The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Masyarakat Ambon Tunjukkan Sikap Mampu Menahan Diri


KOMPAS, Jumat, 5 April 2002

Masyarakat Ambon Tunjukkan Sikap Mampu Menahan Diri

Ambon, Kompas - Sikap menahan diri, itulah yang tampak pada masyarakat Kota Ambon usai kasus ledakan dan terbakarnya Kantor Gubernur Maluku, Rabu (3/4) lalu. Meskipun terlihat ada yang bersiaga, kelompok masyarakat yang sempat bertikai sejak beberapa tahun lalu tampaknya sadar betul bahwa menahan diri merupakan pilihan terpuji agar kejadian itu tidak tereskalasi kemudian.

Dibanding hari-hari sebelumnya, aktivitas masyarakat Kota Ambon memang tampak menurun setelah terjadi peledakan bom dan pembakaran Kantor Gubernur Maluku itu. Ledakan bom menewaskan empat orang dan lebih dari 50 orang luka-luka. (Kompas, 4/4)

Jumlah pedagang di pasar "kaget" zona transaksi baku bae di depan Hotel Ambon Manise, Jalan Pantai Mardika, pun tidak sebanyak biasanya.

Kerumunan massa di sejumlah ruas jalan sekitar Kantor Gubernur Maluku dan lokasi ledakan bom di Jalan Yan Paays masih terlihat. Sejumlah tukang becak yang sebelumnya secara leluasa mengantar sampai pada batas-batas wilayah dua komunitas pun terlihat enggan melintasi wilayah tersebut.

Rentetan kasus peledakan bom dan pembakaran Kantor Gubernur Maluku diyakini tidak akan menyurutkan tekad untuk melanjutkan agenda penghentian konflik dan rehabilitasi seperti termuat dalam Kesepakatan Malino II. Gubernur M Saleh Latuconsina selaku Penguasa Darurat Sipil Daerah Maluku menegaskan, aparat keamanan masih terus mengembangkan penyelidikan kasus tersebut dan siap mengantisipasi masalah keamanan di Maluku.

Gubernur sekaligus Penguasa Darurat Sipil Daerah Maluku, yang didampingi Panglima Kodam XVI/Pattimura Brigjen Mustopo, Kepala Polda Maluku Brigjen (Pol) Soenarko DA, serta Wakil Gubernur Bidang Kesejahteraan Rakyat Paula B Renyaan kepada wartawan di Ambon, Kamis siang, menegaskan, Kesepakatan Malino sudah merupakan komitmen bersama untuk kepentingan rakyat Maluku.

Dengan demikian, kasus memprihatinkan seperti peledakan bom di depan restoran dan karaoke Nelayan II Jalan Yan Paays disusul pembakaran Kantor Gubernur Maluku, Rabu siang, tidak akan menyurutkan tekad melanjutkan agenda pemulihan keamanan, penegakan hukum, dan rehabilitasi sosial-ekonomi seperti yang diamanatkan dalam Kesepakatan Malino tersebut.

Brigjen (Pol) Soenarko menegaskan, aparat keamanan sejauh ini terus mengembangkan penyelidikan atas kasus ledakan dan pembakaran kantor gubernur. Soenarko menolak menjelaskan kronologi peristiwa peledakan tersebut dengan dalih semuanya masih dalam penyelidikan. Polisi, menurut Soenarko, sejauh ini memeriksa lima saksi berkaitan dengan peledakan bom di Jalan Yan Paays tersebut. Dari keterangan lima saksi tersebut, polisi mulai mendapatkan indikasi tentang tiga orang lainnya. Polisi juga telah menyita barang bukti dari lokasi ledakan.

Barang bukti yang disita polisi berupa mobil Toyota Kijang warna merah bernomor polisi DE 55 RB yang di dalamnya antara lain terdapat antena sepanjang 1,2 meter, booster berwarna hitam dilengkapi dua pasang penjepit, sebuah baterai 9 V, serta dua aki 12 V/100 A. Selain itu, polisi juga menyita sebuah motor Vespa, becak, dan barang bukti lain yang didapat dari lokasi ledakan. Menurut Soenarko, seluruh barang bukti tersebut sudah berada di tangan polisi.

Menanggapi pertanyaan apakah kedua kasus tersebut terkait dengan aksi menjelang perayaan ulang tahun ke-52 Republik Maluku Selatan (RMS) pada tanggal 25 April mendatang, Mustopo menegaskan hal tersebut bisa dimungkinkan, bisa pula tidak. "Semuanya harus ada bukti," kata Mustopo.

Malino jalan terus

Dukungan untuk meneruskan agenda penghentian konflik lewat Kesepakatan Malino juga disampaikan Ketua DPRD Maluku Z Sahuburua. Saat dihubungi Kompas, Sahuburua menegaskan bahwa pihak legislatif akan terus mendukung Kesepakatan Malino sebagai bentuk kesepakatan maksimal yang dapat dicapai oleh dua komunitas bersama pemerintah. Dua kasus yang terjadi, kata Sahuburua, tentu saja memiliki pengaruh terhadap proses penghentian konflik. Namun, diharapkan percikan seperti ini bisa menjadi bahan koreksi terhadap pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat Ambon secara keseluruhan.

"Jika ada jaminan keamanan dan penegakan hukum, rekonsiliasi di Maluku akan berjalan lebih cepat," kata Sahuburua.

Ketika dihubungi Kompas secara terpisah, pemimpin eksekutif Front Kedaulatan Maluku (FKM) Alex H Manuputty menolak anggapan kelompoknya disebut terlibat dalam dua kasus tersebut yang dikaitkan dengan persiapan menjelang peringatan hari ulang tahun RMS 25 April mendatang.

Manuputty sangat menyesalkan jika kelompoknya selalu dikambinghitamkan setiap terjadi percikan kasus di Ambon dan Maluku. Meski mengakui kelompoknya bersikeras akan melakukan upacara pengibaran bendera RMS 25 April mendatang, Manuputty menyebutkan seluruh aksi tersebut akan dilakukan tanpa kekerasan.

Terhenti total

Akibat kebakaran di Kantor Gubernur Maluku Rabu lalu, aktivitas pegawai di kompleks Kantor Gubernur Maluku terhenti total. Kamis pagi, sebagian pegawai yang menggunakan seragam Pemda Maluku berwarna coklat muda tampak berkerumun di sisi-sisi jalan menuju kantor gubernur yang ruas-ruas jalan masuknya, yaitu Jalan Sultan Hairun, persimpangan Jalan Reawaru, dan ujung Jalan DI Panjaitan, dipasangi barikade dari kawat dan bambu. Sebagian pegawai tampak memasuki ruangannya dan membersihkan sisa-sisa barang yang masih bisa digunakan. Praktis, bangunan berlantai tiga yang diresmikan Menteri Dalam Negeri (waktu itu) Amir Machmud pada 17 Juni 1975, hanya ruangan bagian hubungan masyarakat (humas), Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Maluku (KPN KGM), dan bagian verifikasi Biro Keuangan di lantai satu sisi tenggara kompleks yang masih tersisa.

Kesibukan yang sama terjadi di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Maluku, Jalan DI Panjaitan, yang akan digunakan sebagai kantor sementara Gubernur Maluku. Berhadapan dengan Gereja Bala Keselamatan Kota Ambon yang berjarak sekitar 500 meter sebelah timur laut Kantor Gubernur Maluku, perbaikan masih dilakukan di kantor berlantai tiga ini. Sejumlah tukang sibuk mengecat dinding dan menata instalasi listrik di ruangan rapat yang terletak di lantai dua yang direncanakan akan ditempati Gubernur Saleh Latuconsina.

Seperti dinyatakan oleh Latuconsina, aktivitas gubernur bersama staf inti akan dipusatkan di kantor ini. Sementara dinas lain yang sebelumnya terkumpul di kompleks kantor gubernur akan dialihkan pada sejumlah perkantoran lama yang sebelumnya ditinggalkan akibat kerusuhan. (dik)

© C o p y r i g h t   1 9 9 8   Harian Kompas
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044