WB01042_.GIF (955 bytes) WAWANCARA


wpe44.jpg (4161 bytes)


Abu Deedat Syihabuddin M.H,
Kristolog

“25 Desember,
Upacara Penyembahan

Dewa Matahari”

Ditemui di rumahnya yang sederhana,   Kristolog yang lebih akrab dipanggil dengan nama anaknya, Abu Deedat, ini berbicara panjang tentang sejarah Natalan. Mulai dari perbedaan dari beberapa injil tentang penentuan hari lahir Yesus sampai pengaruh Kaisar Constantine. Tak hanya itu, dengan nada keheranan ia juga menyatakan ketidakmengertiannya, kenapa ada tokoh-tokoh Islam yang menyatakan merayakan Natal bersama adalah wujud toleransi. “Toleransi itu bukan berarti partisipasi,” demikian tuturnya.
Ayah dari tiga anak yang sudah lama bergelut dengan ilmu kristologi ini menyayangkan kenapa MUI saat ini, fatwanya cenderung membuat umat bingung. “Saat Buya Hamka, haram hukumnya Natalan bersama,” katanya mengenang sosok penulis tafsir Al Azhar tersebut.
Pria kelahiran Tasikmalaya, lulusan IAIN fakultas Ushuluddin, yang kini menjadi salah staf pengajar di Institut Agama Islam Al Ghuraba ini, adalah seorang kristolog yang tergolong hidup sangat sederhana. Untuk menuju rumahnya SABILI harus melewati sebuah lorong yang hanya cukup dilewati oleh dua orang. Hampir dari separuh bangunan tempat tinggalnya pun dijadikan show room barang dagangannya, kerajinan tangan asli Tasikmalaya. Ia berbicara lugas tentang kebiasaan Natalan bersama yang mulai jadi budaya dikalangan kita dari artis ibu kota sampai pejabat teras. Berikut petikan wawancara:


Bagaimana Anda memandang perayaan Natal?
        Menurut hemat saya, Natal, baik sebagai peringatan kelahiran Yesus Putra Tuhan atau Isa Almasih sebagai Nabi tetap keliru. Lebih disayangkan lagi jika ada tokoh Islam yang berpendapat boleh saja mengikuti perayaan Natal. Bahkan Said Aqil Siradj mengatakan, akan hadir jika diminta pihak kardinal, alasannya untuk menghormati. Itu juga tidak benar.
Anggapan bahwa Isa lahir tanggal 25 Desember, apa benar?
        Isa Almasih bukan lahir tanggal 25 Desember. Di kalangan Kristen sendiri ada perbedaan, ada yang tidak mau merayakan Natal pada 25 Desember seperti Advent dan Yehova. Mereka menganggap Yesus lahir tanggal 1 Oktober. 25 Desember itu, upacara penyembahan Dewa Matahari.
Dalam sejarah bagaimana?
        Kalau perhitungan tahun baru masehi, bersandarkan kelahiran Nabi Isa. Seharusnya Natal tanggal 1 bulan pertama, bukan tanggal 25 bulan terakhir. Perhitungannya terpengaruh dengan masuknya Kaisar Constantine ke agama Kristen, sehingga terjadi romawisasi. Pengaruh romawi ini juga tampak pada acara kebaktian orang Kristen yang berubah menjadi hari minggu. Dalam Al Kitab (Bibel) seharusnya hari Sabtu.
Banyak tokoh Islam yang ikut merayakan Natal, alasannya toleransi, komentar Anda?
        Advent saja tidak mau melaksanakan Natalan, jadi kalau ada tokoh muslim yang merayakan Natal, itu lebih Kristen dari orang Kristen. Nampaknya perayaan Natal bersama terlihat marak belakangan ini. Apalagi presiden RI sekarang, yang terlihat dekat dengan mereka. Menurut saya akan lebih parah.
Ada yang beranggapan fatwa MUI tentang Natal tak aktual lagi, bagaimana?
        Saya setuju dengan fatwa MUI semasa Buya Hamka dulu, agama tidak bisa dicampuradukan. Banyak tokoh Islam sekarang salah kaprah tentang toleransi, toleransi itu bukan berarti mencampur dan mau Natalan bersama. Memang dari pihak mereka ada yang mempertanyakan, orang Kristen saja mau Syawalan atau halal bihalal dengan kita, kenapa kita tidak mau Natalan bersama mereka. Mana wujud toleransinya? Ini sangat berbeda, Natal dalam kristen termasuk ibadah, sama seperti Sholat Idul Fitri dalam Islam. Ada ide lain bahwa Natal sama dengan Maulid Nabi. Ini juga berbeda, Maulid Nabi bukan ibadah dan tak ada perintahnya.
Bagaimana agar kita tak terjerumus perayaan Natal?
        Harus dijelaskan pengertian Natal yang sebenarnya, kapan Yesus lahir dan sebagainya. Dalilnya juga berbeda, misalnya Injil Matius, Yesus lahir di zaman Raja Herodes berkuasa. Dalam sejarah, Raja Herodes meninggal empat tahun sebelum Masehi. Kalau Yesus lahir tahun pertama Masehi, berarti Yesus tidak pernah ketemu dengan Herodes. Berbeda dengan Injil Lukas yang mengatakan Yesus lahir di zaman Kaisar Agustus, kira-kira tahun ke tujuh masehi. Sejarah Natal yang dilaksanakan kaum Kristiani adalah adopsi pemahaman Dewa Matahari yang dipeluk Constantine sebelum masuk Kristen. Sebagian tokoh Kristen mengatakan, tak ada perintah untuk merayakan Natal dan ada sebagian sekte yang tak melaksanakannya.
Bagaimana seharusnya menempatkan Natalan?
        Untuk memperingati Nabi, menurut saya boleh saja, tetapi tidak bisa ditentukan seperti 25 Desember. Karena tak ada Nabi yang jelas tanggal kelahirannya kecuali Nabi Muhammad Saw. Yang jelas tanggalnya saja tidak wajib dirayakan, apalagi yang tidak jelas.
Pihak Kristen menganggap Islam tak toleran, tanggapan Anda?
Bicara mengenai toleransi, Islam tak meragukan. Toleransi jangan diartikan partisipasi, kalau orang Kristen merayakan Natal kemudian kita bantu acara Natalnya, itu tak boleh. sebab mereka sedang beribadah. Dalam Islam tidak boleh saling bergantian dalam beribadah, jangan disamakan toleransi dan partisipasi.
Bagaimana konsep toleransi dalam Islam?
        Dalam agama Islam toleransi sudah jelas, lakum dinukum waliyyadin. Tidak bertoleransi apabila mengajak orang yang bukan agamanya untuk ikut Natal bersama. Umat Islam itu sangat toleran. Tapi sebaliknya tidak, mereka mendirikan gereja di tengah masyarakat Islam, sedangkan mereka hanya satu orang dan memaksakan diri membuat gereja yang besar, ini yang tidak toleran.
Bagaimana menjelaskan hal ini pada umat Islam, khususnya kaum remaja?
        Memang banyak remaja kita yang kurang memahami hal ini, dan ini harus kita jelaskan pada mereka, agar mereka tak kesulitan menentukan sikap.
Konskuensinya apa jika kita mengikuti perayaan Natal?
        Jelas melanggar ajaran Islam, haram hukumnya. Dalam hal ini umat Islam harus tegas dan tidak ada kompromi.
Bagaimana dengan mengirim kartu Natal?
        Ucapan melalui kartu natal sama saja dengan ucapan langsung. Kartu itu hanya alat saja.
Jadi bagaimana seharusnya menjalin toleransi menurut Islam?
        Belakangan ada ide untuk merukunkan antar umat beragama, maka diadakan kompilasi ajaran berbagai agama. Misalnya sebagian dari Islam, Kristen, Budha kemudian dikemas jadi satu. Tujuannya agar ada rasa memiliki. Inilah yang disebut sintesis dan ini bertentangan dengan aqidah Islam. Kedua, ada anggapan bahwa semua agama sama baiknya, hanya jalannya saja yang berbeda, ini yang disebut sinkritisme. Hal ini yang gawat karena telah mencampuradukkan aqidah. Nanti namanya agama gado-gado. Dalam Islam, terciptanya kerukunan itu harus kembali kepada setuju dalam perbedaan. Artinya, Islam menyakini bahwa Islam agama yang benar tetapi tidak memaksakan orang lain untuk masuk agama Islam. Karena Islam dikembangkan tidak dengan pemaksaan.
Sebagian orang memperbolehkan Natalan bersama asal tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan, bagaimana?
       Saya menganjurkan kepada tokoh-tokoh segera memahami Islam dengan benar, jangan sampai umat Islam dikadali terus. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh kristen. Misalnya, mereka mengatakan yang mengharamkan Natal hanya sebagian kecil sedangkan tokoh-tokoh besar justru setuju.
Apa ada tujuan khusus di balik gerakan Natalan bersama?
       Ada usaha untuk mengaburkan pemahaman tentang ini, seperti konsepnya Yahudi dengan Zionismenya. Targetnya menghancurkan agama dan menguasai dunia. Yahudi sudah berhasil menghancurkan ajaran Nabi Isa, yang tadinya tauhid kemudian dibelokkan oleh Paulus yang keturunan orang Yahudi. Dalam Injil Matius tertulis Tuhannya Isa itu esa, tapi setelah datang Paulus jadi berubah. “Kalau kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan maka kamu akan selamat.” Jadi ada penjungkirbalikkan dalam ajaran Kristen. Sekarang targetnya mengancurkan Islam. Caranya seperti yang dikatakan misionaris asal Amerika, yang keturunan Yahudi. Pertama dengan menggunakan umat Islam sendiri dan kedua penghancuran dengan cara menjauhkan umat Islam dari ajarannya.
Bagaimana usaha kita mencegah konspirasi tersebut?
       Pertama, umat Islam harus kembali ke aqidah Islam secara benar. Kedua, harus menyatukan visi dan misi. Ketiga, harus mengetahui gerekan-gerakan mereka. Misalnya, usaha zionis untuk menghancurkan moral generasi muda. Salah satunya lewat narkoba.
Belum lama ini ada pertemuan misionaris dari Singapura dengan misionaris dari Indonesia, mereka mengadakan kerjasama misionaris pada tingkat Asia Fasific. Salah satu program mereka adalah mendirikan panti rehabilitasi bagi penderita ketergantungan obat terlarang, kemudian pasien yang masuk panti tersebut akan dicuci otaknya. Target mereka pada kongres di Inggris tahun 1989 lalu, paling tidak tahun 2000 Bibel sudah tersebar keseluruh dunia. Dan pada akhir tahun ini sampai tahun 2000, lima puluh persen dari penduduk dunia harus beragama Kristen.
Bagaimana hukumnya untuk pejabat Muslim, apakah harus membuka acara Natal?
        Menurut saya tidak mesti yang membuka Natalan itu pejabat Islam. Misalnya menteri agama, ia bisa saja menyuruh bawahannya yang beragama Kristen. Tetapi karena takut dikatakan tidak toleran, ia membuka acara Natal. Hal ini kembali ke tokoh tersebut, apakah imannya kuat atau tidak. Kalau imannya lemah, ya begitu itu.
Jadi hukumnya bagi orang yang merayakan Natal?
       Allah SWT memberikan peringatan jangan mencampuradukkan antara yang hak dan batil. Masalah Natal berkaitan dengan akidah kristen. Sementara dalam Islam Isa Almasih mengatakan sembahlah Allah karena Allah itu Tuhanmu dan Tuhanku. Oleh karena itu orang yang mengatakan bahwa Almasih itu putra Tuhan maka ia telah kafir (QS. 5:72-73). Dengan demikian kita sudah tergeser pada perbuatan syirik dan Allah SWT mengatakan syirik adalah perbuatan yang tak terampunkan. Konsep Islam itu, bagiku agamaku bagimu agamamu.
n


Rivai Hutapea dan Mia Novilia


HAK CIPTA © PT. BINA MEDIA SABILI 1999
JL. Cipinang Cempeda