GLORIA NET, 13 Mei 2002
Uskup Mandagi: Ada Skenario Musnahkan Warga Etnis Maluku
GloriaNet - Uskup Keuskupan Amboina, Mgr PC Mandagi MSC, didampingi Ketua
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku pimpinan Ustadz AW Polpokke, dan Ketua
Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Pendeta Dr IWJ Hendriks mengatakan bahwa
rencana penerapan darurat militer di Maluku menjurus ke skenario pemusnahan etnis
atau genocide dan ethnic cleansing.
"Jadi kalau begitu, lebih baik kita cari suaka politik karena ada orang-orang yang tak
ingin Ambon damai." Demikian diungkap oleh harian Manado Post.
Sementara, Ustadz AW Polpokke bicara tak kalah kerasnya. Dia mengatakan,
penegakan hukum di negeri ini sangat payah. "Dalam penegakan hukum, bangsa ini
lebih hina daripada cacing, ikan dan binatang buas, karena mereka mengenal hukum,
sementara bangsa ini tidak. Karena itu, perlu penegakan hukum yang benar-benar
adil dan beradab," tegasnya.
Polpokke juga geram karena pemerintah tak juga sukses menangkap dalang rusuh
Maluku. "Kita juga menanyakan, kenapa pemerintah dengan aparat yang begitu besar
tidak bisa menangkap dalang-dalang cantik yang bermain di Ambon. Apakah ada
rencana akan menghabisi umat di Ambon? Kalau memang benar, lebih baik jual saja
ke AS daripada umat menjadi mangsa," kata Polpokke, keras.
Tak lupa Polpokke berpesan pada Presiden Megawati. "Oleh karena itu, saya minta
pada DPR menyampaikan Mega putra Bung Karno, tolong perhatikan ini. Dan
selesaikan masalah Ambon. Kalau tidak, tolong catat saya: Polpokke mengatakan,
jika Mega tidak berhasil menyelesaikan Ambon, berarti dia turut menghabisi umat di
Ambon," ujarnya.
Terhadap darurat militer yang diusulkan di Ambon, Polpokke tidak setuju.
"Subhanallah (Maha Suci Allah-red), darurat sipil saja sudah makan korban, dan jika
darurat militer diterapkan, berarti Jakarta ingin Ambon habis," tukasnya.
Terhadap mereka yang masih ingin tetap berperang di Ambon, Polpokke bahkan
punya ide agar mereka berperang ke Timur Tengah saja. "Bagi yang ingin terus
berperang di Ambon, tolong saja kirim mereka ke Timur Tengah atau ke Palestina,"
katanya.
Sementara, Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Pendeta Dr IWJ Hendriks
menambahkan, mereka berterima kasih atas penangkapan Ja'far Umar Thalib dan
tokoh Forum Kedaulatan Maluku (FKM) di Ambon. "Namun, masyarakat tetap
mempertanyakan apakah setelah penangkapan itu ada skenario lain, seperti jika
Ambon reda, mereka dilepas. Jika itu terjadi, itu berarti pemerintah tidak konsisten,"
katanya.
Sedangkan Uskup Diosis Amboina Mgr PC Mandagi mengatakan, konflik Maluku
harus diselesaikan berdasar prosedur hukum dan Malino II harus dipertahankan.
(GCM/*)
Dikembangkan Oleh Gloria Cyber Ministries © Copyright 2000-2002. All rights
reserved.
|