The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

ALIANSI "PEMERINTAH RI-TNI/POLRI-LASKAR JIHAD"!


ALIANSI "PEMERINTAH RI-TNI/POLRI-LASKAR JIHAD"!
Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya

Salam Sejahtera!

Saudara-saudara sebangsa,

Insiden pengeboman terhadap sekerumun masyarakat Maluku di Ambon, yang berbuntut dengan pembakaran Kantor Gubernur Maluku, semakin kelihatan sebagai sebuah "proyek rekayasa", dengan tujuan mendiskrteditkan kelompok masyarakat tertentu. Pembakaran Kantor Gubernur Maluku, BUKAN merupakan reaksi atau tindakan balasan dari warga Kristen Maluku. Massa yang kecewa dan marah telah "disusupi" oleh orang-orang yang sudah dipersiapkan khusus oleh "perancang pengemboman" untuk melakukan pembakaran. Oleh sebab itu, "aparat keamanan tidak bereaksi, sebelum yakin bahwa Kantor Gubernur sudah benar-benar terbakar. Oleh sebab itu pula, "laskar jihad" yang didukung oleh berbagai tokoh dan ormas Islam Maluku, segera menyebarkan tuduhan terhadap FKM/RMS-KRISTEN sebagai pelaku pengeboman dan pembakaran Pusat Pemda Maluku. Mereka "terjebak" di dalam spontanitas dan ferkuensi tuduhan mereka, sehingga lupa bahwa mereka telah muncul sebagai "pemberita tunggal, terhadap beberapa detail" tertentu, yang memberi kesan bahwa "MEREKA SUDAH TAHU SEBELUMNYA". Diangkatnya "Vespa bernomor polisi DE 2897 AV" dan disembunyikannya "Mobil Kijang Merah, DE 55 RB", SEBELUM Polda Maluku menyebarkan BUKTI (bahan pembuat bom di dalam mobil tersebut) dan TERSANGKA (yang Muslim) jelas-jelas memperlihatkan bahwa "MEREKA SUDAH TAHU SEBELUMNYA".

Di lain pihak, sikap terburu-buru dari Menkopolkam, "Susilo Bambang Yudhoyono" untuk "menghapus TNI dari daftar tersangka pelaku pengemboman", terlihat sangat mencurigakan. Andai-andai dari Wapres RI, "Hamzah Haz", dan Kapolri "Da'i Bachtiar" yang HANYA memberikan kemungkinan tunggal kepada FKM/RMS sebagai pelaku pengeboman dan pembakaran Kantor Gubernur Maluku, adalah semacam HASUTAN HALUS yang DISENGAJAKAN. Pencabutan HAM yang dikumandangkan Susilo Bambang Yudhoyono, dan "hukuman mati" yang diteriakkan oleh Ketua MPR RI, "Amin Rais", terhadap pelaku pengeboman dan pembakaran, tidak lebih dari "tindakan OVER ACTING" untuk menutupi hal yang sebenarnya. Deklarasi Malino II, ternyata hanyalah semacam "MAKE UP" yang digunakan untuk mempercantik WAJAH BURUK dari Pemerintah RI!

Aparat TNI dari KOPASUS, sengaja TERLAMBAT diturunkan, agar Kantor Gubernur lebih dahulu terbakar. Mereka tahu bahwa mereka akan bisa menunggangi keadaan masyarakat di Ambon yang sudah mulai MEMBAUR. Di dalam amukan kekecewaan dan amarah, massa yang sudah MEMBAUR tidak lagi menaruh curiga terhadap "penyusup" yang ditempatkan di tengah-tengah mereka! Penyusup-penyusup inilah yang MEMBAKAR KANTOR GUBERNUR MALUKU, SAMBIL MENERIAKKAN 'HIDUP RMS' DAN 'MENA MOERIA'! Siapa yang bisa membantah saya??? DES ALWI??? Apakah dia turun dan menanyakan "hei kamu yang berteriak 'Mena Moeria', apakah kamu beragama Kristen?"??? Tindakan KOPASUS yang kemudian memukul, menendang dan menginjak warga yang menonton, lalu menodong senjata ke kepala mereka sambil berteriak "Kamu KRISTEN-RMS ya?", memperjelas SKENARIO PENGKAMBING-HITAMAN FKM/RMS KRISTEN! Kembali lagi saya katakan, "Deklarasi Malino II, hanyalah semacam "MAKE UP" yang digunakan untuk mempercantik WAJAH BURUK Pemerintah RI. Karena itu, menyongsong tanggal 25 April 2002, relawan medis dari Belanda harus diusir dengan tuduhan mata-mata. Apa yang harus dimata-matai jika tidak ada yang jahat?

Setelah Polda Maluku mengumumkan tersangka pelaku pengeboman sebagai MUSLIM MALUKU, "laskar jihad" dan para pendukung mereka lalu MENGHARAMKAN kata PENGEBOMAN, untuk beralih menuduh FKM/RMS-Kristen sebagai Pembakar Kantor Gubernur Maluku. Hampir semua pernyataan dari Pejabat Tinggi Pemerintahan RI, diakhiri dengan komentar terhadap FKM/RMS. Walaupun memberikan pernyataan tentang "Perjanjian Malino II Tidak Boleh Diganggu", Susilo Bambang Yudhoyono perlu mengakhirinya dengan menyinggung FKM sebagai kelompok "separatis", dan HUT RMS, 25 April yang akan datang. Hal serupa juga dilakukan oleh Kapolri, "Da'i Bachtiar" dan Wapres, "Hamzah Haz". Mereka berusaha menggiring opini masyarakat bahwa yang mengancam Deklarasi Malino II, adalah dan hanyalah FKM/RMS. Mereka yang katanya berpendidikan tinggi, JENDERAL dan DOKTOR, hanya mampu menipu dan menghasut rakyat dengan istilah 'SEPARATIS" yang diesbut berulang-ulang, tetapi TIDAK sekalipun BECUS MEMBUKTIKANNYA. Mereka telah memperlihatkan bahwa diri mereka, SAMA dengan "laskar jihad", yang mencicit seperti tikus di dalam parit, tanpa mampu memandang dunia luas. Mereka adalah para PENGECUT yang ketakutan untuk berhadapan dengan FKM/.RMS di dalam sebuah DEBAT TERBUKA ataupun PENGADILAN INTERNASIONAL, untuk menganulir KEABSAHAN RMS. Karena menutup-nutupi kepengecutan, mereka harus menjadi PENJAHAT atas Maluku, lalu terbentuklah ALIANSI PENJAHAT "laskar jihad – Pemerintah RI – TNI/Polri" untuk Maluku!

Aliansi Penjahat ini terus-menerus mengancam untuk menindak FKM, jika tetap bersikeras untuk merayakan HUT RMS ke-52, dengan penaikan bendera. Tetapi mereka sendiri ketakutan, bahwa FKM akan tetap melakukannya. Di dalam rangka menekan dan menteror warga Kristen Maluku, walaupun sudah DILARANG oleh Walikota Ambon, KOPASUS tetap membangun Pos-pos mereka di Kudamati. Begitupun, mereka tetap ketakutan, sebab mereka akan terpaksa menyembelih warga Kristen pendukung FKM, dan hal itu akan MELUNTURKAN MAKE UP di wajah Pemerintah RI, yang kembali terlihat buruk di hadapan dunia Internasional. Oleh sebab itu, mereka menginstruksikan untuk MENJEMPUT-PAKSA, Ketua Bidang Yudikatif, "Semy Waeleruny" dan menyekapnya di Pomdam Pattimura.

Jangan memandang peristiwa bentrokan "antar Kristen" di Porto dan Haria sebagai masalah perebutan sumber air minum. Porto adalah POS FKM, sedangkan Haria menolak FKM. Karena itu, kedua Desa Kristen ini harus DIADU! Berita yang tersebar di Porto bahwa Haria akan menyerang, dan yang tersebar di Haria bahwa Porto akan menyerang, disebarkan oleh "orang-orang pilihan" dari Aliansi Penjahat atas Maluku! Sasaran UTAMA dari sweeping yang direncanakan Polda Maluku adalah PORTO, untuk MELUMPUHKAN salah satu BASIS FKM! Konflik Porto-Haria harus terjadi, sebab Pemerintah RI menganggap MITRA mereka, "laskar jihad", telah gagal total di dalam menciptakan peluang untuk MENGHANTAM PORTO, melalui hasutan dan cerita dusta berulang-kali tentang PENEMBAKAN WARGA MUSLIM KULUR oleh warga Kristen Porto! Perhatikan bahwa kaki-tangan "laskar jihad" sebagai pembuat dan penyebar berita tersebut adalah seorang MANTAN PERWIRA TNI! Secara umum, selain "Rustam Kastor", perhatikan bahwa "laskar jihad" sangat rajin menentang Deklarasi Malino II, dengan mengutip pernyatan VETERAN A dan VETARAN B, dst, dan mereka selalu DILUPUTKAN Pemerintah RI dari tuduhan PROVOKATOR! Apakah masih belum cukup jelas gambaran ALIANSI-nya?

Analisa ini bukanlah tandingan, tetapi PELENGKAP tesis "George J. Aditjondro, PhD" tentang usaha PENGEMBANGAN dan PENCEKERAMAN TERITORIAL oleh TNI, khususnya TNI-AD, demi mempertahankan berbagai Perusahaan dan Yayasan Pengeruk Kekayaan Negara, yang dikuasai oleh Keluarga Cendana dan keluarga Para Jenderal (atau mantan). Saya melihat adanya MOMOK RMS dibalik semua kemunafikan dan kejahatan Aliansi ini. Sejak awal kerusuhan, RMS-Kristen selalu dijadikan alasan dan pengesahan untuk merusuhkan Maluku, tetapi Aliansi Penjahat atas Maluku ini, sepertinya sedang kebingungan di dalam lingkaran setan. Pertama, mereka MEMPERBESAR KERUSUHAN Maluku, dengan mengirim pasukan KOSTRAD dari Kodam Wirabuana, dan sebagian dari Jakarta, yang didatangkan ke Sulsel dan dipersiapkan sejak tanggal 17 JANUARI 1999. Mereka menyerobot territorial Kodam Cendrawasih, atas restu WIRANTO dan di bawah pimpinan "SUAIDI MARASBESSY", Pangdam Wirabuana waktu. Tugas lain dari Suaidi Marasabessy adalah mengintimidasi Korem 147 Pattimura – Kodam Cendrawasih, dan meniupkan isu-isu RMS-Kristen di Maluku! Suaidi Marasabessy gagal total, sebab Kol. Inf. KA. Ralahalu, Danrem 147-Pattimura (waktu itu), tidak terintimidasi dan menyita ratusan Bendera RMS dari Mesjid AL FATAH dan daerah MUSLIM GALUNGGUNG. Karena itu, KA. Ralahalu harus DISINGKIRKAN dari Maluku! Catatlah bahwa semua "Duet Pangdam-Kapolda" di Maluku, ikut memberikan "sumbangan sendiri-sendiri bagi kehancuran" Maluku, di dalam rangka memenuhi instruksi Aliansi Penjahat. Mereka tidak pernah dipertanyakan apalagi diadili, tetapi selalu "naik Pangkat"!

Mereka kemudian MENGIRIM "laskar jihad", dengan alasan "solidaritas Islam", tetapi dengan menyematkan lencana "Pejuang Integrasi NKRI" di jubah mereka! "laskar jihad" lalu menggunakan kesempatan ini untuk merusuh, menjarah, merampok, merusak, membakar dan merampas desa-desa Kristen, sambil mengebiri paksa warga Kristen Maluku dan memberlakukan "Syariat Islam" di Maluku. Mereka menyusupkan "para DESERTIR TNI/POLRI" di tengah-tengah "laskar jihad", dan karena itu para desertir ini tidak pernah dihukum, walaupun tertangkap basah. Sedemikian jauh, Aliansi Penjahat atas Maluku ini tidak mencapai hasil yang memuaskan, sementara mereka terhimpit oleh sorotan dunia Internasional yang sempat mengancam mereka dengan EMBARGO EKONOMI. Dalam keadaan terjepit oleh sorotan dan ancaman Internasional, Aliansi membuat skenario baru. Pemerintah RI menginisiasi Malino II, "laskar jihad" mangambil sikap "low profile", walau tetap berlagak menentang, sementara TNI/Polri melunak dan bertindak persuasif. Aliansi berharap bahwa di dalam masa damai nanti, Salam-Sarani Maluku dapat dihasut untuk berdiri sejajar dengan "laskar jihad", untuk menentang dan menghabisi FKM/RMS. Aliansi harus kecewa, karena hasutannya yang disisipkan ke dalam butir-butir Perjanjian Maluku, ternyata tidak efektif. Sementara itu, 25 APRIL 2002 semakin dekat! Oleh karena itu, Maluku HARUS DIRUSUHKAN lagi, tetapi dengan KAMUFLASE yang lebih baik….. Terjadilah peristiwa pengeboman dan pembakaran Kantor Gubernur Maluku.

Sayangnya, sementara "para penyusup berhasil membakar Kantor Gubernur Maluku", para pembom yang ketakutan, menyalahi strategi dan instruksi, dengan 'memarkir' Kijang Merah tersebut di daerah Muslim Waihaong, sementara "luka bakar" pada Vespa dan Becak tidak bisa disulap menjadi bukti . Konsekwensinya, tersangkanya haruslah Muslim pula. Begitupun, kemungkinan keterlibatan PEMILIK mobil, DIHAPUS, lalu IDI AMIN TABRANI PATTIMURA (Ongen Pattimura) dan ZAFRUDDIN (Zasa) yang buron entah kemana, dijadikan TUMBAL Aliansi. Siapa ingin membantah bahwa kedua Muslim ASLI Maluku ini tidak dijadikan TUMBAL TNI/Polri? Atau kita harus mengaminkan saja, bahwa kedua orang AWAM ini memiliki ketrampilan MILITER di dalam melempar bom "instan" berkekuatan tinggi? Sementara itu, harapan Aliansi untuk bisa memanfaatkan kasus Pembakaran Kantor Gubernur, untuk melompat dari 24 APRIL, langsung ke 26 APRIL 2002, ternyata tinggal harapan. "laskar jihad" melakukan kesalahan fatal dengan "TERLALU BANYAK BICARA", sehingga kesaksiannya morat-marit, sementara kesaksian si DES ALWI tidak bisa dipakai karena harus didukung oleh PERTANYAAN LANGSUNG untuk mengetahui AGAMA si peneriak "mena Moeria", dan oleh kesaksian Gubernur serta Kapolda yang juga ada di situ! Pola kebakaran juga seperti terjadi di luar rencana, sehingga menimbulkan terlalu banyak tanda tanya.

Aliansi Penjahat ini semakin panik karena 25 APRIL 2002 tidak mungkin dilewatkan, dan FKM sepertinya tidak mempan diteror. Apa boleh buat, walaupun penyelidikan atas kasus Pembakaran Kantor Gubernur Maluku, belum menghasilkan apa-apa, Semy Waeleruny SH, harus DICIDUK PAKSA, dan dr. Alex Manuputty harus DIINCAR! Jika ditanya, "Apa dasar hukum dari tindakan nekad, brutal dan putus asa ini"? Paling-paling jawabannya akan SAMA dengan teori "laskar jihad" yang miskin bukti. Jika sudah sangat terdesak, Aliansi akan memberikan argumen bahwa "Kegiatan FKM memancing kerusuhan dan mengancam perdamaian Maluku yang didasarkan pada Deklarasi Malino II". "Siapa yang terpancing untuk merusuh karena kegiatan FKM"? Sampai di sini, Aliansi terdiam sejenak, lalu menjawab lirih…… "laskar jihad dan pendukung mereka". "laskar Allah" yang dekil akhlaknya dan kebingungan, lalu memungut dan mengunyah kesaksian "orang kafir", Hengky Hattu, SH", tetapi kemudian meludahi Hengki Hattu SH dengan kesaksian tersebut, asalkan mereka bisa menyumbang sedikit dusta bagi usaha jahat dari Aliansi. Mereka tidak malu untuk meraup dan menghalalkan ucapan Sekum dari SINODE GPM yang semula dituduhnya sebagai belahan mata uang dari FKM-Kristen, asalkan Aliansi memperoleh secuil kesempatan untuk menindak FKM/RMS.

Merasa berada di atas angin karena PENCIDUKAN PAKSA atas Semy Waeleruny SH, dan keberhasilan proyek "adu ayam" atas Porto-Haria, "pasukan khusus pembela integrasi yang dipelihara Pemerintah RI dan TNI/Polri, mulai lagi dengan perjuangan menumpas separatisme dengan menyerang aparat di daerah Ahuru/Karang Panjang, mumpung KOPASUS lagi sibuk menodong kepala warga sambil mengucap "Kamu Kristen RMS ya?" Inilah akibat dari penarikan YONGAB (batalyon gabungan dimana masing-masing angkatan bisa saling mengawasi untuk tetap netral) dan menginstruksikan KOPASUS untuk menjadi 'pemain tunggal'. Bagi Aliansi, YONGAB ternyata telah menjadi duri di dalam daging, dan lalu ditarik dengan alasan 'melakukan rotasi'. Nyatanya, YONGAB bukan dirotasi, tetapi dikeluarkan dari lingkaran.

Walaupun "Sweeping Senjata sudah dijadwalkan", Aliansi berharap agar proses penyerahan senjata secara sukarela, akan mendapat banyak halangan, tersendat-sendat, dan makan waktu. Dengan demikian, Aliansi mempunyai alasan untuk bermain kotor, misalnya dengan menunda Pelaksanaan Sweeping Senjata. Melihat perkembangan proses penyerahan senjata secara sukarela yang begitu mulus, Aliansi menjadi kuatir, bahwa keadaan akan semakin terlihat kontras antara warga Salam-Sarani Maluku yang sudah menyerahkan senjata, dan "laskar jihad" dan pendukung mereka yang masih bersenjata lengkap, sementara waktu Pelaksanaan Sweeping Senjata sudah dekat. Oleh sebab itu, PDSD-Maluku dipanggil secara mendadak ke Jakarta, untuk menerima instruksi Aliansi tentang PENUNDAAN Pelaksanaan Sweeping Senjata. Aliansi mengajukan alasan bahwa "warga Maluku belum siap untuk itu", padahal "Aliansi sendiri yang tidak siap untuk itu". Selama FKM/RMS belum bisa dilenyapkan dari Maluku, anggota Aliansi-"laskar jihad" harus tetap di Maluku dan "dipersenjatai".

Walaupun Aliansi mengharuskan dibentuknya Tim Independen yang akan mengusut berbagai masalah menyangkut akar kerusuhan Maluku, nampaknya Aliansi sendiri tidak ingin memperoleh hasil penyelidikan yang MEREKA SUDAH TAHU. Karena itu, walaupun Wapres RI sudah diberikan pelimpahan tugas untuk menangani masalah Maluku, Aliansi MENUNDA pembentukan Tim Independen dengan alasan "Presiden sedang ke luar negeri"! Sekembalinya Presiden ke Indonesia, aliansi bukannya berusaha untuk segera membentuk Tim Independen, tetapi menyibukkan diri untuk memberikan berbagai komentar kosong tentang FKM/RMS. Mereka tidak bisa bergantung pada Tim Independen untuk menindak FKM/RMS, sebab mereka SUDAH TAHU hasilnya, bahwa RMS/FKM bukanlah penyebab kerusuhan Maluku. Taktik lain yang bisa mereka gunakan adalah dengan "menempatkan orang-orang mereka di dalam Tim Independen". Tetapi, hal ini tidak akan mudah dilaksanakan, sebab Tim tersebut akan menjadi sorotan dan menerima protes dan kecaman dari berbagai pihak. Oleh sebab sudah terlalu banyak penundaan yang dilakukan, Aliansi berpikir untuk merusuhkan Maluku lagi. Penundaan-penundaan dilegalisir dan Aliansi memperoleh kesempatan untuk mendahului Tim Independen, di dalam meng-"separatis"-kan dan menghakimi FKM/RMS-Kristen.

Setelah membuat pernyataan berulang-ulang bahwa "tidak akan ada penambahan aparat TNI/Polri di Maluku" yang sudah kondusif, Aliansi sekarang memutuskan untuk mendatangkan 682 orang aparat TNI dari kesatuan Zipur, Kodam Brawijaya. Kita tahu persis bahwa sebagian besar satuan Zipur yang ditempatkan di Maluku, meninggalkan kesan buruk (tidak netral) pada warga Maluku, terutama yang Kristen. Berbagai satuan TNI/Polri yang dikirim ke Maluku menjadi kebingungan karena "apa yang mereka temui di lapangan, tidak sesuai dengan keterangan yang diperoleh pada kesatuan asal mereka". Setelah menjadi akrab dengan masyarakat Kristen di sekitar mereka, mereka mengaku bahwa sesuai dengan indotrinasi atasan mereka, "tugas utama mereka di Maluku adalah menumpas gerombolan pengacau-gerakan separatis Kristen". Besar kemungkinan bahwa satuan TNI yang sekarang dikirim ke Maluku, dibekali dengan instruksi yang sama, "menumpas gerombolan pengacau-gerakan separatis Kristen", yang akan mulai mengacau dan mengancam Perdamaian Maluku berdasarkan Deklarasi Malino II. Untuk itu, setelah gagal dengan rekayasa "pengeboman dan pemakaran Kantor Gubernur Maluku", Aliansi membuat PANCINGAN BARU, dengan MENCIDUK PAKSA Ketua Bidang Yudikatif FKM, Semi Waeleruni SH. Mereka tidak bisa melakukan hal ini pada Ketua FKM, dr. Alex Manuputty, sebab mereka sadar bahwa mereka hanya akan bisa mengulang "proses pengadilan" yang sudah dilalui dr. Alex Manuputty. Warga Kristen pendukung FKM akan bereaksi, dan itulah yang dinanti-nantikan oleh Aliansi.

Kesimpulannya, "Pengeboman dan Pembakarang Kantor Gubernur Maluku, bukan dilakukan oleh FKM./RMS untuk mengsukseskan HUT ke-52 RMS, tetapi DILAKUKAN OLEH ALIANSI "laskar jihad" – PEMERINTAH RI – TNI/POLRI", untuk MENCEGAH terlaksananya Perayaan HUT ke-52 RMS, 25 April 2002, karena RMS terlalu SAH untuk dikalahkan secara resmi di depan umum. Selebihnya, berlaku analisa "George J. Aditjondro, PhD", tentang AL-QAEDA, ATAU PERMAINAN TENTARA?

Pada dasarnya, Maluku TIDAK membuthkan Tokoh-Tokoh LINTAS AGAMA, karena Kerusuhan Maluku BUKAN Kerusuhan Agama. Maluku adalah "korban kejahatan ALIANSI, yang menunggangi Agama! Jika Tokoh-Tokoh LINTAS AGAMA juga TIDAK BERANI BERPIHAK KEPADA KEBENARAN, jangan datang untuk menunjukkan wajah munafik kalian di Maluku! BERDAMAILAH DENGAN KEBENARAN, SEBELUM KALIAN BERLAGAK MENJADI PENDAMAI MANUSIA! HANYA KEBENARAN YANG MEMBEBASKAN dan MENDAMAIKAN!

Salam Sejahtera!

JL.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044