DetikCom, Kamis, 4/4/2002
Tokoh Baku Bae & KPK2PN: Pelaku Pemboman Bukan Sipil
Reporter : Suwarjono
detikcom - Jakarta, Ledakan bom di Jl. Yan Pais, Ambon, diduga dilakukan oleh
kelompok yang memiliki keterampilan militer tinggi. Sebab pelaku dapat meloloskan
diri dari kepungan massa. Sehingga massa maupun aparat keamanan yang berada di
lokasi kejadian tidak dapat mengidentifikasinya.
Bom yang meledak itu juga diduga merupakan milik aparat keamanan, baik TNI
maupun Polri karena memiliki daya ledak yang sangat dahsyat. Mustahil, bom yang
beratnya mencapai satu kilogram dan bisa menghancurkan kaca-kaca jendela
Amboina Hotel yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi ledakan, dirakit oleh
masyarakat.
Demikian disampaikan fasilitator Baku Bae (gerakan perdamaian Maluku) Ichsan
Malik, dan Sekjen Komite Penegakan Kebenaran dan Penghentian Kekerasan
Maluku (KPK2PN) Anthoni Hatane kepada wartawan di kantor YLBHI, Jl.Dipongero
74, Jakarta Pusat, pukul 16.30 WIB. Analisa ini, menurut keduanya, berdasarkan
keterangan saksi-saksi yang ada di lapangan.
"Tidak mungkin pelakunya sipil. Karena baik masyarakat muslim maupun kristen di
Ambon sudah tidak lagi berseteru. Sudah tidak terlibat lagi aksi saling serang.
Mereka sudah sepakat untuk menghentikan kekerasan. Sehingga aneh ketika
tiba-tiba muncul ledakan bom di Ambon," ujar Anthoni.
Yang aneh lagi, tambah Iksan, paska ledakan bom situasi diramaikan dengan
tembakan-tembakan aparat dengan selama 4 jam. Padahal tidak terjadi konflik atau
kerusuhan massa saat itu.
Masyarakat sendiri, kata Iksan, paska ledakan tidak memberikan reaksi berlebihan.
Mereka tetap tenang, tidak terpancing melakukan kerusuhan atau konflik. Padahal,
ledakan terjadi di kawasan pemukiman Kristen, dan menimbulkan korban tewas 4
orang, dan 50 lainnya luka-luka, baik berat maupun ringan.
Menurut Iksan, kasus peledakan bom ini membuktikan kalau rekonsiliasi dipaksakan
hasilnya akan seperti sekarang ini. Peledakan ini juga mempertegas adanya konflik
elit politik yang terus hidup baik di Jakarta maupun Maluku.
Karena itu, baik Baku Bae maupun KPK2PN menyatakan, pertama mengutuk keras
tindakan biadab tersebut. Kedua, meminta tanggungjawab pemerintah pusat dan
daerah agar memberikan jaminan keamanan. Ketiga, mendesak pihak Polda Maluku
mengusut tuntas kasus ini. Dan, keempat, meminta pemerintah pusat maupun
daerah tidak menggunakan cara-cara pemaksaan kepada masyarakat Maluku dalam
rangka penyelesaian konflik.
Dalam kesempatan tersebut Iksan juga membantah pemberitaan massa bahwa
kantor Gubernur Maluku di Ambon hangus terbakar. Sebab, yang terbakar hanya
kantor Bapedda saja.(gtp)
Copyright © 1998 - 1999 ADIL dan detikcom Digital Life.
|