KOMPAS, Senin, 06 Mei 2002, 16:23 WIB
Polisi Punya Nama Tersangka Pelaku Penyerangan di Soya
Laporan : Lily Bertha Kartika
Jakarta, KCM
Polisi sudah mempunyai nama-nama tersangka pelaku penyerangan di Desa Soya,
Ambon pada Minggu (28/4). Mereka akan segera diperiksa berkenaan dengan insiden
itu.
Sementara itu, seperti dikatakan oleh Kepala Bagian Humas Markas Besar
Kepolisian RI (Kaba Humas Mabes Polri) Inspektur Jenderal Polisi Saleh Saaf kepada
wartawan di ruang Bahumas Mabes Polri, Jakarta, Senin (6/5), sampai siang ini pun
Jafar Umar Thalib, Panglima Laskar Jihad masih menjalani pemeriksaan di Korps
Reserse Mabes Polri.
Saleh mengaku, korelasi Jafar Umar dengan kerusuhan di Soya itu memang masih
harus dibuktikan. "Akan tetapi, ada indikasi bahwa pidatonya menjadi salah satu
pemicu penyerangan tersebut," katanya.
Dikatakan pula oleh Saleh, Jafar Umar punya hak untuk berbohong dalam
pemeriksaan. Tapi, sejauh ini polisi sudah mempunyai cukup bukti untuk melakukan
penahanan. "Sampai siang ini ada 20 pertanyaan yang kami ajukan kepada yang
bersangkutan dan dia belum mau menandatangani surat perintah penahanan. Itu
terserah yang bersangkutan. Yang jelas, kita tidak usah berpolemik," ujarnya.
Saksi ahli
Dalam waktu dekat, Polri juga akan memanggil beberapa saksi ahli untuk dimintai
pendapat mereka. Fokus yang akan dituju berkenaan dengan hal itu adalah
bukti-bukti berupa kaset rekaman pidato Jafar pada tablig akbar di Ambon, Jumat
(26/4). Salah satu saksi ahli yang diminta adalah Roy Suryo.
Sementara itu, menjawab pertanyaan soal sikap Polri terhadap aksi-aksi unjuk rasa
pendukung Laskar Jihad di luar Jakarta, Saleh mengatakan asal demonstrasi itu
dilakukan secara damai tanpa tindakan anarkis, Polri tidak melarang. Seperti
diketahui, Front Pembela Islam Surakarta dan Laskar Jundullah tengah berunjuk rasa
di Polwil Surakarta berkaitan dengan penangkapan atas diri Jafar Umar.
"Sya yakin bahwa Laskar Jihad tak akan melakukan unjuk rasa anarkis. Kalau
mereka melakukannya, kami akan melakukan tindakan hukum," ucapnya.
Pada kesempatan itu, Saleh juga membantah bahwa penangkapan Jafar Umar
merupakan rangkaian skenario besar Polri untuk menjaring tokoh-tokoh Islam garis
keras. Menurut Saleh, Polri tidak pernah punya rencana besar untuk menangkap
tokoh-tokoh macam itu.
"Kami hanya akan menangkap mereka yang memang melakukan pelanggaran
hukum. Di luar itu tidak ada skenario apa pun. Jadi, itu tidak benar," katanya. (prim)
© C o p y r i g h t 1 9 9 8 Harian Kompas
|