The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

MEMBONGKAR "KOMPAS" RUSAK


MEMBONGKAR "KOMPAS" RUSAK
Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya

Salam Sejahtera!

Basudara beta se-Maluku,

Saya adalah anak Ambon, anak Maluku yang berusaha tampil apa adanya di dalam mengejar kebenaran. Bagi saya pribadi, persoalan terbesar yang tengah melanda Maluku dan seluruh Indonesia adalah "dahaga akan kebenaran". Karena hanya kebenaran yang memerdekakan, maka baik Maluku maupun Indonesia, masih terikat oleh belenggunya sendiri-sendiri ! Saya mohon maaf, karena saya sering menggunakan kulit yang kasar untuk membuka jalan untuk memasukkan isi tentang kebenaran.

Sebuah ilustrasi. Ketika berbicara dengan saudara saya seiman tentang Konflik Maluku akhir-akhir ini, saudara saya berkata," kita berdiri pada posisi yang jaug berbeda!" Saya terkejut! Jika berbicara tentang setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu, saya pikir setiap orang akan berada pada posisi yang berbeda-beda di dalam kadar setuju atau tidak setuju. Tetapi jika kita sedang berbicara tentang 'kebenaran' apakah kita tidak punya satu dasar pijak yang sama, sehingga kebenaran itu berbeda di mata kita berdua, orang seiman? Saya melihat masa depan Maluku yang suram, jika keadaan saya dan saudara saya ini akhirnya menyebar menjangkiti seluruh rakyat Maluku.

Ilustrasi di atas adalah ringkasan dari apa yang akan kita diskusikan, sehubungan dengan tayangan KOMPAS (Selasa, 30 April 2002) tentang situasi Maluku. Sekali lagi saya mohon maaf atas kekasaran saya, sebab kalaupun KOMPAS adalah saudara saya seiman, saya tetap akan menyebutnya "munafik"!

KOMPAS: TAJUK RENCANA Keadaan Darurat Militer Diperlukan untuk Ambon?

JOSHUA: Saya pikir, "TAJUK BENCANA" lebih tepat!

KOMPAS: KONFLIK Ambon yang belakangan ini dipicu balon-balon bendera RMS dan berpuncak ganas di Desa Soya menggugat dan memperolok.

JOSHUA: Sejujurnya, apakah bendera RMS adalah pemicu kerusuhan di Ambon akhir-akhir ini? FKM tidak berhubungan dengan masalah sektarian; Islam-Kristen! Kegiatan FKM bersifat politis yang tertuju langsung ke Pemerintah NKRI. Jika pengibar bendera RMS ditembak TNI/Polri sehingga timbul kerusuhan, mungkin bendera RMS bisa dikatakan sebagai pemicu kerusuhan baru. Tetapi yang bereaksi justeru adalah sekelompok massa yang mengaku "Muslim Maluku" tetapi "bertampang Jawa", dan yang menobatkan diri sendiri sebagai pembela integrasi Indonesia. Sumber kerusuhan adalah Laskar Jihad dan "konspirasi jahad Pemerintah NKRI-TNI/Polri" yang ada di baliknya. Merekalah yang menunggang isu-isu RMS untuk melancarkan rencana jahad mereka! Sejak awal konflik di tahun 1999, RMS sudah dikambing-hitamkan sebagai akar masalah. Saya tidak mengatakan 'tidak mungkin RMS menjadi akar konflik', tetapi ketika RMS dan FKM sengaja "dibaptis" beramai-ramai oleh Laskar Jihad, Ormas Islam, Hasyim Muzadi dkk., serta Pemerintah NKRI, di situlah saya menangkap "niat jahad"-nya. Sayang, KOMPAS yang ini terlalu murahan untuk menunjukkan arah yang benar!

KOMPAS: Kemauan baik, hasil baik, Kesepakatan Malino II, diperolok dan diuji. Mana yang lebih kuat, efektif, dan unggul, kemauan serta upaya konstruktif, damai, rekonsiliasi atau kekuatan destruktif, pecah-belah, provokasi.

JOSHUA: Sebuah perbandingan yang tidak jujur! Pertama, pelaku dan atau pendukung kedua hal yang diperbandingkan harus terpisah. Apa yang harus diperbandingkan jika Pemerintah NKRI terlibat di dalam upaya konstruktif dan destruktif serta rekonsiliasi dan provokasi sekaligus? RMS, FKM bertujuan mempersatukan Pela-Gandong, Salam-Sarani Maluku, tetapi kenyataan ini diputar-balikkan oleh Pemerintah NKRI Ormas dan berbagai tokoh Islam. Mereka menyebar "fitnah tak berdasar' bahwa RMS/FKM adalah gerakan separatis Kristen, padahal merekalah "SEPARATOR JAHAD" yang memisahkan, mengadu-domba, mencerai-beraikan dan menjagal rakyat Maluku serta merampas tanah kami. Mereka menang untuk saat ini karena mereka di pihak yang berkuasa, dan KOMPAS rusak ini lebih suka memihak penguasa!

KOMPAS: AMBON bukan saja Ambon atau bukan saja Maluku. Ambon adalah Indonesia. Ya, Ambon adalah kita, Indonesia. Berkonflik dan bergejolak terus di sana, pengaruh dan dampaknya ke kita di Indonesia.

JOSHUA: Atas dasar apa KOMPAS mengakui Ambon dan Maluku sebagai Indonesia? Apakah karena UUD-1945, yang di dalamnya TIDAK tercantum penetapan wilayah "Sabang-Merauke"? Atau karena RMS sudah secara brutal dan ilegal dianeksasi oleh RI seperti halnya RI menganeksasi Negar Indonesia Timur (NIT)? Apakah perlakuan NKRI terhadap Maluku selama ini, memperlihatkan bahwa Maluku adalah bagian dari NKRI? Beras yang dikirim ke Maluku lebih cocok untuk dijadikan "makanan babi"! Bantuan Pemerintah NKRI berupa sarana transportasi laut dan darat, walaupun dengan upacara pengguntingan pita dan sembutan berapi-api, ternyata tidakl lebih dari "barang bekas rongsokan yang dicat ulang"! Tetapi "Dok Apung Wayame" yang merupakan bantuan Belanda untuk Maluku, ternyata harus menjadi korban kerakusan dan diseret ke Surabaya. Kalian terpaksa bermuka badak untuk mengakui Maluku sebagai bagian Indonesia, karena kekayaan Maluku masih belum habis dikuras! Dampak apa yang laina bisa rasakan dari kesengsaraan rakyat Maluku? Apa yang kamu rasakan KOMPAS, sementara kamu menjilat gerombolan penjahat nasional yang kamu sebut Pemerintah NKRI?

KOMPAS: Apalagi konflik itu konflik komunal. Berarti menyentuh dan menantang fundamen perikehidupan Indonesia, yang majemuk, tetapi juga yang toleran, yang teruji sepanjang masa. Yang diperbarui oleh Indonesia Merdeka. Yang pernah kita sumbangkan kepada pergaulan hidup antarbangsa.

JOSHUA: Hei KOMPAS munafik! Apa yang sudah teruji sepanjang masa sementara umur negara yang tidak punya legitimasi ini baru masuk 57 tahun? Apa yang bisa kalian sumbangkan pada dunia sementara Maluku yang kalian klaim sebagai milik sendiri, kalian perlakukan seperti binatang? Apa kebanggaan dari negara TERKORUP didunia ini? Apa yang bisa disumbangkan kepada dunia oleh negara yang PENDIDIKANNYA paling TERKEBELAKANG di Asia Tenggara? Apa yang kalian perlihatkan kepada dunia dengan merusak dan membakar seribuan Gereja serta membom Jemaat Kristen yang sedang beribadah? KETERBELAKANGAN dan KEBIADABAN! Maluku dengan Pela-Gandong adalah sorga orang beragama yang sedang kalian ubah menjadi neraka, tetapi kalian masih juga menganggap kebiadaban itu sebagai sumbangan kepada kehidupan dunia moderen dan beradab!

KOMPAS: Apalagi konflik itu, betapapun kecilnya, bernuansa balon RMS. Kedengarannya aneh. Bukankah seharusnya ide dan cita-cita itu telah surut dan mati karena di sumbernya, yakni Belanda, sejak lama aus dan habis.

JOSHUA: Belanda sudah aus dan habis? Makanya jangan munafik dan suka menjilat, supaya otak pemberian Tuhan itu bisa berfungsi sewajarnya. RMS BUKAN sebuah ide, dan BUKAN pula sebuah cita-cita! RMS adalah Negara Merdeka yang SAH, yang dirampok oleh nenek kalian yang belum mengenal rasa malu, dan malah sampai sekarang juga kalian masih tidak tahu apa itu rasa malu. Panggil roh nenek kalian untuk membantah FKM jika mereka punya kebenaran, dan supaya mereka menghentikan anak-cucu mereka yang begitu kuat berimankan kerakusan, sehingga kuburan nenek saya juga mereka jarah! Para PENJARAH KUBURAN itu paling suka berjubah putih, bersorban dan berjenggot serta amat rajin menyebut nama "Allah maha besar"! Jika RMS memiliki kebenaran, dia tidak akan pernah mati, tetapi serapih apapun dibungkus, bau busuk NKRI akan tercium juga. Tapi kamu KOMPAS bekas, mana mampu mencari arah menuju kebenaran?

KOMPAS: PEMERINTAH dan masyarakat agar berkonsentrasi pada usaha memasyarakatkan Kesepakatan Malino II. Tepat langkah melibatkan semua pihak dalam musyawarah, termasuk pihak-pihak yang katanya kemarin ini belum menyetujui Kesepakatan Malino II.

JOSHUA: Pemerintah NKRI seperti ditinju wajahnya, ketika sosialisasi Malino II disambut dengan pelukan dan air mata kedua pihak bersaudara, Salam-Sarani Maluku, karena BUKAN itu tujuan Pemerintah yang jahad ini! Malino II seharusnya hanya manjadi semacam permainan "memupur bedak di wajah Pemerintah NKRI" saja. Oleh sebab itu, Susilo Bambang Yudhoyono bisa mengatakan bahwa "Laskar Jihad harus tetap di Maluku untuk menjaga perimbangan kekuatan"! Apapun yang akan kalian katakana tentang FKM dan RMS, mereka adalah ANAK MALUKU yang harus duduk dan berbicara tentang Maluku di meja adat Pata Siwa - Pata Lima! Masakan kami anak ALIF'URU atau ALIF UR yang punya Maluku, harus duduk semeja dengan PENJARAH KUBURAN nenek kami? Apakah ORANG ASING yang mengerat ujung penis saudara lelaki saya dengan silet bekas, dan mengiris clitoris saudara perempuan saya dengan pisau dapur, harus duduk semeja dengan saya untuk membicarakan Maluku? Ide BIADAB dari Jakarta kan ini? Dan kamu, KOMPAS, terpaksa menahan muntah sekedar untuk mendapat perkenaan orang-orang munafik! Atau kamu, KOMPAS, malah tidak lagi merasa jijik melihat moral para pahlawan di jalan Allah, dan pengasuh mereka-Pemerintah NKRI?

KOMPAS: Kata orang, to the utmost, sampai batas sebatas-batasnya. Tidak kenal menyerah dalam mengupayakan kesepakatan damai. Dalam memasyarakatkan kesepakatan. Dalam menindaklanjuti dengan rekonsiliasi. Kembali kepada khittah Indonesia, kebersamaan, toleransi, persaudaraan dalam keragaman dan kemajemukan.

JOSHUA: Hai munafik! Orang bersaudara tidak akan mendatangkan TERORIS INTERNASIONAL untuk memperkosa dan membunuh saudaranya lalu menjarah hartabenda saudaranya! Yang bersaudara di Maluku dan yang harus terlibat di dalam rekonsiliasi adalah anak-anak Alif'uru, Pela-Gandong, Siwa-Lima, Salam-Sarani. Jangan lagi manjual lagak kosong khittah-khittahan, sebab Indonesia sudah tidap punya apa-apa lagi untuk dibanggakan! Robek matamu lebar-lebar dan lihat.... TERPURUK DI SEGALA BIDANG! Maluku sebenarnya tidak memerlukan Indonesia untuk kembali berpelukan, sebab kerusuhan ini TIDAK berakar di Maluku! USIR semua yang berbau Jakarta dari Maluku, maka kami akan "makan patita sambil badendang pukul tifa, di kaki gunung Nunusaku"! Sejak 1950, Jakarta tidak pernah jadi apapun, selain rampok dan racun bagi Maluku

KOMPAS: Langkah tidak berhenti di sana. Akan diperiksa lebih jauh, apa akar, latar belakang, serta kasus-kasus permasalahan dan konflik komunal itu. Diupayakan bersama solusinya. Dan tentu saja dengan cara yang sesuai dengan perkembangan zaman.

JOSHUA: Apakah kamu tahu apa yang akan terjadi jika Tim Investigasi Independent Nasional sampai dibentuk dan berhasil menggali akar permasalahan konflik Maluku? Amin Rais akan menjadi juragan komedi monyet, sementara Hamzah Haz jualan es cendol. DPR RI akan menjadi paguyuban pelawak, MUI berubah manjadi organisasi pemulung dan Laskar Jihad menjadi pengangguran dan pengemis. Sementara itu, banyak jenderal TNI/Polri melamar menjadi satpam pada lokasi-lokasi pelacuran. Oleh sebab itu, Tim itu tidak boleh dibentuk, tetapi FKM/RMS-lah yang "dibaptis dan disalibkan"!

KOMPAS: Perkembangan zaman itu justru amat sangat sejalan dengan yang diperlukan untuk menyelesaikan konflik komunal. Konflik komunal adalah konflik antarkelompok atau komunitas penduduk oleh perbedaan sosial, ekonomi, suku, agama, keturunan. bad 21 memberikan obat mujarab. Yakni konsep dan resep pembangunan masyarakat madani, masyarakat kewargaan, civil society.

JOSHUA: Masalah yang banyak mencuat ke permukaan sekarang ini, disebabkan oleh bentrokan kebudayaan yang terkait dengan perkembangan zaman. Perhatikan sistem kahidupan yang diterapkan rezim Taliban atas rakyat Afhganistan! Perhatikan penampilan dan tingkah laku Laskar Jihad yang mendapat tempat istimewa di Indonesia. Apakah pengekangan, pembodohan, militerisme sipil, pertentangan agama dan sikap anarkis, menandakan perkembangan moral budaya yang sejalan dengan perkembangan zaman? Masyarakat moderen tidak lagi menganggap agama sebagai sesuatu yang memisahkan kelompok manusia, sementara Indonesia sedang dibawa manuju pemisahan absolut karena agama. Penjahat politik, koruptor, perusuh, penjarah dan perampok, sangat sering lolos dari hukum dan keadilan karena berlindung di balik agama. Buang saja konsep masyarakat madani ke bakul sampah, karena penganjurnya sendiri adalah seorang pengecut munafik yang juga tidak bisa keluar dari kungkungan fanatisme agama yang buta. Konsep masyarakat madani itu sampah besar, karena penganjurnya sendiri tidak menentang militerisme sipil. Maluku memiliki tatanan kehidupan kebudayaan yang tidak dimiliki dan tidak dimengerti oleh Indonesia, karena tatanan kehidupan rakyat Alif'uru tidak mengenal permusuhan karena agama. Tatanan kehidupan rakyat Maluku itulah yang dirusak oleh Jakarta dan begundal-begundal jahadnya, untuk memuaskan keserakahan mereka. Negara ini seperti kamu, KOMPAS rusak, yang tidak lagi mampu menunjukkan arah perkembangan zaman, dan karena itu TERKEBELAKANG di dalam segala hal! Di Indonesia ini, thesis Hutington mencapai sasarannya!

KOMPAS: Pengalaman menunjukkan, setiap kali ada pihak-pihak yang mengail di air keruh atau sengaja membuat air tetap keruh. Logis, jika karenanya, harus disertai sikap waspada, tindak preventif bahkan langkah represif.

JOSHUA: Munafik lagi! Pengalaman menunjukkan bahwa di dalam negara yang membusuk ini, justeru para "pengail di air keruh" itulah menyembunyikan kejahatan mereka dengan berlagak menjadi penganjur sikap waspada, pengambil tindakan preventif, dan berusaha menjadi pelaku tindakan represif. Dan kamu, KOMPAS rusak, sedang menjilat mereka dengan TAJUK BENCANA yang menganjurkan diambilnya tindakan represif atas orang yang salah! Bagaimana Pemerintah NKRI akan mampu menolong Maluku, sementara mereka sendiri adalah "narapidana intelektual dan moral" yang perlu ditolong?

KOMPAS: Sikap dan langkah itu sudah dilakukan. Maka disepakati berlakunya Pemerintah Darurat Sipil. Diperkuat hadirnya aparat ketertiban dan keamanan Polri, dibantu oleh pasukan TNI.

JOSHUA: Apakah kamu tidak bisa melihat hasil kerja PDS-Pusat dan PDSD-Maluku yang morat-marit? Kedua PDS membiarkan dan malah mendukung infiltrasi Laskar Jihad ke Maluku. Sampai saat ini, tidak ada satupun dari para "penyusup ninja hijau/loreng" yang tertangkap, apalagi sampai diadili! Para desertir TNI/POLRI yang tertangkap basah karena ikut "menyarungkan jubah putih di atas seragam militer/polisi", tidak pernah menginjak lantai pengadilan sipil maupun militer. Selain batalyon seperti YonGab, Yon-509, Yon-407/408, TNI bukannya mengamankan Maluku, tetapi malah memperpanjang kerusuhan dan kesengsaraan rakyat Maluku di bawah indoktrinasi jahad "separatis Kristen" dan dengan mengandalakn kemamuan "teror - antiteror" khas militer. FKM yang tidak bersenjata, dan tidak pernah menganjurkan permusuhan, kebencian, dan perang antar umat beragama, ditindak sebagai penjahat, penjarah dan perampok, sementara gembong gerombolan biadan yang memberlakukan Hukum Bar-Bar-rajam sampai mati di Maluku, dibiarkan bebas berkeliaran dan dianugerahi lencana "pembela integrasi Indonesia - asal Arab".

KOMPAS: Pengalaman dan perkembangan, termasuk kekerasan di Desa Soya, Ambon, mendesakkan lagi pertanyaan. Jangan-jangan, Pemerintah Darurat Sipil tidak memadai untuk mengamankan Kesepakatan Malino II di Ambon.

JOSHUA: Hei KOMPAS bekas yang bermoral rongsokan! Kamu sendiri katakan bahwa PDS "diperkuat" oleh aparat keamanan Tni/Polri. Karena keamanan tidak juga kunjung terjamin, kamu serta-merta mengangkat kemungkinan lemahnya PDS. Bagaimana PDS bisa jadi lemah, padahal sudah "diperkuat" oleh aparat keamanan? Jika kamu bukan barang bekas rongsokan, maka kamu akan mempertanyakan aparat keamanan TNI/Polri, apakah mereka sudah menjalankan fungsi mereka sebagai "penguat PDS" atau malah sebaliknya berperan sebagai "pagar makan tanaman"! Kamu memang KOMPAS murahan!

KOMPAS: AGAR dipertimbangkan secara serius, ditempuhnya kebijakan dan langkah yang lebih efektif. Langkah itu ialah ditingkatkannya keadaan Darurat Sipil ke keadaan Darurat Militer.

JOSHUA: Inilah sebabnya, saya katakan 'bukan Tajuk Rencana', tetapi TAJUK BENCANA, yang kamu persiapkan di dalam kemunafikan, kepengecutan dan keinginan untuk MENJILAT gerombolan penguasa jahad yang bernama Pemerintah NKRI dan segelintir jenderal murtad! Kamu tidak perduli apakah Maluku nantinya jadi abu dan tulang-belulang, asalkan kamu tetap bisa cari makan atas perkenaan penguasa jahad, dan terlihat manis di mata para penjarah desa kami dan kuburan nenek kami, Laskar Jihad!

Inikah gambaran dari apa yang dikatakan saudara seiman saya sebagai "perbedaan posisi"? Saudaraku, kebenaran itu berlaku mutlak, tetapi direlatifkan oleh orang-orang pengecut dan munafik dengan tiujuan "menjilat ke atas dan menendang ke bawah"! Jika anda sempat membaca tulisan ini, saya hanya ingin sampaikan "Selamat!".

Sejak dari awal kerusuhan, saya sudah peringatkan "Jangan mengungkit-ungkit masalah RMS, sebab apa yang terlihat di permukaan, tidak sebesar apa yang terbenam di bawahnya". Walaupun mata saya buta, hati saya tetap bisa melihat, untuk menerima kenyataan bahwa RMS bersalah, jika ada yang mampu membuktikannya secara ilmiah (hukum dan sejarah) kepada saya. Sampai pada saat itu nanti, jika saat itu benar-benar datang, keyakinan saya tetap bahwa "RMS tidak memberontak, tetapi RI yang merampok!", dan Maluku adalah "korban dan saksi" dari kejahatan RI/NKRI yang hendak dilenyapkan!

Sekali lagi saya katakan, "Bersihnya Maluku dari Laskar Jihad, adalah bersihnya hati dan niat Pemerintah NKRI tehadap Maluku"! Sebaliknya adalah sebaliknya!

Salam Sejahtera!

JL.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/kariu67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044