| REVIEWS |

INNERGARDEN2.0

other eviews : releases | zine

 

ONE FAMILY ONE BROTHERHOOD#5 | 05.02.06 | Bunker Café

Strength To Strength, Stronger Than Before, Think Again, After Die, Mortal Combat, Something Wrong, Full Stricken, Life For For Anything Else (Semarang), Revolt & Betrayed In My Eyes (Bogor), Taste Of  Flesh (Depok), What We Think (Jakarta)

            Setelah dua tahun absen akhirnya OFOB kembali diadakan lagi walaupun dengan persiapan seadanya. Kesibukan YKHC kids yg sebagian besar telah bekerja atau sibuk menyelesaikan kuliah sedikit banyak mempengaruhi absennya OFOB dua tahun belakangan. Kali ini walaupun dengan sebagian besar YKHC kids disibukkan dgn kepentingan masing2 akhirnya dengan meluangkan sedikit waktu mereka OFOB akhirnya bisa kembali diadakan.

          Dengan promosi seadanya karena pamflet baru bisa diedarkan tiga hari sebelum acara, panitia tidak dapat memperkirakan apakah acara akan dipadati penonton atau tidak. Tapi dari dua gigs yg diadakan sebelum OFOB di tempat yg sama, animo penonton sepertinya akan sangat jauh berkurang dibanding OFOB-OFOB sebelumnya. Mungkin salah satu penyebabnya adalah kejenuhan karena hampir setiap minggu sejak bulan desember-januari, jogja dipadati berbagai acara. Belum termasuk acara2 berskala kecil yg diadakan di tengah2 minggu.

          Yang unik pada penyelenggaran OFOB kali ini adalah adanya pro dan kontra apakah Mortal Combat pantas bermain di acara ini atau tidak. Beberapa YKHC kids berpendapat Mortal Combat adalah band hardcore dan pantas untuk bermain di OFOB sedang beberapa yg lain tidak sependapat. Tentu saja opini yg mereka lontarkan adalah sebatas opini individu dan tidak mengatasnamakan band/zine/dll. Well……terlepas dari pro dan kontra tersebut, saya pribadi menganggap hal ini sebagai sebuah contoh kasus yg sangat bagus untuk dijadikan sebagai pendewasaan scene dan individu. Yg terpenting adalah jangan menjadikan hal ini sebagai sebuah konflik, apapun dan bagaimanapun kerasnya bentuk kritik dan opini yg terlontar. Pada akhirnya kita tidak dapat memaksakan opini, idealisme dan sikap kita kepada orang lain jadi hal terbaik yg dapat dilakukan adalah menerima dan menyikapi perbedaan yg ada dgn arif dan bijak (duh!).

          Kembali ke permasalahan acara……ternyata apa yg menjadi perkiraan panitia tepat. Sampai dgn jam 4 sore Bunker Café masih sepi penonton. Kalaupun ada beberapa gerombol orang, sebagian dari mereka adalah personil dari band2 yg bermain. Lima band luar kota ternyata tidak cukup untuk menarik perhatian. Sepertinya hukum alam di scene hardcore jogja terbukti sudah. Saya sempat berbincang-bincang dan bertanya kepada beberapa personil band dari luar kota ttg acara ini. Jawaban mereka memiliki inti persoalan yg sama. Sebenarnya bukan permasalahan apakah yg menonton banyak atau sedikit……tapi antusiasme mereka terhadap acara yg menjadi sorotan. Memang sepanjang yg saya lihat……sebagian besar dari mereka yg ada di Bunker Café saat itu sepertinya ada di sana bukan untuk menonton band2 yg bermain. Mereka lebih memilih sibuk sendiri dgn apapun kegiatan mereka ketimbang menonton set dari band yg sedang bermain.

          The hell with that. Hightlight acara hari itu dari kacamata saya : yg pertama adalah Stronger Than Before. Demo terbaru mereka terus ada di playlist saya sejak pertama saya mendapatkannya. Para pemilik record label hardcore harus mendengarkannya! Dan dari sekian kali saya menonton mereka, inilah permainan ter-rapi mereka. Mau tau kenapa? Karena mereka main di urutan pertama. Seharusnya memang tidak bisa dijadikan alasn tapi mereka maen dgn anteng dan less pecicilan. Alhasil……their set was awesome. Kedua gitar terdengar jelas dan saya sangat menikmati lagu demi lagu.

          Full Stricken yg bermain di urutan kedua pun tidak kalah. Walau hanya ditonton beberapa gelintir orang, mereka tetap menjiwai permainan mereka. Dan seperti biasa permainan mereka sangt rapi. Clean singingnya boleh juga lho. Nothing? Seperti biasa menyenangkan untuk mosh, slamdance dan stagedive. Revolt (Bogor)? Set yg bersemangat. Yg membuat band ini begitu  hardcore adalah vokalis mereka selalu mengkomunikasikan mengenai lagu-lagu yg mereka bawakan. Apa judul lagunya, mengenai apa, dll. Satu hal yg patut ditiru mentah2. Sementara set dari Taste Of Flesh (Depok) dan What We Think (Jakarta) juga sama menyenangkannya. Old skool spirit never die. Dan satu band lain yg juga menjadi highlight dari kacamata saya adalah Afterdie. Band baru YKHC ini sangat potensial. Membawakan lagu2 Endzweck, performance mereka cukup mencuri perhatian. Aksi panggung yg atraktif dan permainan yg cukup rapi. Salah satu band masa depan YKHC.

          Well……that’s all. Sayang xreflexidirix dan HandsUponSalvation tidak jadi tampil. Padahal saya sudah lama tidak menonton mereka maen. Finally……the worst OFOB ever? Probably. But I enjoy the show and enjoy played in it. Thanks for giving me new friends. Sampai bertemu tahun depan.

 

 

 

10.000 volt MEGAPHONES vol.2 | 10.02.06 | Gerbong Café stasiun Tugu

Melcyd, Seek Six Sick, Black Ribbon, Plastic Dolls, Project Babi No.9, Belajar Membunuh, the Southern Beach Terror, Muck & Free Love (Malaysia), Sabot (Czech)

Prolog

sekitar jam 6.30 sore saya dan seorang teman sudah bersiap di stasiun Lempuyangan menanti kereta Bengawan dari Solo untuk kembali ke Jakarta. Beberapa teman juga ada di sana untuk mengantar. Salah seorang diantaranya adalah Joko Problem the MC guy. Menjelang kedatangan kereta sekitar jam 7, Joko the MC mohon pamit karena harus sudah ada di Gerbong Café untuk membawakan acara 1kv megaphones ini. Saya baru ngeh…lho acaranya malam ini to? Bukannya besok malamnya? Duar! Dengan sedikit bujuk rayu kepada teman seperjalanan akhirnya kami membatalkan rencana kembali ke Jakarta hanya untuk menonton acara malam itu.

Dialog

[ketika tiba di venue]

saya: wah wes rame yo yah mene (mengomentari suasana di sekitar venue yg sudah ramai    walaupun ternyata acaranya baru saja dimulai). Nggone yo enak ki nek dinggo hardcore2an (mengomentari venue yg sepertinya sangat asikk untuk sebuah acara hardcore).

teman: tapi akeh kacane tho. Iso remuk kabeh nek dinggo hardcore2an (tapi banyak kacanya. Bisa pecah semua kalo buat acara hardcore).

[saat set Mlcyd]

hampir tidak ada dialog karena saya begitu terpesona dgn set mereka. Sesuatu yg baru buat saya. Saya tidak begitu mengerti genre ini tapi musik mereka noise dgn masing2 instrumen bermain dgn paternnya masing2 tanpa memperdulikan instrumen lainnya. Hanya drum yg super atraktif yg menjadi semacam guide. Sangat menyenangkan untuk disimak.

[saat set Zoo]

juga tidak ada dialog karena saya menontonnya sendiri ketika beberapa teman memilih menyingkir ke luar. Zoo hampir sama dengan Melcyd tapi lebih tidak teratur dan lebih hardcore. Hehee……what that supposed to mean?

[saat set Plastic Dolls]

teman:wah nek nonton ngene2 iki kudune karo nyoco ki (mengomentari musik Plastic Dolls yg menurutnya enak utk ditonton sambil berpacaran,tweepop with some bosanova beat and whispering vocal).

saya:lha iyo cethu tapi meh nyoco karo sopo ki dewe (mengomentari nasib kami yg malah menonton set mereka dgn sesama jenis).

Plastic Dolls malam itu bermain indah. Mereka cukup bisa membawa suasana cozy setelah dihantam band2 noise. Sound yg keluar pun cukup pol.

[saat set Free Love,band Malaysia]

saya:wah nek ngene iki dudhu indiepop ki tapi indie rock (mengomentari lagu2 mereka yg lebih cenderung ke indierock ketimbang indiepop). Apik tenan yo musike…meh koyo the Forecast (mengomentari kerennya lagu2 mereka, sedikit mengingatkan saya pada band indierock America the Forecast).

teman: he eh ki. Kurang vokal temone.nek basise melu mokal mesti dadi Forecast banget (mengomentari sedikit kemiripan musik mereka dgn the Forecast, jika basist wanita mereka ikut andil vokal tentu band ini akan semakin seperti Forecast yg dual male/female vocal itu).

Free Love memang tampil luar biasa malam itu. Komunikasi dgn penonton yg interaktif membuat mereka mendapat tepuk tangan yg sangat meriah. Ditambah dengan lagu2 mereka yg ciamik na! Indie rock dgn double juggling gitar dgn sesekali riff2 manis ditambah dgn vokal yg mendayu-dayu ceria dan upbeat tempo drum. Wuihhhh……keren sekali.

[saat set Muck,band Malaysia]

Muck adalah sebelas duabelas dengan Free Love. Musik mereka sedikit mirip. Bedanya adalah Muck lebih berdistorsi dan lebih banyak bermain dengan rif-rif. Beat mereka juga lebih bersemangat. Saya yg menonton di sekitar panggung mau tidak mau ikut bergoyang dgn penonton2 yg juga menggila di sekitar panggung.

Obrolan di tengah2 set Muck:

saya:kamu dari Free Love ya? Nama saya Martin. Musik kalian keren sekali! Kalian sudah punya demo/rilisan belum?

Jay:saya Jay. Terima kasih banyak. Kita belum punya demo. Sekembalinya dari tur ini kita baru akan merekam lagu2 kami. Kalo kamu tertarik kita ada kompilasi yg bisa kamu beli di lapak sana (diterjemahkan dari bahasa dan logat Malaysia).

[saat set Sabot]

penonton A:wah musike pinter tenan yo.

penonton B:cek..cek..cek. edan tenan.

saya:piye…piye komentare? Mesti senang banget ki kowe! (mengomentari ekspresi wajah seorang teman yg terlihat sangat senang dgn set Sabot).

teman:wah iyo jelas no. patern2ne King Crimson banget ki (mengomentari patern2 Sabot yg menurutnya sangat King Crimson).

Sabot memang menjadi klimaks acara malam itu. Bentuk musik mathrock noise jazz mereka mencengangkan mereka yg menonton. Termasuk saya yg menonton dari dekat. Sebagai tambahan…saya juga menikmati ekspresi personil Sabot saat mereka memainkan masing2 lagu. Mereka begitu menikmati memainkan instrumen mereka. Ekspresi senang, nakal, serius sampai marah keluar silih berganti dari raut muka mereka. Sangat memukau.

[saat set the Southern Beach Terror]

teman:balik yuk…udah ngantuk nih.

saya:tar bentar. Satu lagu lagi deh.

Kenyataannya adalah kami pulang setelah tSBT selesai tampil, jam 2 pagi! Saya cuma bisa ketawa2 dalam hati melihat raut muka beberapa teman yg sudah ngantuk. Padahal saya masih terbawa musik mereka yg asssikkkkk banget. Serasa menonton film2 koboi tahun 50-an. Duh kapan lagi ya bisa nonton mereka?

Epilog

Ternyata keputusan untuk menunda perjalanan pulang benar2 setimpal dengan apa yg didapat. That was one of the best show I ever watch. Ketika kami pulang dgn kereta Fajar keesokan harinya, beberapa dari topik obrolan kami di perjalanan adalah seputar acara malam itu. Like Youth Of Today said : a time we’ll remember.

 

 

MOSH HARD FEST| 22.01.06 |PARC jakarta

Aku mau sedikit cerita tentang gigs pada hari Minggu 22 Jan 2006. Nama acaranya Mosh Hard Fest acara ini diadakan di Bandung, Jakarta & Bogor, ini acara yg kedua. Tempatnya di Parc ( Jl. Iskandarsyah Blok M ) jakarta, di lantai 2. Ternyata tempatnya sempit banget. Gw masuk kira2 jam 7 malam langsung disuguhkan musik grindcore yg mantap, band nya dari bogor namun aku lupa namanya ( dia juga membawakan 1 lagu dari Black Dahlia Murder ), trus dilanjutkan Thinking Straight dari Depok dengan Positive Crew nya, makin salut dgn band ini makin tua makin jadi, gw seneng banget waktu dengerin lirik lagunya yg ... Go Home..Wash your feet and Sleep ... pasti lo tahu lah. Lalu dilanjutkan paper gangters hantaman Row metalnya mantab sekali dilanjutkan Killer By Butterfly yg sedikit emo - emoan katanya sebentar lagi dia mau keluarin album. Lalu dilanjutkan oleh FALL namun aku keluar untk mkan mlam band ini katanya anak2 skateboarding kemang. Trus dari bandung BLIND TO SEE, pertama aku lihat band ini katanya sih band SXE musiknya Fast Hardcore mantab sekali musiknya ( menurut gw BTS band paling cihuy dlam acara ini). Lalu FULL OF HATE dari bandung musiknya rada 2 tahun 70 an . Dilanjutkan STRAIGHT OUT, yeah kata orang2. Makin mantab saja nih sejak perrtama kulihat dari tahun 2000 an. Lalu STEP FORWARD dengan vocal seorang wanita membuat orang2 semakin penuh & sesak di parc ini. Dan band penutup Anti septic oldschool sekali baik dari orangnya he..he.. maupun musiknya. Tak terasa jam sudah menunjukan angka 2 lalu bergegas aku pulang.

Sudah dulu yaaa.

Cheers…dhany keswanto.

 

 

DANCING IN THE MOONLIGHT streetgigs | 23.03.05 | halaman wedangan HaowHaow SOLO

BatmanStroke, Samalona, NothingSpecial, BluesClues, Automatic, KillsTommorow, TakeandAwake, AnotherMemoryDies, MadeToResist, SpiritOfLife, Nibbles

          Ini adalah pengalaman pertama saya menonton event underground di Solo. Dan langsung disuguhi dgn sebuah acara street gigs. Ga tau bener ato ga tapi kalo ga salah udah lama banget ga ada event underground DIY di kota ini. terakhir FUCKLENTINE beberapa tahun yg lalu? Mungkin ini jawaban kenapa acaranya bisa sampe rame banget. Asli rame!

          Acara ini diadakan dgn menutup jalan yg khusus dibuat untuk kendaraan tidak bermotor yg terletak di depan sebuah warung makan yg keliatannya dimiliki oleh salah seorang panitia acara ini. yg membuat saya agak bingung adalah karena tempat acara ini terletak di tidak jauh dgn pemukiman penduduk. Apa warganya ga pada protes? Padahal acaranya aja baru mulai sekitar jam7mlm. Sebuah hal yg mungkin sulit diterapkan di Jogja. terutama karena local youth kota Jogja yg dikenal tidak bersahabat. Anyway, acara ini keren banget. Alat yg digunakan cukup bagus untuk ukuran sebuah street gig. Dan yg membuatnya terkesan menyenangkan adalah antusiasme dari semua orang yg hadir di acara itu. Dari yg saya liat hampir semua orang yg ada di sana hadir untuk menyaksikan acara itu, untuk menonton band2 yg tampil. Bukan untuk sekedar hangout atau ketemu teman2. mulai dari punker, hardcore kids, emo kids semuanya seperti bener2 excited menonton setiap band yg tampil. Walaupun terkadang mereka lakukan dgn hanya duduk manis. Bikin saya ikutan semangat……

          Pas kami dateng acara udah rame banget. Saya agak kaget juga ngeliat gimana ramenya acara ini. pikiran saya mah ah paling yg nonton ga nyampe 50 orang. Tapi kayaknya kemaren itu kalo 100 orang mah ada, malah lebih mungkin. Saya yg ga gitu ngerti band2 solo mulai dengan say hi dgn beberapa anak solo yg kami kenal. Salah seorang temen saya dikasih sebuah booklet yg ternyata isinya informasi ttg acara ini. mulai dari ide awal sampe biography band2 yg maen. Cool! Wah bisa ditiru nih. Biar yg pada nonton ga cuman bengong dan bertanya2 ttg band yg tampil. Setelah itu saya sempat menonton beberapa band punk dan melodic dari kejauhan untuk kemudian bersusah payah cari tempat buat hajat kecil. Sekembalinya, saya mendengar musik yg familiar di kuping saya, yg udah lama banget ga saya denger dari live performance band yg maen di Jogja. european hardcore ala Brightside, Rykers, Backfire, etc! emang pas saya baca di booklet ada sebuah band yg maen model beginian. MadeToResist namanya. Daerah sekitar panggung udah rame banget dgn orang yg pada slamdance, pogo. Gila…pogonya pd brutal-brutal. Saya yg nonton dari samping panggung agak khawatir bakal ada perkelahian. Tapi ternyata ga terbukti. Those kids are just awesome. Mereka tau resiko ikutan gila2an di dancefloor. Kalo di Jogja mah kaya gini udah berantem! Oh iya MadeToResist bawain sebuah lagu yg ngingetin saya ke era kejayaan european hardcore di Jogja…Stand As One-nya Only Attitude Counts. Bikin merinding euy. Saya cuman bisa ikutan singalong dari tempat saya berdiri karena dancefloornya asli brutal banget. Tapi tetep puas kok.

          Selain MadeToResist yg nyenengin buat ditonton ada beberapa band laen yg juga seru. Kecuali beberapa band melodic yg emang saya ga gitu masuk, ada samalona yg bawain reggae[!] trus Kills Tommorow dgn metallicemo-nya. Trus tentu aja Take and Awake yg sekali lagi bikin panas dancefloor. Munyuk[!], nih band potensial banget. Padahal seingat saya dulu waktu saya pertama kali nonton mereka di Biang Kerok Fest mereka maen biasa aja. Fast/trashcore seru. Sesemangat Mortal Combat. Apalagi mereka juga mengcover Steppin Stone-nya Sex Pistols itu. Hehehe……sekali lagi saya cuman bisa singalong di bibir panggung. Keren euy.

          Band yg menutup street gig malam itu adalah Another Memory Dies. Band metallic emo dengan member of Moment Of Pain & Take and Awake. Saya udah curiga kalo nih band seru aja. Sejak mereka nyetel alat, orang2 udah pada rame di sekitar panggung. Dan pas mereka mulai lagu pertama mereka dancefloor jadi panas lagi. vokalis mereka yg udah setengah sadar scream2 di tengah2 penonton. Nyantai aja tuh orang ngegelar kabel mic nyamperin penonton dan nyanyi di tengah2 mereka. Seruuuu! Belum lagi lagu2 mereka yg asik2. poison the well abiss. Banyak bagian2 breakdown2 keren. Bikin orang2 pada ngangguk2 ga jelas. Termasuk saya yg sambil berhiphop ria [hehehe……ga ngerti kan?]. tenda yg nutupin panggungnya ape goyang2 cenderung pengen rubuh. Untung tuh orang2 masih pada inget kalo ga udah rubuh tuh tenda.

          Pokoknya intinya acara street gig malam itu seru banget. Ga rugi jauh2 dari Jogja. Sukses berat buat panitianya. Bikin kita iri nih. Jadi pengen bikin street gig sekeren itu. Mungkin ntar kita bisa bales. Tunggu aja ya!

 

 

FRIDAY IM IN LOVE with Pure Saturday | 10.12.04 | Java Café

Angelic – Tustel – Anggisluka – Gelas Plastik – Bangku Taman and of course Pure Saturday

An indiepop show review in Innergarden? Now Innergarden goes “indies”? Why not? Next time maybe Innergarden will be all about indie pop like Shine zine. Who care. This is my own zine. I’ll do what I want with it. As you should too.

I’m really excited about this show since their “coming soon” flyer out sometime in early November. I mean this is Pure Saturday guys! Band which I really like since im still in Junior High. Last time I saw them live was in ‘98 when they played in some chart radio show. It’s been six years passed so im sure it’s gonna be a great show.

Since I realize the ticket prize is too expensive, im not really surprised to see the venue not crowd as I imagine. I don’t care anyway. When I got there, Bangku Taman still played their set. Maybe because im too excite to see PS I don’t even watch any of their song like usual. Im too busy looking for my friends and have some chit-chat with them. Who care about the other bands when PS is the main reason why im here? Too egoistic? Perhaps……but im not in the mood to give a damn at that moment.

            When the host announce that it’s time for Pure Saturday to play, me and some friends of mine hurried to take place up front. Sure I won’t missed a great spot in front of the stage. After taking several minute setting the equipment, one by one PS member showed up. Still with their original line-up……adi, udi, ade and xxxx. And not too loudly I heard intro of Banga come into my ear……and Banga it is. But then…… hey, who’s that man with a cigarette and a stack of paper that appear to be lyrics of PS songs on his hand? He grab the mic and start to sing “asap mengepul seperti tidak terbendung………”. So the rumor is true. Suar is no longer with Pure Saturday. And this guy seems to be his replacer. Im kinda sad to know this especially because his replacer didn’t sound as good as he is. And he didn’t play that acoustic guitar like Suar used to do too. It makes like there’s something missing from their music. Oh ya, it seems that this new guy not memorize all those PS lyrics yet because in some occasion I can still saw he singing with his eyes on those stack of paper placed in front of him. And this is happen not only on this song.

          After Banga, they continued their set with Silence and Langit Terbuka Luas Mengapa Tidak Pikiranmu Pikiranku. After that song the new vocalist let the crowd know that with full regret Suar cant play for Pure Saturday anymore. Then he introduced himself as Iyok who takeover Suar’s job as PS new vocalist. Too bad there’s no explanation why Suar decide to walk out from the band I believe he really love. Iyok then spoke that PS new album will be out real soon. Perhaps two weeks forward, he said. After that he told their next song will be their new song taken from their upcoming album which already airplayed in some radio station which called Buka. I then found their new song still have PS characteristic. Still typical PS songs. Cant wait to hear their new album.

          Di Bangku Taman became their next song. And the crowd once again singing along every line of the song. “cahaya lampu kuning tersamar……” In some occasion Iyok gave his mic to the crowd to let the crowd sing the word. “……oh siang saat panas membakar muka dan penuh peluh dan luka……” After Di Bangku Taman Iyok ask what song the crowd would like them to play next. And each person start to yelling their own fav song. “Pathetic Waltz!” “Desire!” “Kosong!” “Open Wide!” Me personally yelled “Saddest World Down!!!” But Iyok respond all those screaming and yelling calmly “Ok. Ok. Ok. Desire.” And once again crowd going nuts. Dancing and singing along while some of the ‘em are doin crowd surfing! Im not quite sure about this but I think you cant find crowd surfing on an indie pop show everywhere else but here in Jogja.

          After Desire they decided to take a break for a couple minutes. And stage are empty for awhile. And while everyone else is using this chance to light up their cigarette or going to the bar or anywhere else to find a drink, im just doing nothing. Still amazed with great set that I just watched, I expect to see more. After about five minutes break Udi came to stage first and followed by his other mate. While stage still completely dark an drum intro of Labirin came. And soon after when the music begin, stage were spark up by light and Labirin became their eightth songs that night. Continued with A Song and Coklat. Before doin their next song Iyok let the crowd know that their next song is the only PS song that had a clip video. Of course the crowd know what song he talkin about. And the venue filled with choir from the crowd. Almost everyone sang on that song. And Iyok hand his mic toward the crowd to let the crowd sing at the first verse. And still I found some kids doin crowd surfing. Everyone completely blur together.

          They close their set that night with Simple and Enough. Actually Im still hoped they will back onstage to perform some extra songs. But after watched their roadie packing their gear and equipment I understand that will be impossible. I then joined my friends. For conclusion, altough this is not their best performance in my eyes I still consider this show as awesome. Those 12 songs they played really generate my memories back to the old days. And im still consider them as one of the best indie band in Indonesia. Im hope to see them again in near future. Specially after I get their new album. Anyone interested booked them once more?

         

 

 

TRIBUTE TO SICK OF IT ALL : We Salute You | 09.10.04 | Gedung Tari UNY

Stronghold, Dji Walang Kadji, X-12, Demolish, The Aspirin, Think Again, Criminally Insane, Stronger Than Before, Why Not, Full Stricken, Morning Angel, Moxoie, The Bulldog, The Petualangan Sherina, Noise For Violence.

          Acara yg ditunggu-tunggu hc kids Jogja. Walau dibuat agak sedikit mendadak tapi nggak mengurangi keantusiasan saya terhadap acara ini. Terlepas adanya pro-kontra mengenai format acara ini, this is our party guys. Don’t bother with what people said.

          Saya nggak bakalan ngebahas penampilan tiap-tiap band karena bakalan nyape-nyapein. Tapi saya ceritain aja kaya gimana acara ini secara keseluruhan. Kalo kita masuk ke gedung dan ngeliat ke arah panggung kita pasti bakalan excited ngeliat set panggung yg ciamik ditambah adanya backdrop gede berwarna merah dgn dragonsun, naga logonya SOIA, terpampang jelas dlm ukuran jumbo. Tapi dgn gedung yg terlalu besar, panggung yg juga terlalu luas dan terlalu tinggi ditambah banyaknya kursi-kursi yg terdapat di areal acara membuat saya agak sedikit pesimis kalo acara bakal berjalan seru. Udah gitu udah sekitar jam 19.30 penonton yg datang masih sepi banget. Padahal acara dijadwalin mulai jam 19.00 teng. Pas acara dimulai sekitar jam 20.00 aja penonton yg ada di tempat acara masih dikit banget. Mungkin 50 aja belom ada. Ini bikin saya sedikit bingung. Ni pada kemana orang2, padahal pas acara Teenagers From Mars bulan sebelumnya penontonnya ampe meluber-luber kemana-mana. Bertambah lagi kekhawatiran saya kalo ini bakal berjalan kurang seru.

          Tapi kemudian dgn berjalannya acara kekhawatiran itu sedikit tidak terbukti, walau juga sedikit terbukti. Dgn band2 yg tampil bukan hanya dari genre hardcore, lumayan menyenangkan juga melihat bagaimana band2 emo, punk, skin, sampe digital grindcore membawakan lagu2 dari the mighty SOIA. Walau ada beberapa yg menurut saya cenderung dipaksakan sehingga terdengar agak aneh. But hey……that’s the risk.

          Selain itu agak kurang seru juga melihat banyak band “cadas” maen tapi sebagian besar penonton lebih memilih duduk manis di tempat mereka masing2. Emang sih itu hak mereka……tapi nggak seru aja. Selain band2 hc yg mendapat sambutan “standar” dgn slamdance, stagedive dan singalong, band2 lainnya harus puas cukup mendapat tepuk tangan saja dari penonton. Itu juga ala kadarnya. Ndaelah……

          Udah ah, sekarang ngomongin penampilan band2nya aja. Sebenernya penampilan band2 nggak ada yg jelek tapi karena orang2 sound dari Ming Soundsystem cenderung nggak ada kerjasama membuat sound yg keluar nggak bisa maksimal, padahal alat dan soundnya lumayan bagus. Nggak sedikit teman2 yg maen ngerasa nggak puas karena efek nggak disediain, alat yg nyetrum2, sound monitor yg ga keluar ampe kena omel segala mulai karena nyetel vol sound kegedean, gitar nggak boleh dilakban, nyabut kabel sound vol nggak dikecilin dulu ampe mutusin senar gitar disuruh ganti duit!!! Bukannya band2 yg maen selalu benar tapi kalo memang mereka yg salah cara ngomong mereka yg sama sekali nggak simpatik yg bikin kita sama sekali nggak respek sama mereka.

Enough about them, sekarang kembali ke persoalan band yg maen. Di acara ini saya nemuin beberapa band keren yg bisa saya rekomendasikan buat kalian. Yg terutama adalah the Bulldog. Band yg saya kira band oi ini tadinya saya pikir bakalan membosankan tapi ternyata tidak sama sekali. Mereka yg membawakan lagu2 sendiri [kec cover song wajib SOIA tentunya] bermain dgn sangat bagus. Yg membuat saya tertarik adalah ternyata mereka bukan band oi biasa. Mereka memix musik skin, hardcore dan sedikit metal menjadi sangat menarik. Malah mengingatkan saya pada band skincore ala European Hardcore yg dulu banyak dimiliki scene YKHC. Mereka berani memasukkan rif-rif metal [malah melodi gitar segala] ke dalam lagu2 mereka. Very potential band.

          Selain the Bulldog, Full Stricken is back guys! Sayang pas mereka maen sound gitarnya kurang terdengar jelas walaupun sudah minta ke operator mixer supaya dinaikin volumenya. Full Stricken tampil dgn format musik yg jauh berbeda dgn format musik mereka saat terakhir saya menonton penampilan mereka di………OFOB#1! Saat ini mereka memainkan metalcore yg cenderung agresif walau tidak terlalu ngebut. Lagu2 mereka sendiri yang dibawakan malam itu membuat saya berpikir memang sudah waktunya Hands Upon Salvation punya saingan di scene YKHC ini………heheheh.

          Selain itu ada juga The Aspirin yg juga membawakan lagu2 milik mereka sendiri yg menurut pendapat saya jauh dari jelek. Ditambah karena penampilan mereka yg cukup bersih mereka bisa mencuri perhatian pengemar emo yg nonton malam itu karena saat band emo lainnya, X-12, maen masih sangat sedikit penonton yg datang. Sebenernya ada satu band lagi yg membuat saya penasaran yaitu Moxie karena band yg [mengaku] beraliran dark ini mengaku terinsiprasi oleh band2 seperti Mars Volta, L’arc En Ciel, Muse, Radiohead. Sayang mereka tidak jadi maen karena di saat yg sama mereka harus maen di lain tempat. Padahal saya lumayan penasaran seperti apa lagu2 mereka.

          Overall saya rasa kalian bisa membayangkan sendiri seperti apa acara malam itu. Whatever the show’s like, it’s great to hangout with friends to watch good bands play. Lagipula ini merupakan pengalaman pertama YKHC membuat sebuah acara tribute. Jadi saya yakin [kalo ada] lain kali pasti akan jauh lebih baik lagi. Eh ngomong2 di pollingnya Innergarden band lain yg pantes dibuatkan acara tribute adalah Earth Crisis lho. Ada yg berminat?

 

 

 

Broken Heart Again Today : an acousticemoshow | 02.10.04 | 79 acoustic café

Levins – No It All – A Season Too Late – Natalie Portman – the Astronauts – Autumn Last Forever – X-12 – the Henk & Friends

          Delapan band emo. Sabtu malam. Akustik café. Minuman dingin. Gitar bolong. Teman dan sahabat. Semua elemen yg menyenangkan ini menjadi satu sekedar untuk merayakan indahnya patah hati. Sebuah atmosfir yg sangat mendukung bukan?

          Sebagai gambaran tempat diadakannya acara ini adalah sebuah café yg terbilang baru yg terletak di daerah Perumahan Mundu. Café ini memiliki sebuah mini stage dimana terdapat set meja dan kursi bulat mengelilingi bagian depan dan samping mini stage ini. Penerangan café malam itu adalah lampu-lampu temaram yg tidak begitu terang tapi juga tidak begitu redup. Dua obor menyala menyambut penonton di pintu masuk. Dua set gitar akustik elektrik, sebuah bass elektrik, sebuah drum set dgn sepasang stick Hot Rod dan dua buah mic dgn tiga buah kursi kayu siap untuk memulai perjalanan acara malam itu.

Dengan penonton yg menonton dari meja mereka masing-masing X-12 menjadi band pertama yg tampil malam itu. Membawakan sekitar 7 lagu yg sebagian besar adalah lagu mereka sendiri dan dua buah cover song dari DC. Permainan mereka cukup rapi walau vokalis baru mereka agak sedikit “merusak” penampilan mereka. Tapi bisa dimaklumi, mungkin karena belum terlalu hapal dgn lagu2nya ato belum nyetel. Yg jadi perhatian agaknya perbedaan antara permainan mereka dlm versi akustik cukup terasa disini. Terdengar lebih asik dlm format akustik di telinga saya.

          Coming up next tampil band yg sudah lama tidak menampakkan batang hidung mereka The Henk & Friends. Sepertinya mereka telah memutuskan untuk lebih serius di genre emo setelah sebelumnya format musik mereka agak tidak jelas. Terbukti dgn 4 buah lagu yg mereka bawakan yg kesemuanya adalah cover song dari Early November dan Keepsake. Dgn pilihan lagu yg “brokenhearted” mereka tampil dgn lumayan mulus. Nilai plus buat screamnya Kecenk di lagu “every night another story”. Galak dah pokoknya!

          Natalie Portman tampil berikutnya. Sepertinya mereka membawa massa sendiri [NP’s groupies?] yg langsung mengambil tempat di sekitar stage. Belum lagi ditambah teman-teman yg sepertinya memang telah menunggu penampilan mereka. Malam itu Natalie tampil dengan sempurna. All their member played great and Ncix singed with full emotion [as usual]. Apalagi melodi dan petikan gitar yg saling menyaut dari dua gitaris mereka yg terdengar sangat cool dgn gitar akustik. Sayangnya mereka hanya membawakan empat buah lagu. Padahal frontman mereka Ncix sepertinya sedang mencapai peak performance justru di lagu2 terakhir. That Open Hand cover song is the best song that night in my opinion.

          Setelah Natalie Portman, No It All langsung mengisi mini stage dan tampil. Set mereka malam itu terdiri atas sekitar 6 lagu. Beberapa cover song diantaranya dari Brand New [atas request dari penonton yg udh berisik melulu minta “quiet things no one ever knows”]. Tampil tanpa drum di dua lagu awal krn drummer mereka membantu sebagai vokal kedua, No It All tampil biasa dan cenderung tanpa emosi. Voc mereka Dimas yg tampil semangat seperti biasa justru membuat penampilan mereka terkesan kurang serius. Gimana nih boss?

          A Season Too Late adalah sebuah band baru yg muncul sebagai sebuah band sessionan beberapa skater kids KotaBaru [katanya]. Malam itu mereka tampil sesudah Natalie Portman. Beberapa cover song dari Finch mereka mainkan. Entah karena ini adalah gig pertama mereka atau kenapa, mereka tampil agak nggak tenang. Tapi nggak jelek untuk itungan penampilan pertama.

          Setelah A Season Too Late acara break sekitar tiga menit untuk kemudian langsung dilanjutkan dengan penampilan The Astronauts. Setelah mengganti beberapa perangkat seperti mic dan beberapa komponen drum dgn perangkat yg mereka bawa sendiri. Dilanjutkan dgn sedikit setel-menyetel beberapa saat kemudian mereka sudah membuka set mereka dgn lagu mereka sendiri. Teman2 cukup mengantisipasi permainan mereka malam itu terbukti dgn banyaknya penonton yg merubung di sekeliling mini stage. Total sekitar 7 lagu mereka bawakan malam itu termasuk dgn cover song dari Copeland dan Saves the Day. I think this show reach its peak at their performance. Dgn lagu2 yg catchy dan berbau indie rock penampilan mereka sangat menghibur. Nggak begitu heran kalo melihat sejarah beberapa member mereka yg sudah cukup berpengalaman dgn band2 mereka sebelumnya.

          Levins, yg tampil selanjutnya, adalah sebuah band yg agak baru. Band ini agak unik karena member mereka saling terpisah antara dua kota. Hal ini dikarenakan dua diantara tiga member mereka harus berkuliah di kota Semarang. Jadilah band ini sebagai band AKAP alias Antar Kota Antar Propinsi……hehehe. Malam itu personel mereka dgn ditemani oleh beberapa kawan mereka rela berjauh-jauh dari Semarang untuk main di acara ini. Tapi berita buruk datang karena ternyata bassis mereka tidak bisa datang karena suatu alasan. Ditambah kondisi yg tidak fit karena menempuh perjalanan panjang, mereka tadinya memilih untuk tidak jadi bermain. Tapi setelah sedikit dipaksa dan atas dorongan dari teman2 akhirnya mereka tampil hanya berdua [gitar-vokal dan drum] malam itu. Hebatnya lagi merekalah satu-satunya band yg tampil tanpa cover song. Walaupun hanya membawakan dua lagu tapi semangat band ini patut dikagumi. I expect to see more from this band in the future. Specially to watch them play their own songs with full line up.

          Band yg menutup acara malam itu adalah Autumn Last Forever, my own band. I think it’ll gonna be akward if I comment my own band performance. So I give it to you guys to say whatever about our set. Sedikit informasi aja penampilan kami malam itu adalah penampilan pertama kami dgn line up baru setelah ditinggal vokalis dan keyboardist kami setelah acara EMO DIARIES I.

          I really having a great time that night. Makasih banyak buat temen2 yg udah dateng dan band2 yg udah mau maen. It’s really a great way to celebrate brokenhearted. Tahun depan an acousticemoshow bakalan hadir lagi. See you guys next year.

 

 

Emo Diaries Chapter One : new beginning | 24.05.04 | Kedai Kebun 

Dagger Stab (Jakarta)-Rain Will Fall,Nothing Last Forever (Semarang)-Natalie Portman-The Astronouts- X-12 –The Aspirins-No It All-Reva Goes Down-The Drive-The Endless Journey Of Leviathan-The Dead End Kids-Dreams Of Tommorow-Hooligans-Autumn Last Forever-The Hidup Segan Matipun Tak Mau

          So here it is. Acara total emo pertama yg sudah ditunggu-tunggu oleh para pecinta emo di Jogja. Saat pertama mendengar isu mengenai acara total emo ini saya sempat nggak percaya. Total emo?.....memangnya ada berapa band emo yg ada di Jogja ini? Sepengetahuan saya hanya ada sedikit sekali band emo yg benar2 eksis di Jogja ini. Tapi ternyata panitia acara berhasil mengumpulkan 14 band lokal dan 3 band tamu dari Jakarta dan Semarang untuk mengisi acara ini. Itupun masih ditambah dengan fakta bahwa panitia mendapat banyak permintaan dari band2 yg ingin tampil tapi tidak dapat dipenuhi karena keterbatasan waktu yg tersedia.

          Sedikit menarik mengetahui orang2 yg ada di balik acara ini. Dead Poet Society adalah sebuah tongkrongan baru dimana sebagian besar dari mereka juga aktif di scene punk, hardcore dan melodik. Sebagian dari mereka masih cukup muda tapi dedikasi mereka sudah cukup terbukti. Rapat2 yg kontinu diadakan sejak jauh2 hari sebelum acara dimulai sudah menunjukkan keseriusan mereka dalam menggarap acara ini. Dan hasilnya seperti mungkin kalian sendiri......jauh dari mengecewakan.

          Seperti biasa acara yg dijadwalkan dimulai jam 2 siang ternyata dimulai jam 4 sore (hehehe....part of the plan guys?). Tapi itu masih belum seberapa jika dibandingkan dengan saya yg baru datang sekitar jam 7an....hehehhe ;P. btw...saat baru memarkir motor di parkiran saya sudah disambut dengan singing dan scream khas ala Thursday yg datang dari lantai 2 Kedai Kebun tempat acara diadakan. Ternyata band yg sedang main saat itu sedang asyik membawakan [kalo nggak salah...] Understanding In A Car Crash. Belakangan saya baru tau ternyata band itu adalah Natalie Portman, salah satu bandnya Dead Poet Society. Hhmmm.....kayaknya bakalan jadi malam yg seru nih, baru dateng udah disambut Thursday.

          Kedai Kebun ternyata sudah cukup ramai saat itu. Setelah sedikit berbasa-basi dgn beberapa teman dan bandmates, saya kemudian memutuskan untuk menonton band yg tampil saat itu yaitu X-12. Ternyata ruangan indoor di lantai 2 Kedai Kebun sudah penuh sesak. Sebagian besar mereka duduk dgn tidak menyisakan tempat kosong. Mereka yg tidak dapat duduk berdiri berdesakan di pinggir pintu masuk....termasuk saya. Yah akhirnya saya hanya bisa menonton dari kejauhan. Karena merasa nggak nyaman akhirnya setelah sekitar 2 lagu saya memutuskan turun untuk bergabung lagi dgn teman2. Saya nggak menyangka acaranya bisa seramai ini. Ternyata banyak juga yg interest dgn musik emo setelah banyak dari orang2 di scene hardcore/punk memandang remeh genre ini.       

      Kebanyakan band2 yg maen di acara ini adalah band2 yg baru saya pertama kali saya liat. Sebagian dari mereka adalah band2 baru tapi ada beberapa juga yg sudah eksis cukup lama. Tadinya saya mengira kalo sebagian besar band2 yg main di acara ini bakalan memiliki ciri seperti band2 Drive Thru. Tapi dugaan saya tidak terbukti karena ternyata saya malah banyak menemui band2 yg mengkoper band2 di luar Drive Thru seperti Thursday, Alkaline Trio, Further Seems Forever, Keepsake, Brand New, From Autumn To Ashes, Taking Back Sunday dan tentu saja.....Dashboard Confessional. Kalo boleh memilih band fav saya malam itu......it would be : the Endless Journey Of Leviathan and the guest from Jakarta, Dagger Stab. Beranggotakan member dari Same Direction dan Nothing, tEJoLEviathan sanggup “menghancurkan” crowd yg dari setadi hanya duduk manis. Dengan cover song dari Poison the Well mereka membawa crowd bersingalong di hampir setiap lagu. Dengan semangat seperti itu, band ini adalah band yg sangat berpotensial buat scene YKHC yg sepertinya sedang lesu saat ini. Im curious to hear your own songs guys!

          Dagger Stab tadinya tidak dijadwalkan untuk main di acara ini. Mereka menggantikan LoveHateLove dan Bitrate-24 yg ternyata berhalangan. Tapi buat saya ini malah justru kebetulan karena membuat saya berkesempatan melihat penampilan mereka. Their set was great and their songs are awesome! Membawakan lagu mereka sendiri, Dagger Stab tampil dengan sangat percaya diri. Hampir seluruh personel mereka benar2 “perform” dengan gaya mereka sendiri2. Really entertain. Masih ditambah dengan lagu2 mereka yg sangat “masuk” di kuping saya. Saya nggak tau band apa yg menyerupai musik mereka. Pada dasarnya adalah screamo tapi mereka banyak memasukkan rif2 metal ke dalamnya. Karakter vokal vokalis mereka juga sangat khas dengan scream di sepanjang lagu dengan diselipkan clean singing di sana sini.

          Secara keseluruhan acara ini sangat menyenangkan. It’s really exicted to see new bands, new faces and fresh music. Emo Diaries telah menjadi salah satu event yg patut ditunggu buat mereka yg sudah bosan dengan acara2 yg biasanya hanya menampilkan band2 yg itu2 saja. Emo Diaries sudah cukup membuka jalan agar emo lebih dapat lebih diterima di scene Jogja ini. Salut buat Dead Poet. Can’t wait for the Chapter II.

 

 

Biang Kerok Fest#2 | 1.04.04 | Fame Club

Hands Upon Salvation – ToDie - Noise For Violence - Dirty Mouth - Seek Six Sick - Take&Awake -R.A.M.B.O - Primitive Chimpanzee - Mortal Combat

            Biang kerok Fest is coming again. Diadakan tepat 4 hari sebelum pemilu membuat saya sempat ragu kalo acara ini bakalan jadi diadakan tepat pada waktunya. Apalagi karena adanya tambahan tamu dari Amerika yg maen di acara ini. Dugaan saya paling tidak mereka pasti akan memperhitungkan kemungkinan terburuk yg bakal terjadi karena kondisi politik yg sedang memanas menjelang pemilu ini. Tapi ternyata yg bikin acara cukup canggih juga dalam mengatur sampe akhirnya acara ini bisa tetep berlangsung sesuai jadwal.

Fame club nggak diragukan lagi emang tempat yg ideal buat ngadain acara ini. Setelah One Family One Brotherhood#4 yg menjelma menjadi lokal Hellfest, emang rugi banget kalo nggak ngadain acara2 cadas di tempat ini. Tapi sayangnya manajemen club sekarang mulai jual mahal dengan menaikkan harga sewa [sekarang dihitung perjam euy.....mungkin ikut2an rental ps2 yg lebih dulu menerapkan tarif jam2an]. Padahal denger2 dulu club ini udah berikthisar bakal mendukung scene lokal dan bakal ngadain acara rutin setiap bulannya, sebagai bentuk support terhadap scene Jogja. Kenapa mereka jadi [sedikit?] berubah pikiran? Tapi bagaimanapun respek buat mereka karena masih ngijinin bikin acara underground di tempat yg diprediksi [kalo mereka nggak berubah pikiran lagi] bakal jadi CBGBnya Jogja ini.

Biang Kerok Fest#2 agak lebih tepat kalo mau dikatakan seperti sekuennya OFOB#4 Desember kemarin, tapi kali ini buat para fansnya trashcore&friends. Mainly filled with trashcore/fastcore/crustgrind/whatever-you-name-it bands, gig ini memang jadi pesta buat mereka yang sangat maniak jenis musik ini, walaupun buat para hartkor addict masih ada Hands Upon Salvation, Noise For Violence, Primitive Chimpanzee dan RAMBO yg masih lebih cukup nyaman buat dinikmati.

Mulai dari awal acara, yg seperti biasa [ato kali ini emang sengaja dibikin?] molor, sampe akhir acara....this gig rulez! Dan hal ini satu2nya bukan dikarenakan adanya RAMBO, band [bleeding old skool?] asal Philadelphia yg sedang dalam rangkaian tur mereka di Australia dan Asia Tenggara. Menonton banyak band yg sangat menghibur bukan hanya dari segi musik memang sangat menyenangkan sekale. Ditambah penonton yg lebih bejibun dari biasanya yg hampir semuanya sangat antusias mengapresiasi tiap band yg bermain malam itu menambah asiknya atmosfer yg memang sudah terbangun sejak lagu pertama dari Hands Upon Salvation dimulai sampai lagu terakhir Mortal Combat selesai dibawakan.

Seperti biasa saya sangat menikmati Hands Upon Salvation malam itu walaupun kali ini saya mendapat bonus dimuntahkannya hampir semua materi mereka dari EP baru mereka “Celebrate the Newborn” [ditambah kesenangan ikut “menjungkirbalikkan” vokalis mereka yg seperti biasanya hanya “perform” sendirian]. Tapi lain dari biasanya saya juga sangat menikmati penampilan ToDie yg menurut keterangan dari vokalis mereka malam itu adalah penampilan terakhir mereka karena mereka memutuskan untuk bubar. tingkah vokalis mereka Menus tidak seperti biasanya sangat petakilan malam itu. Ato mungkin karena ini adalah their last gig? Selain kedua band ini saya juga ikut bersenang-senang saat Noise For Violence tampil, apalagi kalo melihat gaya khas ’88 dari bassist mereka Koplax......truely entertain. Walaupun tadinya band ini dikabarkan nggak jadi main karena vokalis mereka sedang sakit tipus. Tapi kehadiran Bagus Mortal Combat dan that dude from Seek Six Sick sebagai vokalis pengganti malah memberikan atmosfer yg lebih gila dengan duo voc dimana yelling2 khas Bagus saling bersahutan dengan “nyanyian” ala Seek Six Sick from the other dude.

Tapi saya tidak bisa cukup menikmati performa Dirty Mouth, Seek Sick Six dan band asal Solo Take&Awake. Kalo untuk Dirty Mouth mungkin lebih karena saya tidak begitu “masuk” dengan musik mereka walaupun karakter vokal vokalis mereka cukup mengagumkan dengan kemampuan scream dan growl yg hampir sama sempurnanya. Seek Sick Six? Saya terlalu jenuh! Untuk satu dua gig memang sangat mengasikkan tapi setelah gig ketiga penampilan band ini menjadi terlalu biasa. That’s it. Untuk Take&Awake sebenernya saya sangat antusias karena ini adalah kali pertama saya menonton mereka live. Sebelumnya saya hanya mendengarkan satu materi lagu mereka di Tribute To Minor Threat yg sudah cukup membuat saya penasaran dengan band ini. Sayangnya penampilan mereka malam itu jauh dari bayangan saya [saya kira mereka adalah band old skool!]. Selain musik mereka yg cukup rumit, saya nggak tau harus menyebut apa musik mereka [trashcore dengan permainan tempo yg naik turun dan kunci2 minor yg cukup memusingkan], ternyata set mereka malah seperti latihan karena masih tidak hafalnya para personel dengan lagu2 yg mereka bawakan d:p. Ditambah bass agak yg nggak setem dgn gitar membuat setiap personel seakan main sendiri-sendiri. Wuah kacau dah. Tapi salut buat mereka karena mereka berani membawa corak musik yg berbeda dari yg lainnya. Jangan bosen2 main di Jogja!

Band yg tampil sesudah Take&Awake adalah R.A.M.B.O. sebelum mereka main penonton diminta untuk tidak merokok atas permintaan dari R.A.M.B.O. mereka mengancam tidak akan main jika masih ditemui ada yg merokok. walaupun semua personel mereka memang sXe tapi......apakah ini tidak sedikit militan? Nggak juga mengingat dari setadi Fame memang sudah pengap masih ditambah banyaknya asap rokok yg selain membuat pedih mata juga semakin menjadikan oksigen sebagai minoritas dalam kandungan udara Fame saat itu. Yg menjadi masalah adalah kenapa kebijakan ini tidak diterapkan dari pertama ;P. btw...saya memang tidak begitu familiar dengan lagu2 mereka [mp3 mereka masih dgn setia berada di tangan seorang teman]. But their set was awesome! Nggak tau kenapa sound yg sedari tadi nggak pernah sempurna tiba2 menjadi sangat sempurna begitu mereka main [ada oknum di belakang mixer yg membantu mereka?]. hampir semua instrumen termasuk juga vokal terdengar sangat jelas. Dimulai dengan beberapa basa-basi [termasuk FUCK USA], mereka langsung mengebrak dengan lagu2 yg saya nggak tau judulnya apa dan diambil dari album mereka yg mana. Yg jelas.....those are great songs. Bercirikan old skool sekale dgn kadang2 dipercepat beberapa kale [tapi kayanya nggak sampe 10x kok] cukup bisa mengiringi saya “berolahraga” dgn pogo, mosh dgn kadang2 circle pitting [mungkin lue ampe pusing kali Ja?...hehehhe]. asiknya lagi [di Jogja saya belom nemuin] mereka dgn santainya langsung menyambung tiap lagu dgn lagu berikutnya dgn sangat pas, masuk dan sangat old skool sekale....hehehe. udah gitu staminanya mereka juga gila2an. Mulai dari drummernya yg kayak nggak punya udel, gitaris yg jejingkrakan terus, bassistnya yg pecicilan sendirian ampe vokalis mereka yg mondar-mandir terus nggak ada capenya. Pokoknya udah jelas......their set was perfect that night. Apalagi mereka menutupnya dgn perfect song, “Young Till I Die”nya 7 Seconds,  yg membuat penonton jadi super beringas seperti bonek2 Persebaya.

Yg cukup menyesalkan adalah saat Primitive Chimpanzee (PC) main. Saya yg sudah cukup menunggu band ini tampil akhirnya harus merelakan menonton dari kejauhan sambil duduk karena stamina saya yg abis [buat diri aja lemes banget] masih ditambah dengan perut yg agak sedikit nyeri. Tapi hal itu nggak mengurangi keasikan menonton mereka yg malam itu tampil dengan seragam Tarzan dengan dikawal Batman dan seekor Dinosaurus. Funcore as it best! Sayangnya lagi sehabis  PC main sebagian besar penonton memutuskan untuk entah pulang ato sekedar keluar dari Fame. Padahal sehabis itu yg main adalah local trashcore unit Mortal Combat. Sayangnya sekali lagi saya masih memilih tetap menonton mereka dari spot fav saya sebagai pemadat AC karena badan saya masih lemes dan perut saya masih sedikit nyeri. Mungkin karena sedikit kehilangan semangat karena penontonnya tinggal segelintir orang mereka mainnya cenderung biasa aja. Saya lupa mereka main berapa lagu tapi yg jelas kebanyakan dari materi rilisan terakhir mereka. Tentunya nggak lupa juga lagu kebangsaan mereka Steppin Stone. And after Mortal Combat finish their set the gig officially over. Whatta gig, whatta night! Ditunggu sekale Biang Kerok Fest#3 yg kabarnya bakalan mendatangkan band sXe bersejarah asal Belanda Vitamin X.