The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Ja'far Umar Thalib: Saya Tidak Memprovokasi Rakyat Maluku


Astaga.Com, 05 Mei 02 10:20 WIB (Astaga.com)

Ja'far Umar Thalib: Saya Tidak Memprovokasi Rakyat Maluku

Komandan Laskar Jihad Ahlus Sunnah Waljamaah, Jafar Umar Thalib tetap saja menunjukkan sosok yang tidak mau menyerah begitu saja. Ketika ditanya soal isu penangkapannya, Jafar yang transit di Bandara Hasanuddin dari Maluku, Sabtu (04/5), sekitar pukul 15:15 WITA mengatakan, jika dirinya ditangkap dengan cara premanisme, maka ia akan melakukan perlawanan secara premanisme pula. Ia juga menegaskan bahwa dirinya bukanlah provokator seperti ditudingkan Kapolri dan Megawati. Ia akan menggugat atas penahanan dirinya.

"Kalaupun saya ditangkap dengan cara prosedur hukum, maka saya akan melakukan langkah-langkah prosedur hukum," tegasnya kepada pers, sebelum menemui ratusan laskar yang melakukan aksi unjuk rasa di Bandara Hasanuddin.

Jafar justru mempertanyakan alasan penangkapan dirinya. Menurut dia, tudingan provokator terhadap rakyat Maluku sama sekali tidak beralasan. "Itu sebenarnya menunjukkan Pemerintahan Darurat Sipil (PDS) tidak bisa mengatasi konflik Maluku. Saya tidak memprovokasi rakyat Maluku. Rakyat Maluku sudah bosan melihat sikap RMS yang dibiarkan," katanya.

Ia menjelaskan, saat tiba di Maluku pada tanggal 24 April lalu sudah banyak spanduk yang berisi ancaman terhadap PDS jangan sampai pengimbaran bendera RMS terjadi. Kalau itu terjadi, maka rakyat akan melakukan perjuangan sendiri.

Lalu, kata dia, 26 April ia kemudian berinisiatif melakukan ceramah yang disebut tablik akbar agar kemarahan rakyat tidak terjadi. Dalam ceramahnya itu, ia memberi nuansa nasionalisme yang berdasarkan ajaran agama kepada rakyat Maluku agar jangan melampiaskan emosi dengan cara buta. Tapi, terkendali agar terhindar dari kerusuhan.

Ketika ditanya soal tuduhan provokator dan Mabes Polri sudah punya bukti-bukti? Jafar menjawab, "Tuduhan itu sangat tidak berdasar. Siapa sebenarnya yang menjadi provokator di sini." Meski demikian, kata dia, sebagai warga negara yang baik, ia bersedia memberikan klarifikasi kepada aparat kepolisian jika dibutuhkan.

Soal rencana penangkapan dirinya, Jafar sendiri belum mengetahuinya. "Tapi kalau saya ditangkap dengan cara preman, maka saya akan menangkap secara preman. Dan jika saya ditangkap secara prosedur hukum, saya akan melakukan hal yang sama," tegasnya.

Sementera itu, dihadapan ratusan laskar jihad, mahasiswa muslim Maluku dan Komite Mahasiswa Pondokan Tamalanrea (KMPT), Jafar yang sengaja keluar menemui mereka di pintu tunggu menjelaskan, setiap warga negara berhak mempertahankan bangsa ini dari gerakan separatisme. Bangsa yang didirikan oleh pejuang-pejuang dengan mengusir kaum kafir, kata dia, tetap harus dipertahankan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Kita wajib menumpas segala pemberontakan untuk mempertahankan hasil perjuangan pendiri bangsa ini," katanya.

Ia menggemukakan, upaya separatisme dari Barat seperti GAM dan di Timur seperti OPM dan RMS harus dibasmi. "Mereka adalah imperialisme barat yang ingin memecah bangsa ini, Kita wajib membela negara. Umat Islam wajib membelanya dengan jihad," tegasnya.

Usai berbicara dihadapan massanya selama 10 menit, Jafar kemudian melanjutkan perjalanannya dengan menumpang pesawat Kartika Air Line dengan nomor penerbangan 12 A dengan tujuan Surabaya.

Tegang dengan Aparat

Sementara sebelum kedatangan Jafar Umar Thalib, ratusan Laskar Jihad dari Ahlus Sunnah Waljamaah, Mahasiswa Muslim Maluku, dan KMPT, sejak pukul 12.00 WITA telah berkumpul di Bandara Hasanuddin. Kehadiran mereka bukan untuk menjemput, tapi mendengar kabar kalau Jafar akan ditangkap di Bandara Hasanuddin saat transit. Para laskar ini siap menjadi bemper dan siap ditangkap untuk melindungi Jafar. Mereka pun berorasi secara bergantian.

Hanya saja, kehadiran mereka telah diantisipasi petugas Brimob Polda Sulsel dengan kekuatan dua SST (satuan setingkat peleton). Petugas ini langsung membentik pagar agar para laskar itu tidak bisa masuk di dalam ruang tunggu. Akhirnya para mengunjuk rasa itu hanya bergiliran berorasi di depan pintu masuk ruang tunggu yang dijaga ketat aparat.

Ketegangan pun sempat terjadi ketika salah seorang anggota laskar ingin membeli 200 tiket pas masuk. Namun, petugas bandara tidak memberikannya. Sebagian anggota laskar keluar mengambil batu dan kayu yang kebetulan banyak di daerah tersebut, sebab gedung tunggu tengah direnovasi. Untung saja, perwira anggota Brimob cepat melakukan pendekatan terhadap beberapa tokoh laskar. Rupanya, pendekatan itu efektif yang menyebabkan anggota laskar mengurungkan niatnya. (kamal)
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/kariu67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044