Suara Hidayatullah : Februari 2000/Syawal-Dzulqa'dah 1420  

Berbagai Strategi Kristenisasi

Assalamu'alaikum wr. wb.

Gerakan Kristenisasi nampak begitu gencar, dan dijalankan dalam berbagai bentuk, seperti ngamen dengan lagu-lagu gospel di bis kota, yang syairnya menyuruh orang untuk memuja Yesus. Juga, dengan diedarkannya aneka selebaran yang mendiskreditkan agama Islam, ataupun dengan berbagai upaya lain sebagaimana dipraktekkan oleh Yayasan Doulos.

Yayasan Doulos sendiri sebagaimana bisa ditilik dari homepage resminya (http://www.doulos.or.id/missionary/dept.htm) menyatakan ingin meng-kristen-kan 124 juta penduduk Indonesia dalam waktu sesingkat-singkatnya:”...In Indonesian there are 125 tribes with a population of over 10.000 that are neglected by the gospel, with a total of more than 124 million souls who should be reached urgently for christ within a very limited time...”

Untuk menangkal gerakan Kristenisasi, saya berfikir ada baiknya media massa Islam (media cetak maupun tulis, diskusi Islam di internet, dan sebagainya) memuat rubrik perbandingan agama antara Islam dan Kristen secara obyektif, berdasarkan ayat-ayat pada al-Kitab (Injil) dan al-Qur'an (jadi bukan sekedar debat kusir tanpa dalil).

Dengan misi Kristenisasi yang begitu ambisius, boleh jadi telah menjadi pemicu masyarakat setempat untuk mengamuk (meski seharusnya mereka bisa bersabar). Dengan target 124 juta orang untuk di-Kristen-kan, itu berarti ummat Islam yang merupakan 85% dari 210 juta penduduk Indonesia adalah sasaran utama.

Insya Allah, rubrik tersebut akan bermanfaat bagi para pembaca, juga bagi para da'i untuk menghadapi argumen-argumen dari para missionaris agama Kristen. Sehingga, aqidah umat Islam dapat terjaga dan tidak tersesat oleh propaganda buku kristenisasi.

Sesungguhnya banyak buku perbandingan agama yang bisa dikaji, seperti buku Dialog Masalah Ketuhanan Yesus oleh KH. Bahaudin Mudhary, Dialog Santri-Pendeta oleh Masyhud SM, ataupun The Choice oleh Ahmad Deedat.

Wassalam,

Syaifudin Bidakara
Bedahan RT. 07/03 Pabuaran, Cibinong 16916

Yusril Menikam Kaum Muslimin

Assalamu'alaikum wr.wb.

Sikap Ketua Umum DPP PBB Yusril Ihza Mahendra yang mendukung pembukaan hubungan dagang dengan Israel (Media Dakwah, Januari 2000) adalah sangat mengherankan dan sangat menyedihkan. Sikap Yusril itu sama saja dengan mengkhianati perjuangan ummat Islam Indonesia dan perjuangan partainya sendiri (PBB). Bahkan dapat diibaratkan seperti menikam kaum Muslimin dari belakang.

Alasan yang dikemukakan oleh Yusril, bahwa negara-negara Arab seperti Arab Saudi juga membuka hubungan dagang dengan Israel dan Nabi Muhammad pun pernah berdagang dengan Yahudi, adalah alasan yang sudah digunakan Gus Dur dan Alwi Shihab, dan telah dijelaskan kesesatannya secara gamblang oleh KISDI I (Media Dakwah, Des 1999).

Yusril juga berbohong dengan mengatakan, bahwa Israel sudah membuka kantor dagang di Jeddah. Sebab saat ini (menurut penjelasan Kedubes Israel di Singapura tanggal 30 November 1999), dari 55 negara Islam anggota OKI, Israel baru mempunyai kantor dagang di empat negara, yaitu Tunisia, Maroko, Yordania dan Mauritania.

Sebagai pemimpin sebuah partai berasas dan beraqidah Islam (PBB), Yusril harusnya berusaha keras mendasarkan tindakan dan ucapannya pada al-Quran dan Sunnah Rasul. Ratusan ayat al-Quran memberi peringatan kepada kaum Muslimin tentang kaum Yahudi dan konsekuensinya jika berkawan dengan mereka. Misalnya QS. Mujadalah ayat 14-15:

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.”

Ayat itu memerintahkan Nabi Muhammad saw agar memperhatikan sikap `orang-orang Islam' (sebenarnya orang munafik) yang bekerjasama dan berkawan dengan Yahudi Madinah, yang ketika itu mulai mengkhianati perjanjian Madinah dan memusuhi ummat Islam. Mereka perlu diperhatikan dan dicermati tindakannya, sebab mereka lebih berbahaya dari orang-orang Yahudi sendiri. Mereka pada hakekatanya bukan termasuk golongan kaum Muslim, dan bukan pula golongan Yahudi, sebab agama Yahudi memang hanya untuk orang Yahudi. Orang-orang itu pun suka bohong, bahkan tak segan-segan bersumpah untuk membenarkan kebohongannya (lihat Hamka Tafsir Al Azhar, Juz 28).

Sebagai mantan Wakil Sekjen PBB, saya sungguh prihatin dengan sikap Yusril dalam soal hubungan dengan Israel tersebut. Apalagi Sekjen DPP PBB MS Kaban, pada tanggal 25 Desember 1999, juga bercerita kepada sejumlah tokoh Islam, bahwa delegasi dagang Israel yang ke Jakarta, beberapa waktu lalu, juga diterima Yusril secara sembunyi-sembunyi di rumah dinasnya di Komplek Widya Candra Jakarta. Untuk menjernihkan masalah, Yusril sebaiknya menjelaskan, hubungan apa sebenarnya antara dia dengan Israel.

Wassalam,

HA Husaini
Sekretaris Pelaksana Harian KISDI

Tanggapan Natalan Bersama Gus Dur

Assalamu 'alaikum wr.wb.

Menyaksikan kehadiran dan kata-kata sambutan Gus Dur pada acara perayaan Natal nasional yang disiarkan langsungn TVRI 27, Desember 1999, maka kami sebagai bagian dari warga bangsa negeri ini yang turut mengaku sebagai umat Muhammad sangat perlu kiranya memberikan tanggapan.

Apa yang dilakukan Gus Dur adalah tanggung jawab sendiri, yang telah menafsirkan Islam menurut penafsiran sendiri (sama sekali tidak representatif). Menurut hemat kami, tindakan Gus Dur telah keluar dari rel tuntunan Islam yang sebenarnya. Islam memang benar mengakui kebebasan orang memeluk agama dan adanya perbedaan agama di dalam kehidupan ini (lihat surat al-Kafirun). Lagi pula, tidak seorang pun dari umat Islam ini mengingkari kenabian dan kerasulan Isa as, namun tidak berarti bahwa hanya oleh karena demi kesatuan bangsa maka aqidah boleh dibuat seenaknya, karena kebetulan berkesempatan menjadi penentu banyak kebijakan di negara ini. Apalah arti suatu persatuan bila tanpa ridha Allah. Nabi Muhammad bersabda,”Man tasyabaha bi qaumin fa huwa minhum”—Barangsiapa yang menyerupai sutau kaum maka ia tergolong pada kaum itu.

Acara perayaan Natal adalah acara ritual dari cara peribadatan Kristiani. Di sana ada narasi yang terbaca dan didengarkan, sementara dipihak lain ummat Islam mutlak harus komit dengan firman Allah sebagaimana termaktub dalam surah al-Ikhlas. Nah bila mengikuti `himbauan' Gus Dur, mana relevansinya? dan ketika itu koq Gus Dur pasif tidak bereaksi kritis, malah menyalahkan orang-orang Islam yang tidak bersikap seperti dirinya: menghadiri perayaan Natal.

Padahal acara tersebut tidaklah sama dengan seremonial perayaan hari-hari besar nasional. Natal adalah acara intern ummat Kritiani. Toleransi antar ummat beragama tidak berarti campur aduknya peribadatan-peribadatan sebagai manifestasi keutuhan persatuan. Toleransi adalah rasa sosial sebagai sesama manusia tanpa harus mengorbankan aqidah.

Dalam konteks tersebut di atas, idealnya Gus Dur selaku presiden hendaknya menunjuk sekaligus mengutus Dirjen Bimas Agama Kristen yang ada di Departemen Agama, untuk atas nama Presiden menghadiri dan membacakan kata-kata sambutan tertulis yang disusun sendiri oleh Dirjen Bimas Kristen setelah melalui proses sekuriti kenegaraan tentunya.

Kepada Gus Dur, benar kini bapak sebagai Presiden RI, presiden kami, tetapi tidak untuk aqidah kami. Banar bapak berwawasan luas, ahli strategi, dan politik, pemersatu bangsa, tetapi kali ini bapak terjebak soal aqidah dan agama.

Wassalam,

Andi Burhanuddin
Jl. Durian No. 1
Raha-Muna-Sulsel

Meragukan Kemampuan Menristek

Assalamu'alaikum wr.wb.

Sebagai seorang warga negara yang peduli dengan kemajuan bangsa dan negara, dengan ini saya ingin menyampaikan pandangan saya terhadap Bapak berkenaan dengan kedudukan Bapak sebagai Menristek.

Terus terang saja Pak, hingga saat ini saya sangat ragu akan kemampuan Bapak dalam mengembangkan riset dan tehnologi setelah melihat latar belakang pendidikan Bapak dan juga kinerja Bapak yang kurang jelas selama mengemban tugas sebagai Menristek. Kalau boleh saya tanya, tolong Bapak beberkan sedikit tentang hal-hal berikut ini:

1. Apa arah dan kebijakan Bapak dalam mengembangkan riset dan tehnologi (khususnya tehnologi)? Pertanyaan in berkenaan dengan kriteria yang telah diutarakan Bapak Presiden bahwa seorang menteri haruslah tahu bidang kerjanya.

2. Masih dalam kriteria yang sama, apakah Bapak sendiri menguasai seluk beluk teknologi dengan latar belakang pendidikan Bapak yang notabenenya berlatar belakang sastra dan politik?

3. Bagaimana pendapat Bapak terhadap banyaknya opini tentang keraguan terhadap kemampuan Bapak dalam mengemban tugas? (Apakah Bapak merasa cukup diterima oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat yang menggeluti bidang ristek?)

Sebagai warga negara yang mendambakan kemajuan di segala bidang, maka saya sarankan kalau sekiranya sulit mengemban tugas yang sekarang Bapak emban, sebaiknya Bapak serahkan saja tanggung jawab tersebut kepada orang lain (alias mengundurkan diri saja). Saran ini saya sampaikan setelah melihat sepak terjang Bapak sebagai Menristek yang hingga kini sepertinya tidak menampakkan kemajuan yang berarti, setidaknya dalam kebijakan dan arah pengembangan ristek itu sendiri. Terima kasih,

Wassalam,

Yani
School of Linguistics and Applied Language Studies
Carleton University Ottawa - Canada

Mau Benar Sendiri (tanggapan buat Rahmat Basuki)

Assalamu'alaikum wr.wb.

Saya ingin menyanggah tulisan Rahmat Basuki yang termuat dalam Sahid edisi Desember 1999, terutama pada usulan nomor dua dari tiga usulan yang ada. Sangat disayangkan, Anda sangat tergesa-gesa dalam menarik kesimpulan.

Terbaginya manusia menjadi kelompok-kelompok (firqah) dalam Islam adalah wajar, alami, dan tidak terhindarkan. Karena, itu merupakan proses sejarah yang tidak mungkin dihapus. Sebaliknya, yang tidak alami, tidak wajar, dan tidak sesuai dengan fitrah manusia adalah jika seseorang atau suatu kelompok merasa benar sendiri, lalu serta merta memaksakan kehendak dan pandangannya kepada orang lain. Cara demikian termasuk syirik.

Anda menulis beberapa jamaah yang menyimpang dari sekian banyak jamaah. Apakah benar begitu? Lalu posisi Anda di mana? Tentunya Anda berada di posisi yang tidak menyimpang, bukan? Barangkali agak berlebihan, tetapi memang seperti inilah tampaknya. Tassayyu, sebagaimana yang dikatakan bapak, aliran ini menyimpang. Sebagai suatu aliran dalam Islam yang lebih banyak didengar ketimbang dipahammi, pengetahuan yang ada juga tidak jarang terlampau sarat dengan berbagai prasangka. Akibatnya, aliran ini bukan saja sering diremehkan tetapi juga dianggap sebagai suatu penyimpangan bahkan kesesatan. Begitupun yang lainnya. Karena itu, tanpa mengurangi arti telaah orang luar, Islam atau bukan orang Islam, seyogyanya kita membaca dan mempelajari apa-apa saja yang kita sebut meyimpang. Supaya kita jangan salah vonis.

Seyogyanya Anda lebih berhati-hati dalam menilai sesuatu yang belum jelas adanya. Dan untuk Sahid, jadilah suara Islam yang memberikan pelita bagi para pembacanya, dan jangan jadi majalah yang orientalis dalam arti, madzhabian dan sektarian.

Wassalam,

Erip FM
FKDK Unsika Karawang

Sering Ditanyakan Pembaca

1. Menanggapi surat dari Munas al Faqir dan beberapa pembaca yang lain, soal hilangnya rubrik konsultasi dan kesehatan, redaksi memang sedang melakukan perubahan. Untuk sementara rubrik konsultasi psikologi dan kesehatan dihentikan.

2. Alamat untuk penggemukan sapi (Bossdext) yang pernah dimuat di Sahid, silakan berhubungan dengan Bapak Setiono Hadi, telpon (031) 8722408-8722409.