Berbagai Strategi
Kristenisasi
Assalamu'alaikum wr. wb.
Gerakan Kristenisasi nampak begitu gencar, dan dijalankan dalam
berbagai bentuk, seperti ngamen dengan lagu-lagu gospel di bis kota,
yang syairnya menyuruh orang untuk memuja Yesus. Juga, dengan
diedarkannya aneka selebaran yang mendiskreditkan agama Islam, ataupun
dengan berbagai upaya lain sebagaimana dipraktekkan oleh Yayasan Doulos.
Yayasan Doulos sendiri sebagaimana bisa ditilik dari homepage
resminya (http://www.doulos.or.id/missionary/dept.htm) menyatakan
ingin meng-kristen-kan 124 juta penduduk Indonesia dalam waktu
sesingkat-singkatnya:”...In Indonesian there are 125 tribes with a
population of over 10.000 that are neglected by the gospel, with a total
of more than 124 million souls who should be reached urgently for christ
within a very limited time...”
Untuk menangkal gerakan Kristenisasi, saya berfikir ada baiknya media
massa Islam (media cetak maupun tulis, diskusi Islam di internet, dan
sebagainya) memuat rubrik perbandingan agama antara Islam dan Kristen
secara obyektif, berdasarkan ayat-ayat pada al-Kitab (Injil) dan
al-Qur'an (jadi bukan sekedar debat kusir tanpa dalil).
Dengan misi Kristenisasi yang begitu ambisius, boleh jadi telah
menjadi pemicu masyarakat setempat untuk mengamuk (meski seharusnya
mereka bisa bersabar). Dengan target 124 juta orang untuk
di-Kristen-kan, itu berarti ummat Islam yang merupakan 85% dari 210 juta
penduduk Indonesia adalah sasaran utama.
Insya Allah, rubrik tersebut akan bermanfaat bagi para pembaca, juga
bagi para da'i untuk menghadapi argumen-argumen dari para missionaris
agama Kristen. Sehingga, aqidah umat Islam dapat terjaga dan tidak
tersesat oleh propaganda buku kristenisasi.
Sesungguhnya banyak buku perbandingan agama yang bisa dikaji, seperti
buku Dialog Masalah Ketuhanan Yesus oleh KH. Bahaudin Mudhary,
Dialog Santri-Pendeta oleh Masyhud SM, ataupun The Choice
oleh Ahmad Deedat.
Wassalam,
Syaifudin Bidakara
Bedahan RT. 07/03 Pabuaran,
Cibinong 16916
Yusril Menikam Kaum Muslimin
Assalamu'alaikum wr.wb.
Sikap Ketua Umum DPP PBB Yusril Ihza Mahendra
yang mendukung pembukaan hubungan dagang dengan Israel (Media Dakwah,
Januari 2000) adalah sangat mengherankan dan sangat menyedihkan. Sikap
Yusril itu sama saja dengan mengkhianati perjuangan ummat Islam
Indonesia dan perjuangan partainya sendiri (PBB). Bahkan dapat
diibaratkan seperti menikam kaum Muslimin dari belakang.
Alasan yang dikemukakan oleh Yusril, bahwa
negara-negara Arab seperti Arab Saudi juga membuka hubungan dagang
dengan Israel dan Nabi Muhammad pun pernah berdagang dengan Yahudi,
adalah alasan yang sudah digunakan Gus Dur dan Alwi Shihab, dan telah
dijelaskan kesesatannya secara gamblang oleh KISDI I (Media Dakwah, Des
1999).
Yusril juga berbohong dengan mengatakan, bahwa
Israel sudah membuka kantor dagang di Jeddah. Sebab saat ini (menurut
penjelasan Kedubes Israel di Singapura tanggal 30 November 1999), dari
55 negara Islam anggota OKI, Israel baru mempunyai kantor dagang di
empat negara, yaitu Tunisia, Maroko, Yordania dan Mauritania.
Sebagai pemimpin sebuah partai berasas dan
beraqidah Islam (PBB), Yusril harusnya berusaha keras mendasarkan
tindakan dan ucapannya pada al-Quran dan Sunnah Rasul. Ratusan ayat
al-Quran memberi peringatan kepada kaum Muslimin tentang kaum Yahudi dan
konsekuensinya jika berkawan dengan mereka. Misalnya QS. Mujadalah ayat
14-15:
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang
menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu
bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan
mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui.
Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras. Sesungguhnya
amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.”
Ayat itu memerintahkan Nabi Muhammad saw agar
memperhatikan sikap `orang-orang Islam' (sebenarnya orang munafik) yang
bekerjasama dan berkawan dengan Yahudi Madinah, yang ketika itu mulai
mengkhianati perjanjian Madinah dan memusuhi ummat Islam. Mereka perlu
diperhatikan dan dicermati tindakannya, sebab mereka lebih berbahaya
dari orang-orang Yahudi sendiri. Mereka pada hakekatanya bukan termasuk
golongan kaum Muslim, dan bukan pula golongan Yahudi, sebab agama Yahudi
memang hanya untuk orang Yahudi. Orang-orang itu pun suka bohong, bahkan
tak segan-segan bersumpah untuk membenarkan kebohongannya (lihat Hamka
Tafsir Al Azhar, Juz 28).
Sebagai mantan Wakil Sekjen PBB, saya sungguh
prihatin dengan sikap Yusril dalam soal hubungan dengan Israel tersebut.
Apalagi Sekjen DPP PBB MS Kaban, pada tanggal 25 Desember 1999, juga
bercerita kepada sejumlah tokoh Islam, bahwa delegasi dagang Israel yang
ke Jakarta, beberapa waktu lalu, juga diterima Yusril secara
sembunyi-sembunyi di rumah dinasnya di Komplek Widya Candra Jakarta.
Untuk menjernihkan masalah, Yusril sebaiknya menjelaskan, hubungan apa
sebenarnya antara dia dengan Israel.
Wassalam,
HA Husaini
Sekretaris Pelaksana Harian KISDI
Tanggapan Natalan Bersama Gus Dur
Assalamu 'alaikum wr.wb.
Menyaksikan kehadiran dan kata-kata sambutan Gus
Dur pada acara perayaan Natal nasional yang disiarkan langsungn TVRI 27,
Desember 1999, maka kami sebagai bagian dari warga bangsa negeri ini
yang turut mengaku sebagai umat Muhammad sangat perlu kiranya memberikan
tanggapan.
Apa yang dilakukan Gus Dur adalah tanggung jawab
sendiri, yang telah menafsirkan Islam menurut penafsiran sendiri (sama
sekali tidak representatif). Menurut hemat kami, tindakan Gus Dur telah
keluar dari rel tuntunan Islam yang sebenarnya. Islam memang benar
mengakui kebebasan orang memeluk agama dan adanya perbedaan agama di
dalam kehidupan ini (lihat surat al-Kafirun). Lagi pula, tidak seorang
pun dari umat Islam ini mengingkari kenabian dan kerasulan Isa as, namun
tidak berarti bahwa hanya oleh karena demi kesatuan bangsa maka aqidah
boleh dibuat seenaknya, karena kebetulan berkesempatan menjadi penentu
banyak kebijakan di negara ini. Apalah arti suatu persatuan bila tanpa
ridha Allah. Nabi Muhammad bersabda,”Man tasyabaha bi qaumin
fa huwa minhum”—Barangsiapa yang menyerupai sutau kaum maka ia
tergolong pada kaum itu.
Acara perayaan Natal adalah acara ritual dari
cara peribadatan Kristiani. Di sana ada narasi yang terbaca dan
didengarkan, sementara dipihak lain ummat Islam mutlak harus komit
dengan firman Allah sebagaimana termaktub dalam surah al-Ikhlas. Nah
bila mengikuti `himbauan' Gus Dur, mana relevansinya? dan ketika itu koq
Gus Dur pasif tidak bereaksi kritis, malah menyalahkan orang-orang Islam
yang tidak bersikap seperti dirinya: menghadiri perayaan Natal.
Padahal acara tersebut tidaklah sama dengan
seremonial perayaan hari-hari besar nasional. Natal adalah acara intern
ummat Kritiani. Toleransi antar ummat beragama tidak berarti campur
aduknya peribadatan-peribadatan sebagai manifestasi keutuhan persatuan.
Toleransi adalah rasa sosial sebagai sesama manusia tanpa harus
mengorbankan aqidah.
Dalam konteks tersebut di atas, idealnya Gus Dur
selaku presiden hendaknya menunjuk sekaligus mengutus Dirjen Bimas Agama
Kristen yang ada di Departemen Agama, untuk atas nama Presiden
menghadiri dan membacakan kata-kata sambutan tertulis yang disusun
sendiri oleh Dirjen Bimas Kristen setelah melalui proses sekuriti
kenegaraan tentunya.
Kepada Gus Dur, benar kini bapak sebagai Presiden
RI, presiden kami, tetapi tidak untuk aqidah kami. Banar bapak
berwawasan luas, ahli strategi, dan politik, pemersatu bangsa, tetapi
kali ini bapak terjebak soal aqidah dan agama.
Wassalam,
Andi Burhanuddin
Jl. Durian No. 1
Raha-Muna-Sulsel
Meragukan Kemampuan Menristek
Assalamu'alaikum wr.wb.
Sebagai seorang warga negara yang peduli dengan
kemajuan bangsa dan negara, dengan ini saya ingin menyampaikan pandangan
saya terhadap Bapak berkenaan dengan kedudukan Bapak sebagai
Menristek.
Terus terang saja Pak, hingga saat ini saya
sangat ragu akan kemampuan Bapak dalam mengembangkan riset dan tehnologi
setelah melihat latar belakang pendidikan Bapak dan juga kinerja Bapak
yang kurang jelas selama mengemban tugas sebagai Menristek. Kalau boleh
saya tanya, tolong Bapak beberkan sedikit tentang hal-hal berikut
ini:
1. Apa arah dan kebijakan Bapak dalam
mengembangkan riset dan tehnologi (khususnya tehnologi)? Pertanyaan in
berkenaan dengan kriteria yang telah diutarakan Bapak Presiden bahwa
seorang menteri haruslah tahu bidang kerjanya.
2. Masih dalam kriteria yang sama, apakah Bapak
sendiri menguasai seluk beluk teknologi dengan latar belakang pendidikan
Bapak yang notabenenya berlatar belakang sastra dan politik?
3. Bagaimana pendapat Bapak terhadap banyaknya
opini tentang keraguan terhadap kemampuan Bapak dalam mengemban tugas?
(Apakah Bapak merasa cukup diterima oleh masyarakat luas, khususnya
masyarakat yang menggeluti bidang ristek?)
Sebagai warga negara yang mendambakan kemajuan di
segala bidang, maka saya sarankan kalau sekiranya sulit mengemban tugas
yang sekarang Bapak emban, sebaiknya Bapak serahkan saja tanggung jawab
tersebut kepada orang lain (alias mengundurkan diri saja). Saran ini
saya sampaikan setelah melihat sepak terjang Bapak sebagai Menristek
yang hingga kini sepertinya tidak menampakkan kemajuan yang berarti,
setidaknya dalam kebijakan dan arah pengembangan ristek itu sendiri.
Terima kasih,
Wassalam,
Yani
School of Linguistics and Applied Language Studies
Carleton University Ottawa - Canada
Mau Benar Sendiri (tanggapan buat
Rahmat Basuki)
Assalamu'alaikum wr.wb.
Saya ingin menyanggah tulisan Rahmat Basuki yang
termuat dalam Sahid edisi Desember 1999, terutama pada usulan nomor dua
dari tiga usulan yang ada. Sangat disayangkan, Anda sangat tergesa-gesa
dalam menarik kesimpulan.
Terbaginya manusia menjadi kelompok-kelompok
(firqah) dalam Islam adalah wajar, alami, dan tidak terhindarkan.
Karena, itu merupakan proses sejarah yang tidak mungkin dihapus.
Sebaliknya, yang tidak alami, tidak wajar, dan tidak sesuai dengan
fitrah manusia adalah jika seseorang atau suatu kelompok merasa benar
sendiri, lalu serta merta memaksakan kehendak dan pandangannya kepada
orang lain. Cara demikian termasuk syirik.
Anda menulis beberapa jamaah yang menyimpang dari
sekian banyak jamaah. Apakah benar begitu? Lalu posisi Anda di mana?
Tentunya Anda berada di posisi yang tidak menyimpang, bukan? Barangkali
agak berlebihan, tetapi memang seperti inilah tampaknya. Tassayyu,
sebagaimana yang dikatakan bapak, aliran ini menyimpang. Sebagai suatu
aliran dalam Islam yang lebih banyak didengar ketimbang dipahammi,
pengetahuan yang ada juga tidak jarang terlampau sarat dengan berbagai
prasangka. Akibatnya, aliran ini bukan saja sering diremehkan tetapi
juga dianggap sebagai suatu penyimpangan bahkan kesesatan. Begitupun
yang lainnya. Karena itu, tanpa mengurangi arti telaah orang luar, Islam
atau bukan orang Islam, seyogyanya kita membaca dan mempelajari apa-apa
saja yang kita sebut meyimpang. Supaya kita jangan salah vonis.
Seyogyanya Anda lebih berhati-hati dalam menilai
sesuatu yang belum jelas adanya. Dan untuk Sahid, jadilah
suara Islam yang memberikan pelita bagi para pembacanya, dan jangan jadi
majalah yang orientalis dalam arti, madzhabian dan
sektarian.
Wassalam,
Erip FM
FKDK Unsika Karawang
Sering Ditanyakan
Pembaca
1. Menanggapi surat dari Munas al Faqir dan
beberapa pembaca yang lain, soal hilangnya rubrik konsultasi dan
kesehatan, redaksi memang sedang melakukan perubahan. Untuk sementara
rubrik konsultasi psikologi dan kesehatan dihentikan.
2. Alamat untuk penggemukan sapi (Bossdext) yang
pernah dimuat di Sahid, silakan berhubungan dengan Bapak Setiono Hadi,
telpon (031) 8722408-8722409.