Kemunafikan Yang Menjijikkan
Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sejahtera!
Saudara-saudaraku semua,
Sebuah negara memiliki beberapa perlengkapan dasar sebagai pemenuhan
persyaratan keabsahan dan kedaulatan negara tersebut, seperti Pemerintahan,
Konstitusi, Dasar, Lambang negara, dll. Dr. Alex Manuputty, Ketua FKM, pernah
ditangkap dan dipimpong antara Jakarta dan Ambon (Mabes Polri dan Polda Maluku),
lalu disidang dan dihukum 4 bulan penjara, karena "menaikkan Bendera RMS,
"Benang Raja", pada tanggal 25 April 2001, di Kudamati, Ambon", yang dianggap
sebagai pelanggaran terhadap ketentuan PDSD-Maluku, SAJA! Padahal, berbagai
pihak, terutama tokoh dan ormas Muslim pembela Laskar Jihad, sudah menempelkan
istilah "separatis" di hampir seluruh tiang listrik, tembok dan pohon di dalam negara
ini!
Setelah 4 bulan hukuman ditetapkan, Laskar Jihad dan tokoh serta ormas Islam yang
sama, mulai lagi berteriak-teriak bahwa "Pemerintah NKRI takut pada RMS-Kristen
yang dibeking Amerika", atau "Pemerintah NKRI memihak RMS-Kristen", dll.
Padahal, para tokoh yang mengaku sebagai "cendekiawan Islam", tahu benar bahwa
Pemerintah NKRI TIDAK punya dasar hukum untuk menetapkan RMS sebagai
kelompok Separatis, sebab apa yang dilakukan Soekarno dulu adalah semacam
"pembodohan dan penipuan" yang tidak akan laku lagi di zaman ini! Mereka
bukannya "menolong" Pemerintah NKRI agar mampu menyelesaikan masalah
"keabsahan RMS", tetapi malah menipu diri dan memasang wajah munafik untuk
balik menuduh Pemerintah NKRI dengan berbagai tuduhan! Sampai di situkah
kualitasnya para nasionalis yang digembar-gemborkan itu?
Jafar Umar Thalib kemudian ditangkap juga (2001), tetapi luput dari meja pengadilan!
Jafar ditangkap dengan tuduhan "melanggar hukum positif NKRI dengan
memberlakukan Syariat Islam", sehingga menghilangkan nyawa WNI bernama
Abdullah, sebagai korban hukum rajam sampai mati!" Tindakan Jafar Umar Thalib
tersebut sebenarnya dapat dikategorikan dengan "memberlakukan sistem Konstitusi
asing di dalam wilayah UUD-1945", "memberlakukan ideologi asing di dalam wilayah
ideologi Pancasila"! Secara sederhana, Jafar Umar Thalib telah melakukan bentuk
tindakan MAKAR atau SEPARATISME terhadap NKRI, belum termasuk tindak pidana
membunuh, dan belum termasuk tindak kejahatan perusuhan, penjarahan,
pembunuhan dan perampokan di Maluku (yang dilakukan atas nama iman dan
nasionalisme)!
Pemerintah NKRI sebenarnya bisa menjerat si Jafar dengan "makar" dan berbagai
kejahatan serta kebiadaban laskarnya di Maluku, tetapi tidak mereka lakukan.
Pemerintah seharusnya bisa memadamkan isu separatisme, tidak mampu
Pemerintah NKRI tuduhkan ke atas dr. Alex Manuputty secara formal, tetapi tidak
mereka lakukan. Paling tidak, Pemerintah NKRI bisa membendung sebaran isu
"separatis Kristen", karena Pemerintah NKRI tahu peris, apa itu RMS di Maluku,
tetapi mereka tidak lakukan. Coba kita balikkan keadaan bahwa Jafar Umar Thalib
adalah seorang "Kristen" (dan Laskar Jihad adalah laskar Kristen), sedangkan dr.
Alex Manuputty adalah seorang Muslim (dan FKM/RMS adalah kelompok Muslim),
maka sudah lama Jafar Umarr Tahlib digantung atau ditembak mati, karena
kejahatannya dan karena kebiadaban laskarnya terhadap WNI yang MUSLIM!
Kesimpualannya sederhana, semua tin tindakan Pemerintah NKRI masih tergantung
dari "terhadap Muslim atau Kristenkah tindakan itu akan diambil", karena WNI Kristen
di dalam negara ini tidak seberapa banyak, tidak punya banyak organisasi militan
seperti FPK, FSUK, GPK, dll tidak punya Tim Pembela Kristen (TPK), cenderung
pasrah jika diperlakukan semena-mena (tampar pipi kiri, beri pipi kanan), dll.
Jika tindakan disiplin harus diambil terhadap yang Muslim, Pemerintah NKRI akan
berpikir dan menimbang-nimbang berulang kali, dan sering tertidur di dalam pikiran
dan pertimbangan mereka, sehingga kasusnya raib. Saya tidak memusuhi Islam, dan
saya tidak membenci Muslim, tetapi Islam dan Muslim yang saya temui di luar ikatan
persaudaraan "Pela – Gandong", menimbulkan banyak tanda-tanya di dalam benak
saya! Yang manakah sebenarnya yang Islam, yang mana bukan, yang manakah
sebenarnya yang Muslim dan yang mana bukan? Kemana saya harus bertanya?
Kepada Nurcholis Madjid? Sama saja dengan bertanya kepada Jaffar Umar Thalib!
Dulu, mungkin saya akan ke Gus Dur (NU), tetapi ulah Hasyim Muzadi akhir-ahkir ini
tidak lagi memberikan jaminan itu bagi saya! Dengan melihat wajah Din Syamsuddin
dan Amin Rais, saya tentu tidak akan sempat berpikir untuk ke Muhammdiyah!
Biarlah pertanyaan itu saya sampaikan secara terbuka, agar semua orang bisa ikut
memikirkan dan menjawabnya bagi diri sendiri. "Inikah Islam dan Muslim yang benar
seperti saya harapkan, atau bukan?" Selamat merenung!
Silahkan anda mengikuti sebagian dari khotbah Jafar Umar Thalib, yang saya kutip
dari Report No.276, Crisis Center Diocese of Amboina, 4/5/02), dimana bagian yang
saya anggap penting akan saya terjemahkan!
"Woe you, listen to me, you beguiled Malino heroes, listen to the word of Allah, being
a command to all of us. Muslims, get your warriors ready to face those enemies, with
any devices you can contribute, get your horses ready to launch an universal war
towards those your enemies. They are also Allah’ enemies. (Muslim, siapkan
pasukanmu untuk menghadapi musuhmu, dengan semua perlengkapan yang kamu
sumbangkan, siapkan kuda-kudamu untuk melancarkan perang universal terhadap
musuh-musuhmu. Mereka adalah musuhy Allah juga) Any expenses you do in
preparing this war will manifoldly be rewarded by Allah. (Semua biaya yang kalian
keluarkan akan dibalas dengan limpah olah Allah) Get your weaponry ready, discard
any riches in order to make grenades… (Serahkan kekayaanmu untuk mendapatkan
granat….)To the security forces that are to carry out sweeping on us, woe you, balloon
shooters, woe you! Listen to me: you that have proved to be unable to guard the
Governor’s Office building, how could you be capable to protect us, Muslims! Go on
sleeping with your wives and stop pretending you are the people’s protectors… Woe,
you Governor! Listen to the voice of Jafar Umar Thalib. Please denounce Jafar Umar
Thalib to your Megawati as a provocateur and tell your Megawati that the Muslims will
not stop waging war… (Katakanlah pada Megawati-mu bahwa Jafar Umar Thalib
adalah provokator, dan katakan pada Megawati-mu bahwa Muslim tidak akan
menghentikan perang) Listen, oh rows, Allah’s cherished ones, listen you,
Mudjahidin… Don’t fear anymore the teachings of the Civil Emergency Traitor, do not
recoil for the utterances of this coward. It is only Allah’s threat we fear… If we
withdraw, Allah menaces you with his wrath…(Jika kita mundur, Allah akan menghajar
kamu dengan murkanya…)
Hampir setiap hari, Jafar Umar Thalib berpidato melalui radio Muslim-SPMM untuk
melawan Kristen-RMS, melawan TNI dan melawan Amerika! I memerintahkan Muslim,
termasuk PNS dan anak-anak sekolah untuk tinggal di rumah selama sweeping dan
melawan!
(ambil dari terdahulu)
Ungkapan-ungkapan "Musuh Allah" dan "Kristen-RMS" tidak memberikan gambaran
terhadap perjuangan melawan separatisme, tetapi "penunggangan isu separatisme
untuk memerangi warga Kristen Maluku!" Sasaran dari semua tindakan Jafar Umar
Thalib, adalah umat Kristen, dan itu berulang-ulang kali keluar dari mulutnya sendiri!
Walaupun memang ada gerakan separtisme di Maluku dan di daerah-daerah lain,
APA URUSANNYA DENGAN LASKAR JIHAD? Laskar Jihad tidak lebih dari
segerombolan penjahad beriman, kelompok nasionalisme sampalan yang punya
fanatisme tetapi tidak punya integritas. Mereka akan memusuhi siapa saja yang
dianggap menghalangi kebiadaban beriman mereka, tidak perduli apakah itu TNI atau
Pemerintah NKRI! Mereka akan menggunakan segala macam alasan munafik untuk
mengembangkan sayap tindakan laknat mereka ke seluruh Indonesia, sampaipun
tidak merasa malu untuk mencoba membiadab di Aceh, tetapi diusir oleh Muslim
Aceh! Jangan berpikir bahwa saya sedang memaki-maki, sebab yang dilakukan
Laskar Jihad terhadap warga Kristen dan Muslim Maluku, adalah tindakan laknat dan
biadab, yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang terkutuk!
Saya tidak tahu pasti, apa ini sungguh-sungguh terjadi dalam arti yang sebenarnya,
sebagai upaya penegakkan hukum, tetapi kita tahu bahwa "Jafar Umar Thalib sudah
ditangkap". Saya akan mengutip semua reaksi yang saya peroleh, terhadap
penangkapan ini, supaya kita bisa menilai kebersihan akhlak mereka, termasuk
akhlak Jafar Umar Thalib sendiri!
(Media Indeonesia, 6/5/02): Tokoh dari aliansi 41 elemen Islam yang menamakan diri
Ummat Islam Surakarta (UIS) antara lain, Abu Bakar Ba'asyir (Majelis Mujahidin
Indonesia), Anwar Syuhuri (Laskar Jihad), Mudzakir (Pondok Al Islam), Warsito
Adnan dan Khalid Hassan (FPIS), Sadali (ketua DPC PPP Solo), serta Zaenal Arifin
Adnan (tokoh ICMI Solo), menilai "penangkapan Dja'far Umar Thalib itu pesanan pihak
asing dan sebagai bentuk ketakutan pemerintah terhadap kelompok Republik Maluku
Selatan (RMS)." "Penangkapan Dja'far, menurut Syuhuri, adalah wujud keberpihakan
Polri kepada RMS" "Pembiaran RMS dan penangkapan Ustaz Dja'far merupakan
bagian dari skenario pemecahbelahan NKRI oleh Amerika Serikat dan
antek-anteknya"
JOSHUA: Padahal, dr. Alex Manuputty dan Semmy Waeleruny, SH. masih
diciduk-paksa dan masih ditahan di Pomdam Maluku, termasuk beberapa pendukung,
anggota FKM.
(Media Indeonesia, 6/5/02): Ketua TPM Mahendradatta mengatakan, "Dja'far sama
sekali tidak pernah memprovokasi masyarakat terhadap pemerintahan Megawati.
"Tapi, untuk memerangi gerakan separatis RMS yang merupakan akar konflik di
Maluku,"
JOSHUA: Padahal, Jafar Umar Thalib mengajak MUSLIM (bukan rakyat Maluku) dan
berulang kali menyebut RMS-KRISTEN! Selain itu, RMS bukan akar konflik Maluku!
(Kompas, 5/5/02): Ketua Tim Pengacara Muslim (TPM) Mahendradatta, mengatakan,
"TPM sebenarnya sudah menyanggah pemberitaan bahwa kliennya melakukan
penghinaan atau penyebaran rasa permusuhan."
JOSHUA: Saya pikir, sebaiknya anda sendiri yang membaca sebagian khotbah iblis
si Jafar di atas, dan menilai penyataan si ahli hukumnya ini! Saya akhirnya
berkesimpulan, jika seorang ahli hukum seperti ini tidak mampu melihat unsur
‘hasutan’ di dalam khotbah si Jafar, bagaimana dia bisa membuktikan bahwa "RI tidak
melanggar hukum dan menghianati konvensi Internasional dengan mengagresi RMS?"
Barangkali faktor intelektual tidak terlalu berbicara di dalam hal ini, tetapi faktor moral!
(Satunet, 5/5/02): Ketua I DPP FK Ahlus Sunnah Wal Jamaah, Ayip Syafruddin,
mengatakan, "penangkapan yang dilakukan Sabtu tersebut kental dengan nuansa
politis." "Penangkapan panglima Laskar Jihad itu tak terlepas dari tekanan Amerika
Serikat pada pemerintah, agar lebih keras lagi memberangus gerakan Islam dengan
imbalan bantuan ekonomi."
JOSHUA: Jika ini benar, mengapa gerakan Islam tidak becus melawan Amerika di
dalam meningkatkan ekonomi Indonesia?
(Satunet, 5/5/02): Ketua I DPP FK Ahlus Sunnah Wal Jamaah, Ayip Syafruddin,
mengatakan, "seluruh isi ceramah Ja'far Umar di Ambon seharusnya hanya dilihat
dalam konteks memerangi gerakan RMS yang berkembang di Maluku, dan bukan
sebagaimana yang dinyatakan pihak kepolisian bahwa ceramah tersebut sebagai
bentuk permusuhan serta kebencian pada pemerintah."
JOSHUA: Padahal, berulang-kali Jafar Umar Thalib menyebutkan RMS-KRISTEN dan
MUSUH ALLAH!
(Indonesiamu, 5/5/02): Ketua DPW FKAWJ Sulteng Zubair Abu Abdillah di Palu,
Sulteng, mengatakan, "meletusnya kasus Soya di Kecamatan Sirimau yang
menyebabkan 12 orang tewas dan 11 lainnya cedera akibat pembantaian kelompok
tertentu, bukan disulut pernyataan "perang terhadap RMS" yang dilontarkan panglima
Laskar Jihad itu di hadapan umat muslim di Ambon." "kasus Soya adalah ulah
orang-orang RMS sehingga tak ada alasan menangkap Ja'far. "Masa seorang ulama
dan pemimpin muslim yang memperjuangkan penegakan hukum dan keadilan justru
ditangkap."
JOSHUA: Padahal, berulang-kali Jafar Umar Thalib menyebutkan PERANG
TERHADAP RMS-KRISTEN dan MUSUH ALLAH! Bagaimana seorang pemberlaku
hukum bar-bar, "rajam sampai mati" yang melanggar aturan dan dasar negara,
disebut pejuang penegakkan hukum dan keadilan?
(Kompas, 5/5/02): Ketua PP Muhamadiyah, Din Syamsuddin, mengatakan, "ceramah
Jafar pada tablig akbar di Mesjid Al Fatah Ambon beberapa waktu lalu, lebih kepada
seruan umat Islam agar mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan kehadiran
RMS (Republik Maluku Selatan) yang ingin mendirikan negara sendiri di dalam negara
kesatuan RI."
JOSHUA: Padahal, berulang-kali Jafar Umar Thalib menyebutkan PERANG
TERHADAP RMS-KRISTEN dan MUSUH ALLAH! Dari mana asal gelar Prof Dr.-mu
Din Syamsuddin? Apakha kualitasnya tidak cukup untuk membuktikan "RMS sebagai
pemberontak", dan bukan "RI sebagai aggressor"?
(Mandiri, 5/5/02): Ketika ditanya tentang penangkapan Jafar Umar Thalib, Wapres,
Hamzah Haz mengatakan, "Sekarang bukan zaman waktu UU subversi. Jadi, kalau
mau melakukan (penangkapan) harus ada data konkret. Kita sangat menghormati
HAM. Kalau belum ada bukti hukumnya, para aparat harus berhati-hati."
JOSHUA: Begitu hormatkah NKRI terhadap HAM, sehingga kasus-kasus seperti
"Marsinah", "Priok", "Lampung", "Timor Loroase", "Semanggi I & II", "Theys Eluway"
dan Papua, lalu Maluku, tinggal terbengkalai? Mengapa "tiang bendera bisa menjadi
bukti rencana pengibaran bendera RMS, Hamzah Haz?
(Mandiri, 5/5/02): Ketika ditanya tentang penangkapan Jafar Umar Thalib, Wapres,
Hamzah Haz mengatakan, "konflik horizontal di Ambon pada awalnya memang dipicu
oleh faktor SARA atau agama. Namun, sekarang konflik itu sudah bergeser, dan ada
yang bersifat eksternal. "Ada konflik yang eksternal. Bentuk konkretnya, RMS
(Republik Maluku Selatan). Jadi, kita harus bertindak hati-hati, agar tidak merugikan
kekuatan kita sendiri,"
JOSHUA: Kamu juga dikatakan bergelar Doktor kan Wakil Presiden? Apakah
kapasitasmu sebagai Wapres dan inteligensia doktoralmu tidak mampu "melepaskan
RI dari tuduhan aggressor perampok RMS, dan negara yang tak punya legitimasi?"
(Mandiri, 5/5/02): Din Syamsuddin mengingatkan, "perkembangan terakhir di Ambon
erat kaitannya dengan serentetan peristiwa yang terjadi sebelumnya, seperti deklarasi
RMS oleh Front Kedaulatan Maluku, maupun pembakaran kantor gubernur.
JOSHUA: Padahal, kasus pembakaran Kantor Gubernur Maluku masih misterius,
semantara "peledakan" yang mendahuluinya tidak disinggung Sekjen MUI ini!?
(Mandiri, 5/5/02): Din Syamsuddin juga menyatakan penyesalannya mengapa aparat
keamanan tidak bersikap tegas terhadap deklarasi RMS yang jelas-jelas merupakan
perbuatan subversif. "Kalau ini tidak ditindak, dan yang ditindak hanya Panglima
Laskar Jihad, akan menunjukkan ketidakadilan."
JOSHUA: Padahal, Wapres, Hamzah Haz mengatakan, "Sekarang bukan zaman
waktu UU subversi, agar penangkapan Jafar Umar Thalib jadi tak beralasan! Siapa
penipu dan siapa pendusta?
(Republika, 4/5/02): Panglima Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jamaah, Ustadz Ja'far
Umar Thalib mengatakan, "tidak ada pelanggaran hukum dalam kegiatan itu. Saya
hanya mengajak umat Islam untuk memerangi separatis Republik Maluku Selatan
(RMS) yang mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)"
JOSHUA: Jafar mengaku "mengajak umat Islam", padahal, Ketua TPM
Mahendradatta mengatakan, "Dja'far mengajak rakyat Maluku!" Siapa penipu dan
siapa pendusta? Bagaimana Jafar Umar Thalib mengatakan "separatis RMS",
sedangkan Pemerintah NKRI sendiri tidak becus memberikan ketetapan formal
secara hukum untuk itu? Bagaimana Jafar Umar Thalib bisa dikatakan sebagai
seorang yang jujur dan bersih akhlaknya, kalau sekarang dia mengaku menyebut
"separatis RMS", padahal dia menyebut "Kristen-RMS" dan "Musuh Allah" di dalam
tabliq tersebut? Bagaimana Jafar Umar Thalib membela Kesatuan NKRI, sementara
dia menghasut umat Islam untuk melawan PDSD-Maluku, TNI dan bahkan Presiden
RI?
(Liputan6.com, 6/5/02): Wakil Presiden Hamzah Haz meminta aparat keamanan di
Ambon, mengambil tindakan tegas terhadap aksi-aksi yang dilakukan kelompok RMS
yang tergolong sebagai gerakan separatisme [baca: Wapres Meminta Aparat
Keamanan Menindak RMS]. Sebelumnya, Wapres sempat menduga insiden Soya
sebagai ekses pengibaran bendera RMS.
JOSHUA: Atas dasar "hukum" manakah, Hamzah Haz pernah "secara SAH"
menetapkan RMS sebagai gerakan separatis? Jika rakyat (Kristen) Soya
mengibarkan Bendera RMS, apa hak dan wewenang Muslim untuk menghukum
mereka? Apakah "kebiadaban" di Soya dapat diterima sebagai hukuman Muslim
terhadap pelaku pengibar bendera RMS? Konsep keadilan biadab macam apa ini,
Hamzah Haz?
(Indonesiamu, 7/5/02): Wakil Presiden Hamzah Haz mengusulkan "Ibu Kota Maluku,
Ambon, dipindahkan ke kota lain sebagai salah satu cara untuk mengatasi konflik di
wilayah tersebut. "Lebih baik Ibu Kotanya di pindah ke tempat lain saja, biar lebih
tepat. Di Ambon masih rawan" JOSHUA: Apakah dengan memindahkan Ibukota
Maluku dari Ambon, maka Ambon akan aman, WAPRES DUNGU dan MUNAFIK?
Memang apa hakmu atas Maluku? Hendak kamu pindahkan kemana? Ke dalam
sarung kumalmu, Doktor idiot? Atau ke Banda yang sudah 100% dikuasai oleh si
ARAB munafik dan penjilat – si DES ALWI? Mengapa tidak sekalian kamu
pindahkan Maluku ke YAMAN sana? Sudah jahad, goblok pula!
(Astaga, 5/5/02): Jafar Umar Thalib mengatakan, "Saya tidak memprovokasi rakyat
Maluku. Rakyat Maluku sudah bosan melihat sikap RMS yang dibiarkan.’’
JOSHUA: Baca sendiri sebagian khotbah iblisnya di atas, dan katakan pada diri
sendiri, makhluk yang digelari Al Ustadz ini pendusta atau bukan! Siapa yang
mengangkat turunan Arab-Madura yang sakit jiwa ini sebagai wakil rakyat Maluku?
(Astaga, 5/5/02): Jafar Umar Thalib mengaku bahwa, "ia kemudian berinisiatif
melakukan ceramah yang disebut tablik akbar agar kemarahan rakyat tidak terjadi.
Dalam ceramahnya itu, ia memberi nuansa nasionalisme yang berdasarkan ajaran
agama kepada rakyat Maluku agar jangan melampiaskan emosi dengan cara buta.
Tapi, terkendali agar terhindar dari kerusuhan."
JOSHUA: Lagi-lagi, silahkan baca sendiri sebagian khotbah iblisnya di atas, dan
katakan pada diri sendiri, makhluk yang digelari "ulama" ini pendusta dan penipu
murahan atau bukan! Dia tidak lain dari penyesat umat yang menjijikkan!
(Tempo, 5/5/02): Panglima Laskar jihad Ja’far Umar Thalib menganggap
penangkapan terhadapnya merupakan upaya pemerintah untuk mengalihkan
perhatian masyarakat dari kasus RMS. "Ini skenario (pemerintah) untuk mengalihkan
perhatian dari peristiwa yang sebenarnya, pemberontakan RMS"
JOSHUA: Orang bodoh juga tahu bahwa Pemerintah NKRI tidak mungkin
mengalihkan perhatian rakyat Indonesia dari FKM/RMS, sebab FKM sudah
melancarkan kampanye secara internasional bahwa "RMS adalah Negara Berdaulat
yang dianeksasi RI secara illegal."
(Republika, 4/5/02): Tidak ketinggalan, Republika, mencoba meramaikan
(menggacaukan?) suasana lewat pemberitaan, "Pemerintah harus mengubah
perspektif yang keliru selama ini. Konflik Maluku bukan konflik antaragama,
melainkan akibat adanya upaya-upaya memanfaatkan emosi keagamaan untuk
memisahkan Maluku dari Negara Kesatuan Republik Indonesia."
JOSHUA: Padahal, di dalam FKM dan di dalam RMS, warga Islam dan Kristen
(Salam-Sarani) Maluku bekerjasama di dalam suasana persaudaraan. Sebaliknya,
Jafar Umar Thalib dan Laskar Jihadnya itulah yang "mengkristenkan FKM/RMS"
tanpa PUNYA RASA MALU, terhadap Muslim Maluku, "Sdr. Umar Santi" yang
menjadi Ketua FKM Regional Eropah! Justeru Laskar Jihad dan berbagai ormas Islam
yang menunggang isu separatisme untuk memancing emosi sektarian yang rendah!
Apakah saya salah menuebut media asuhan ICMI ini sebagai "media iblis"?
(Republika, 4/5/02): Republika selanjutnya mengatakan, "Penentangan keras
komunitas Islam terhadap aktivitas RMS harus dilihat dalam kerangka itu: menjaga
keutuhan NKRI. Semangat nasionalisme yang tinggi menentang pengibaran bendera
RMS tidak dapat dianggap sebagai upaya memprovokasi massa dengan tujuan
menciptakan konflik baru atau didesain untuk merusak Perjanjian Malino II."
JOSHUA: Komunitas Islam Maluku yang BERTAMPANG dan BER-KTP JAWA, dll!
Komunitas Islam Maluku, yang berbau ONTA dan TIDAK BISA berbahasa Indonesia!
Komintas Islam Maluku yang bertampang YASER ARAFAT, lahir di MALAYSIA dan
dibesarkan di PILIPINA oleh Abu Syayef! Komuntasa Islam Maluku yang dipimpin
oleh pemuda Maluku turunan YAMAN-MADURA! Mengapa Republika tidak mengajak
ICMI untuk membuktikan bahwa "RI bukan perampok Maluku?" Kalian memang
kelompok murahan, yang hanya bisa berlagak sebagai jagoan di dalam kandang
busuk yang bernama Indonesia, sambil berlindung di balik sarung Islam!
(Republika, 6/5/02): Republika selanjutnya mengatakan, "Ketidakmampuan aparat
mencegah pembakaran kantor gubernur Maluku, juga kegagalan mengatasi
pengibaran bendera Republik Maluku Selatan adalah bukti yang tak terbantah. Pihak
keamanan bukan saja gagal mencegah, namun juga gagal mengusutnya. Padahal
begitu banyak orang yang bersorak ''Mena Moeria . Mena Moeria'' saat api
menghabisi gedung negara itu."
JOSHUA: Mengapa "media iblis" asuhan ICMI ini tidak menyinggung PENGEBOMAN
yang dilakukan oleh MUSLIM MALUKU, kata Polda Maluku? Jangan-jangan, yang
berteriak "Mena Moeria" itu juga "warga Muslim Maluku betampang Jawa"?
Mudah saja kan? "Mena Moeria" tidak mempunyai hurup "b" atau "d", sehingga yang
mengucapkannya sukar dikenali! Lagipula, YANG MEMBAKAR Kantor Gubernur
DARI DALAM, bukan yang meneriakkan "Mena Moeria" kan?! Mana ada iblis yang
jujur, walau mengaku berimankan Allah juga?
(Liputan6.com, 6/5/02): Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Hasyim
Muzadi mensinyalir "gerakan separatis di Maluku yang berupaya menggagalkan
kesepakatan damai Malino II"! Gerakan ini diduga terkait erat dengan jaringan
nasional dan internasional dengan menggunakan isu suku, agama, ras, serta
antargolongan. Tujuannya, untuk mengacaukan dan merusak perdamaian di Maluku."
TETAPI, "Beberapa hari kemudian, Hasyim mengklarifikasi pernyataannya. Menurut
dia, gerakan separatis di Maluku tidak bisa diidentikkan dengan satu agama tertentu.
Sebab, baik komunitas Islam maupun Kristen di Maluku sama-sama tak
menghendaki kembali terjadi pertikaian."
JOSHUA: Betapa MUNAFIK! Yang disebut si munafik dengan istilah "dengan jaringan
nasional dan internasional" adalah ANAK-ANAK MALUKU ASLI baik ISLAM maupun
KRISTEN, yang prihatin dengan TANAH AIR mereka, Maluku, yang jadi korban
KEJAHATAN RI dan KEMUNAFIKAN serta KERAKUSAN NKRI! Mereka BUKAN
jaringan terorisme internasional dari ARAB, AFGHANISTAN, MALAYSIA, PILIPINA,
dll. yang menyumbangkan KENIADABAN mereka di Maluku atas nama ISLAM!
(Kompas, 5/5/02): Din Syamsuddin mengatakan, "Laskar Jihad juga perlu mendukung
kesepakatan Malino II dan tidak perlu berada di Ambon"!
JODHUA: Jangan hiraukan "tidak perlu berada di Ambon", karena Din Syamsuddin
pikir dia berbicara, padahal dia lagi kentut! Perhatikan saja ucapannya, yang
menisyaratkan bahwa "laskar Jihad adalah penetang Kesepakatan Maluku-Malino II",
JUGA! Pernaytaan Din Syamsuddin ini menjadikan Hasyim Muzadi terlihat lebih kotor
lagi, sekotor konconya yang dia bela, Laskar Jihad!
(MetroTV): Laporan tentang siaran MetroTV yang saya terima mengatakan bahwa
Hasyim Muzadi mengajak warga Muslim dan Kristen untuk bersatu menentang
gerakan separatrisme (RMS).
JOSHUA: Apakah seorang Ketua PBNU memang serendah ini dan cocok untuk
menjadi provokator? Katanya, negara ini adalah "NEGARA HUKUM", mengapa
Hasyim Muzadi tidak "menggalang seluruh kekuatan Hukum di Indonesia untuk
membuktikan bahwa "Bukan RI yang merampok RMS yang SAH?" Hasyim Muzadi
berlagak menjadi "pemersatu", padahal cara menggalang massa seperti ini sama saja
dengan caranya Jafar Umar Thalib! Hanya orang KAMPUNGAN ketinggalan zaman
dengan moral bar-bar yang mengandalkan massa untuk menyelesaikan masalah!
Pemimpin umat yang MEMALUKAN bukan?!
(Liputan6.com, 8/5/02): Hasyim Muzadi kembali menyatakan, "konflik Ambon tak
bisa diselesaikan hanya dengan mengandalkan aparat keamanan atau pengerahan
pasukan secara besar-besaran. Namun, operasi intelijen khusus sejak dini harus
dilakukan mengingat keberadaan RMS sudah berlapis-lapis kekuatannya. Keadaan ini
bila dibiarkan akan mengancam disintegrasi bangsa."
JOSHUA: Kelihatan memang persis pedusta, dan murahan pula! Jafar Umar Thalib
baru saja ditangkap, tetapi tokoh agama tak punya malu ini malah semakin
memojokan RMS sebagai satu-satunya penyebab kerusuhan di Maluku! Dia lalu
menggunakan "kekuatan berlaips-lapis" seperti debu-hitam yang melekat di wajah
munafik dan hati busuknya, untuk memberikan gambaran seakan-akan RMS itu
gerakan bawah tanah yang tak diketahui markasnya! Jangan pakai intelijen impoten
itu, Muzadi Munafik! Kalau berani terima kenyataan tentang kebenaran, bikin tim dan
kunjungi Belanda, lalu gali sedalam-dalamnya tentang RMS! Tapi saya pikir, kurcaci
seperti Hasyim Muzadi ini mana berani untuk berhadapan dengan kebenaran? Dia
kan harus ikut mencuci kain sarungnya Jafar Umar Thalib, biar noda-dosanya
terhapus bersih! Sayang, dikira emas padahal loyang (karatan pula)!
Sampai di sini, rasanya sudah cukup banyak contoh yang saya kemukakan! Saya
ingin kembali bertanya, "Inikah gambaran dari Islam dan Muslim yang sebenarnya?"
"Apakah Islam dan Muslim identik dengan dusta dan kemunafikan yang menjijikkan
seperti ini?" Jangan menjawab kepada saya, tetapi jawablah kepada hati-sanubari
masing-masing! Sejak kecil, saya sudah mengenal Islam dan Muslim saudara saya
orang Alif’uru, dan mereka tidak seperti ini! Saya berani berkata, jika Maluku bukan
bagian dari NKRI yang kotor ini, rakyat Alif Ur tentu hidup di dalam damai
persaudaraan, seperti sejak ratusan tahun yang lalu! Bukan berarti kamu tidak pernah
berkelahi! Kami akan berkelahi dan banyak berkelahi seperti layaknya orang Alif’uru,
tetapi perkelahian itu akan lebih mempererat hubungan Pela-Gandong kami! Apa yang
ada di wajah dan apa yang ada di tangan, itulah cerminan apa yang ada di hati kami,
sebab rakyat Alif Ur tidak berbudaya "menunduk dan menanduk"! Kami tidak
memerlukan NKRI untuk mengurus Tanah Air kami, untuk mengubah Tanah Adat
menjadi Tanah Negara atas dasar keserakahan dan korupsi! Dan kami percaya,
sekarang inpun kami semakin tidak memerlukan NKRI, yang sudah bau busuk
berlepotan dusta dan kemunafikan orang-orang beriman!
Pemerintah NKRI yang jahad dan munafik ini, akan membebaskan Jafar Umar Tahlib,
LAGI! Kunjungan Anggota DPR seperti Ahmad Sumargono dan Wakil Presiden,
Hamzah Haz, ke ruang tahanan Mabes Polri sudah memperlihatkan kecenderungan
itu! Sementara itu, Pemerintah NKRI dan ALIANSI sedang menyusun dakwaan berat
untuk FKM, dr. Alex Manuputty, Semmy Waeleruni, SH, dkk! Mereka akan
menggunakan UUD-1945 dan KUHP untuk menyelesaikan masalah RMS yang terjadi
pada masa NEGARA INDONESIA SERIKAT, dan ketika KONSTITUSI RIS masih
berlaku (1950), dan Johny Tangkudung mungkin dijanjikan posisi Kapolri untuk
jasanya nanti Untuk itu, FKM dan BPKRMS harus lebih giat menulis tentang
Kejahadan RI dan NKRI atas Maluku! Tuliskan di dalam berbagai bahasa dan
sebarkan tulisan itu keseluruh penjuru dunia! Bongkar semua penyelewengan
Soekarno terhadap Konstitui RIS yang berlaku, penghianatan Soekarno terhadap
Konvensi Internasional (Linggarjati-Meja Bundar), penipuan sejarah Maluku oleh RI
dan NKRI, penindasan dan pengerukan atas Maluku, dll.sb! Berikan bukti-bukti ilmiah
seperti penyelidikan tentang keabsahan RMS untuk PBB, kumpulkan semuanya di
dalam sebuah BUKU, cetak dan sebarluaskan ke seluruh dunia! Mengapa Rustam
Kastor bisa menyebarkan buku idiot yang tidak punya kebenaran ilmiah apapun,
sedangkan FKM dan BPKRMS tidak? LURUSKANLAH SEJARAH MALUKU, dan kita
akan lihat, apakah jago-jago kandang NKRI ini akan bisa mengembik lagi atau tidak!
Salam Sejahtera!
JL.
|