuka kesempatan bagi aparat kembali masuk ke desa.

Menurutnya, kehadiran aparat yang berposko di Desa Blang Muko itu mengakibatkan masyarakat ketakutan, bahkan ada yang sudah pindah ke rumah familinya. Tokoh GAM Wilayah Pase Aceh Utara, Said Adnan alias Abu Said melalui Abu Jihad (35) kepada Serambi via telepon tadi malam mengatakan, tidak ada pasukan AGAM di Kabupaten Dairi (Perbatasan Sumut-Aceh Selatan). Karena itu, kalau di Kabupaten Dairi disebut-sebut ada pasukan GAM melakukan aksi teror terhadap warga, itu tidak benar. Menurut Abu Jihad, pasukan GAM tidak ada istilah memaksa masyarakat, apalagi mengintimidasi mencari dana perjuangan. "Itu adalah rekayasa untuk menjelekkan GAM di mata warga," kata Abu Jihad.

Pendapat sama juga dijelaskan pihak GAM wilayah Peureulak, Aceh Timur Abu Khaled. "Tidak ada pasukan GAM bersenjata meneror warga Kecamatan Siempatnempu Hilir," tegas Abu Khaled. (tim)

_______________________________________________

Pemilihan Pimpinan DPRD


Serambi-Banda Aceh
Fraksi Aliansi Reformasi (FAR) dan Fraksi Reformasi (FR) menyatakan tidak akan mengambil bagian dalam proses penetapan/pemilihan pimpinan DPRD Tk I Aceh, karena kedua fraksi itu menilai cara pemilihan yang disahkan Dewan bertentangan dengan peraturan. Ancaman itu secara resmi telah diputuskan kedua fraksi melalui rapat internal masing-masing. Pernyataan menolak itu masing-masing disampaikan ketua FAR, HM Daud Mansur dan ketua DPW PAN Aceh, Prof Dr Djamaluddin Achmad secara terpisah, kepada wartawan, Senin (1/11), di Banda Aceh.

Pemilihan pimpinan dewan akan berlangsung Rabu (3/11) besok. Hari ini, Selasa, dijadwalkan masing-masing fraksi akan mengirimkan nama anggotanya untuk dipilih sebagai pimpinan DPRD. Keputusan tak ikut memilih akan dilaksanakan apabila DPRD Tk I Aceh menggunakan tata tertib (Tatib) model yang diajukan FPPP yang telah disahkan DPRD, Sabtu pekan lalu. Karena, tata cara pemilihan pimpinan dewan seperti itu dianggap bertentangan dengan peraturan.

Upaya terhadap mosi tak percaya itu, kata HM Daud Mansur, berisi tiga poin utama. Yaitu, menolak pengesahan Tatib yang telah disahkan DPRD Tk I Aceh, tidak mengajukan calon pimpinan dewan, serta tidak ikut serta dalam pemilihan. Karena, kata Daud Mansur yang didampingi para anggota fraksinya, model pemilihan seperti itu tidak mencerminkan reformasi. Sehingga memudahkan timbulnya berbagai konspirasi politik yang tidak cerdas serta tak mencerminkan jiwa demokratis. Sebagai contoh, katanya, model pemilihan yang disahkan DPRD itu, terlebih dahulu memilih ketua DPRD, kemudian memilih wakilnya. Ketika ketua definitif telah terpilih, maka fraksi yang memilih ketua itu, tidak diperbolehkan mengajukan calon untuk memilih wakil ketua (supaya mencerminkan fraksi-red.).

Dengan metoda seperti ini, dikhawatirkan fraksi yang sudah memiliki ketua, akan mempermainkan suaranya untuk memberi dukungan kepada calon dari fraksi lainnya. Cara ini akan membuka peluang terjadinya money politics dan konspirasi tak sehat. Untuk itu, FAR telah menawarkan model pemilihan pimpinan dewan terlebih dahulu. Yaitu, empat orang unsur pimpinan yang diajukan fraksi berbeda. Setelah ini terpilih, maka satu di antara keempat orang ini akan dipilih lagi menjadi ketua. Tapi, sebagian besar fraksi menolak cara seperti ini. Sehingga FAR berpendapat dan menduga, ada permainan politik yang kurang cerdas dan tidak damai di balik pengesahan ini.

Praktek dan budaya seperti ini, tambah Daud Mansur, seharusnya sudah ditinggalkan. Karena sudah tidak sesuai lagi dalam era seperti sekarang ini. Untuk itu, FAR memohon semua pihak agar berpikir jernih. Ungkapan menghindari agar di tubuh DPRD Tk I Aceh jangan sampai ada unsur yang tak reformis, juga ditambah beberapa anggota FAR lainnya. Diantaranya, Drs Nasir Djamil dan HM Djamil. FR kemungkinan juga tidak akan ambil bagian dalam pemilihan Pimpinan Dewan. Hal itu disampaikan ketua DPW PAN Aceh, Prof Dr Djamaluddin Achmad.

Menurut Djamaluddin, partainya sudah sepakat untuk tidak mencalonkan Pimpinan Dewan, serta tidak ikut memilih. Namun belum ada ketegasan apakah semua anggota PAN juga tidak ikut hadir dalam pemilihan ketua dan wakil ketua DPRD Tk I Aceh. Sedangkan ketua FR, T Bustami, secar khusus kepada Serambi, menyebutkan, ia belum menerima suatu keputusan tentang hasil rapat partai. Sebab, pengkajian-pengkajian itu masih sedang berlangsung di DPW PAN Aceh.

Sementara itu, ketua Fraksi Partai Golkar (FPG), Drs Azhary Basar, melalui siaran persnya kepada Serambi menyebutkan, tindakan yang dilakukan PAN itu sebagai kekhilafan politik (Political Blunder) kedua. Sedangkan yang pertama terjadi ketika anggota FAR melakukan walk out saat terjadi proses pengesahan tatib pemilihan Pimpinan DPRD.

Fraksi Golkar, sebut Azhary, PAN tidak perlu terpengaruh oleh move/manuver yang sekarang sangat berkembang dalam tubuh DPRD Tk I Aceh. Untuk itu PAN tidak perlu ikut kelimpungan dengan upaya untuk membentuk koalisi yang dinamakan sharing power. Disebutkan pula, FPG berpendapat, tanpa PAN dalam kepemimpinan DPRD Tk I Aceh, maka perjalanan, kiprah, dan dinamika dewan pada masa mendatang kemungkinan tidak akan mulus.

Karena itu, ketetapan hati pimpinan PAN yang tidak akan mengirimkan calonnya untuk duduk dalam kepemimpinan dewan, perlu dikaji ulang. FPG memperkirakan, PAN akan punya peluang cukup besar untuk duduk dalam posisi strategis di dalam DPRD Tk I Aceh.(ed/ism)

_______________________________________________

Letda Yatim Dipukul Besi, Pistol Dirampas


Serambi-Banda Aceh
Letda Pol M Yatim Saleh, perwira Polres Aceh Besar, Senin (1/11) pagi, dipukul oleh seorang lelaki tak dikenal hingga pingsan di kawasan Jl Tgk Pulo Di Baroh, Banda Aceh. Setelah tak sadar diri, pistol anggota Polri itu dirampas. Keterangan yang dikumpulkan Serambi menyebutkan, pagi sekitar pukul 07.30, korban berencana membeli koran di kawasan itu setelah berangkat dari rumahnya di Ulee Lheue menuju kantor. Namun, ketika ia memesan koran tanpa turun dari sepeda motornya, tiba-tiba dari arah samping datang seorang lelaki --yang menurut saksi mata-- bertubuh kekar.

Tanpa ada yang mencurigai, pria itu kemudian mendekati M Yatim, dan langsung mengayunkan besi batangan yang dibungkus koran bekas ke arah kepala korban beberapa kali. Akibatnya, Letnan M Yatim jatuh bersama kendaraannya di aspal jalan. Dalam keadaan tak sadarkan diri, pistol yang tersarung di pinggangnya, diambil si pelaku dan kemudian kabur ke arah Kampung Baru. Pada waktu kejadian, belum banyak orang berada di tempat itu. Jalan Tgk Pulo Di Baroh (jalan penghubung antara Jl M Jam dan Bioskop Garuda) adalah kawasan tempat mangkalnya agen-agen koran di Banda Aceh. Sejumlah agen koran yang sempat melihat kejadian yang menimpa M Yatim mengaku tak berani memberikan bantuan, terlebih-lebih ketika pistol berada di tangan lelaki yang tak dikenal itu.

Setelah pelaku kabur, barulah beberapa orang yang berada di tempat itu menjerit-jerit minta bantuan sehingga dalam sekejap tempat kejadian ramai dikerumuni masyarakat. Korban yang sudah tak sadarkan diri segera dibawa ke RS Korem untuk mendapatkan pertolongan.

Kapolres Aceh Besar Letkol Pol Dedy S yang mendapat kabar tentang musibah yang menimpa anak buahnya itu, segera mendatangi TKP bersama sejumlah anggota Polres. Dari tempat itu Kapolres memerintahkan beberapa unit satuannya untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku.

Beberapa ruas jalan di kawasan Kampung Baru dan sekitarnya sempat disisir oleh sejumlah anggota, tapi sipelaku yang dicurigai tidak ditemukan. Kemudian Kapolres Aceh Besar segera menginstruksikan beberapa Polsek di jajarannya untuk melakukan sweeping terhadap seluruh kendaraan yang melintas di wilayahnya. Sweeping digelar di empat tempat, masing-masing di Lhoknga, Lambaro, Seulimum, dan Jalan Tgk Daud Beureueh (depan Bank Bukopin Banda Aceh).

Kapolres Aceh Besar yang dihubungui Serambi kemarin mengatakan, kondisi M Yatim sampai siang kemarin sudah sadar. Pada bagian kepalanya didapati beberapa luka, bahkan sebagian kupingnya mengalami robek akibat hantaman besi yang dipukul oleh lelaki tak dikenal tersebut. "Kami terus berupaya untuk melakukan pengejaran terhadap pelakunya. Ciri-ciri pelaku telah kita ketahui," kata Kapolres.

Ganja

Menurut Kapolres, dari sweeping yang dilakukan petugas gabungan Polsek, Polres, TNI di Lhoknga, aparat keamanan menemukan 10 kg ganja kering dari sebuah bus umum L-300 yang akan menuju ke Meulaboh bersama seorang tersangkanya. Namun, dari Kapolsek Lhoknga Letda Pol Drs Soepritamono P SH kepada Serambi mengatakan, pada awal pemeriksaan terhadap bus L 300 ditemukan 2 pak ganja yang sudah dipres yang beratnya sekitar 10 Kg. Tapi, ketika bus tersebut bersama tersangka dibawa ke Polsek dan dilakukan penelitian lebih lanjut, petugas kembali menemukan satu pak ganja yang beratnya setelah ditimbang 4,2 kg, sehingga dari tersangaka itu ganja yang berhasil disita 14,2 kg. "Pelaku bersama barang buktinya sekarang sudah diamankan di Polsek untuk diproses lebih lanjut," kata Soepriatmono.

Dari sweeping yang dilakukan Polsek Seulimum, juga ditemukan 2 kg ganja kering bersama dua pelakunya dari sebuah bus umum yang berangkat ke arah Medan. Kedua pembawa ganja tersebut, naik bus di kawasan Lambaro. Dari keterangan kedua tersangka rencananya ganja itu hendak dibawa ke Pekan Baru.

Namun Kapolres menyatakan, sweeping yang dilancarkan sampai petang itu, belum berhasil menangkap pelaku pemukul dan perampas pistol anggotanya. (tim)

_______________________________________________

Presiden: Periksa Penembak Bantaqiah cs

* Tak Ada Kodam di Aceh


Serambi-Jakarta
Presiden KH Abdurrahman Wahid memerintahkan Panglima TNI Laksamana Widodo AS untuk segera memeriksa anggota TNI yang terlibat dalam penembakan tokoh masyarakat Beutong Ateuh, Tgk Bantaqiah bersama 55 pengikutnya pada Juli lalu. "Kalau terbukti bersalah, maka harus diajukan ke pengadilan," kata Kepala Negara dalam jumpa pers mendadak dengan para wartawan di Wisma Negara, Senin sore. Gus Dur memanggil para wartawan untuk menjelaskan hasil pertemuannya dengan sejumlah tokoh Aceh, termasuk "pengurus" Gerakan Aceh Merdeka yang brelangsung pada hari Minggu (31/10). "Kemarin saya menerima mereka," kata Presiden yang tetap ingin dipanggil dengan panggilan akrabnya, Gus Dur.

Dalam pernyataannya, Gus Dur menyebut yang perlu diperiksa adalah Asisten Intel Korem Meulaboh. Penyebutan ini mungkin ada kekeliruan dari Presiden. Sebab, jabatan asisten berada pada tingkatan Kodam. Sedangkan di Meulaboh tidak ada Korem. Kodim di ibukota Aceh Barat itu berada di bawah "pembinaan" Korem 012/TU yang berkedudukan di Banda Aceh. Sedangkan yang menggerakkan pasukan ke Beutong Ateuh -- seperti dijelaskan Tim Pencari Fakta bentukan Pemda Aceh yang diketuai Kolonel Inf Syahril Bakri-- adalah Korem 011/Lilawangsa yang berkedudukan di Lhokseumawe, Aceh Utara.

Presiden juga mengatakan, Pemerintah telah memutuskan bahwa semua pasukan Kostrad dan Kopassus akan segera ditarik dari Aceh, sehingga pengamanan semua proyek vital hanya akan dilakukan pasukan organik setempat. Ketika ditanya mengapa Pemerintah mengambil keputusan penting itu, Kepala Negara menegaskan bahwa kepada masyarakat Aceh perlu dijelaskan bahwa Pemerintah menaruh perhatian sungguh-sungguh terhadap masalah di provinsi ini. Kepala Negara mengungkapkan bahwa selama terjadinya tindak kekerasan disana, maka telah terjadi berbagai peristiwa menyedihkan. "Semua akan diselidiki secara tuntas oleh Jaksa Agung (Marzuki Darusman, red). Ini tidak terbatas pada 'ikan teri'. Kalau perlu yang 'kakap' sekalian," kata Gus Dur dengan tegas ketika mengungkapkan kemungkinan bakal diperiksanya para pejabat militer dan bukan hanya anak buah saja.

Presiden juga mengatakan telah memerintahkan Panglima TNI untuk memeriksa para pejabat Kodam I/Bukit Barisan untuk mengetahui mengapa selama ini telah terjadi tindakan kekerasan oleh aparat keamanan. Keputusan penting lainnya yang disampaikan Gus Dur kepada wartawan, kemarin sore adalah melanjutkan putusan Presiden BJ Habibie beberapa bulan lalu, untuk tidak membentuk Kodam Iskandar Muda di Aceh. "Selama masa jabatan pemerintahan ini, tidak akan pernah ada Kodam Iskandar Muda," tegas Kepala Negara.

Ketika ditanya mengapa pemerintahan Kabinet Persatuan Nasional ini tetap menolak membentuk Kodam Iskandar Muda, ia mengatakan, "Ada orang-orang yang ngotot bahwa kodam itu harus dibentuk. Itu (keinginan tersebut, red) harus distop."

Riau

Sementara itu, ketika ditanya tentang isi pertemuannya dengan para anggota Persatuan Keluarga Besar Masyarakat Riau di Jakarta yang berlangsung Senin siang, Kepala Negara mengatakan, masyarakat Riau menginginkan otonomi bidang politik. "Kita anggap hal itu wajar karena masih dalam kerangka Republik Indonesia," tegas Gus Dur. Namun, kemudian ia memperingatkan bahwa ada orang-orang Riau yang tinggal di Jakarta yang melancarkan hasutan atau provokasi agar Riau merdeka sehingga memisahkan diri dari RI.

"Kalau sampai ada seruan untuk merdeka dari kalangan mereka, maka orang itu akan 'diambil' dan langsung masuk tahanan untuk diperiksa," kata Gus Dur dengan tegas. Pada pertemuan itu, Presiden berjanji untuk lebih memperhatikan peningkatan kesejahteraan masyarakat Riau dengan membagi porsi hasil daerah menjadi 75 persen untuk Riau sendiri dan hanya 25 persen untuk Pemerintah Pusat. Pada masa lalu, perbandingan itu justru terbalik.

Sementara itu, ketika menjelaskan sikapnya terhadap mantan Presiden Soeharto, dengan tegas Gus Dur mengatakan, pada dasarnya Soeharto harus diadili. "Tapi untuk presiden dan wakil presiden, kita akan minta pengampunan," kata Gus Dur sambil menyebutkan telah memerintahkan Jaksa Agung untuk meneliti secara tuntas mantan presiden itu.(ant)

_______________________________________________

POM Usut Penganiayaan Tiga Pemuda Blangpidie


Serambi-Tapaktuan
Pos POM I/2-II Tapaktuan, Aceh Selatan, tengah mengusut tindak penganiayaan terhadap tiga pemuda Blangpidie yang dilakukan aparat TNI yang di-BKO-kan di sana. "Keterangan dari saksi korban telah kita berkaskan. Kasus ini tak dipetieskan, tapi diusut sesuai ketentuan hukum," tegas Serka M Isa Yoga menjawab Serambi, Senin (1/11), kemarin.

Dan Pos POM I/2-II Tapaktuan itu menjelaskan, pihaknya telah menerima pengaduan resmi dari tiga pemuda Blangpidie yang diduga menjadi korban penganiayaan aparat TNI. Keterangan dari ketiga korban masing-masing Edy Juliandi (19), Sapriadi (19), dan Masrijal (20), menurut M Isa Yoga telah dituangkan dalam BAP.

Ketiga korban melapor ke Pos POM di Tapaktuan pada hari Sabtu (30/10) dengan didampingi tokoh masyarakat dan unsur ulama, Tgk Al-Kamal, Yusman, K Nyak Abbas, dan Nazli Basyah, termasuk sejumlah tokoh lainnya. Para saksi korban dibawa langsung dengan mobil ambulans ke Pos POM Tapaktuan dengan didampingi dr Mawardi, Kepala Puskesmas Blangpidie. Dan Pos POM, M Isa Yoga menyambut positif adanya laporan masyarakat yang keberatan terhadap tindakan aparat TNI di lapangan. "Selama beberapa tahun saya bertugas di sini, baru kali ini kami menerima laporan dari masyarakat," katanya. Pihaknya, tak akan mendiamkan kasus tersebut, tapi harus dituntaskan sesuai ketentuan hukum.

Tindakan pengusutan terhadap aparat TNI yang diguga bersalah dilakukan sesuai tahapan, karena itu pihaknya mengharapkan kesabaran masyarakat. Sebab, setelah menerima pengaduan korban, dilanjutkan dengan meminta keterangan saksi-saksi. Dalam masalah ini, Pos POM akan meminta keterangan dari dua orang saksi dari kesatuan Koramil Blangpidie.

Karena yang menjadi saksi adalah anggota TNI, pihaknya terlebih dulu minta izin dari atasan kesatuan tersebut, dalam hal ini Dandim 0107 Aceh Selatan. Izin tersebut sudah diperoleh dari Dandim, dan pihak POM telah mengirim surat kepada saksi untuk diminta keterangan.

Sesuai surat yang dikirim ke Koramil Blangpidie, saksi diminta hadir ke Pos POM Tapaktuan pada hari ini (Selasa-2/11). Setelah mendengar keterangan saksi, pihaknya akan melakukan pemeriksaan tersangka. Menyangkut kasus ini, tambah M Isa Yoga, Dandim 0107 Aceh Selatan mengharapkan segera dituntaskan. "Masyarakat jangan khawatir, kasus ini diusut sampai tuntas". Ditanya, tindakan apa yang akan diambil bila saksi tersebut tak memenuhi panggilan, M Isa Yoga mengatakan, sesuai ketentuan akan dilakukan pemanggilan ulang. Dan, bila juga tak datang maka yang bersangkutan akan dijemput. "Hal seperti ini pernah kami lakukan terhadap anggota," tegasnya.

Kasus penganiayaan berat yang dilakukan aparat TNI dari Bataliyon 131 Padang, Sumatera Barat yang di-BKO-kan di Kecamatan Blangpidie mendapat reaksi keras dari para ulama dan tokoh masyarakat Aceh Selatan. Mereka minta pihak terkait bertanggungjawab untuk mengusut kasus tersebut, dan aparat keamanan diminta bersikap lebih sopan kepada rakyat. Ketiga pemuda yang menjadi korban tindak sewenag-wenang aparat TNI masing-masing Edy Juliandi (19), Sapriyadi (19), keduanya warga Desa Meudang, dan Masrijal (20), warga Desa Keude Siblah, Kecamatan Blangpidie.

Ketika ditangkap, Jumat (29/10) dinihari, ketiga korban bertugas jaga malam, kemudian keluar untuk membeli makanan di kawasan kota Blangpidie. Mereka bertiga, lalu dibawa ke asrama TNI berlokasi di belakang Makoramil atau di belang deretan ruko Jalan Central Blangpidie.

Di sana mereka diintrogasi dalam keadaan tangan terborgol, dan seluruh pakaian dilucuti. Mereka dituduh sebagai anggota GAM. Tentu mereka menolak tuduhan tersebut, akhirnya dipukul sampai babak belur, sehingga dua korban terpaksa di rawat di Puskesmas Blangpidie, yaitu Masrijal dan Sapriadi. Menurut pengakuan korban, mereka bukan saja dipukuli dan disulut api rokok, tapi juga disuruh berbuat tak senonoh.

"Perbuatan apa itu! " teriak Tgk Abubakar al-Bayany, salah seorang pimpinan pesantren di Kuala Batee yang mengaku mendengar pengakuan korban. Sementara Tgk Abdurrahman Badar, salah seorang pimpinan pesantren di Blangpidie secara tegas minta pimpinan TNI untuk mengambil tindakan tegas terhadap anak buahnya yang telah berbuat di luar batas.

Tgk Abdurraman Badar sangat menyesalkan tindakan aparat TNI tersebut, karena peristiwa itu terjadi hanya berselang sekitar 24 jam setelah Danrem 012/TU, Kolonel Syarifuddin Tippe membuat pernyataan yang menimbulkan simpati dalam acara temu ramah dengan tokoh masyarakat dan ulama di gedung Pertemuan Tapaktuan, Kamis (28/10) lalu.

Danrem pada kesempatan itu menegaskan, bila ada aparat yang brengsek, tak perlu ditutup tutupi, melainkan harus diusut dan ditindak. "Kami menunggu sejauh mana realisasi pernyataan Danrem terhadap tindakan aparat TNI terhadap tiga pemuda di Blangpidie," kata Tgk Abdurrahman Badar.(tim)

_______________________________________________